Bab 2: Bayangan yang Mengintai

Malam menyelimuti desa kecil tempat Ardan tinggal. Di luar, angin berbisik melalui celah-celah pohon tua, membawa kesan dingin yang menusuk hingga ke tulang. Di dalam rumah, suasana tidak kalah mencekam. Lampu di kamar Ardan berkelap-kelip, seolah mencoba memberi peringatan.

Ardan duduk di meja belajarnya, surat misterius itu terbuka di depannya. Kalimat pendek yang tertera di sana, "Kau bukan dirimu yang sebenarnya," terus menggerogoti pikirannya. Kata-kata itu seperti racun, menyusup perlahan ke dalam dirinya, membuat setiap bagian dari tubuhnya terasa berat.

Ia menghela napas, mencoba mengusir perasaan aneh yang menyelimutinya. Tapi perasaan itu semakin kuat. Ia merasa seperti diawasi. Tatapannya perlahan beralih ke jendela di sebelah meja. Kabut tebal di luar memantulkan bayangan samar, namun bayangan itu tampak tidak biasa. Seperti ada sesuatu di sana.

"Siapa di luar?" gumamnya, suaranya hampir tidak terdengar.

Tidak ada jawaban, hanya keheningan yang menyesakkan. Ia berdiri, menutup tirai jendela dengan tergesa-gesa. Saat kembali duduk, lampu di kamarnya tiba-tiba padam, meninggalkannya dalam kegelapan.

“Bukan sekarang,” keluhnya, mencoba mencari senter di laci meja. Namun, saat ia menyalakan senter, jantungnya hampir berhenti.

Bayangannya di dinding tidak bergerak sesuai tubuhnya.

Bayangan itu berdiri tegak, lebih besar dari biasanya, dengan garis-garis kasar yang tampak tidak wajar. Ardan menatapnya, berharap itu hanya ilusi. Ia mengangkat tangan kanannya perlahan—bayangan itu tetap diam.

Dengan napas yang semakin cepat, ia mundur ke arah pintu kamar. Bayangan itu malah maju, mengikuti gerakannya, tapi dengan cara yang aneh. Bukan seperti cerminan, melainkan seperti makhluk hidup.

"Apa ini…?" suaranya hampir tercekat.

Bayangan itu berhenti sejenak. Kemudian, dalam hitungan detik, ia menyeringai. Sebuah senyuman menyeramkan, tak masuk akal bagi sesuatu yang seharusnya tidak bernyawa.

“Ardan…” suara itu berbisik, pelan, tapi cukup untuk membuat bulu kuduknya berdiri.

Ardan tidak menunggu lebih lama. Ia membuka pintu kamar dan berlari ke ruang tamu. Rumah terasa berbeda, lebih gelap dari biasanya. Dingin meresap ke kulitnya, meskipun semua jendela tertutup rapat. Ia memanggil ibunya, tapi tidak ada jawaban.

"Ibu?" panggilnya lagi, suaranya menggema di ruang kosong.

Tidak ada jawaban, hanya bayangan yang bermain-main di dinding, mengikuti setiap langkahnya. Ia berlari ke dapur, berharap menemukan sesuatu yang normal, sesuatu yang nyata. Tapi di meja dapur, ia malah menemukan secarik kertas kecil.

Pesan di atasnya membuat tubuhnya gemetar.

"Bayanganmu lebih tahu tentangmu daripada dirimu sendiri."

Tulisannya sama seperti di surat pertama—tangan yang tegas, dengan tinta merah mencolok. Ardan merasa seluruh tubuhnya melemah. Ia membanting kertas itu ke meja, mencoba mengatur napas.

Namun, saat ia menatap ke lantai, sesuatu membuatnya berhenti bergerak. Bayangannya ada di sana, lebih besar, lebih tebal, dan lebih hidup.

Bayangan itu bergerak sendiri.

Ia mengangkat tangan kirinya. Bayangan itu mengangkat tangan kanannya.

Ia mundur dengan perlahan, mencoba melawan rasa takut yang semakin besar. Tapi bayangan itu semakin mendekat, meskipun Ardan tidak bergerak. Itu bukan pantulan dirinya lagi—itu sesuatu yang lain, sesuatu yang memiliki kesadaran.

“Apa kau… aku?” tanya Ardan dengan suara yang hampir tenggelam oleh napasnya sendiri.

Bayangan itu berhenti, lalu membentuk mulut, sebuah ekspresi penuh ironi yang membuat Ardan semakin takut. Sebelum ia bisa berpikir lebih jauh, lampu di dapur tiba-tiba padam, membawa kegelapan total.

Di tengah kegelapan itu, suara terdengar lagi. Suara pelan yang sama, tetapi kali ini lebih tajam, lebih kuat.

"Sudah waktunya, Ardan. Kau harus tahu."

Angin dingin menerpa wajahnya, dan dalam sekejap, dunia di sekitarnya berubah. Rumah yang ia kenal lenyap. Di hadapannya kini, hanya ada kabut pekat, tanah yang retak, dan bayangan-bayangan yang bergerak bebas.

Ardan berdiri di tengah dunia yang asing, jantungnya berdebar kencang. Ia tahu, ini adalah awal dari sesuatu yang besar—sesuatu yang tidak akan membiarkan dirinya kembali menjadi dirinya yang dulu.

---

Episodes
1 Bab 1: Surat dalam Kabut
2 Bab 2: Bayangan yang Mengintai
3 Bab 3:Dunia Bayangan
4 Bab 4: Refleksi yang Menghantui
5 Bab 5:Cahaya di Tengah Kekelaman
6 Bab 6:Bayangan yang Memudar
7 Bab 7: Perjumpaan yang Tak Terduga
8 Bab 8:Cermin Masa Lalu
9 Bab 9
10 Bab 10: Pertemuan yang Mengubah Segalanya
11 Bab 11:Jejak Darah dan Bayang-bayang
12 Bab 12:Jalan Tanpa Cahaya
13 Bab 13:Gerbang Kegelapan
14 Bab 14:Nafas Dibalik Bayangan
15 Bab 15:Bisikan dari Kegelapan
16 Bab 16:Desa Tanpa Waktu
17 Bab 17:Dunia Di antara Dunia
18 Bab 18:Terjebak dalam dunia yang Tak Terlihat
19 Bab 19: Ilusi yang Menyeret
20 Bab 20:Ujian yang Tak Pernah Habis
21 Bab 21: Labirin Tak Berujung
22 Bab 22: Langit Semu yang Menipu
23 Bab 23:Labirin Tanpa Akhir
24 Bab 24: Di Persimpangan Kegelapan
25 Bab 25: Bayangan dan Kehampaan
26 Bab 26: Bayangan Terakhir di Balik Pintu Gelap
27 Bab 27: Jalan Sunyi di Bawah Langit Kelam
28 Bab 28: Jejak yang Menghilang
29 Bab 29: Bayangan di Balik Pintu
30 Bab 30: Lingkaran yang Tidak Pernah Berakhir
31 Bab 31: Cermin Kebenaran
32 Bab 32: Bisikan Kabut
33 Bab 33: Bayangan dari Masa Lalu
34 Bab 34: Cahaya yang Mengelabui
35 Bab 35: Suara di Balik Keheningan
36 Bab 36: Jejak yang Hilang& Bab 37: Cermin Tak Berujung
37 Bab 38: Labirin Tanpa Akhir
38 Bab 39: Kehampaan yang Menghantui
39 Bab 40: Bayang-Bayang yang Menghantui
40 Bab 41: Pantulan Kegelapan
41 Bab 42: Hutan Tanpa Akhir
42 Bab 43: Pintu yang Terkunci
43 Bab 44: Bayangan di balik Cahaya
44 Bab 45: Pantulan di Dalam Kekosongan
45 Bab 46: Pintu ke Kekosongan Baru
46 Bab 47: Bayangan di Cermin
47 Bab 48: Titik Nol di Ujung Jalan
48 Bab 49: Bayangan di Balik Cermin
49 Bab 50: Keheningan Sebelum Badai
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1: Surat dalam Kabut
2
Bab 2: Bayangan yang Mengintai
3
Bab 3:Dunia Bayangan
4
Bab 4: Refleksi yang Menghantui
5
Bab 5:Cahaya di Tengah Kekelaman
6
Bab 6:Bayangan yang Memudar
7
Bab 7: Perjumpaan yang Tak Terduga
8
Bab 8:Cermin Masa Lalu
9
Bab 9
10
Bab 10: Pertemuan yang Mengubah Segalanya
11
Bab 11:Jejak Darah dan Bayang-bayang
12
Bab 12:Jalan Tanpa Cahaya
13
Bab 13:Gerbang Kegelapan
14
Bab 14:Nafas Dibalik Bayangan
15
Bab 15:Bisikan dari Kegelapan
16
Bab 16:Desa Tanpa Waktu
17
Bab 17:Dunia Di antara Dunia
18
Bab 18:Terjebak dalam dunia yang Tak Terlihat
19
Bab 19: Ilusi yang Menyeret
20
Bab 20:Ujian yang Tak Pernah Habis
21
Bab 21: Labirin Tak Berujung
22
Bab 22: Langit Semu yang Menipu
23
Bab 23:Labirin Tanpa Akhir
24
Bab 24: Di Persimpangan Kegelapan
25
Bab 25: Bayangan dan Kehampaan
26
Bab 26: Bayangan Terakhir di Balik Pintu Gelap
27
Bab 27: Jalan Sunyi di Bawah Langit Kelam
28
Bab 28: Jejak yang Menghilang
29
Bab 29: Bayangan di Balik Pintu
30
Bab 30: Lingkaran yang Tidak Pernah Berakhir
31
Bab 31: Cermin Kebenaran
32
Bab 32: Bisikan Kabut
33
Bab 33: Bayangan dari Masa Lalu
34
Bab 34: Cahaya yang Mengelabui
35
Bab 35: Suara di Balik Keheningan
36
Bab 36: Jejak yang Hilang& Bab 37: Cermin Tak Berujung
37
Bab 38: Labirin Tanpa Akhir
38
Bab 39: Kehampaan yang Menghantui
39
Bab 40: Bayang-Bayang yang Menghantui
40
Bab 41: Pantulan Kegelapan
41
Bab 42: Hutan Tanpa Akhir
42
Bab 43: Pintu yang Terkunci
43
Bab 44: Bayangan di balik Cahaya
44
Bab 45: Pantulan di Dalam Kekosongan
45
Bab 46: Pintu ke Kekosongan Baru
46
Bab 47: Bayangan di Cermin
47
Bab 48: Titik Nol di Ujung Jalan
48
Bab 49: Bayangan di Balik Cermin
49
Bab 50: Keheningan Sebelum Badai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!