Makan siang

"Kenapa kamu gemetar seperti ini? Kamu sakit hmm?" Tanya Hesa dengan lembut, dia menahan tangan Naya yang masih menggantung di udara namun Naya buru-buru melepasnya.

"Maaf dokter sa..."

"Kakak??!!" Suara perempuan yang tiba-tiba masuk ke ruangan Hesa membuat Naya begitu terkejut.

"Naya? Kamu di sini juga? Tau gitu tadi kita barengan ya kan?"

Gisel langsung masuk dan menghampiri sahabat lamanya itu.

"Tapi ngomong-ngomong ngapain kamu di sini?" Tanya Gisel lagi.

"Emm" Naya tampak kebingungan.

"Dia ambil ID cardnya yang jatuh. Tadi Kakak yang temuin di depan" Hesa segera memberikan ID card yang belum sempat Naya ambil itu.

"Oh gitu. Tapi ke..."

"Maaf Gisel, aku harus bekerja. Terima kasih dokter, saya permisi dulu" Potong Naya dengan cepat. Dia tak ingin Gisel bertanya lebih jauh kenapa dia ada di ruangan Hesa.

"Naya nanti jangan lupa kita makan siang bareng ya?!" Seru Gisel sebelum Naya keluar dari ruangan Kakaknya.

Sementara Naya hanya mengangguk dengan senyum tipisnya saja untuk menjawab Gisel.

"Kamu kenal sama suster Kanaya?" Hesa menatap adiknya dengan teliti.

Gisel bahkan baru hari ini ada di sana untuk koas, tapi dia sudah terlihat akrab dengan Naya. Tentu saja itu membuat Hesa heran.

"Ya Allah Kakak, emang ya kalau udah tua itu pikun. Masa Kakak nggak ingat sama Naya. Dulu waktu aku SMA kan Naya sering main ke rumah. Tapi emang sih Kakak sama dia nggak pernah ngobrol tapi dulu Naya sering nyapa Kakak kok"

"Masa sih?" Hesa tampak mengingat saat-saat itu.

Hesa memang ingat kalau adiknya pernah membawa temannya ke rumah beberapa kali. Tapi Hesa tak pernah mengingat wajahnya sama sekali.

"Ih Kakak!" Kesal Gisel.

"Naya itu yang pernah aku ceritain ke Kakak dulu loh. Dia yang udah kerja paruh waktu sejak SMA buat biaya sekolahnya karena orang taunya nggak peduli sama dia. Setau aku waktu sekolah perawat dia juga dengan bantuan beasiswa. Nggak tau deh sekarang orang tuanya gimana. Semoga aja udah berubah. Kasihan banget jadi Naya kak, masa remajanya hilang karena orang tua nggak bertanggungjawab" Gisel menatap pintu di mana menjadi tempat keluarnya Naya tadi dengan sendu. Dia meras prihatin dengan wanita yang begitu malang itu.

"Jadi dia yang kamu dulu ceritakan sering jualan nasi bungkus di sekolah?"

"Iya Kak, yang itu"

Hesa tertegun, dulu dia sering mendengar Gisel bercerita tentang temannya yang menjual nasi bungkus di sekolah dan di lanjutkan kerja part time ketika sore hari. Tapi ternyata teman yang di maksud Gisel itu adalah Naya.

Dia telah menghancurkan masa depan seorang gadis yang sejak dulu terlah berjuang untuk hidupnya seorang diri.

Hesa mengusap wajahnya dengan kasar. Dia amat menyesal telah melampiaskan pengaruh obat tadi malam pada Naya.

"Kakak kenapa sih?" Gisel menatap heran Kakaknya yang terlihat begitu gusar.

"Nggak papa. Kamu mau apa ke sini?".

"Kata Kakak tadi malam, aku suruh ke sini dulu sebelum ke ruangan ku. Gimana sih?" Gisel menatap Kakaknya dengan kesal.

"Kakak cuma mau memastikan kalau kamu nggak telat aja"

"Ck, nyebelin" Cibir Gisel sambil berjalan keluar dari ruangan Kakaknya.

"Tunggu Gisel!" Seru Hesa sebelum adiknya membuka pintu.

"Apa lagi?" Gisel melirik Kakaknya.

"Kamu nanti mau makan siang di mana?"

"Nggak tau, paling di kantin sama Naya. Kenapa?"

"Kakak ikut!"

"Hah?" Gisel tampak terkejut dengan keinginan Kakaknya.

🌹🌹🌹

"Naya!" Teriak Gisel begitu melihat sahabatnya itu ada di bangsal penyakit dalam.

"Gisel, kamu ngapain di sini?"

"Kan kita udah janji mau makan siang" Gisel memamerkan deretan giginya yang rapi.

"Maaf aku lupa" Naya menggaruk tengkuknya.

"Ya udah ayo cepetan, aku udah laper banget. Ternyata hari pertama koas itu capek banget" Keluh Gisel sambil mengapit lengan Naya yang terasa lemas.

Gisel tampak begitu senang karena bisa bertemu dengan Naya. Satu-satunya teman yang tak pernah memanfaatkannya sama sekali. Pasalnya banyak yang berteman dengan Gisel namun hanya memanfaatkan kekayaan Gisel saja.

Lain dengan Naya, walau dia berasal dari keluarga sederhana dan kekurangan ekonomi, tapi Naya tidak perah memanfaatkan Gisel dalam hal apapun.

"Kamu mau makan apa biar aku yang pesan sekalian?"

"Kamu tau apa yang aku suka Nay"

"Ya udah tunggu bentar ya?"

Naya meninggalkan Gisel untuk memesan makanan. Dia masih hafal apa saja makanan yang di sukai sahabatnya itu.

Tapi saat Naya kembali membawa dua mangkuk soto daging kesukaan Gisel, dia di kejutkan dengan seseorang yang tengah duduk berhadapan dengan Gisel.

"Nay, udah belum? Kok bengong?" Suara Gisel menyadarkan Naya dari lamunan. Mau tak mau dia berjalan mendekati Gisel yang tengah duduk bersama Kakaknya, yaitu dokter Hesa.

"Maaf lama" Ucap Naya dengan suaranya yang seolah hilang entah kemana.

"Iya Naya. Tapi Kakak mau ikut makan siang bareng nggak papa kan Nay?"

Entah mengapa Naya justru menggerakkan lehernya untuk menatap pria yang kini sedang mendongak menatapnya.

Deg...

Naya yang masih berdiri semakin mematung karena matanya tak sengaja bertatapan dengan Hesa.

"E-ngak papa kok. Silahkan Pak dokter" Gugup Naya dengan seluruh tubuhnya yang mulai berkeringat dingin.

"Ya udah duduk dong Nay, kenapa masih berdiri?" Tegur Gisel karena Naya masih saja berdiri di antara dirinya dan juga Hesa. Karena meja mereka bundar, jadi Naya sekarang berada di antara keduanya.

"I-iya" Naya perlahan mendudukkan dirinya di sana.

Untuk saat ini, dia masih benar-benar ketakutan jika harus berdekatan dengan Hesa. Pasalnya baru tadi malam pria itu merenggut kesuciannya.

"Kakak mau pesan sekalian nggak?" Tanya Gisel.

"Kakak masih kenyang. Tadi udah pesan minum, nanti di antar ke sini" Sahut Hesa sambil sesekali menatap Naya yang terus menunduk mengaduk soto daging yang kuahnya masih mengepul itu.

"Kalau gitu ngapain juga ke sini" Gumam Gisel dengan suara pelan seperti sedang menggerutu.

Keheningan pun terjadi di antara mereka bertiga setelah minuman mereka datang. Gisel yang tampak lahap memakan sotonya sementara Naya terlihat tak berselera sama sekali. Dia hanya makan sesuap lalu mengunyahnya dengan begitu lama.

"Nay, kok nggak selera gitu kayaknya? Kamu juga kelihatan lemes banget dari tadi, kamu sakit ya?"

Naya mengangkat kepalanya hingga dia tau kalau saat ini dia sedang di perhatikan oleh kedua Kakak beradik itu.

"Enggak, aku cuma kurang tidur aja. Soalnya tadi malam pulang seminar udah larut banget"

"Oh seminar itu ya. Pantas, Kakak tadi malam pulangnya juga hampir subuh. Iya kan kak?"

"Uhuk..uhuk.." Naya langsung tersedak mendengarnya. Dia baru sadar kalau memberikan jawaban yang salah pada Gisel. Tentu sja Naya tau apa penyebab Hesa pulang sampai subuh.

"Minum dulu" Hesa mengulurkan air mineral pada Naya.

Tanpa berpikir panjang Naya pun meneguk air itu karena tenggorokannya terasa sakit.

"Terima kasih" Ucap Naya sambil mengusap bibirnya dengan tisu.

"Sama-sama" Sahut suara berat namun terdengar lembut di telinga Naya. Dia baru tau kalau ternyata yang memberi Naya minum adalah Hesa.

"Kakak?" Gisel melihat Kakaknya dengan bingung.

"Kenapa?"

"Bukannya tadi airnya udah Kakak minum ya? Kok di kasih ke Naya?" Heran Gisel pasalnya Kakaknya itu tak pernah mau berbagi minuman kepada siapapun.

Terpopuler

Comments

yellya

yellya

untungnya gisel dan naya berteman baik ya, secara ga lngsng 1 restu udh dpt lah dr adik ipar😁

2024-11-23

0

Cha Cha

Cha Cha

tenang aja gisel kakakmu bahkan uda merasakan naya🤭

2025-03-24

1

Deuis Lina

Deuis Lina

belum tau aja hesa udah nganu2 nya Naya sel

2024-11-23

0

lihat semua
Episodes
1 Malam kelam
2 Sahabat lama
3 Keras kepala
4 Makan siang
5 Terus menolak
6 Hesa memberitahu orang tuanya
7 Kamu hamil?
8 Harus bagaimana?
9 Di antar pulang
10 Naya pingsan
11 Hesa tau kehamilan Naya
12 Mau kan menikah dengan saya?
13 Menantu Mama
14 Papa?
15 Rendra hancur
16 Orang tua Naya
17 Syarat
18 Tidak pantas
19 Tidak memaksa
20 Makasih Mas
21 Milik ku
22 Kabar mengganggu
23 Obat
24 Kamu kenapa?
25 Lima ratus ribu
26 Asam manis
27 Peringatan
28 Wanita kotor
29 Siapa dia?
30 Naya yang disalahkan
31 Istri saya
32 Apa salah?
33 Orang itu adalah..
34 Gaun pengantin
35 Kelewat manis
36 Istriku yang cantik
37 Istriku, ya harus aku!
38 Tak pernah berubah
39 Apa yang kau lakukan!
40 Mie instan
41 Saling terbuka
42 Yang sebenarnya terjadi
43 Kena pelet
44 Istimewa
45 Resepsi
46 Kapan bolehnya?
47 Menangislah
48 Kebelet
49 Makasih Mas
50 Pikiran kotor
51 Bibir manis
52 Niat yang tertunda
53 Butuh pengakuan
54 Hesa sakit
55 Perubahan Naya
56 Waspada pelakor
57 Mulai berani
58 Satu sama
59 Kado dari Gisel
60 Kebenaran
61 Lupa waktu
62 Menghindari
63 Singa tapi bukan singa
64 Menyiapkan diri
65 Melawan trauma
66 Lakukanlah!
67 Lobak lokal serasa impor
68 Lima kali lipat milik Gisel
69 Lagi
70 Kangen kamu
71 Saling merindu
72 Masa lalu
73 Secepat itu?
74 Menjaga hati
75 Kangen
76 Kamu udah cinta sama aku?
77 Penjelasan Hesa
78 Ada yang ketinggalan
79 Nasi kotak
80 Nasi kotak
81 Hesa yang aneh
82 Penjelasan Hesa
83 Kamu yang pimpin!
84 Tak ada cinta lagi
85 Permintaan maaf
86 Mencintai mu
87 Pencemburu
88 Dinosaurus
89 Demi ponakan
90 Pengintai
91 Panas
92 Bunga untuk siapa?
93 Curiga
94 Semakin curiga
95 Kejutan
96 Ungkapan hati Naya
97 Istri muda
98 Penyesalan
99 Jadi pengintai
100 Permintaan maaf
101 Peran suami siaga
102 Kontraksi
103 Melahirkan
104 Pasangan paling sweet
105 Pembawa kebahagiaan
106 Hubungan baik
107 Suami terbaik
108 Takut istri
109 Main bentar
110 Dimanjakan suami
111 Cemburu
112 Lupa atau tidak tau
113 Sampai pagi
114 Pelangi setelah hujan
115 Season 2 ( Part Gisel di muali)
116 Season 2 ( Penolakan )
117 Season 2 ( Menikahlah dengan ku )
118 Season 2 ( Syarat dari Gisel )
119 Season 2 ( Kompensasi )
120 Season 2 ( Jadi simpanan )
121 Season 2 ( menikah )
122 Season 2 ( Masa lalu )
123 Season 2 ( Ketahuan bohong )
124 Season 2 ( Mulut lemes )
125 Season 2 ( Niat Raymond )
126 Season 2 ( Bisikan gaib )
127 Season 2 ( Jadi supir )
128 Season 2 ( Pembalasan Raymond )
129 Season 2 ( Babak belur )
130 Season 2 ( Banting harga )
131 Season 2 ( Kilasan masa lalu )
132 Season 2 ( Hancur )
133 Season 2 ( Maaf )
134 Season 2 (Pahitnya Brownies )
135 Season 2 ( Keadaan Ester )
136 Season 2 ( Permintaan maaf )
137 Season 2 ( Tidak bisa lagi )
138 Season 2 ( Gisel kembali berubah )
139 Season 2 ( Telat )
140 Season 2 ( Siapa laki-laki itu? )
141 Season 2 (Teman lama)
142 Season 2 (Menghindar)
143 Season 2 ( Kenapa baru sekarang?? )
144 Season 2 ( Ipar yang sinis )
145 Season 2 ( Pengakuan )
146 Season 2 ( Bulan madu I )
147 Season 2 ( Pengganggu )
148 Season 2 ( Gisel yang manis )
149 Season 2 ( Cemburu )
150 Season 2 ( Paksaan )
151 Season 2 ( Cemburu buta )
152 Season 2 ( Hal aneh )
153 Season 2 ( Tolong bantu aku! )
154 Season 2 ( Aku akan membantumu )
155 Season 2 ( Di kasih hati minta... )
156 Season 2 ( Boleh minta lagi? )
157 Season 2 ( Jadi badut )
158 Season 2 ( Maafkan kami )
159 Season 2 ( Berdamai dengan keadaan)
160 Season 2 ( Marah )
161 Season 2 ( Istri ngeyelan )
162 Season 2 ( Membasmi hama )
163 Season 2 ( Ditangkap )
164 Season 2 ( Bertemu Ester )
165 Season 2 ( Flexing )
166 Season 2 ( Makmum )
167 Season 2 ( Keadaan David )
168 Season 2 ( Kehilangan )
169 Season 2 ( Perhatian kecil )
170 Season 2 ( Terupurk berkepanjangan )
171 Season 2 ( Positif )
172 Season 2 ( Ngidam )
173 Season 2 ( Pergi ke mana? )
174 Season 2 ( Kaya orang hamil )
175 Season 2 ( Nasehat Naya )
176 Season 2 ( Kabar bahagia )
177 Season 2 ( Jangan tanya kenapa! )
178 Season 2 ( Ngidam lagi )
179 Season 2 (Twins)
180 Season 2 (Jalan-jalan)
181 Desain 2 (Telur gulung)
182 Season 2 (Sama-sama membutuhkan)
183 Season 2
184 Season 2 (Sayang aku nggak?)
185 Season 2 (Kejutan)
186 Season 2 (Belum saatnya)
187 Season 2 (Salah paham)
188 Season 2 (Maaf)
189 Season 2 (Aku kalah)
190 Season 2 (Makan sahur)
191 Season 2 (Cinta di sepertiga malam)
192 Season 2 (Mangga muda)
193 Season 2 (Panggilan sayang)
194 Season 2 (Semakin membaik)
195 Season 2 (Cemburu)
196 Season 2 (Salah paham)
197 Season 2 (Kena begal)
198 Season 2 (Elena & Elea)
199 PROMO karya baru (SUAMIKU BUKAN MILIKKU)
Episodes

Updated 199 Episodes

1
Malam kelam
2
Sahabat lama
3
Keras kepala
4
Makan siang
5
Terus menolak
6
Hesa memberitahu orang tuanya
7
Kamu hamil?
8
Harus bagaimana?
9
Di antar pulang
10
Naya pingsan
11
Hesa tau kehamilan Naya
12
Mau kan menikah dengan saya?
13
Menantu Mama
14
Papa?
15
Rendra hancur
16
Orang tua Naya
17
Syarat
18
Tidak pantas
19
Tidak memaksa
20
Makasih Mas
21
Milik ku
22
Kabar mengganggu
23
Obat
24
Kamu kenapa?
25
Lima ratus ribu
26
Asam manis
27
Peringatan
28
Wanita kotor
29
Siapa dia?
30
Naya yang disalahkan
31
Istri saya
32
Apa salah?
33
Orang itu adalah..
34
Gaun pengantin
35
Kelewat manis
36
Istriku yang cantik
37
Istriku, ya harus aku!
38
Tak pernah berubah
39
Apa yang kau lakukan!
40
Mie instan
41
Saling terbuka
42
Yang sebenarnya terjadi
43
Kena pelet
44
Istimewa
45
Resepsi
46
Kapan bolehnya?
47
Menangislah
48
Kebelet
49
Makasih Mas
50
Pikiran kotor
51
Bibir manis
52
Niat yang tertunda
53
Butuh pengakuan
54
Hesa sakit
55
Perubahan Naya
56
Waspada pelakor
57
Mulai berani
58
Satu sama
59
Kado dari Gisel
60
Kebenaran
61
Lupa waktu
62
Menghindari
63
Singa tapi bukan singa
64
Menyiapkan diri
65
Melawan trauma
66
Lakukanlah!
67
Lobak lokal serasa impor
68
Lima kali lipat milik Gisel
69
Lagi
70
Kangen kamu
71
Saling merindu
72
Masa lalu
73
Secepat itu?
74
Menjaga hati
75
Kangen
76
Kamu udah cinta sama aku?
77
Penjelasan Hesa
78
Ada yang ketinggalan
79
Nasi kotak
80
Nasi kotak
81
Hesa yang aneh
82
Penjelasan Hesa
83
Kamu yang pimpin!
84
Tak ada cinta lagi
85
Permintaan maaf
86
Mencintai mu
87
Pencemburu
88
Dinosaurus
89
Demi ponakan
90
Pengintai
91
Panas
92
Bunga untuk siapa?
93
Curiga
94
Semakin curiga
95
Kejutan
96
Ungkapan hati Naya
97
Istri muda
98
Penyesalan
99
Jadi pengintai
100
Permintaan maaf
101
Peran suami siaga
102
Kontraksi
103
Melahirkan
104
Pasangan paling sweet
105
Pembawa kebahagiaan
106
Hubungan baik
107
Suami terbaik
108
Takut istri
109
Main bentar
110
Dimanjakan suami
111
Cemburu
112
Lupa atau tidak tau
113
Sampai pagi
114
Pelangi setelah hujan
115
Season 2 ( Part Gisel di muali)
116
Season 2 ( Penolakan )
117
Season 2 ( Menikahlah dengan ku )
118
Season 2 ( Syarat dari Gisel )
119
Season 2 ( Kompensasi )
120
Season 2 ( Jadi simpanan )
121
Season 2 ( menikah )
122
Season 2 ( Masa lalu )
123
Season 2 ( Ketahuan bohong )
124
Season 2 ( Mulut lemes )
125
Season 2 ( Niat Raymond )
126
Season 2 ( Bisikan gaib )
127
Season 2 ( Jadi supir )
128
Season 2 ( Pembalasan Raymond )
129
Season 2 ( Babak belur )
130
Season 2 ( Banting harga )
131
Season 2 ( Kilasan masa lalu )
132
Season 2 ( Hancur )
133
Season 2 ( Maaf )
134
Season 2 (Pahitnya Brownies )
135
Season 2 ( Keadaan Ester )
136
Season 2 ( Permintaan maaf )
137
Season 2 ( Tidak bisa lagi )
138
Season 2 ( Gisel kembali berubah )
139
Season 2 ( Telat )
140
Season 2 ( Siapa laki-laki itu? )
141
Season 2 (Teman lama)
142
Season 2 (Menghindar)
143
Season 2 ( Kenapa baru sekarang?? )
144
Season 2 ( Ipar yang sinis )
145
Season 2 ( Pengakuan )
146
Season 2 ( Bulan madu I )
147
Season 2 ( Pengganggu )
148
Season 2 ( Gisel yang manis )
149
Season 2 ( Cemburu )
150
Season 2 ( Paksaan )
151
Season 2 ( Cemburu buta )
152
Season 2 ( Hal aneh )
153
Season 2 ( Tolong bantu aku! )
154
Season 2 ( Aku akan membantumu )
155
Season 2 ( Di kasih hati minta... )
156
Season 2 ( Boleh minta lagi? )
157
Season 2 ( Jadi badut )
158
Season 2 ( Maafkan kami )
159
Season 2 ( Berdamai dengan keadaan)
160
Season 2 ( Marah )
161
Season 2 ( Istri ngeyelan )
162
Season 2 ( Membasmi hama )
163
Season 2 ( Ditangkap )
164
Season 2 ( Bertemu Ester )
165
Season 2 ( Flexing )
166
Season 2 ( Makmum )
167
Season 2 ( Keadaan David )
168
Season 2 ( Kehilangan )
169
Season 2 ( Perhatian kecil )
170
Season 2 ( Terupurk berkepanjangan )
171
Season 2 ( Positif )
172
Season 2 ( Ngidam )
173
Season 2 ( Pergi ke mana? )
174
Season 2 ( Kaya orang hamil )
175
Season 2 ( Nasehat Naya )
176
Season 2 ( Kabar bahagia )
177
Season 2 ( Jangan tanya kenapa! )
178
Season 2 ( Ngidam lagi )
179
Season 2 (Twins)
180
Season 2 (Jalan-jalan)
181
Desain 2 (Telur gulung)
182
Season 2 (Sama-sama membutuhkan)
183
Season 2
184
Season 2 (Sayang aku nggak?)
185
Season 2 (Kejutan)
186
Season 2 (Belum saatnya)
187
Season 2 (Salah paham)
188
Season 2 (Maaf)
189
Season 2 (Aku kalah)
190
Season 2 (Makan sahur)
191
Season 2 (Cinta di sepertiga malam)
192
Season 2 (Mangga muda)
193
Season 2 (Panggilan sayang)
194
Season 2 (Semakin membaik)
195
Season 2 (Cemburu)
196
Season 2 (Salah paham)
197
Season 2 (Kena begal)
198
Season 2 (Elena & Elea)
199
PROMO karya baru (SUAMIKU BUKAN MILIKKU)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!