"Assalamualaikum Ustadzah cantik "
"Astaghfirullah !!" Nadzira yang sedang duduk sambil memeriksa buku para santri di buat terlonjak kaget saat mendengar sapaan itu .
"Wa'alaikum salam Ustadzah ... Bukan astaghfirullah .. " ucap Kevin.
Nadzira berdecak , namun tetap menurut . "Wa'alaikum salam . Ada apa kamu datang kemari . ? Mau saya hukum ?" Cetus Nadzira , mood nya langsung hancur jika berhadapan dengan santri tengil nya itu .
Kevin menggeleng , mata nya masih menatap lekat wajah cantik bak bidadari itu . "Aku mau lihat Ustadzah doang ."
"Cih" Nadzira melengos ke samping, lalu sibuk kembali dengan buku yang sedang dirinya periksa . Dan hal itu tidak luput dari pandangan Kevin .
Kevin terkekeh melihat nya . "Jangan galak-galak dong Ustadzah , suatu saat Ustadzah bakalan bucin sama aku , gimana ? Nanti kalau aku pergi kerja aja , Ustadzah sampe enggak mau di tinggal , " Kevin mengedipkan sebelah mata nya ke arah Nadzira yang bertepatan itu melihat wajah tengil pemuda itu .
Nadzira sampai mengucapkan istighfar berulangkali, karena sudah bertemu pandang dengan yang bukan mahramnya .
"Astaghfirullah !!"
"Ustadzah shalihah banget sih , cocok banget nikah sama aku , "
"Jangan kepedean kamu ! Saya enggak akan nikah sama kamu " cetus Nadzira galak, namun Kevin sama sekali tidak terpengaruh oleh galak nya Ustadzah nya itu .
"Ustadzah kalau makin galak makin cantik deh "
"Is " Nadzira melengos , dirinya geram sekali dengan kelakuan pemuda itu. Kevin itu benar-benar ya , membuat dirinya emosi saja .
"Lari lapangan satu putaran . "
Kevin mengangguk . "Siap ! Asalkan aku bisa memenangkan hati Ustadzah cantik " langsung saja Kevin menurut, pemuda itu sudah berlalu dan berlari ke arah lapangan yang tidak jauh dari Nadzira duduk .
Nadzira di buat tercengang dengan kelakuan santri baru nya itu. Sungguh aneh sekali, para santri yang lain selalu menghindari dirinya , tidak mau berurusan dengan Nadzira, tapi Kevin seolah memang mencari masalah .
"Ya ampun anak itu. " Gumam Nadzira , mata nya masih menatap ke arah Kevin yang sibuk berlari di lapangan.
"I love you Ustadzah cantik "
Nadzira langsung melengos ke samping saat Kevin dengan sengaja berteriak sambil menatap ke arah nya , dan sial nya lagi, beberapa santri juga menyaksikan hal itu .
Mereka ada yang berbisik-bisik , tapi langsung terdiam karena takut Ustadzah Nadzira mendengar nya , dan mereka takut ketahuan oleh Ustadzah Nadzira telah berbisik-bisik .
Nadzira merutuki dirinya sendiri yang sudah mencari perkara dengan pemuda tengil itu . Lihatlah, tidak membutuhkan waktu lama , Kevin sudah selesai dengan lari lapangan satu putaran nya .
Bukannya pergi entah kemana , tapi Kevin langsung berlari menuju ke tempat Nadzira tadi .
"Gimana Ustadzah cantik ? Aku udah lari loh ," ucap Kevin sambil menghapus bulir keringat yang ada di kening nya.
Nadzira melengos. "Saya enggak minta ya , kamu saja yang minta kayak begitu . Jadi , jangan salahin saya . Siapa suruh kamu membuat ulah saja . " Cetus Nadzira .
Kevin cengengesan mendengar nya . "Ya gimana ya ,nama nya juga udah cinta , jadi harus bagaimana .. "
"Yaudah , kalau begitu jangan lupa kamu tambahin hafalan nya . Saya mau pergi dulu . Assalamualaikum . " Nadzira bangkit dari duduk nya .
Kevin tersenyum . "Siap Ustadzah cantik. Wa'alaikum salam , hati-hati babe , jalan nya . "
Tidak menghiraukan lagi, ya walaupun Nadzira mendengar perkataan Kevin .
•
Malam hari nya ...
"Kyai Mahmud sudah mengatakan nya pada mu kan Zira , jadi tidak ada bantahan lagi . Kamu sebentar lagi akan menikah dengan ustadz Malik . Bapak sudah capek , setiap hari selalu saja di tagih oleh juragan Sarden . " Ucap Abah Nurdin pada Nadzira .
Nadzira hanya menghela nafas nya kasar . Dirinya sudah menduga sebelum nya , jika semua itu pasti ulah Abah nya , yang meminta tanggal pernikahan itu di majukan , sebab Abah nya ingin mengambil uang mahar itu untuk membayar hutang-hutangnya pas juragan Sarden . Entah lah, Nadzira seperti kecewa saja , karena dirinya seperti di jual . Dan "Iya Abah . Tapi sepertinya , ustadz Malik yang keberatan dengan keputusan itu ." Sahut Nadzira berkata apa adanya . Semenjak keputusan kemarin, bahkan ustadz Malik selalu menghindari dirinya . Ya wajar saja , Nadzira juga tidak mempermasalahkan nya , sebab mereka juga bukan mahram, tidak sepantasnya mereka selalu bertemu . Tapi rasa nya ada yang aneh saja , dengan sikap nya calon suami Nadzira itu, ustadz Malik tidak pernah bersikap seperti itu, tapi setelah pulang dari luar negeri kemarin, ustadz Malik agak lain, dan bersikap dingin pada Nadzira .
Abah Nurdin langsung melotot mendengar nya . "Lah kok bisa ? Dia mau undur lagi ? CK, kalian itu enggak baik tunangan terlalu lama. Ya Abah tau dia ustadz ! Tapi ustadz kan manusia juga . Dia bisa khilaf Nadzira . "
Nadzira menggigit bibir bawah nya kuat-kuat , sungguh perkataan Abah nya itu menyakitkan hati nya . "Zira tidak akan melakukan hal sehina itu Abah . "
"Ya tapi Abah tidak percaya ! Apa lagi setiap hari kalian pasti bertemu . Sudahlah , jangan banyak membantah ! Kamu ikuti saja , jangan merasa tidak enak hati seperti itu ! Mau ustadz Malik keberatan dengan keputusan itu, toh dia akan menerima nya juga . Karena kyai Mahmud pasti akan berusaha membujuk anak nya itu . "
Nadzira semakin meremas tangan nya dengan kuat. Rasa nya kesal sekali , tapi mau bagaimana lagi . Dirinya hanya menurut , tidak mampu membantah nya .
"Iya Abah . "
"Kamu jangan berbicara yang aneh-aneh , jangan ikut-ikutan menyangkal nya . Kamu hanya menurut saja "
"Iya Abah. "
"Yasudah , kamu istirahat sana . Jangan pernah berpikiran untuk merubah apa pun . Kalau kamu mau menikah sama juragan Sarden boleh juga. Silahkan kamu pilih , mau menikah dengan ustadz Malik , atau menikah dengan juragan Sarden . "
Deg
Semakin sakit hati Nadzira saat mendengar perkataan dari Abah nya itu, sungguh Abah nya sama sekali tidak memikirkan perasaan nya.
Nadzira langsung bangkit dan pamit pergi ke kamar nya , hati nya terlalu sakit sekali.
Nadzira menangis meraung di dalam kamar nya , "ya Allah kenapa Abah sampai segitu nya . Padahal aku ini anak nya loh . " Isak Nadzira , sambil menelungkup kan wajah nya di bantal .
Sakit hati saat mendengar perkataan dari Abah nya itu . Bagaimana bisa Abah nya berkata seperti itu, tanpa memikirkan perasaan Nadzira .
"Hiks hiks hiks "
Tuk tuk tuk
Nadzira terkejut saat mendengar suara ketukan di jendela kamar nya. Pikiran nya langsung tertuju pada pemuda tengil yang selalu menggangu hari-hari nya itu .
Nadzira memilih mengabaikan nya , karena dirinya takut ada Abah dan ibu nya di rumah . Kalau Abah nya sampai tau, entah bagaimana nasib dirinya dan juga pemuda itu .
Tuk tuk tuk
"Psssst psssst psssst "
Sialan , pemuda itu semakin mengencang kan ketukan di jendela kamar Nadzira. Dan hal itu membuat Nadzira takut kalau Abah nya nanti mendengar nya.
Nadzira langsung saja bangkit ,dan berjalan menghampiri jendela .
Nadzira menyibak gorden itu. Dan langsung dirinya lihat wajah tengil yang tersenyum ke arah nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments