"Bawa bekal ya Zira, Malik, kan sudah pulang , jadi kamu harus membuat ustadz Malik senang. " Seru Abah Nurdin dari ruang depan sana sambil duduk menonton televisi.
"Jangan sampai calon suami mu itu tidak senang , apa lagi kamu jangan galak-galak sama dia. Kamu harus jadi perempuan yang lembut di depan calon suami mu . Kalau kamu sampai gagal menikah dengan ustadz Malik, Abah akan menikah kan kamu dengan juragan Sarden. Kamu mau ? Mau tidak mau kamu harus terima , karena hanya pria tua itu yang bisa melunasi semua hutang-hutang Abah. " ucap Abah Nurdin dengan nada ketus . Tidak ada pilihan yang bisa di pilih oleh Nadzira .
Nadzira menghela nafas nya kasar ,meraih kotak bekal yang memang sudah di siapkan oleh ibu nya di atas meja ,
Siti -- ibu nya langsung mengelus pundak anak nya dengan sayang . Kelakuan suami nya sudah keterlaluan menurut Siti . Namun dirinya harus bagaimana ? Siti tidak memiliki kekuatan untuk melawan suami nya itu .
Suami nya memang dengan sengaja menyerah kan anak nya pada Kyai Mahmud untuk di nikahi oleh putra pertama nya karena ingin melunasi hutang - hutang pria itu yang sudah menggunung pada juragan Sarden . Entah di gunakan apa yang nya oleh Nurdin , hingga pria itu memiliki utang sebesar itu .
Siti dan Nadzira tidak tau, mereka terkejut saat juragan Sarden datang dan mengatakan hutang-hutang Nurdin . Kecewa , jelas , tapi Siti tidak bisa melakukan hal apapun , terlebih Nurdin pria temperamental , pria itu tidak segan-segan menggunakan tangan nya untuk melampiaskan emosi nya.
"Yang sabar Zira , maaf ya , ibu enggak bisa bantu kamu " itu kalimat yang selalu di ucapkan oleh Siti pada anak nya itu . Beruntung ustadz Malik yang akan menjadi suami anak nya , diri nya tidak terlalu resah . Sebab , pemuda tampan itu sangat baik .
Nadzira tersenyum , dirinya juga tidak keberatan saat Kyai Mahmud melamar dirinya untuk putra pertama nya , terlebih Nadzira juga menyimpan perasaan pada ustadz tampan itu. "Zira pergi dulu ya Bu . Nanti kalau pulang , Zira susul ibu deh di warung. " Pamit Zira sambil menyalami sang ibu .
Siti mengangguk kan kepala nya ,
"Hati-hati sayang . Setelah pulang , kamu langsung istirahat saja , jangan susul ibu , kamu pasti capek Zira . "
"Tapi Bu --"
Siti menggeleng kan kepala nya . "Jangan membantah Zira . Kamu harus istirahat . Sudah sana pergi , nanti kamu telat . Jangan lupa berikan kotak bekal nya pada ustadz Malik . " Ucap Siti .
Nadzira tersenyum. "Assalamualaikum "
"Wa'alaikum salam . "
Ya ibu nya memang bekerja mencari uang dengan berjualan kue di sebuah warung yang ada di dekat sekolah dasar . Itu di lakukan Siti untuk membantu perekonomian keluarga nya . Sebab, Nurdin sama sekali tidak bekerja .
"Abah, Zira pamit . " Ucap Nadzira menyalami Nurdin .
Nurdin membiarkan tangan nya di cium oleh anak nya itu. "Ingat apa yang Abah katakan tadi . Jangan sampai membuat ustadz Malik kecewa . Kamu itu tunangan nya ! Beberapa bulan lagi kamu akan menikah dengan ustadz Malik . Jadi jangan sampai kamu membuat ulah . " Ucap Nurdin , bukan menasehati , tapi Nurdin selalu mengancam putri nya itu. Dirinya tidak mau kalau sampai wajah nya menjadi banyak belur lagi karena di pukuli oleh anak buah juragan Sarden .
Nadzira mengangguk kan kepala nya , walaupun dalam hati agak kecewa dengan Abah nya itu . Dirinya di jadikan bahan untuk membayar hutang sang Abah pada rentenir .
"Assalamualaikum "
"Wa'alaikum salam "
Nadzira melangkah kan kaki nya menuju pondok pasantren , seperti biasa nya , hari ini diri nya akan mengajar seperti biasa .
Kemarin dirinya di suruh oleh kyai Mahmud untuk menjemput Tunangan nya di bandara bersama dengan supir , dan Nadzira sampai di buat terpukau dengan ketampanan pemuda yang akan menikah dengan nya itu .
Sungguh ustadz Malik sangat tampan , dirinya sampai berulangkali beristighfar saat bayang-bayang wajah tampan itu terus ada di dalam kepala nya .
"Ya Allah ampuni aku . " Ucap Nadzira sambil tersenyum sendiri , mata nya menatap bekal yang akan dirinya berikan pada ustadz Malik nanti .
•
Kevin berjalan sambil mematut penampilan nya pada cermin kecil yang ada di tangan nya . Cermin itu milik mama nya . Karena di pondok pasantren tidak boleh bawa ponsel , kemarin sebelum mama nya masuk ke dalam mobil, Kevin meminta cermin milik wanita itu . Dirinya tau kalau mama nya selalu membawa cermin berwarna pink berbentuk love itu . Sengaja , memang sengaja Kevin meminta nya , tidak lucu saja , dirinya berniat mendekati seseorang di pondok pasantren ini, tapi tidak mematut penampilan nya terlebih dahulu .
Kevin ingin dirinya terlihat perpect di mata gadis cantik itu .
Kevin berjalan di lorong sepi, tujuan nya ruang guru . Ya para santri padahal sudah masuk ke dalam kelas , mereka hanya tinggal menunggu para ustadz dan ustadzah yang akan masuk ke dalam kelas masing-masing . Tapi lain Kevin, dirinya ingin melihat ustadzah cantik nya dulu .
Dan keberuntungan berpihak pada Kevin, dirinya melihat sosok Nadzira , ustadzah cantik itu berjalan sambil membawa sebuah kotak bekal , ah sungguh manis , membayangkan kotak bekal itu di berikan untuk nya , membuat hati nya berdebar tidak karuan .
Kevin langsung berjalan menuju ke arah Nadzira , pemuda tampan itu memasukkan cermin kecil itu di saku seragam nya .
Saat langkah nya sudah semakin dekat , tapi ustadzah cantik itu tidak menyadari kehadiran nya , dan hal itu membuat Kevin tersenyum geli .
Kevin berdekhem . "Assalamualaikum Ustadzah cantik "
"Ehhh"
Nadzira terkejut bukan main saat mendengar suara yang berasal dari arah belakang nya , beruntung dirinya tidak sampai menjatuhkan kotak bekal yang ada di tangan nya itu .
Nadzira buru-buru membalikkan tubuh nya ke belakang , dan saat itu mata Nadzira terbelalak melihat sosok pemuda yang kemarin di temui oleh nya sudah berdiri tidak jauh dari nya . Terlebih melihat senyuman di wajah pemuda itu . Membuat Nadzira langsung mengalihkan pandangan nya ke lain arah sambil berdecih sinis .
"Wa'alaikum salam " sahut Nadzira jutek .
Kevin terkekeh mendengar nada jutek itu, entah mengapa dirinya suka sekali , "pagi-pagi udah cantik aja ustadzah, hati aku makin tambah dah dig dug loh . " Aku Kevin memang tidak bohong .
"CK, jangan gombal ! Saya ini Ustadzah kamu . Yang sopan sedikit kamu dengan Ustadzah kamu ." Sahut Nadzira kesa , pasalnya baru kali ini ada santri nya yang berani sekali menggoda dirinya . Eh , Nadzira baru menyadari , ternyata pemuda itu sudah menjadi santri nya. Itu terlihat dari seragam yang di kenakan oleh pemuda itu.
Kevin tidak marah , diri nya malah tersenyum bahagia. "Aku enggak gombal ustadzah . Ustadzah memang cantik, Ustadzah itu bidadari surga yang memang sengaja Allah kirim untuk saya . "
Nadzira geram mendengar nya , kesal bukan main , mungkin santri nya itu akan jerah saat dirinya memberikan hukuman pada pemuda itu.
"Oiya ? Saya cantik ."
Kevin mengangguk kan kepala nya mantap , dirinya tidak bohong, gadis itu sangat cantik . Dan Kevin sangat senang ,saat Nadzira mau merespon perkataan nya .
Hati nya sudah berdebar tidak karuan , rasa bahagia sudah menyeruak memenuhi hati nya .
Nadzira mengangguk - anggukan kepala nya . "Oke , kalau begitu , ikut saya ! Saya akan kasih kamu sesuatu yang membuat kamu semakin memuji saya. "
Dengan semangat empat lima nya , Kevin langsung mengangguk dan tersenyum sumringah, di dalam hati nya sudah bersorak heboh, kalau saja diri nya tidak menjaga image nya , mungkin saat ini Kevin sudah salto saja .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments