Seperti hari biasa nya , para santri mengikuti kegiatan mengajar di pagi hari sampai siang hari,
"Ustadzah Nadzira ?!"
"Iya ?" Nadzira mengerjapkan kedua bola mata nya , saat ada seseorang yang memanggil nama nya. .
Nadzira langsung menoleh ke belakang , dan saat itu dirinya sudah melihat Ustadzah Rani yang menatap ke arah nya .
"Assalamualaikum "
"Wa'alaikum salam "
"Iya ada apa Ustadzah ? Ustadzah ada keperluan dengan saya ?" Tanya Nadzira pada Ustadzah Rani .
Ustadzah Rani tersenyum . "Saya ingin meminta tolong, Ustadzah kenal dengan santri baru itu ? Soal nya saya terburu-buru ingin pulang sebentar . Anak saya sakit Ustadzah Zira . "
"Astaghfirullah . Jadi apa yang harus saya bisa bantu Ustadzah ?"
"Emm jadi begini, tadi orang tua nya menghubungi saya , beliau mengatakan ingin berbicara dengan santri baru itu. Boleh tidak Ustadzah yang mendatangi nya , "
Nadzira menipiskan bibir nya , agak ragu, tapi mau bagaimana lagi, dirinya harus mengiyakan . Tidak enak juga menolak permintaan tolong Ustadzah Rani, apa lagi alasan Ustadzah Rani karena beliau ingin pulang cepat , anak nya sedang sakit . Padahal Nadzira terlalu malas berurusan dengan santri baru itu .
"Boleh, nanti Ustadzah berikan saja nomor ponsel saya dengan orang tua nya . Nanti saya yang akan mendatangi santri itu . "
"Terimakasih banyak Nadzira , ini saya langsung berikan nomor ponsel kamu dengan orang tua nya . Kalau begitu saya pamit dulu ya , sekali lagi saya mengucapkan terimakasih banyak . "
"Iya Ustadzah ."
"Assalamualaikum "
"Wa'alaikum salam ..."
Nadzira menghembuskan nafas nya kasar saat melihat kepergian Ustadzah Rani, dirinya harus siap-siap berhadapan dengan pemuda tengil itu . Ya mau bagaimana lagi, dirinya tidak mungkin meminta tolong dengan salah satu ustadz . Mereka juga punya kesibukan masing-masing.
Dan kenapa orang tua nya Kevin tidak menghubungi kyai Mahmud saya , malah menghubungi Ustadzah Rani .
Nadzira melangkah kan kaki nya kembali menyusuri koridor itu, tujuan nya adalah kantor, karena dirinya baru saja selesai mengajar para santri di sana .
Mencari pemuda tengil itu nanti saja , karena biasanya jam istirahat juga pemuda tengil itu akan mendatangi dirinya . Dan Nadzira akan mengatakan jika orang tua nya menghubungi pemuda tengil itu .
•
Siang hari nya , Rahul berniat kembali ke bilik kamar yang di tempati oleh nya dan Kevin , tujuan pemuda itu ingin melihat keadaan sahabat nya itu .
Bisa jadi Kevin menginginkan sesuatu, jadi Rahul berniat mengecek nya, tidak tega juga melihat keadaan Kevin seperti itu .
"Assalamualaikum Rahul ?"
Namun langkah Rahul terhenti saat mendengar suara seseorang . Rahul langsung membalikkan tubuh nya. , Dan saat itu mata Rahul terbelalak saat melihat Ustadzah Nadzira ada di depan nya .
"Wa'alaikum salam Ustadzah .."
Nadzira tersenyum tipis , sambil menggigit bibir nya kuat , kebetulan sekali dirinya bertemu dengan Rahul . Yang Nadzira tau kalau anak Kyai Mahmud yang bungsu itu sangat dekat dengan santri baru nya itu . Ya tidak salah nya Nadzira bertanya pada Rahul, sebab sedari tadi dirinya sudah mencari keberadaan Kevin, namun Kevin sama sekali tidak tampak . Padahal pemuda itu selalu saja nampak kemana pun.
"Ustadzah ada keperluan apa ya ?" Tanya Rahul .
Nadzira agak ragu, tapi mau tak mau harus menanyakan keberadaan Kevin pada Rahul . "Ummm kamu tau Kevin dimana ? " Tanya Ustadzah Nadzira .
Mata Rahul terbelalak saat mendengar perkataan dari Ustadzah galak nya itu . Rahul sampai melongo , tidak percaya , jika Ustadzah nya itu akan bertanya dimana teman tengil nya .
Nadzira yang melihat keterdiaman Rahul sontak berdekhem keras . "Kamu tau tidak ? Kalau tidak tau ya sudah saya mau pergi ." Ucap Nadzira, jujur saja dirinya terlalu malas jika menyangkut dengan Kevin . Dirinya malas jika nanti Kevin akan merasa di atas awan ,
Rahul langsung tersentak , buru-buru menundukkan kepala nya saat mendengar nada galak dari Ustadzah nya itu . "Maaf Ustadzah, saya tidak bermaksud seperti itu . "
Nadzira menghembuskan nafas nya kasar . "Yaudah , maaf mengganggu waktu kamu ,tapi kalau kamu bertemu dengan Kevin, kamu bisa langsung menyuruh nya untuk mendatangi saya . Saya ada keperluan dengan Kevin . " Ucap Nadzira , dan hal itu semakin membuat Rahul tercengang mendengar nya .
Tidak sedang bermimpi kah Rahul saat sekarang ini ??
Nadzira yang melihat ekspresi Rahul jadi merasa sungkan , karena dirinya tidak mendapatkan petunjuk dimana keberadaan pemuda tengil itu, jadilah Nadzira pamit pergi .
"Kalau begitu saya permisi , assalamualaikum ."
"Wa'alaikum salam " sahut Rahul . Dan setelah kepergian Ustadzah Nadzira , Rahul langsung memekik heboh .
"Kevinnnn !! Ya ampun kamu punya pelet apa ? Samapi Ustadzah Nadzira nyariin kamu !!" Pekik Rahul sampai membuat beberapa santri yang lewat menatap ke arah nya aneh .
Rahul meringis saat menyadari suara nya yang terlalu besar dan membuat heboh orang-orang di sekitar nya . Karena malu ,Rahul buru-buru pergi , tujuan nya adalah ke bilik kamar yang di tempati oleh nya dan juga Kevin ...
•
"Abi !! Bisa tidak jangan ubah tanggal nya . Sesuai kesepakatan dari awal Abi . Kalau Malik akan menikah beberapa bulan lagi . Jangan sekarang . " Malik sudah mengadu frustasi kepada kyai Mahmud . Tanggal pernikahan yang di majukan oleh Abi nya membuat nya frustasi bukan main . Bukan , bukan nya dia tidak cinta dengan Nadzira . Dia bahkan sangat mencintai gadis cantik itu . Namun ada sesuatu hal yang tak mungkin Malik cerita kan pada Abi nya . Dirinya memilih menyimpan rapat rahasia besar itu sendiri . Dan memastikan jika semua orang tidak akan mengetahui nya .
Kyai Mahmud mendesah mendengar perkataan dari anak sulung nya itu . Entah mengapa dirinya terkejut saat Malik terus - menerus menolak tanggal pernikahan nya di percepat. Padahal sebelum nya , anak nya itu yang bersikukuh ingin meminang Nadzira .
Nadzira gadis yang baik, maka kyai Mahmud tidak segan meminta nya menjadi pendamping anak nya.
"Kamu kenapa ? Kamu punya alasan yang kuat untuk menolak pernikahan nya di percepat ?" Tukas kyai Mahmud , dirinya penasaran sekali . Bahkan setau nya , anak nya itu sangat menyukai gadis itu, tidak mungkin kan Malik menolak jika pernikahan kedua nya di percepat.
Malik menipiskan bibir nya , sudah di katakan oleh nya tadi bukan ? Jika dirinya tidak akan mungkin mengatakan alasan yang sebenarnya .
"Abi , tidak ada alasan . Tapi Malik hanya ingin tanggal nya sesuai kesepakatan kita . " Ucap Malik .
"Bukan kah jika tanggal nya di percepat kamu bisa langsung menatap gadis yang kamu cintai itu nak ? Kamu bahkan selalu mengeluh-eluh kan nama nya setiap malam . Abi tau itu, karena Abi selalu mendengar suara igauan mu setiap malam . "
Malik bungkam ,tidak mampu berkata-kata lagi . Memang setiap malam dirinya selalu memimpikan Nadzira .
Kyai Mahmud menghela nafas nya kasar . Menepuk pundak anak nya itu . "Niat baik harus di segera kan , tidak baik di tunda lagi . " Ucap Kyai Mahmud, lalu mengucapkan salam dan pergi.
Malik mengacak rambut nya frustasi . Sungguh di sisi lain dirinya sangat menginginkan Nadzira , bahkan kalau bisa saat ini juga dirinya akan menikahi gadis itu . Namun sekali lagi ,Malik tidak bisa dengan cepat menikahi gadis itu .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments