Bab 13

Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Sejak tadi, Nicho tidak bisa memejamkan mata karena kegerahan. Ia lantas membangunkan Ucup yang sudah lebih dulu tertidur di lantai samping spring bed, yang mana hanya beralaskan tikar rotan.

"Cup, ini kipas lo kenapa mengheningkan cipta mulu. Ditegakkin malah terus nunduk. Ini sih cuma kipasin lantai," protes Nicho sambil terus menggerak-gerakkan leher kipas angin.

Melihat Ucup yang tetap pulas, ia berinisiatif sendiri untuk memperbaiki posisi kipas angin yang tidak menghadap ke arahnya alias terus menunduk ke bawah. Setelah berhasil membuat kepala kipas angin itu menoleh ke arah yang dinginkan, Nicho pun kembali ke tempat tidur.

Baru saja merebahkan kepalanya, tiba-tiba terdengar suara tangisan anak balita dari tetangga sebelah. Intonasi tangisan dari anak yang tengah tantrum itu semakin melengking, hingga membuatnya kesulitan tidur.

"Duh, tuh anak apa gak bisa disumpal aja mulutnya! berisik tahu, gak!" keluh Nicho di depan dinding yang berdempetan dengan tetangga tersebut.

Butuh waktu tiga puluh menit untuk mendengar suara tangisan balita itu mereda. Karena suasana sudah tenang, Nicho pun kembali menarik selimut. Namun, tak cukup semenit dari saat ia memejamkan mata, mendadak terdengar suara cekikan tawa beriringan dengan suara obrolan bapak-bapak yang tengah bermain kartu di sekitar rumah mereka.

Sungguh, ini benar-benar mimpi buruk bagi Nicho. Ia yang terbiasa tidur dalam suasana tenang, damai dan nyaman tentu tak bisa beradaptasi dengan keadaan saat ini. Belum lagi, suara dengkuran Ucup yang keras menambah harmonisasi di antara suara-suara kebisingan yang terjadi di luar.

Karena mata Nicho sudah terang benderang, ia pun memutuskan untuk memainkan gawainya saja. Ia malah kembali membuka aplikasi trading, memastikan untuk yang ke sekian kali kalau modal dan profit yang didapatkan selama beberapa hari ini sudah hilang. Masih penasaran, ambisinya tergerak untuk mencoba menebak harga saham dan menaklukkan kekalahan-kekalahan sebelumnya. Dengan modal nekad, ia mempertaruhkan sisa uang di saldonya yang hanya tinggal satu jutaan.

"Biarpun modal dikit, kalo hoki kan lumayan," gumamnya sembari memasukkan sisa uangnya ke dalam aplikasi tersebut.

Nicho mengusap-usap kedua telapak tangannya sebelum menjatuhkan pilihan. Jari-jarinya bergerak sedikit ragu. Tak terhitung berapa kali ia menarik napasnya dalam-dalam sambil menimang-nimang sebelum benar-benar menjatuhkan pilihannya. Sayangnya, dia harus menelan kekalahan untuk yang kesekian kalinya.

Seketika, rasa frustrasi menghantam telak kepalanya. Bukan untung yang didapat, malah seluruh uang tabungannya kini telah raib, menyisakan saldo di bawah lima puluh ribu. Ia mengerang kesal sampai-sampai memukul-mukul bantal dan mencekik guling yang ada di sampingnya.

Suara geraman amarah Nicho ternyata membangunkan Ucup. Melihat pria itu tengah mengamuk-amuk tak jelas, Ucup pun segera menahannya.

"Bang, kenapa, Bang? Kenapa?"

Melihat Nicho semakin tak terkendali dengan membanting-banting ponselnya di atas spring bed, Ucup pun membuat kesimpulan jika mantan bosnya itu tengah kesurupan.

"Waduh, jin dari pohon mana nih yang dah bersarang di tubuh Abang? Apa gua panggilin pak ustadz aja, ya?" gumam Ucup antara panik bercampur ketakutan.

Nicho lantas menoleh ke arah Ucup. "Lu kira gua kesambet? Gua cuma kalah!"

"Kalah apa, Bang?"

Nicho akhirnya menceritakan tentang dirinya yang kehabisan banyak uang akibat salah memprediksi harga saham. Kepada Ucup, Nicho juga mulai tak sungkan bercerita kalau dirinya tak mendapat job apa pun hingga akhir tahun nanti. Sang manajer menginginkan ia hiatus sejenak, demi meredakan gejolak publik tentang pro kontra kebebasannya.

"Jujur, Bang gua gak ngerti soal trading-trading itu. Tapi ... kalo Abang dah kehabisan duit kayak sekarang, apa gak sebaiknya Abang pulang ke rumah orangtua Abang aja?"

Nicho mendadak bergeming. Perubahan raut wajahnya itu, membuat Ucup cepat-cepat berkata, "Gini aja, Abang tinggal di sini dulu sampai Abang bisa pulihin keuangan Abang. Tampang kayak Abang, mah, kecil buat nyari kerja selain jadi artis."

"Yang mau kerja lain siapa? Gua ini aktor, gak mungkin gua banting stir kerja yang lain," ketus Nicho dengan gaya songongnya yang khas.

"Iya, iya, tahu, kalo gitu tidur gih! Kali aja besok ada rejeki yang gak terduga-duga," ajak Ucup sambil kembali membaringkan badannya.

Nicho pun ikut berguling sembari memandangi langit-langit kamar yang mengelupas dan jamuran. Tampaknya butuh waktu baginya untuk menerima semua perubahan yang terjadi pada dirinya dalam waktu singkat. Yang pasti, ia tak akan pernah memilih opsi untuk pulang ke rumah orangtuanya.

***

Selarik cahaya lembut matahari menembus jendela kamar kecil itu. Reaksi pertama yang Nicho rasakan saat membuka matanya adalah terkejut. Bagaimana tidak, hidungnya mendadak menangkap aroma sambal terasi tumis bercampur ikan asin yang digoreng dari rumah tetangga. Aroma itu menguar kuat, mengganggu dan seakan mengolok-olok indra penciumannya.

Hidungnya yang tak bisa berkompromi dengan bau masakan tersebut, lantas terus menyembulkan bersin. Ia sampai menggosok-gosok cuping hidungnya yang sudah memerah. Merasa bersinnya sudah reda, Nicho pun melanjutkan tidurnya. Baru saja menutup mata, tiba-tiba tetangga yang lain memutar musik dangdut dengan volume yang maksimal.

Judi (judi) ...

Menjanjikan kemenangan

Judi (judi)

Menjanjikan kekayaan

Bohong (bohong)

Kalaupun kau menang

Itu awal dari kekalahan (Rhoma irama_judi)

Setelah aroma masakan yang mengganggu penciumannya, kini giliran telinganya yang harus terganggu dengan suara lagu dangdut yang berasal dari lantai atas. Tak tahan, Nicho segera memakai kolornya kemudian berjalan keluar kamar menuju balkon belakang rumah.

Sambil menengadah ke atas ia berteriak, "Woi, apa lo gak punya headset, earphone atau sejenisnya gitu? Lagu kek gitu, cukup kuping lo aja yang denger! Gak usah bagi-bagi ke tetangg—"

Byuuurrr!

Guyuran air bekas cucian piring dari lantai atas mendadak menerjangnya dan membahasi kepala, wajah dan sebagian tubuhnya. Bagaikan kejatuhan air terjun.

Sungguh, Nicho tak bisa menahan diri lagi untuk tetap berada di tempat ini. Amarahnya meluap-luap sampai ke ubun-ubun, darahnya pun telah mendidih

"Arrght, gua gak tahan lagi di sini!"

Pria itu berjalan cepat hendak keluar dari tempat ini. Tepat ketika ia membuka pintu depan, mata Nicho melebar sempurna diikuti dengan keterkejutan tak terbendung.

.

.

.

Like dan komeng

Terpopuler

Comments

Yσυʅҽҽ🌹

Yσυʅҽҽ🌹

judiii.... orang malas dibuai harapan 🤣🤣yg kaya bisa jadi melaratt apalagi yg miskin ooooo🤣🤣
apapun nama dan bentuk judi jangan dilakukan dan jauhi
keknya belom kapok juga lu ye bang
emang nyesel tuh belakangan tp ini dah mentok tembok bang masaiya lu mau numpang tidur ma makan sama Ucup Mulu wkkk
sebenarnya mo kasian tapi kog ngeselin. ga nyadar juga akan kesalahan fatal yg dh menjerumuskan diri sendiri ke lembah kehancuran. apa kira2 yg bikin Nicho sadar akan kesalahannya
jangankan dr artis yg turun pamor
kita aja yg rakyat jelantah murni seratus persen no kW kW angkat tangan klw ngomongin tetangga
dulu jamannya ngontrak ampun gustiii bermacam-macam suku budaya kebiasaan serta aneka bahasa campur aduk dah kek buryam diaduk2. blm lagi julid mereka yg ngalahin wartawan gosip. mau nimbrung ga seprekuensi. ga nimbrung dikira sombongg. emang rasanya nano nano sumpek bikin bad mood. darting tiap saat belum lagi masalah kita pribadi.
maap kak Yu Napa jadi curcol ya wkkk
sapa tuh yg bikin Nicho terkaget kaget. bikin kita penapsaran aja
kuy kita kawal bang Nicho menikmati nolepnya wkkk
matsuya up nya Kak Yu 💖💖💖

2024-12-03

7

Ainal Fitri

Ainal Fitri

berasa jatuh sejatuh jatuh nya ya Nic berharap satu juta jd sepuluh juta eh boro boro malah sial bin apes dpt nya,cucian amat ya nich 🤪 maka nya gak usah sombong bin songong d tawarin opsi baik baik am Ucup malah angkuh. rasain karma perkataan Lu dbayar kontan am tranding Lu.
eh siapakah yg d dpn pintu, mgkinkah Sera 🤔 wah gawat nich klo Sera liat Nicho dlm keadaan ngenes bgni bs bs d ketawain am Sera tu 😱

2024-12-04

2

🙃😉

🙃😉

kalo di t4 kuhhh dulu,ga perlu beli kaset dangdut, India atau sejenisnya karena udah ada tetangga yang pengertian...setel lagu kenceng bener...yg td nya ga suka
mau ga mau suka ga suka pasti tiap hari nyetel lagu itu... jadi nya hapal di luar nurulll
kumbang² di taman 🎶🎶🎵🎼
atau India mpe sekarang kalo ada lagu² itu suka inget nya tetangga 🤣 🤣
alfatihah untuk mereka yang suka ngasih hiburan gratis

2024-12-03

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!