Sesuai saat Kyai Mahmud menyampaikan amanah tadi pada Nadzira , saat ini Malik dan Nadzira sama-sama duduk di hadapan kyai Mahmud . Mereka duduk di sana tetap berjarak .
"Abi mau berbicara apa ?" Tanya Malik bingung , tadi diri nya pikir Abi nya hanya ingin berbicara berdua saja dengan diri nya , tapi kenapa Nadzira malah ikut juga .
Kyai Mahmud tersenyum . "Abi mengajak kalian datang ke sini ingin membicarakan tentang pernikahan kalian. Abi kemarin sudah bertemu dengan Abah Nurdin , kata beliau sebaiknya niat baik kalian jangan di tunda-tunda lagi. Dan secepat nya kalian harus segera menikah. "
Malik terkejut begitu pula dengan Nadzira , kalau Nadzira terkesan langsung tenang, berbeda dengan Malik, pemuda itu langsung protes pada Abi nya .
"Abi ! Tanggal nya kan sudah di tentukan ? Kenapa di rubah lagi ? "
"Maaf Malik, kamu seorang ustadz , dan kamu sudah tau tentang hal itu. Niat baik itu tidak baik kalau di tunda terlalu lama . Ya Abi mengakui nya . Tanggal yang kamu tetapkan itu menurut Abi terlalu lama nak . Kalian tidak baik bertunangan terlalu lama . " Tukas kyai Mahmud.
Namun rupanya Malik masih tidak terima . "Maaf Abi , terdengar lancang menurut Abi . Tapi sepertinya Malik tidak bisa . Apa yang sudah kita tetapkan , mohon di laksanakan sesuai yang di sepakati. Lagian kita juga butuh persiapan , tidak bisa langsung seperti ini Abi . " Sahut Malik .
Nadzira agak kecewa dengan perkataan ustadz Malik itu. Padahal dirinya sama sekali tidak masalah jika pernikahan nya di percepat . Toh sama saja , mereka juga pada akhirnya akan menikah.
Kyai Mahmud mendesah kesal dengan perkataan anak nya itu. "Kamu kenapa nak ? Kemarin kamu yang meminta di lamarkan Zira , sekarang kok kamu malah menolak saat Abi meminta pernikahan di percepat ?" Tanya Kyai Mahmud yang bingung dengan tingkah anak nya itu.
Malik menipiskan bibir nya. "Maaf Abi , tapi --"
"Ya ? Tiga Minggu dari sekarang , tidak ada bantahan Malik . Kalian tidak baik berhubungan tunangan lama-lama . Abi tidak mau di bantah lagi. " Seru Kyai Mahmud .
Malik hanya diam saja , sambil menundukkan kepala nya. Rasa nya kepala nya pusing sekali memikirkan hal itu.
Sedangkan Nadzira diam-diam meremas kuat tangan nya. Saat mendengar penyangkalan dari mulut ustadz Malik , diri nya merasa ada yang berbeda dari pemuda itu.
•
Sore hari nya , sesuai yang di katakan oleh Kevin, Kevin dengan semangat empat lima nya sudah berjalan menuju ke kantor dimana tempat ustadzah cantik nya itu sedang menunggu nya .
Kevin berulangkali mematut dirinya di depan cermin yang dirinya bawa di saku nya . Dirinya harus tampil maksimal di hadapan Ustadzah nya yang akan membuat Ustadzah cantik nya itu akan terkesima jika melihat nya .
Sedangkan Rahul yang sedari tadi menemani Kevin, sudah geleng-geleng kepala melihat tingkah absurd teman baru nya itu. Mau menyangkal ya memang kelakuan teman nya itu ajaib sih. Tapi dirinya di buat ketar-ketir , takut kalau Kevin sampai tidak bisa , dan Kevin akan mendapatkan hukuman dari Ustadzah Nadzira nanti nya.
CK , santri yang lain saja , malah menjauhi Ustadzah Nadzira , tidak mau berurusan dengan Ustadzah nya itu. Ya walaupun cantik, tapi galak nya luar biasa , jadi siapa yang tidak takut dengan Ustadzah satu itu .
"Kamu beneran udah hafal Vin, perasaan waktu nya singkat banget loh ini, kamu minta maaf aja deh sama Ustadzah Zira . Nanti saya bantuin ngomong . Saya yakin Ustadzah Zira pasti mau memaafkan kamu , walaupun galak , tapi Ustadzah Zira itu baik banget. " Ucap Rahul pada Kevin.
Kevin berdecak mendengar nya. "Lo remehin kemampuan gue ? "
Rahul menggaruk kepala nya . "Ya gimana ya ? Nama nya juga , saya khawatir sama kamu ."
"CK, udah ngebacot nya ! Gue males berdebat sama Lo Sharukh Khan !! Nanti hafalan gue hilang. " Seru Kevin .
Rahul memberengut mendengar nama nya di panggil lain. "Nama saya Rahul , Muhammad Rahul Azam , bukan Sharukh Khan , Kevin ..."
"Yee sama aja ! Rahul, Sharukh Khan sama ! Sama-sama, kuch, kuch Hota heiii..." lah malah nyanyi si Kevin nya.
Rahul menepuk jidat nya sendiri melihat kelakuan teman nya itu, apa lagi melihat Kevin yang sudah goyang-goyang ala India , rasa nya lucu sih. Rahul sampai menggulum senyuman nya. Ternyata berteman dengan Kevin tidak seburuk itu . Pemuda itu banyak melucu nya .
Kevin berdekhem saat akan masuk ke dalam kantor , joget-joget nya pun sudah di hentikan oleh nya.
"Lo boleh cabut, gue masuk dulu . " Ucap Kevin pada Rahul .
Rahul menghela nafas nya kasar , dirinya tidak menurut , membiarkan saja Kevin masuk ke dalam kantor , dirinya memilih duduk di sofa di depan kantor itu, menunggu Kevin yang akan keluar dari kantor.
Kevin mengucapkan salam , dan di balas oleh beberapa ustadz dan Ustadzah yang ada di dalam ruangan itu. Ya mereka memang satu ruangan , tapi berbeda jalur . Kalau perempuan para Ustadzah di jalur sebelah kanan , yang laki-laki para ustadz nya berada pada di jalur sebelah kiri. Dan meja mereka tetap berjarak .
Kevin berdekhem menormalkan detak jantung nya saat ingin melangkah kan kaki nya menuju ke meja Ustadzah cantik nya itu. Sialan jantung nya berdebar tidak karuan , terlebih melihat wajah cantik yang sedang duduk dan sibuk dengan buku-buku yang ada di depan nya.
"Santri baru ? Mau bertemu dengan siapa ?" Tanya Ustadzah Rani .
Kevin tersenyum tipis. "Saya ingin bertemu dengan Ustadzah Nadzira , mau menyetor hafalan . " Sahut Kevin ramah .
Ustadzah Rani mengangguk , "silahkan , "
Kevin mengangguk singkat , lalu melangkah kan kaki nya menuju ke meja Ustadzah cantik nya itu lagi .
Seet
"Assalamualaikum Ustadzah ."
Nadzira mendongak, lalu melengos ke samping saat menyadari pemuda tengil itu yang datang. "Wa'alaikum salam . Duduk "
Kevin menurut duduk berjarak di depan meja dengan Nadzira ,
"Silahkan , kamu mulai . "
Kevin mengangguk , membaca basmallah terlebih dahulu, lalu memulai membaca hadis yang sudah dirinya hafal tadi .
Dan Nadzira di buat tertegun saat pemuda tengil itu membaca hadis dengan fasih . Tidak ada yang salah sama sekali..
Nadzira terkejut bukan main .
Kevin tersenyum, apa lagi dengan waktu yang singkat dirinya sudah menyelesaikan hafalan hadis yang di minta oleh Ustadzah cantik nya itu .
Terlebih diri nya sangat suka melihat wajah terkejut Ustadzah cantik nya itu .
"Ekhem terpesona ?" Tanya Kevin berupa bisikan , dirinya tidak lah mungkin berbicara terlalu kencang di sana , di sana ramai , bukan dirinya tidak berani , tapi diri nya masih menghargai Ustadzah cantik nya itu . Kevin tidak mau membuat Ustadzah cantik itu malu di depan rekan nya .
Nadzira terkesiap, lalu berdecih sinis , walaupun diam-diam dirinya juga terpesona dengan bacaan Kevin tadi . Namun tidak mungkin diri nya mengatakan sejujurnya, yang akan membuat pemuda itu geer .
Kevin yang melihat nya sudah terkekeh kecil , lucu dan gemas , rasa nya ingin sekali mencubit pipi chubby yang putih itu .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments