Bab 5:Cahaya di Tengah Kekelaman

Ardan berdiri di jalan setapak yang terasa tak berujung. Jalan itu dipenuhi oleh lampu-lampu kecil yang tergantung di udara, berayun lembut tanpa adanya angin. Suasana di sekitarnya seperti melambai antara mimpi dan kenyataan, membuat setiap langkah terasa berat dan penuh keraguan.

Bayangan-bayangan bergerak di tepi jalan, mengintip dari kegelapan, tetapi mereka tidak menyerang. Sebaliknya, mereka hanya mengawasinya, membuat bulu kuduknya meremang. Setiap gerakan mereka terasa seperti pesan yang tidak diucapkan, bisikan yang tak terdengar.

Ardan menatap lampu-lampu di atas kepalanya. Cahaya mereka kecil, hampir redup, tetapi cukup untuk membimbing jalannya. Ia tidak tahu ke mana jalan ini akan membawanya, tetapi ia tidak punya pilihan lain selain terus melangkah.

“Ini semua hanya ilusi,” bisiknya kepada dirinya sendiri, meskipun suara hatinya meragukan kata-kata itu.

Di ujung jalan, ia melihat sesuatu yang berbeda—sosok kecil berdiri diam di tengah kegelapan. Sosok itu tampak seperti manusia, tetapi ada sesuatu yang aneh pada matanya. Mata merah yang bersinar terang, menembus hati Ardan seolah-olah bisa membaca semua rahasianya.

Ardan berhenti, mengamati sosok itu dengan waspada. Ia ingin bertanya siapa sosok itu, tetapi lidahnya terasa kelu. Entah kenapa, ia merasa bahwa apapun yang dikatakan sosok itu akan mengubah segalanya.

Setelah beberapa saat yang terasa seperti selamanya, sosok itu berbicara.

"Ardan," katanya dengan suara yang halus namun dalam,

"kau tahu apa yang kau cari. Tetapi, pertanyaannya adalah: apakah kau siap untuk menemukannya?"

Ardan mengerutkan kening. “Apa maksudmu? Aku bahkan tidak tahu apa yang sedang terjadi.”

Sosok itu tersenyum tipis, senyum yang tidak menghibur tetapi juga tidak mengancam.

"Ketidaktahuan adalah awal dari penemuan. Kau sudah jauh melangkah, tetapi perjalananmu baru saja dimulai."

“Aku tidak punya pilihan lain, bukan?” jawab Ardan dengan nada getir.

Sosok itu mengangguk pelan.

"Pilihan selalu ada, Ardan. Tetapi kadang-kadang, pilihan terbaik adalah menghadapi kegelapan yang ada di depanmu. Hanya dengan begitu, kau bisa menemukan cahaya di dalamnya."

Sebelum Ardan bisa membalas, sosok itu mengangkat tangannya. Cahaya kecil muncul di telapak tangannya, melayang di udara seperti kunang-kunang. Cahaya itu bergerak perlahan, mendekati Ardan, dan masuk ke dalam dadanya.

Ardan terhuyung ke belakang. Ketika cahaya itu menyentuh hatinya, ia merasa sesuatu yang hangat mengalir melalui tubuhnya—perasaan yang sudah lama tidak ia rasakan. Itu adalah harapan, kecil tetapi nyata.

Namun, bersamaan dengan perasaan itu, muncul bayangan-bayangan lain di benaknya. Wajah-wajah dari masa lalunya, kenangan akan kesalahan-kesalahan yang pernah ia buat, dan rasa sakit yang pernah ia alami. Semua itu membanjiri pikirannya, membuatnya ingin lari.

“Apa ini? Apa yang kau lakukan padaku?” teriak Ardan, suaranya penuh kebingungan dan ketakutan.

Sosok itu menatapnya dengan mata yang penuh pengertian.

"Ini adalah dirimu, Ardan. Semua yang kau coba lupakan, semua yang kau coba sembunyikan—sekarang kau harus menghadapinya. Tidak ada jalan lain."

Bayangan-bayangan itu mulai berbicara di kepalanya, memanggil namanya dengan suara yang berbeda-beda.

"Ardan, kenapa kau meninggalkan kami? Kenapa kau tidak bertarung?"

"Kau pengecut, Ardan. Kau hanya bersembunyi."

"Kami membutuhkanmu, tetapi kau pergi."

Ardan jatuh berlutut, memegang kepalanya dengan kedua tangan. Suara-suara itu terlalu keras, terlalu menyakitkan. Ia ingin mereka berhenti, tetapi semakin ia melawan, semakin keras suara itu terdengar.

“Aku tidak bisa! Aku tidak bisa melakukannya!” teriaknya, air mata mengalir di pipinya.

Tetapi di tengah kekacauan itu, ia mendengar suara lain. Suara yang lebih lembut, lebih tenang.

"Ardan, kau bisa. Kau lebih kuat dari yang kau pikirkan."

Suara itu berbeda dari yang lain. Itu bukan suara bayangan atau sosok di depannya. Itu adalah suaranya sendiri, suara yang ia pikir telah hilang.

Ardan mengangkat kepalanya, menatap ke depan. Sosok itu masih berdiri di sana, tetapi sekarang ia tampak lebih kecil, lebih samar.

"Kegelapan di dalam dirimu tidak akan pernah benar-benar hilang," kata sosok itu,

"tetapi kau bisa memilih untuk tidak membiarkannya menguasaimu. Cahaya kecil itu adalah harapanmu. Peganglah erat-erat."

Ardan mengangguk pelan. Ia masih merasa takut, tetapi ada sesuatu di dalam dirinya yang berubah. Ia tahu bahwa perjalanan ini belum selesai, tetapi untuk pertama kalinya, ia merasa siap untuk melanjutkan.

Lampu-lampu di atasnya mulai memudar satu per satu, meninggalkan jalan itu dalam kegelapan total. Namun, cahaya kecil di dalam hatinya terus bersinar, membimbing langkahnya ke depan.

Di tengah kegelapan, Ardan berbisik, “Aku akan menemukan jalan.”

Dan dengan itu, ia melangkah lagi, menuju takdir yang menunggunya.

---

Episodes
1 Bab 1: Surat dalam Kabut
2 Bab 2: Bayangan yang Mengintai
3 Bab 3:Dunia Bayangan
4 Bab 4: Refleksi yang Menghantui
5 Bab 5:Cahaya di Tengah Kekelaman
6 Bab 6:Bayangan yang Memudar
7 Bab 7: Perjumpaan yang Tak Terduga
8 Bab 8:Cermin Masa Lalu
9 Bab 9
10 Bab 10: Pertemuan yang Mengubah Segalanya
11 Bab 11:Jejak Darah dan Bayang-bayang
12 Bab 12:Jalan Tanpa Cahaya
13 Bab 13:Gerbang Kegelapan
14 Bab 14:Nafas Dibalik Bayangan
15 Bab 15:Bisikan dari Kegelapan
16 Bab 16:Desa Tanpa Waktu
17 Bab 17:Dunia Di antara Dunia
18 Bab 18:Terjebak dalam dunia yang Tak Terlihat
19 Bab 19: Ilusi yang Menyeret
20 Bab 20:Ujian yang Tak Pernah Habis
21 Bab 21: Labirin Tak Berujung
22 Bab 22: Langit Semu yang Menipu
23 Bab 23:Labirin Tanpa Akhir
24 Bab 24: Di Persimpangan Kegelapan
25 Bab 25: Bayangan dan Kehampaan
26 Bab 26: Bayangan Terakhir di Balik Pintu Gelap
27 Bab 27: Jalan Sunyi di Bawah Langit Kelam
28 Bab 28: Jejak yang Menghilang
29 Bab 29: Bayangan di Balik Pintu
30 Bab 30: Lingkaran yang Tidak Pernah Berakhir
31 Bab 31: Cermin Kebenaran
32 Bab 32: Bisikan Kabut
33 Bab 33: Bayangan dari Masa Lalu
34 Bab 34: Cahaya yang Mengelabui
35 Bab 35: Suara di Balik Keheningan
36 Bab 36: Jejak yang Hilang& Bab 37: Cermin Tak Berujung
37 Bab 38: Labirin Tanpa Akhir
38 Bab 39: Kehampaan yang Menghantui
39 Bab 40: Bayang-Bayang yang Menghantui
40 Bab 41: Pantulan Kegelapan
41 Bab 42: Hutan Tanpa Akhir
42 Bab 43: Pintu yang Terkunci
43 Bab 44: Bayangan di balik Cahaya
44 Bab 45: Pantulan di Dalam Kekosongan
45 Bab 46: Pintu ke Kekosongan Baru
46 Bab 47: Bayangan di Cermin
47 Bab 48: Titik Nol di Ujung Jalan
48 Bab 49: Bayangan di Balik Cermin
49 Bab 50: Keheningan Sebelum Badai
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1: Surat dalam Kabut
2
Bab 2: Bayangan yang Mengintai
3
Bab 3:Dunia Bayangan
4
Bab 4: Refleksi yang Menghantui
5
Bab 5:Cahaya di Tengah Kekelaman
6
Bab 6:Bayangan yang Memudar
7
Bab 7: Perjumpaan yang Tak Terduga
8
Bab 8:Cermin Masa Lalu
9
Bab 9
10
Bab 10: Pertemuan yang Mengubah Segalanya
11
Bab 11:Jejak Darah dan Bayang-bayang
12
Bab 12:Jalan Tanpa Cahaya
13
Bab 13:Gerbang Kegelapan
14
Bab 14:Nafas Dibalik Bayangan
15
Bab 15:Bisikan dari Kegelapan
16
Bab 16:Desa Tanpa Waktu
17
Bab 17:Dunia Di antara Dunia
18
Bab 18:Terjebak dalam dunia yang Tak Terlihat
19
Bab 19: Ilusi yang Menyeret
20
Bab 20:Ujian yang Tak Pernah Habis
21
Bab 21: Labirin Tak Berujung
22
Bab 22: Langit Semu yang Menipu
23
Bab 23:Labirin Tanpa Akhir
24
Bab 24: Di Persimpangan Kegelapan
25
Bab 25: Bayangan dan Kehampaan
26
Bab 26: Bayangan Terakhir di Balik Pintu Gelap
27
Bab 27: Jalan Sunyi di Bawah Langit Kelam
28
Bab 28: Jejak yang Menghilang
29
Bab 29: Bayangan di Balik Pintu
30
Bab 30: Lingkaran yang Tidak Pernah Berakhir
31
Bab 31: Cermin Kebenaran
32
Bab 32: Bisikan Kabut
33
Bab 33: Bayangan dari Masa Lalu
34
Bab 34: Cahaya yang Mengelabui
35
Bab 35: Suara di Balik Keheningan
36
Bab 36: Jejak yang Hilang& Bab 37: Cermin Tak Berujung
37
Bab 38: Labirin Tanpa Akhir
38
Bab 39: Kehampaan yang Menghantui
39
Bab 40: Bayang-Bayang yang Menghantui
40
Bab 41: Pantulan Kegelapan
41
Bab 42: Hutan Tanpa Akhir
42
Bab 43: Pintu yang Terkunci
43
Bab 44: Bayangan di balik Cahaya
44
Bab 45: Pantulan di Dalam Kekosongan
45
Bab 46: Pintu ke Kekosongan Baru
46
Bab 47: Bayangan di Cermin
47
Bab 48: Titik Nol di Ujung Jalan
48
Bab 49: Bayangan di Balik Cermin
49
Bab 50: Keheningan Sebelum Badai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!