BAB 3: PINTU KE DUNIA LAIN

Pintu kayu itu terbuka perlahan, menimbulkan bunyi derit panjang yang menusuk telinga. Udara dingin menyeruak keluar dari dalam, menyelimuti tubuh Arjuna seperti kabut yang mengintai mangsa. Aroma mawar yang sebelumnya menenangkan kini berubah aneh—ada campuran anyir darah yang menusuk hidung, membuat perutnya terasa mual.

Lorong di balik pintu tampak gelap gulita. Dinding-dindingnya lembap, penuh lumut, dan sesekali terdengar tetesan air yang jatuh dari langit-langit. Namun, meskipun suasana begitu sunyi, suara lonceng aneh itu tetap bergema, memantul di setiap sudut, seolah-olah datang dari arah yang tidak dapat dijelaskan.

Arjuna berdiri di ambang pintu, kaki-kakinya berat untuk melangkah. Namun, ada sesuatu yang memaksanya bergerak maju, bukan kehendaknya sendiri. Seolah-olah kekuatan tak terlihat menariknya masuk. Lentera di tangannya bergoyang, cahaya kuningnya bergetar seperti takut menghadapi kegelapan di depan.

Langkah demi langkah, udara semakin menyesakkan. Suara lonceng yang semula samar kini terdengar lebih tajam, lebih menusuk, seolah-olah lonceng itu berbunyi di dalam kepalanya.

"Arjuna..."

Suara itu muncul lagi. Kali ini lebih jelas, lebih dekat, seperti bisikan yang langsung masuk ke telinganya.

"Siapa kau?!" Arjuna memberanikan diri bertanya, suaranya bergetar, dipenuhi ketakutan yang sulit ia sembunyikan.

Namun, tidak ada jawaban. Yang terdengar hanyalah gema langkahnya sendiri yang berat, bercampur dengan bunyi lonceng yang semakin memekakkan telinga.

Setelah berjalan tanpa henti, yang terasa seperti berjam-jam, Arjuna akhirnya tiba di ujung lorong. Di sana, ia menemukan sebuah ruangan besar yang kosong, dikelilingi kegelapan yang hanya diterangi oleh lilin-lilin kecil yang berkedip di sudut-sudut ruangan.

Di tengah ruangan, sebuah altar batu berdiri kokoh. Permukaannya tertutup kain merah tua yang sudah usang, dengan noda gelap seperti darah kering yang melekat di atasnya.

Namun yang paling menarik perhatian adalah buku besar di atas altar itu. Sampulnya hitam, dihiasi dengan ukiran mawar berduri yang mencuat ke luar. Lingkaran besar yang terbuat dari kelopak mawar merah dan bercampur dengan darah kering mengelilingi altar itu, memberikan aura mengerikan.

Arjuna tidak bisa melepaskan pandangannya dari buku itu. Ada sesuatu yang memanggilnya—bukan dengan kata-kata, tapi dengan perasaan yang dalam, seolah-olah buku itu memiliki jiwa yang ingin menyampaikan sesuatu.

Langkahnya mendekat. Tapi sebelum dia bisa menyentuh buku itu, sebuah suara berat menggema di belakangnya.

"Jangan sentuh!"

Arjuna berbalik dengan cepat. Lentera di tangannya hampir terjatuh saat ia melihat sosok itu—Vera.

Wanita dengan gaun merah itu berdiri di ujung ruangan, wajahnya putih pucat seperti mayat, dengan garis air mata darah yang menuruni pipinya. Matanya yang merah menyala menatap langsung ke arah Arjuna, menusuk jiwanya.

"Vera..." Arjuna berusaha mengendalikan suaranya. "Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang kau inginkan dariku?"

Wanita itu tidak menjawab langsung. Sebagai gantinya, ia perlahan berjalan mendekat, langkahnya nyaris tidak bersuara, seolah-olah ia melayang.

"Aku tidak punya banyak waktu," katanya akhirnya, suaranya rendah dan dalam, penuh kepedihan. "Dia sudah tahu kau ada di sini. Kau harus membuka buku itu."

"Kenapa aku harus membuka buku ini?" tanya Arjuna, suara gemetar. "Apa yang ada di dalamnya?"

"Jawaban," jawab Vera singkat. "Jawaban untuk mengakhiri penderitaan ini."

Dengan tangan yang bergetar, Arjuna akhirnya mengulurkan tangan untuk membuka buku itu. Begitu ia menyentuh sampulnya, hawa dingin langsung menjalar ke seluruh tubuhnya. Sampul buku terasa seperti daging yang hidup—berdenyut, basah, dan dingin.

Saat ia membuka halaman pertama, tulisan berwarna merah perlahan muncul di atas kertas:

“Semua dimulai dengan pengkhianatan.”

Ketika Arjuna membaca kalimat itu, kepalanya berputar, dan pandangannya menjadi buram. Gambaran aneh mulai bermunculan di dalam pikirannya.

Dia melihat Vera, tetapi berbeda dari sosok menyeramkan di depannya sekarang. Ia melihat Vera yang cantik dan hidup, mengenakan gaun putih, sedang berdiri di sebuah taman mawar. Tapi di sisi lain, ada seorang pria yang wajahnya penuh kebencian.

“Kau pikir kau bisa kabur dari takdirmu, Vera?” suara pria itu bergema dalam kepala Arjuna.

“Aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan hidupku lagi!” balas Vera dalam gambaran itu.

Namun pria itu hanya tertawa dingin. "Kau salah. Aku tidak hanya akan menghancurkan hidupmu. Aku akan memastikan kau tidak punya tempat di dunia ini, bahkan setelah kematian."

Gambaran itu menghilang tiba-tiba, membuat Arjuna kembali ke ruangan gelap. Ia jatuh berlutut, napasnya tersengal, seolah-olah ia baru saja mengalami sesuatu yang nyata.

Tiba-tiba, suara tawa lirih terdengar, menggema di seluruh ruangan. Tawa itu dingin, penuh ejekan, seperti seseorang yang menikmati penderitaan orang lain.

Dari kegelapan, muncul sesosok pria tua dengan jubah hitam, wajahnya tertutup bayangan. Pria itu berjalan mendekati Arjuna, meskipun kakinya tidak menyentuh lantai.

“Jadi, ini yang kau pilih, Vera?” katanya sambil menoleh ke arah wanita itu. “Kau membawa manusia biasa untuk menyelesaikan apa yang kau mulai? Sungguh menyedihkan.”

“Diam!” teriak Vera, suaranya melengking, penuh amarah.

Pria itu tersenyum dingin. "Dia tidak akan bisa menghentikan aku. Kau tahu itu."

Sosok pria itu tiba-tiba menghilang, dan ruangan mulai bergetar. Lingkaran mawar di sekitar altar berubah menjadi api, membakar kain merah yang menutupi altar. Dari tengah api itu, muncul sosok menyeramkan, tubuhnya besar dan berlumuran darah. Duri-duri tajam mencuat dari kulitnya, seperti batang mawar yang hidup.

Makhluk itu mengeluarkan raungan keras, menggetarkan ruangan. Mata merahnya bersinar tajam, menatap langsung ke arah Arjuna.

Vera berlari ke arah Arjuna, meraih lengannya. "Kau harus menghancurkan buku itu!"

"Tapi bagaimana caranya?" tanya Arjuna panik, tubuhnya gemetar ketakutan.

“Gunakan darahmu!” teriak Vera. “Hanya darah manusia hidup yang bisa menghentikannya!”

Makhluk itu bergerak cepat, menyerang dengan cakar tajam yang hampir mengenai tubuh Arjuna. Namun Vera berdiri di antara mereka, menciptakan penghalang yang terbuat dari cahaya merah darah.

“Cepat! Lakukan sekarang!” teriaknya.

Arjuna tidak punya pilihan lain. Ia meraih belati kecil yang tiba-tiba muncul di altar dan menusukkan ujungnya ke telapak tangannya. Darah segar mengalir, menetes ke halaman terakhir buku.

Begitu darahnya menyentuh halaman, buku itu mulai bergetar hebat. Cahaya merah menyala keluar dari dalamnya, membakar setiap kata yang tertulis di halaman. Makhluk itu mengeluarkan raungan terakhir yang mengerikan sebelum tubuhnya mulai meleleh menjadi abu.

Namun, ruangan itu mulai runtuh. Batu-batu besar jatuh dari langit-langit, membuat segala sesuatunya bergetar.

“Arjuna, kita harus pergi!” Vera menarik lengannya, berlari menuju lorong tempat mereka masuk.

Saat Arjuna keluar dari rumah tua itu, ia terjatuh ke tanah, napasnya tersengal-sengal. Ketika ia menoleh ke belakang, rumah itu telah lenyap—tidak ada apa-apa kecuali hamparan padang ilalang yang sunyi.

Tapi meskipun semuanya tampak tenang, Arjuna tahu ini belum selesai. Vera berdiri di sampingnya, menatap lurus ke depan dengan ekspresi kosong.

“Ini baru permulaan,” katanya pelan.

Dan Arjuna sadar

Episodes
1 BAB 1: PENGANTIN MERAH
2 BAB 2: SUARA YANG TAK PERNAH DIAM
3 BAB 3: PINTU KE DUNIA LAIN
4 BAB 4: PERJANJIAN DALAM GELAP
5 BAB 5: BISIKAN MAUT DI BALIK KEMATIAN
6 BAB 6: DALAM BAYANGAN GELAP
7 BAB 7: PINTU KE DUNIA LAIN
8 BAB 8: RAHASIA DI BALIK DESA TIRTA AMERTA
9 BAB 9: UJIAN DI KUIL GELAP
10 BAB 10: BAYANGAN DI BALIK KUASA
11 BAB 11: KESEIMBANGAN YANG TERTUKAR
12 BAB 12: JEJAK DI BALIK BAYANGAN
13 BAB 13: PINTU MENUJU KEBEBASAN
14 BAB 14: PENCARIAN DI DUNIA BARU
15 BAB 15: KEHILANGAN
16 BAB 16: JEJAK YANG TERTINGGAL
17 BAB 17: AKHIR DARI SEGALANYA
18 BAB 18: PENGUNGKAPAN DI BALIK BAYANGAN
19 BAB 19: PINTU KE KETAKUTAN
20 BAB 20: PERTEMPURAN DI PINTU KEKAL
21 BAB 21: PUSARAN KEMATIAN
22 BAB 22: PENUTUPAN KEBENARAN
23 BAB 23: KEMBALI KE DUNIA
24 BAB 24: MENYUSURI KETIDAKPERCAYAAN
25 BAB 25: PERANG TERAKHIR
26 BAB 26: AWAL BARU
27 BAB 27: KABUT YANG MENYELIMUTI
28 BAB 28: JEJAK YANG TERTINGGAL
29 BAB 29: JALAN MENUJU KEGELAPAN
30 BAB 30: ISTANA BAYANGAN
31 BAB 31: PENGHADANG BAYANGAN
32 BAB 32: PENGADILAN DARAH
33 BAB 33: TERANG DI BALIK KELAM
34 BAB 34: JEBAKAN DI BAWAH BULAN
35 BAB 35: PERBURUAN DI BALIK BAYANGAN
36 BAB 36: MALAM BERDARAH DI HUTAN LARANGAN
37 BAB 37: KEJAHATAN DALAM BAYANGAN
38 BAB 38: PENGORBANAN TERAKHIR
39 BAB 39: JEJAK DI ANTARA KEHANCURAN
40 BAB 40: JEJAK DARAH DI TANAH GELAP
41 BAB 41: PENGHIANAT DI DALAM TIM
42 BAB 42: MALAM TERAKHIR DI GUDANG TUA
43 BAB 43: KUASA GELAP DI BALIK ALTAR
44 BAB 44: BAYANGAN TERAKHIR DI HUTAN KELAM
45 BAB 45: JEJAK DARAH DI KEGELAPAN
46 BAB 46: PENGHIANAT DI ANTARA KITA
47 BAB 47: KEBANGKITAN KETAKUTAN
48 BAB 48: BAYANGAN KEMATIAN
49 BAB 49 – KEBENARAN YANG TERSEMBUNYI
50 BAB 50 – PERJALANAN DI AMBANG NERAKA
51 BAB 50 – NERAKA TELAH DIBUKA
52 BAB 52 – PENGHANCURAN TOTAL
Episodes

Updated 52 Episodes

1
BAB 1: PENGANTIN MERAH
2
BAB 2: SUARA YANG TAK PERNAH DIAM
3
BAB 3: PINTU KE DUNIA LAIN
4
BAB 4: PERJANJIAN DALAM GELAP
5
BAB 5: BISIKAN MAUT DI BALIK KEMATIAN
6
BAB 6: DALAM BAYANGAN GELAP
7
BAB 7: PINTU KE DUNIA LAIN
8
BAB 8: RAHASIA DI BALIK DESA TIRTA AMERTA
9
BAB 9: UJIAN DI KUIL GELAP
10
BAB 10: BAYANGAN DI BALIK KUASA
11
BAB 11: KESEIMBANGAN YANG TERTUKAR
12
BAB 12: JEJAK DI BALIK BAYANGAN
13
BAB 13: PINTU MENUJU KEBEBASAN
14
BAB 14: PENCARIAN DI DUNIA BARU
15
BAB 15: KEHILANGAN
16
BAB 16: JEJAK YANG TERTINGGAL
17
BAB 17: AKHIR DARI SEGALANYA
18
BAB 18: PENGUNGKAPAN DI BALIK BAYANGAN
19
BAB 19: PINTU KE KETAKUTAN
20
BAB 20: PERTEMPURAN DI PINTU KEKAL
21
BAB 21: PUSARAN KEMATIAN
22
BAB 22: PENUTUPAN KEBENARAN
23
BAB 23: KEMBALI KE DUNIA
24
BAB 24: MENYUSURI KETIDAKPERCAYAAN
25
BAB 25: PERANG TERAKHIR
26
BAB 26: AWAL BARU
27
BAB 27: KABUT YANG MENYELIMUTI
28
BAB 28: JEJAK YANG TERTINGGAL
29
BAB 29: JALAN MENUJU KEGELAPAN
30
BAB 30: ISTANA BAYANGAN
31
BAB 31: PENGHADANG BAYANGAN
32
BAB 32: PENGADILAN DARAH
33
BAB 33: TERANG DI BALIK KELAM
34
BAB 34: JEBAKAN DI BAWAH BULAN
35
BAB 35: PERBURUAN DI BALIK BAYANGAN
36
BAB 36: MALAM BERDARAH DI HUTAN LARANGAN
37
BAB 37: KEJAHATAN DALAM BAYANGAN
38
BAB 38: PENGORBANAN TERAKHIR
39
BAB 39: JEJAK DI ANTARA KEHANCURAN
40
BAB 40: JEJAK DARAH DI TANAH GELAP
41
BAB 41: PENGHIANAT DI DALAM TIM
42
BAB 42: MALAM TERAKHIR DI GUDANG TUA
43
BAB 43: KUASA GELAP DI BALIK ALTAR
44
BAB 44: BAYANGAN TERAKHIR DI HUTAN KELAM
45
BAB 45: JEJAK DARAH DI KEGELAPAN
46
BAB 46: PENGHIANAT DI ANTARA KITA
47
BAB 47: KEBANGKITAN KETAKUTAN
48
BAB 48: BAYANGAN KEMATIAN
49
BAB 49 – KEBENARAN YANG TERSEMBUNYI
50
BAB 50 – PERJALANAN DI AMBANG NERAKA
51
BAB 50 – NERAKA TELAH DIBUKA
52
BAB 52 – PENGHANCURAN TOTAL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!