"Astaghfirullah !!!"
Nadzira sampai mengusap dada nya saat melihat kemunculan santri tengil nya itu lagi . Untung saja , ponsel nya tidak sampai terjatuh ke lantai .
Kevin mana merasa bersalah . Diri nya malah tersenyum lebar , menatap gadis cantik itu .
"Jaga pandangan kamu ! Kita bukan mahram !" Seru Nadzira kesal pada pemuda yang dengan terang-terangan menatap nya itu .
Kevin mana peduli , dengan santai nya malah berucap . "Kalau begitu , nikah yuk Ustadzah ... Biar kita jadi mahram . Terus bisa saling pandang- pandangan . " Celetuk Kevin tanpa beban .
Rahul yang ada di belakang Kevin langsung berbisik pada teman baru nya itu . Gemas sekali melihat tingkah Kevin yang luar biasa itu . "Vin, kamu gila ! Jangan sembarang deh . Yuk kita pergi . Ke kantin aja , kamu pasti lapar . "
Rahul menarik-narik tangan Kevin, namun Kevin langsung melotot galak pada pemuda itu.
"Sana ! Menjauh sialan ! Kalau Lo mau ke kantin , kantin aja sana ! Enggak usah ngajakin gue . " Cetus Kevin , mendorong sebal wajah Rahul .
Rahul menghela nafas nya kasar , dirinya memilih berdiri di sana . Sebab , Kevin itu amanah Abi nya , kata Abi nya dirinya harus bersama dengan Kevin kemana pun pemuda itu pergi . Dan berakhir lah di sini Rahul, harus ketar-ketir , takut Ustadzah nya itu memberikan hukuman nya pada dirinya lagi .
Kevin kembali menatap pada Nadzira , kali ini tersenyum tambah lebar , hingga siapa saja yang melihat nya langsung bisa terpana dengan wajah ganteng Kevin . Namun tidak dengan Nadzira ...
"Gimana Ustadzah !! Mau ya nikah sama saya ? Kalau nikah sama saya , Ustadzah enggak bakalan nyesel loh .. saya ganteng , kaya lagi . Anak satu-satunya keluarga Pradipta lagi . Di jamin Ustadzah enggak bakalan nyesel . Bahagia deh nikah sama saya "
Kevin dengan sombongnya mengucapkan kata-kata itu , sambil menepuk-nepuk dada nya dengan angkuh .
Nadzira yang mendengar nya langsung melotot dan berdecih sinis . "Kamu bukan type saya ! Jangan ngimpi " cetus Nadzira kesal .
Bukannya marah , Kevin malah tersenyum mendengar nya . "Jadi ? Yang type Ustadzah bagaimana ? Boleh dong saya tau , nanti saya bakalan jadi type nya kayak yang Ustadzah mau .. "
Rahul sudah menepuk jidat nya mendengar perkataan dari Kevin . Aish , mau nyangkal tapi ini Kevin loh , orang nya aneh dan ajaib banget . Baru kemarin dirinya kenal saja, dirinya sudah tau bagaimana sikap pemuda itu.
Semakin mendelik Nadzira mendengar ucapan pemuda itu. Dirinya pikir , santri nya itu sudah jera dan tidak berani menggodai nya lagi . Tapi Nadzira salah . Kalau begini , dirinya akan membuat Kevin bertambah jera , dan tidak akan berani menggoda nya lagi .
"Kamu mau tau type saya yang seperti apa ya ?"
Dengan polos Kevin mengangguk kan kepala nya , dirinya langsung menegakkan tubuh nya , dan berdekhem kecil . "Ekhm , saya siap dengan apa yang di ucapkan oleh Ustadzah cantik . " Seru Kevin .
Nadzira tersenyum tipis . "Oke ! Kalau begitu. Kamu harus menghafal dua puluh hadis. Dan hari sore ini kamu saya tunggu di kantor untuk menyetor hafalan kamu. Karena type saya itu yang bisa hafal hadis . " Ucap Nadzira , dan berharap jika pemuda itu akan jera , mana sanggup menghapal dua puluh hadis dalam waktu sebentar. Ini sudah siang , jam sebelas . Terlebih pemuda itu setelah ini pasti akan mengikuti kelas lagi.
"Tapi kalau kamu sampai gagal ! Saya akan tambahkan hukuman buat kamu . " Ucap Nadzira.
Kevin dengan yakin mengangguk kan kepala nya. "Oke ! Saya siap ! " Seru Kevin . Dirinya sangat suka tantangan .
Nadzira mengangguk-angguk kan kepala nya . "Yasudah , kalau begitu , saya mau ke kantin dulu . Sampai bertemu nanti sore ... Assalamualaikum "
"Wa'alaikum salam " sahut Kevin dan juga Rahul secara bersamaan .
Dan setelah kepergian Ustadzah nya itu , Rahul langsung menarik tangan Kevin . "Kamu gila ya Vin . Kamu nanti kalau enggak bisa pasti di suruh bersihin WC sendiri loh . Is, aku enggak mau ya ikut-ikutan . Bau banget . " Tukas Rahul sambil bergidik ngerih saat membayangkan jika Ustadzah Zira pasti akan memberikan hukuman pada Kevin membersihkan WC .
Kevin menggeleng . "Gue enggak akan bersihin WC . Udah Lo tenang aja , itu mah gampang bagi gue . " Sahut Kevin dengan santai .
Rahul menghela nafas nya kasar , dirinya saja di suruh dengan Ustadzah Zira kemarin belum hafal- hafal . Paling mentok hafalannya cuman lima . Jangan bilang dirinya anak Kyai , Rahul pandai ya . Tidak sama sekali . Rahul itu sebenarnya paling malas di suruh belajar. Tidak seperti Abang nya yang pandai dan rajin .
"Kalau kamu di hukum, aku enggak mau ya ikut-ikutan . Aku cuman lihatin aja . " Ucap Rahul, dirinya malas jika nanti Kevin di hukum pemuda itu malah menyuruh nya untuk mengerjakan hukuman nya .
Kevin tertawa mendengar nya . "CK, gue kan udah bilang sama Lo ! Gue enggak bakalan di hukum . Elah !! Enggak percayaan banget sih Lo . "
Rahul mendesah . "Gimana saya mau percaya Kevin . Orang saya saja kemarin di suruh hafal hadis enggak nyampe tuh. Saya cuman hafal lima . Berhubung kemarin Ustadzah Zira pergi , jadi saya terbebas hukuman . Kalau tidak , CK, enggak tau lah bilang . Ustadzah Zira mah galak banget . Baru kamu loh santri yang berani ngomong kayak gitu sama Ustadzah Zira . " Ucap Rahul .
Kevin tersenyum sombong . "Ya iyalah ! Ngapain di takuti ? Hukuman nya . Elah , hukuman kayak gitu doang. Udah kayak mau mati Lo tau enggak ! Orang Ustadzah cantik gitu , di takuti . "
Rahul memberengut mendengar nya . Payah berbicara dengan Kevin ini .
"Eh Kevin , kamu mau kemana ? Kantin nya sebelah sana ! " Ucap Rahul saat melihat Kevin yang berjalan melawan arah ke kantin .
Kevin tersenyum . "Lo aja yang ke kantin " lalu menyerahkan selembar uang lima puluh ribuan pada Rahul . "Noh, gue titip minuman sama roti aja ."
Rahul menerima nya . "Loh kamu enggak mau ke kantin ? Makan nasi goreng atau apa ?"
Kepala Kevin menggeleng . "Gue mau ke kelas aja . Udah jangan banyak tanya , sana Lo pergi . Jangan lupa pesenan gue . " Ucap Kevin saat tau Rahul ingin berbicara lagi .
Rahul merenggut , lalu pergi dari sana , sedangkan Kevin langsung menuju ke kelas nya . .
•
"Mas ! Aku enggak mau tau ya ! Pokoknya nanti malam kita harus bertemu . Kamu jangan lari gitu aja . Aku enggak mau kalau kamu sampai nikah sama perempuan lain . Kamu itu cuman punya aku. Dan kamu harus menikah sama aku. "
Malik menghela nafas nya kasar saat membaca pesan yang baru saja masuk di ponsel milik nya itu, dirinya tidak menyangka hubungan itu akan serunyam ini .
"Assalamualaikum ustadz "
Suara panggilan itu membuat Malik terkesiap, dirinya melirik sekilas pada seseorang yang ada di depannya itu,. Lalu melengos ke samping.
"Wa'alaikum salam , Ya ?"
Nadzira tersenyum kikuk . Saat menyadari kedataran nada bicara ustadz Malik -- calon suami nya itu.
"Emm di suruh Kyai Mahmud untuk pulang sebentar. "
Malik mengangguk lalu bangkit dari duduk nya .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments