"aduh , mama kok masih enggak bisa ya Pa , biarin Kevin tinggal di pasantren . Kevin itu anak kita satu-satunya loh Pa . Masak Papa tega sih ? Mama kesepian kalau enggak ada Kevin ." Ucap Ningsih pada sang suami . Saat ini kedua nya sedang duduk di depan pondok pesantren . Tadi Kyai Mahmud ijin sebentar karena ingin menghadiri rapat sebentar . Dan Pradipta tidak mempermasalahkan nya sama sekali , dirinya akan menunggu anak nya terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah nya .
Tadi , Kyai Mahmud juga meminta keluarga Pradipta untuk beristirahat saja di rumah dalam pondok milik Kyai Mahmud , namun Pradipta menolak nya , kata nya dirinya ingin melihat-lihat lingkungan pondok pasantren dulu .
Kalau sudah begitu , Kyai Mahmud pasrah dan membiarkan saja Pradipta menikmati keindahan yang ada di pondok pasantren milik nya itu .
Dan Pradipta juga kagum, pondok pasantren itu sangat bersih , bangunan-bangunan nya tersusun rapih, terlebih banyak nya taman bunga di setiap sudut bangunan , membuat keindahan pondok itu semakin nyata .
"Pa , CK, Mama lagi ngomong loh ,kok malah di cuekin sih ?" Omel Ningsih pada suami nya itu , mata Pradipta malah melirik sekeliling nya yang tampak bersih , asri dan indah , sama sekali tidak menghiraukan gerutuan sang istri dan hal itu membuat Ningsih kesal bukan main .
Pradipta menghela nafas nya kasar . Dirinya dengar apa yang di katakan oleh istri nya , tapi pura-pura diam saja , karena tidak ingin membahas nya .
"Ma , Papa kan sudah memutuskan . Jadi Mama harus turuti ya keputusan dari Papa . " Ucap Pradipta lembut pada sang istri .
Ningsih mengerucutkan ujung bibir nya . Masih belum terima aja , kalau anak satu-satunya malah harus tinggal terpisah dan jauh dari dirinya .
"Papa ... Papa kenapa sih ? Mama itu enggak bisa loh jauh dari Kevin . "
"Ma , ini semua Papa lakukan demi kebaikan Kevin . Papa mau yang terbaik untuk anak kita Ma . Selama ini Kevin terlalu bercanda dalam semua hal . Mau sampai kapan dia tidak belajar dewasa ?
"Usia nya bukan muda lagi Ma . Kevin sudah berusia dua puluh satu tahun kalau Mama lupa ! Jadi stop buat manjain anak kita Ma . Kevin bakalan menikah , jadi sebelum itu , dia harus jadi dewasa dulu . Mama ngerti kan ? " Jelas Pradipta panjang lebar , apa yang dirinya lakukan itu bukan semata-mata keegoisan nya saja . Tapi itu demi kebaikan Kevin sendiri . Kevin harus belajar banyak . Dirinya tidak boleh bermain-main lagi . Selama ini Kevin terlalu banyak membuang-buang waktu nya untuk hal yang tidak penting . Bahkan sekolah saja , Kevin sudah tertinggal sampai tiga kali . Kasus-kasus di sekolah nya pun banyak, beruntung Pradipta pemilik sekolah itu, jadi mereka tidak berani mengeluarkan anak dari pemilik sekolah .
Kevin terlalu di manja , karena dirinya anak semata wayang. Bahkan tidak ada yang berani menghukum Kevin dan memarahi Kevin jika Kevin berbuat ulah .
Namun satu hal yang harus di ketahui , walaupun Kevin nakal dan tengil , tapi Kevin sangat menjauhi pergaulan bebas .
Balapan , rokok , minum-minuman , bernatem , itu sering . Tapi jika pergaulan bebas , Kevin sangat menjauhi nya .
"Emang Papa yakin , Kevin bakalan jadi dewasa di sini .?" Tanya Ningsih, dirinya masih mencari cara agar putra semata wayangnya itu tidak jadi masuk ke dalam pondok pasantren ini .
Pradipta menoleh ke arah sang istri, lalu tersenyum, tangan nya terulur menggenggam tangan wanita cantik yang menjadi istri nya itu . "Papa yakin Ma , karena Papa tau bagaimana pembelajaran di pondok pasantren ini . Dan tidak sembarang santri bisa keluar tanpa ijin dari Ustadz, maupun Ustadzah nya . " Sahut Pradipta .
Ningsih mendengus mendengar nya. Bukan nya diri nya tidak suka pasantren ya , tapi dirinya tidak rela jauh dari anak nya . Bedakan , dirinya gitu-gitu sedikit paham tentang agama . Ya walaupun tidak terlalu tau sih , dirinya banyak belajar dari sang suami .
"Papa tau kan gimana bandel nya Kevin . Mereka enggak bakalan betah ngadepin tingkah laku Kevin Pa . " Ucap Ningsih .
"Ma , sudah ya , Papa yakin mereka mampu . Mama udah dong , Kevin nya aja betah di sini . Masa Mama sewot terus sih ?"
Ningsih berdecak mendengar nya . "Tau apa Papa , kalau Kevin betah di sini ? Emang nya Papa ada tanya sama Kevin nya ?"
Pradipta menghela nafas nya kasar , dirinya harus mencoba sabar menghadapi sifat istri nya yang seperti saat sekarang ini . "Ma , buktinya aja , Kevin lama banget muter-muter pondok pasantren nya. ,itu berarti dia betah kan Ma ? Dia mungkin sekarang lagi kenalan sama temen-temen baru nya . Papa enggak bayangin tahun depan Kevin udah kembali ke rumah , terus jadi pribadi yang baik dan sopan ." Ucap Pradipta .
"CK, Mama enggak mau tau ya Pa , pokok nya Papa harus tanya sama Kevin dulu, dia mau apa enggak masuk ke pasantren . Mama enggak mau kalau Papa terus-menerus maksa Kevin buat tinggal di pasantren . Anak kita jadi gila ,isssss . Jangan sampe !!! Jangan sampe !!! Aku enggak mau kalau sampai terjadi sesuatu sama anak aku. " Ningsih sudah bertingkah lebay , dan hal itu membuat Pradipta hanya memutar bola mata nya jengah , melihat tingkah absurd sang istri .
Jangan salahkan Kevin , jika memiliki sifat tengil dan lebay , itu pasti turunan dari Mama nya itu .
"Iya deh Ma , kita lihat aja nanti , Kevin nya mau enggak masuk ke pondok pesantren . " Cetus Pradipta .
Ningsih sudah tersenyum sumringah , kali ini dirinya tidak akan gagal, anak nya pasti senang jika dirinya berhasil membujuk Pradipta .
"Papa serius ya ? Pokoknya jangan maksa Kevin lagi loh . Kalau nanti dia minta pulang , Papa harus turuti . "
Pradipta mengangguk singkat saja , dirinya malas berdebat dengan istri cantik nya itu. Tapi entah mengapa di dalam hati nya , kalau Kevin pasti akan mau tinggal di pondok pasantren ini .
Ningsih sudah bersorak-sorai senang , sudah mengirim kan pesan pada Kevin , dan meminta Kevin segera datang di depan pondok pesantren .
Kevin yang masih berbincang dengan Rahul , langsung menuju tempat yang di sebutkan oleh sang Mama . Dirinya juga ingin mengatakan sesuatu pada Mama dan Papa nya .
Dan barang-barang dirinya masih di dalam bagasi mobil milik Papa nya.
"Gue mau masuk kamar yang adem pokok nya , yang ada AC nya. " Ucap Kevin pada Rahul .
Rahul menepuk jidat nya . "Enggak ada Vin , semua kamar di sini sama , cuman mentok ada kipas angin doang. "
Kevin berdecak mendengar nya , ingin protes lagi,. Tapi mengingat wajah cantik bidadari tadi , dirinya berhenti protes .
"Oke. Tapi pokok nya gue harus masuk ke kelas Ustadzah tadi . " Ucap Kevin .
Rahul menghela nafas nya kasar . "Setiap kelas pasti Ustadzah Zira masuk kok " sahut Rahul membuat Kevin tersenyum sumringah.
Tidak lama dirinya dan Rahul sampai di tempat ke dua orang tua nya .
Ningsih sudah menyambut nya dengan senyuman nya . "Sayang ... Mama udah berhasil--"
"Ma , Pa, Kevin mau masuk pondok pesantren . Masuk nya sekarang ya Pa , Ma . Barang-barang Kevin juga ada di bagasi kan ?"
Toeng
Ningsih ternganga mendengar nya , sedangkan Pradipta sudah tersenyum bahagia .
Bukan kah sudah Pradipta katakan , jika anak nya pasti akan mau masuk ke dalam pondok pasantren ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments