Chapter 15 - Bayar Hutang

Wildan mematung sambil terus melihat melalui kameranya. Dia jadi tambah ketakutan saat melihat hantu itu tersenyum.

Sontak Wildan berlari meninggalkan Jaka. Dengan cepat dia masukkan laptop dan kameranya ke dalam tas. Lalu segera menjalankan motornya.

"Wildan!" panggil Jaka yang berlari ke teras mengejar Wildan.

"Nanti aku akan jelaskan di kampus! Pinjam dulu laptopnya!" pekik Wildan.

Jaka lantas mendengus kasar. Dia terpaksa membiarkan Wildan pergi.

Di waktu yang sama, Wildan sedang mengendara menuju rumahnya. Ia menyempatkan diri singgah sebentar ke toko untuk membeli kertas foto.

Butuh waktu beberapa menit untuk sampai ke rumah. Ketika pulang, Wildan langsung menyelesaikan pekerjaannya.

Dalam sekejap, file telah jadi. Wildan juga mencetak foto Dirga dan Poppy. Untungnya alat print miliknya tidak di ambil oleh Rojali dan antek-anteknya.

"Aneh banget. Padahal mereka bisa rekam dan foto sendiri. Kenapa harus pakai jasa aku coba?" gumam Wildan. Sebenarnya dia sejak awal agak heran dengan permintaan Dirga. Namun perasaan ganjalnya itu tak dirinya pedulikan karena Wildan sangat membutuhkan uang.

Setelah semuanya rampung, Wildan langsung menghubungi Dirga. Dia jelas sudah tak sabar ingin menerima bayarannya.

"Kenapa, Dan?" tanya Dirga dari seberang telepon.

"Fotonya sudah selesai, Mas!" jawab Wildan.

"Ya ampun... Cepat amat kau ngerjainnya. Ya sudah, antar ke apartemenku ya. Taruh file sama fotonya ke loker nomor 126. Nanti uangnya aku transfer," kata Dirga.

"Baik, Mas! Saya akan kirim nomor rekening saya." Wildan bersemangat.

"Oke. Kau itu memang fotografer plus-plus terbaik!"

"Apaan sih, Mas."

"Pokoknya kalau aku butuh jasa foto lagi, aku pasti akan menghubungimu. Apalagi kalau nanti aku dan Poppy menikah."

Pembicaraan berakhir di sana. Setelah mengirim nomor rekeningnya pada Dirga, Wildan mendapatkan notifikasi di ponselnya. Notifikasi tersebut memberitahukan kalau sejumlah uang telah masuk ke dalam rekening Wildan.

Pupil mata Wildan membesar tatkala menyaksikan jumlah uang yang kini dia miliki. Karena foto berjumlah sekitar dua puluh tujuh, maka uang yang didapat Wildan sebanyak 270 juta.

"Gila!" Wildan senang sekali. Hal pertama yang dia lakukan adalah meletakkan memori card dan foto ke loker 126. Selanjutnya, dia ingin melunasi hutang ibunya pada Rojali. Sekalian juga ingin dia ambil laptop serta barang-barang miliknya yang lain.

Dalam perjalanan, Wildan tak berhenti tersenyum. Dia juga terus kepikiran mengenai hal yang disebutkan oleh Dirga padanya.

"Fotografer plus-plus? Kayaknya itu menarik untuk aku jadikan nama. Nanti aku rundingkan sama Jaka dan yang lain dulu deh," gumam Wildan.

Datanglah Wildan ke rumah Rojali. Saat tiba di sana, dia melihat ada kegaduhan. Seorang gadis tampak bersujud memohon di kaki Rojali.

Wildan membulatkan mata. Karena dia sangat mengenali gadis itu. Namanya adalah Indah. Dia tak lain adalah cucu dari Pak Yono, rekan kerja Wildan saat bekerja sebagai penyapu jalanan.

Wildan bisa mengenali Indah dengan mudah. Karena tidak jarang Indah datang menemui Pak Yono untuk membawakan makanan.

"Indah? Bagaimana bisa dia ada di sini?" Wildan merasa tak percaya. Dia bergegas ingin membuka pagar.

"Eh! Mau apa kamu?! Ngeloyor masuk aja!" timpal salah satu anak buah Rojali. Namanya Heru. Berkepala pelontos dan memiliki banyak tato di tubuhnya.

"Saya mau ketemu Bang Rojali. Mau bayar hutang!" sahut Wildan. Dia menunjukkan raut wajah berani. Karena pada kenyataannya Wildan tak takut pada Rojali dan antek-anteknya. Mengingat Wildan menguasai ilmu bela diri silat. Jadi wajar kalau masalah perkelahian membuatnya tidak takut atau panas dingin seperti sebelumnya.

"Wah! Kamu anaknya Nia ya?!" tanya Heru.

"Iya!" Wildan mengangguk.

"Bos! Ini ada anaknya Nia. Dia katanya mau bayar hutang!" seru Heru.

Rojali lantas menoleh ke arah Wildan. Dia tersenyum mendengar kabar kalau ada seseorang yang ingin membayar hutang padanya. Dengan kasar, dia tendang Indah yang memegangi kakinya.

Wildan melirik Indah dengan perasaan iba. Dia merasa kasihan karena terdapat ada banyak lebam dan luka di sekujur badan gadis tersebut.

"Pergi kamu! Pokoknya aku tidak akan melepaskanmu!" tegas Rojali. "Bawa dia masuk! Kurung ke kamar!" titahnya, yang kini bicara pada anak buahnya.

"Hentikan!" seru Wildan.

Saat itulah Indah sadar akan kehadiran Wildan. Matanya terbelalak. Dia perlahan tertunduk karena diserang rasa malu.

Terpopuler

Comments

Ummi Yatusholiha

Ummi Yatusholiha

kayaknya si indah bakal jadi penebus hutang pak yono deh,miris nasib kaum bawah 🥺🥺

2024-12-01

3

Yuli a

Yuli a

ternyata pekerjaannya toh yang plus plus.. bukan orang nya...😅

2024-12-01

4

⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈

⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈

dasar Rojali gak punya hati

2024-12-01

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Sandwich Generation
2 Chapter 2 - Tentang Jajan
3 Chapter 3 - Sang Primadona
4 Chapter 4 - Lelaki Misterius
5 Chapter 5 - Dirga Gunawan
6 Chapter 6 - Momen Indah
7 Chapter 7 - Tawaran Dirga
8 Chapter 8 - Masalah Keuangan Yang Semakin Pelik
9 Chapter 9 - Karena Blitz
10 Chapter 10 - Namanya Glenda
11 Chapter 11 - Tak Punya Pilihan
12 Chapter 12 - Panas Dingin
13 Chapter 13 - Hasil Foto
14 Chapter 14 - Panas Dingin Lagi
15 Chapter 15 - Bayar Hutang
16 Chapter 16 - Membantu Indah
17 Chapter 17 - Fotografer Plus-Plus
18 Chapter 18 - Tawaran Baru Dirga
19 Chapter 19 - Teman Yang Cemburu
20 Chapter 20 - Mencari Cara
21 Chapter 21 - Lima Wanita
22 Chapter 22 - Sesi Pemotretan
23 Chapter 23 - Aleta
24 Chapter 24 - Rayuan Maut
25 Chapter 25 - Lanjut
26 Chapter 26 - Hanya Fantasi
27 Chapter 27 - Tentang Aleta Lagi
28 Chapter 28 - Iri?
29 Chapter 29 - Terjebak?
30 Chapter 30 - Kamera Yang Rusak
31 Chapter 31 - Efek
32 Chapter 32 - Dengan Glenda
33 Chapter 33 - Asah Pedang
34 Chapter 34 - Rencana Ke Villa
35 Chapter 35 - Berangkat
36 Chapter 36 - Elena Soraya
37 Chapter 37 - Berenang
38 Chapter 38 - Celana Boboiboy
39 Chapter 39 - Jujur Atau Tantangan?
40 Chapter 40 - Tantangan Untuk Wildan
41 Chapter 41 - Menyatakan
42 Chapter 42 - Jadian
43 Chapter 43 - Perampasan Ciuman Pertama
44 Chapter 44 - Rekaman Tak Disengaja
45 Chapter 45 - Apa Yang Terjadi?
46 Chapter 46 - Tiba-Tiba Saja
47 Chapter 47 - Pengakuan Arman
48 Chapter 48 - Kemarahan Wildan
49 Chapter 49 - Di Taman
50 Chapter 50 - Kambing Hitam
51 Chapter 51 - 80 Juta
52 Chapter 52 - Kerjaan Baru
53 Chapter 53 - Takdir Macam Apa Ini?
54 Chapter 54 - Alasan Elena
55 Chapter 55 - Masih Di Restoran
56 Chapter 56 - Menutupi
57 Chapter 57 - Mencemaskan Persahabatan
58 Chapter 58 - Gangguan
59 Chapter 59 - Ciuman Glenda
60 Chapter 60 - Ini Nyata
61 Chapter 61 - Perjaka & Perawan
62 Chapter 62 - Tentang Rekaman Yang Lalu
63 Chapter 63 - Mau Lagi
64 Chapter 64 - Istirahat
65 Chapter 65 - Kesalahan Arman Lagi
66 Chapter 66 - Kedatangan Aleta
67 Chapter 67 - Akhirnya Mengaku
68 Chapter 68 - Menyesal
69 Chapter 69 - Di Ikuti?
70 Chapter 70 - Berebut Rekaman Wildan
71 Chapter 71 - Di Supermarket
72 Chapter 72 - Hilang
73 Chapter 73 - Pesan Ancaman
74 Chapter 74 - Plan B
75 Chapter 75 - Kecelakaan
76 Chapter 76 - Mencari
77 Chapter 77 - Dokter Misterius
78 Chapter 78 - Gedung Terbengkalai
79 Chapter 79 - Menyelesaikan Semua
80 Chapter 80 - Akhir
81 Pengumuman
82 Novel Baru Seru!
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Chapter 1 - Sandwich Generation
2
Chapter 2 - Tentang Jajan
3
Chapter 3 - Sang Primadona
4
Chapter 4 - Lelaki Misterius
5
Chapter 5 - Dirga Gunawan
6
Chapter 6 - Momen Indah
7
Chapter 7 - Tawaran Dirga
8
Chapter 8 - Masalah Keuangan Yang Semakin Pelik
9
Chapter 9 - Karena Blitz
10
Chapter 10 - Namanya Glenda
11
Chapter 11 - Tak Punya Pilihan
12
Chapter 12 - Panas Dingin
13
Chapter 13 - Hasil Foto
14
Chapter 14 - Panas Dingin Lagi
15
Chapter 15 - Bayar Hutang
16
Chapter 16 - Membantu Indah
17
Chapter 17 - Fotografer Plus-Plus
18
Chapter 18 - Tawaran Baru Dirga
19
Chapter 19 - Teman Yang Cemburu
20
Chapter 20 - Mencari Cara
21
Chapter 21 - Lima Wanita
22
Chapter 22 - Sesi Pemotretan
23
Chapter 23 - Aleta
24
Chapter 24 - Rayuan Maut
25
Chapter 25 - Lanjut
26
Chapter 26 - Hanya Fantasi
27
Chapter 27 - Tentang Aleta Lagi
28
Chapter 28 - Iri?
29
Chapter 29 - Terjebak?
30
Chapter 30 - Kamera Yang Rusak
31
Chapter 31 - Efek
32
Chapter 32 - Dengan Glenda
33
Chapter 33 - Asah Pedang
34
Chapter 34 - Rencana Ke Villa
35
Chapter 35 - Berangkat
36
Chapter 36 - Elena Soraya
37
Chapter 37 - Berenang
38
Chapter 38 - Celana Boboiboy
39
Chapter 39 - Jujur Atau Tantangan?
40
Chapter 40 - Tantangan Untuk Wildan
41
Chapter 41 - Menyatakan
42
Chapter 42 - Jadian
43
Chapter 43 - Perampasan Ciuman Pertama
44
Chapter 44 - Rekaman Tak Disengaja
45
Chapter 45 - Apa Yang Terjadi?
46
Chapter 46 - Tiba-Tiba Saja
47
Chapter 47 - Pengakuan Arman
48
Chapter 48 - Kemarahan Wildan
49
Chapter 49 - Di Taman
50
Chapter 50 - Kambing Hitam
51
Chapter 51 - 80 Juta
52
Chapter 52 - Kerjaan Baru
53
Chapter 53 - Takdir Macam Apa Ini?
54
Chapter 54 - Alasan Elena
55
Chapter 55 - Masih Di Restoran
56
Chapter 56 - Menutupi
57
Chapter 57 - Mencemaskan Persahabatan
58
Chapter 58 - Gangguan
59
Chapter 59 - Ciuman Glenda
60
Chapter 60 - Ini Nyata
61
Chapter 61 - Perjaka & Perawan
62
Chapter 62 - Tentang Rekaman Yang Lalu
63
Chapter 63 - Mau Lagi
64
Chapter 64 - Istirahat
65
Chapter 65 - Kesalahan Arman Lagi
66
Chapter 66 - Kedatangan Aleta
67
Chapter 67 - Akhirnya Mengaku
68
Chapter 68 - Menyesal
69
Chapter 69 - Di Ikuti?
70
Chapter 70 - Berebut Rekaman Wildan
71
Chapter 71 - Di Supermarket
72
Chapter 72 - Hilang
73
Chapter 73 - Pesan Ancaman
74
Chapter 74 - Plan B
75
Chapter 75 - Kecelakaan
76
Chapter 76 - Mencari
77
Chapter 77 - Dokter Misterius
78
Chapter 78 - Gedung Terbengkalai
79
Chapter 79 - Menyelesaikan Semua
80
Chapter 80 - Akhir
81
Pengumuman
82
Novel Baru Seru!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!