

TUAN SUAMI YANG KEJAM

 

TSYK 5

"Jadi? " tanya Filda, ia menuntut penjelasan dari sahabatnya

Alicia menghela napas panjang, ia menegakan tubuhnya menatap manik sahabatnya

"sebe__"

"Selamat makan tuan tuan putri" sela Darius yang tiba tiba datang membawa nampan yang berisikan pesanan mereka bertiga

saat ini mereka lagi makan siang di kantin kampus setelah selesai mengikuti mata kuliah

"Thanks yus!!" jawab keduanya

Mereka mengambil pesanan mereka, Darius menyadari ada yang salah dengan ekpresi kedua tuan putrinya, Darius memicingkan mata menatap Alicia dan Filda bergantian

"ada yang gue lewatkan?" tanya darius menarik kursi untuk ia duduki

Alicia dan Filda menoleh ke Darius, dan Filda mengendikan dagunya ke arah Alicia. Alicia mendesah pelan, ke dua sahabatnya tidak akan berhenti bertanya kalau ia tidak menjelaskan.

"ya udah makan dulu, nanti aja ceritain" sahut Darius melihat ada ketegangan di raut muka Alicia

selesai makan Alicia menceritakan namun seperti biasa untuk menutupi statusnya sebagai nona muda keluarga Dinata ia berbohong ke pada dua sahabatnya.

"jadi aku untuk sementara kerja disana karna pembantu mereka ada yang sakit"

"kalau kamu pindah kerja di keluarga Prasetio terus tugas kamu di keluarga Dinata juga kosong dong" introgasi Filda

"ia tapi cuma sementara kok" balas Alicia

"lo gak di pecat di keluarga Dinata kan? " tanya Darius serius

"gak kok"

"katanya keluarga Prasetio punya seorang pewaris tunggal, lo gak di jual sama majikan lo kan?" curiga Filda

Deg

Gluk

Alicia menelan ludah kasar, kenapa pertanyaan sahabatnya tepat sasaran gitu sih, namun buru buru ia menetralkan raut wajahnya sebelum sahabatnya sadar akan kegugupannya, mengingat mereka baru saja belajar tentang Konselor

"gak lah, ada ada aja, mana ada pewaris tunggal mau sama pembantu dan juga seorang anak piatu sepertiku sih" jawab Alicia cepat.

beruntung. ia sangat apik menyembunyikan jati dirinya yang seumur hidup selama ini ia lakukan.

"ya kali aja kan, lo kan di beri nama belakang tuh keluarga Dinata, lo juga cantik siapa pun akan tertarik sama kecantikan alami yang lo punya" sela Filda "tapi iya juga sih, lagian cerita cinderala itu hanya ada di tv tv dan novel ramansa" lanjutnya cengengesan membenarkan

"lo baik baik ajakan El?" Darius angkat bicara

"ini cuman sementara kok" yakinnya pada ke dua sahabatnya

"Ya mungkin karna Elis sudah kerja di keluarga Dinata puluhan tahun makanya dia dipercayakan mengantikan pembantu di keluarga Prasetio" kata Filda "toh keluarga mereka akan besanan" lanjutnya

satu hal yang Alicia tidak jujur dengan sahabatnya yaitu statusnya. karna ia tidak mau ke dua sahabatnya tau kejahatan keluarganya. ia begitu menyayangi keluarganya sampai ia tidak akan bisa membuat mereka memiliki image jelek di mata siapapun.

ia mengaku kepada dua sahabatnya kalau ia hanya seorang pembantu di keluarga Dinata dan di beri hak istimewa yaitu bisa keluar masuk Mansion Dinata, makanya ia bisa sekolah dan melanjutkan kuliahnya.

sebenarnya pun Alicia hanya di biayai pendidikannya sampai SMA oleh ayahnya, namun karna ia siswa pintar dan berprestasi, ia dapat beasiswa di universitas Gunadarma.

"Eh cafe shop lo masih butuh karyawan gak?" tanya Alicia pada Darius

"kenapa?" itu suara Filda

"gue mau cari kerja sampingan" balas Alicia

"bukannya lo kerja di Mansion Prasetio" Darius menaikan satu alisnya menuntut jawaban

"eh i.. iya, tapi di sana lagi lagi gue di kasih keistimewaan, gue hanya kerja di malam hari" jawabnya sedikit gugup

"Lis? " Darius yakin ada sesuatu yang sahabatnya coba sembunyikan

"iya, ngapain lo mau kerja sampingan sedangkan gaji lo jadi pembantu keluarga konglongmerat pasti gede" tambah Filda

Alicia memutar bola malas

"iya, tapikan tugas gue sekarang cuman malam doang, kalau pulang kampus gue ngapain?" mengerucutkan bibirnya, semoga dengan begitu sahabatnya percaya dan di beri pekerjaan

"gak. kalau lo gak ada kerjaan istirahat aja, kan kalau malamnya tenaga lo terforsir lagi" tegas Darius

Filda mengangguk setuju, sedangkan Alicia mendesah kecewa

*gue butuh uang kalau kalian mau tau* batinya berteriak namun ia tidak akan memberi tahu yang sebenarnya. ia cukup bersyukur ada mereka yang mau berteman dengannya dan menghargainya sebagai Alicia yang apa adanya.

*gue butuh uang tuhan* menatap langit langit kantin seakan berharap uang akan turun dari sana

Alicia membutuhkan uang sebab tabungan atmnya mulai menipis, ia keluar dari keluarga Dinata tanpa di beri uang sepeserpun, seandainya ia tidak memiliki atm beasiswa ia akan jadi gelandangan saat ini juga.

meski ia memliki saldo di atm beasiswanya, namun ia tidak bisa menggunakan itu semaunya, sebab tidak lama lagi ia akan magang dan skripsian pasti butuh biaya lebih dari semester semester lalu.

\=\=\=\=\=\=

Alicia mendesah kasar saat memasuki kamar yang begitu luas dan mewah yang dominan berwarna abu dan hitam itu juga bau maskulin yang menyengat indra penciumannya, kamar yang akan ia tinggali selama menjalani pernikahan sementara ini.

ia harus memutar otak agar ia bisa mendapat uang tambahan untuk biaya hidupnya kedepan, untuk saat ini ia akan mencari cari kerja sampingan toh sekarang ia tidak lagi di Mansion Dinata yang kerjanya kuliah dan pulang kuliah kerja sebagai pembantu di rumah ayah kandungnya sendiri.

disana ia kerja tidak di bayar pakai uang tapi dibayar dengan nama belakang ayahnya dan tempat tinggal gratis. kata ibu tirinya kala itu

Bahkan saat saat masa sekolahnya ia harus membagi waktunya belajar dan mengerjakan pekerjaan pembantu karna kalau tidak biaya sekolahnya akan di berhentikan. dan ia tidak bisa berbuat apapun selain menurut, toh ia juga bersyukur setidaknya ayahnya rela membiayai sekolahnya sampai jenjang SMA meski tanpa uang jajan.

saat ia akan membaringkan tubuhnya di sofa, matanya membola saat mata itu menangkap buku tebal berwarna hitam di atas meja. buru buru ia menegakan tubuhnya dan meraih buku itu kemudian membuka lembar demi lembar

"What the hell!!" Alicia melempar buku tebal itu kelantai

namun tiba tiba kejadian tadi pagi terlintas dan membuatnya merinding ngeri, kembali ia memungut dan membukanya lagi dan lagi.

"Kemarin isi perjanjiannya beberapa lembar dan inti maknanya hanya satu dan inipun sama, beratus lembar hanya tentang 1 orang" gerutunya

"terus kenapa kalau dia gak suka kopi, gak suka dengkuran, gak suka orang lelet, gak suka warna terang, segala macamnya apa hubungannya denganku sih"

"/gak suka dibantah/ iya gue tahu, /tidak berbicara 2 kali/ iya gue harus memeriksakan telingaku kalau begitu, /jam 07.00 berangkat kantor, jam 17.00 pulang kantor/ ya ya ya" ocehnya

"/jangan memberi tahu siapapun tentang pernikahan ini/ ya gue juga tidak sudi memberi tahu orang lain keles, gue malu lah nanti di jap janda jika sudah di buang" kesalnya

lembar demi lembar hingga di lembar lembar terakhir ada note disana

/patuhi semuanya, antar dan jemput keluar rumah saat akan atau pulang dari kantor, siapkan semua persiapan saat hendak atau pulang dari kantor/

"ini mah bukan untuk di lakukan istri sementara sepertiku" gumamnya

bahkan di buku itu tertulis semua takaran takaran kesukaan Daniel.

note terakhir

/jaga jarak, jangan sentuh apapun barang pribadinya/

"lah gue udah tuh sentuh barang barangnya, 5 lemari besar malah, semuanya bahkan cd nya sekalipun" jadi kesal sendiri dengan aturan yang di buku

"gimana gue mau memerankan peran dengan baik kalau tidak boleh meny__" ucapan Alicia terpotong saat buku yang iya baca mengenai wajahnya dan disusul jas kerja juga suara yang mengelegar