Bab 8

"Yuhuuuuii!" Nicho bersorak gembira ketika tebakannya pada jenis aset itu kembali benar.

Dalam sekejap ia bisa melihat total profit miliknya semakin naik. Hal ini lantas memicunya untuk kembali menaruh modal agar keuntungan yang akan didapatkan semakin bertambah. Dengan begitu, sudah sekitar tiga ratusan juta total modal yang ia pertaruhkan untuk bermacam-macam jenis aset yang diperdagangkan dalam aplikasi.

Seolah belum puas, ia tergerak kembali untuk memilih jenis aset berikutnya. Baru saja tangannya hendak menekan salah satu opsi, perhatiannya mendadak teralihkan oleh kehadiran Sera yang datang sambil mendorong troli pembawa peralatan kebersihan.

Nicho lantas segera menutup aplikasi, lalu berlagak tengah melakukan olahraga kecil di atas tempat tidur. Sayangnya, perempuan itu sama sekali tak menoleh ke arahnya dan lebih memilih fokus membersihkan ruangan yang berantakan.

Nicho memutuskan turun dari tempat tidur setelah memakai celana pendeknya. Dengan masih bertelanjang dada, pria itu berjalan mengendap-endap menghampiri Sera yang sibuk memungut bantal sofa di lantai. Ikut membungkuk, Nicho mengarahkan kedua tangannya ke punggung Sera bermaksud hendak membuatnya terkejut. Di waktu yang sama, Sera yang tengah membelakanginya mendadak berbalik ke arahnya sambil memegang bantal sofa.

Pada detik itu juga, keduanya sama-sama terhenyak dalam keterkejutan. Pasalnya, bibir mereka hampir saja bersentuhan jika tak ada bantal yang menghalanginya. Sialnya, meski mereka selamat dari tabrakan bibir, kedua tangan Nicho sudah lebih dulu mendarat sempurna di dada perempuan itu.

Dua pasang manik mata yang membulat itu, bertatapan lekat dengan hidung yang saling bersinggungan dan bibir yang menempel di masing-masing sisi bantal. Beberapa detik berlalu, tapi keduanya sama-sama membeku dalam posisi seperti itu.

Sempat terdiam, Nicho berusaha mencairkan suasana kikuk ini dengan langsung menyapa dengan mata yang menyipit, "Good morning!"

"Apa ada yang Anda butuhkan?"

Kesal karena sapaan darinya hanya dibalas dengan nada datar, Nicho pun langsung berkata dengan nada tegas, "Iyalah! Siapkan sarapan gua sekarang!"

"Kalo gitu, bisa tolong minggirin tangan Anda lebih dulu, sebelum gagang pel di samping saya melayang ke kepala Anda," ucap Sera dengan penuh penekanan disertai mata yang melotot tajam.

Menyadari tangannya masih menempel di dada Sera, ia pun buru-buru menurunkannya seraya berjalan mundur.

"Ini gak sengaja!" tegasnya dengan cepat, "Gue tadi cuma pengen ngagetin elo. Beneran!" jelasnya lagi dengan penuh sungkan karena melihat Sera tampak tak senang setelahnya. Namun, ketika berbalik, ia malah senyam-senyum sembari kembali melihat sepasang tangannya yang beruntung.

"Empuk juga!" Hanya berselang sedetik dari ucapannya itu, tiba-tiba ia menjerit nyaring ketika ujung gagang pel menyoodok bongkahan bokongnya. "Aaauffft!"

Dengan memasang wajah setengah marah, Nicho segera berbalik ke belakang dan melihat Sera yang tengah memegang alat pel.

Masih menampilkan ekspresi datar, Sera lantas berkata, "Maaf, apa gagang ini kena Anda? Jika iya, Anda seharusnya gak berada di sekitar sini sebelum gagang ini kembali menyambar bokong Anda untuk yang kedua kali!"

Sambil memegang bokongnya yang masih sakit, Nicho pun memilih menjauh. Sungguh balas dendam elegan yang sukses dilakukan Sera tanpa membuat pria itu menyadarinya. Sebab, pada dasarnya seorang butler harus tetap memperlakukan tamu dengan sebaik mungkin terlepas bagaimana mereka diperlakukan oleh tamunya.

Seperti hari-hari biasa, Sera menyiapkan sarapan sesuai menu pilihan Nicho. Mulai menikmati hidangan, Nicho memandang Sera yang masih berdiri di dekatnya.

"Besok gue dah check out dari hotel. Jadi hari ini gue mau cari apartemen baru yang cocok."

Sera tak menjawab apa pun, hanya membalas tatapan Nicho yang terus tenggelam padanya. Tatapan yang pria itu sendiri tak bisa menafsirkannya. Yang pasti, ada rasa yang tak bisa didefinisikan saat dirinya mengatakan akan segera keluar dari hotel ini.

Selesai sarapan dan mandi, Nicho keluar dari kamar bersamaan dengan Sera yang juga baru selesai membersihkan ruangannya. Mereka berpisah di depan pintu, dengan arah yang berbeda. Namun, baru saja berjalan lima langkah, Nicho mendadak berbalik memandang perempuan itu.

Entah ada angin apa yang membawanya mendadak mengikuti Sera. Seperti ada magnet kuat yang terus menariknya ke arah perempuan itu. Dengan langkah yang bergerak lambat dan mata yang tak lepas memandangnya, Nicho terus mengekor, seperti seorang pengawal yang senantiasa menjaga dari arah belakang.

Sera terus berjalan menuju departemen naungannya sambil mendorong troli. Sesampainya di sana, ia sempat bertegur sapa dengan karyawan yang memakai seragam sama dengannya. Sementara, Nicho yang masih saja mengikutinya, diam-diam mengintip dari balik pintu ruangan itu.

Saat ia tengah mengatur isi rak trolinya, seorang pria bersetelan jas hitam mendadak mendekatinya. Dilihat dari penampilannya, tampaknya pria itu adalah salah satu petinggi hotel ini.

"Pagi, dah makan belum?" tanya pria yang kira-kira berusia tiga puluh tahunan ke atas.

"Dikit lagi, Pak," jawab Sera seadanya sambil sibuk menjemur lap yang telah digunakan.

"Wah, kebetulan saya juga belum. Makan bareng, yuk! Kalo mau, kita makan berdua aja di resto sebelah."

Mendengar ajakan pria itu, sontak membuat mata Nicho melotot seketika. "Siapa pria jelek itu? Apa mereka memang sedekat itu?" gumam Nicho sambil menggeretakkan gigi.

Kehadiran pria itu membuat Nicho meringis kesal. Sebelah bibirnya sudah naik ke atas, hampir menggapai cuping hidung. Belum lagi, pria itu kini memosisikan berdiri di samping Sera sehingga menghalangi arah pandang Nicho saat ini. Ia bahkan sampai melongokkan kepala dari tempat persembunyiannya agar bisa melihat perempuan itu.

"Bapak aja yang makan duluan, saya masih sibuk dan gak bisa ninggalin hotel karena beberapa hari ini saya ditugaskan menjadi butler tamu VVIP."

Jawaban Sera membuat Nicho bernapas lega setelah sempat tersulut. "Denger tuh! Denger! Pergi sana!" gumamnya kembali dengan nada sewot.

"Oh, butler-nya si artis songong itu, ya? Saya dengar-dengar ... dia banyak permintaan yang gak masuk akal? Apa perlu saya rekomendasiin orang lain aja buat gantiin kamu?"

Mendengar dirinya disinggung, membuat mata Nicho semakin terbelalak. Kata-kata umpatan pun lantas meluncur dari bibirnya. "Anjriitt bener nih kadal birahii!"

"Gak perlu, Pak. Sejauh ini semua bisa saya atasi sendiri. Saya permisi dulu, ya, Pak," ucap Sera yang kemudian pergi meninggalkan pria itu.

Jawaban Sera kembali membuatnya tenang. Sesaat setelah Sera pergi, pria tadi memutuskan keluar dari ruangan. Nicho buru-buru memasang kacamatanya sambil bersandar di dinding. Tepat saat pria itu lewat, dengan sengaja ia mengulurkan sebelah kakinya ke depan hingga membuat kaki pria itu tersangkut dan jatuh terjungkal ke lantai.

Saat pria itu menoleh ke arahnya, dengan santai ia menurunkan sedikit kacamatanya sambil berkata, "Ups, sorry!"

****

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, Nicho mengunjungi beberapa apartemen yang akan dipilihnya sebagai hunian baru. Setelah mencari lewat aplikasi, ia pun melakukan survei langsung untuk melihat kondisi dan memastikan apakah apartemen tersebut benar-benar cocok untuknya.

"Saya pilih ini! Siap saja semuanya, besok akan langsung saya bayar!" ucap Nicho sambil duduk bersandar di sofa putih.

"Oke, kalo gitu kami akan segera mengurus perjanjian sewanya."

Tak tanggung-tanggung, ia berencana menyewa apartemen jenis penthouse dengan fasilitas eksklusif dan kemewahan yang elegan di setiap sisi ruangannya. Pikirnya, ia masih bisa mengandalkan total keseluruhan keuntungan yang telah didapatkan lewat aplikasi untuk menunjang hidupnya ke depan.

Setelah selesai melihat calon hunian barunya, Nicho memutuskan untuk pulang. Menaiki lift, Nicho langsung menekan tombol dasar dan berdiri di sudut sambil bersedekap dengan tenang. Lift mendadak terbuka di lantai selanjutnya. Di waktu yang bersamaan, seorang berdiri di depan pintu dan bergegas masuk. Pada saat itu juga, Nicho dan perempuan itu sama-sama terkejut.

.

.

.

Like dan komeng

Terpopuler

Comments

🙃😉

🙃😉

udah masuk jebakan Batman ya....
sekarang kn lg musim begitu 2 mpe 3x kita di iming² dapet keuntungan pdhl..hmmm berikutnya jlebbbb
sama kayak orang yang pinjem uang, sekali dua kali di kasih pinjem yaa uang di balikin ehhh berikut nya kalo di kasih pinjem pasti Mlah banyak alasan pdhl kita tuh berbaik hati,tp suka ga tau diri

wahh ketemu siapa kh yaaa

2024-11-28

9

𝒜𝓎

𝒜𝓎

wah kira² siapa wanita itu? seseorang di masa lalu Nicho atau itu adalah Sera sndiri?

semakin kesini semakin Nicho menampakan dirinya bhw dia suka dg Sera

2024-11-28

8

☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

Sera secara tak langsung mengusir Nicho deeh

2024-11-28

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!