Chapter 9 - Karena Blitz

"Halo?"

Terdengar suara Dirga dari seberang telepon. Dia mengangkat panggilan dari Wildan.

"Saya bersedia, Mas! Saya terima tawaran dari Mas," kata Wildan.

"Sudah kuduga. Tapi aku nggak nyangka kamu akan memutuskan secepat ini. Ya sudah, aku ingin membicarakannya dulu pada pacarku. Nanti kalau sudah sepakat, aku akan kabari kamu," sahut Dirga.

"Kalau bisa secepatnya ya, Mas. Saya soalnya lagi butuh banget uang," pungkas Wildan.

Dirga terkekeh. "Iya, aku usahakan besok kita main," tanggapnya.

Pembicaraan Wildan dan Dirga berakhir di sana. Namun meskipun begitu, kekalutannya masih bersemayam. Wildan tidak akan merasa damai bila salah satu masalahnya belum terselesaikan.

Wildan lantas mencoba menenangkan diri dengan pergi ke taman rumah sakit. Di sana dia menyalakan sebatang rokok. Dirinya merasa sedikit lebih baik setelah merasakan sensasi tembakau yang terbakar itu.

Sambil menikmati rokok, Wildan mengutak-atik kameranya. Dia merasa akan menjadi lebih tenang lagi saat melihat semua hasil fotonya di kamera.

Bersamaan dengan itu, atensi Wildan tak sengaja tertuju ke arah seorang gadis. Dia langsung mengenali gadis tersebut. Gadis itu tidak lain adalah pelanggan June Cafe yang sering Wildan lihat.

Dari jauh Wildan bisa melihat gadis tersebut tampak tertunduk sedih. Walaupun begitu, Wildan masih terpesona dengan kecantikannya.

Sungguh, Wildan sangat penasaran dengan nama gadis itu. Dia mungkin bisa saja mengajaknya berkenalan sejak dulu, namun lelaki seperti Wildan tahu diri dan batasan. Apalagi saat melihat penampilan gadis itu sepertinya bukanlah dari kalangan orang tak mampu seperti Wildan.

Wildan dapat menyimpulkan dengan mudah kalau gadis itu adalah orang kaya. Dari mulai mobil, gaya pakaian, serta merek ponselnya.

Wildan tak bisa memungkiri, bahwa dia telah menyukai gadis itu. Entah sejak kapan perasaan tersebut muncul, tetapi baginya, menatap dari jauh saja sudah cukup. Lelaki dari kaum proletar sepertinya tak pantas untuk gadis dari kaum borjuis. Lagi pula, Wildan tak pernah memikirkan kehidupan asmaranya lagi semenjak dunianya disibukkan dengan kerjaan, keluarga, dan pendidikan.

Godaan untuk memotret gadis itu secara diam-diam, kembali muncul dalam benak Wildan. Alhasil dia matikan rokoknya terlebih dahulu. Kemudian Wildan angkat kamera dan ambil foto gadis yang tampak sedang bersedih itu.

Klik!

Namun siapa yang menduga? Kamera Wildan mengeluarkan kilat. Ya, dia tak sengaja telah mengaktifkan tombol blitz.

Gadis yang di ambil fotonya oleh Wildan, sontak tahu. Dia langsung menatap ke arah Wildan.

Di sisi lain, Wildan hanya bisa membelalakkan matanya. Tubuhnya membeku. Dia perlahan menurunkan kamera. Dengan ekspresi tegang, dirinya memberanikan diri menatap ke arah gadis itu.

Gadis itu tampak murka. Dia berjalan menghampiri Wildan.

"Ngapain tadi? Kau ngambil gambarku ya?!" timpal gadis tersebut.

Wildan reflek berdiri dari tempat duduk. Dia bingung harus berkata apa. Sebab Wildan tahu kalau apa yang dirinya lakukan salah.

Wildan lantas mencoba menjelaskan. Mulutnya sudah menganga, namun gadis di depannya lebih dulu mengomel.

"Dasar! Cowok nggak tahu malu! Biadab! Anj*ng! Tol*l! Najis!" tanpa diduga, gadis itu mengeluarkan sumpah serapah. Sukses membuat Wildan kaget dan semakin merasa bersalah.

Alhasil Wildan memilih diam. Membiarkan gadis tersebut memarahinya sampai puas.

Benar saja, gadis itu terus memarahi Wildan. Namun anehnya dia tiba-tiba memecahkan tangis. Air matanya perlahan bercucuran.

Sumpah serapah yang tadinya terdengar bengis, kini berubah jadi tangisan menyayat hati.

Wildan tambah bingung. Dia mengamati keadaan sekitar karena takut ada orang yang melihat. Takutnya nanti Wildan dituduh telah berbuat yang tidak-tidak pada gadis itu. Untungnya kala itu tidak ada siapapun di sekitar. Mengingat malam sudah begitu larut.

"Maaf, Mbak. Saya nggak bermaksud tidak baik. Saya memfoto Mbak karena kagum. Saya janji akan hapus semua foto Mbak," ujar Wildan.

Gadis itu tak menjawab. Tanpa diduga, dia meletakkan dahinya ke pundak Wildan. Gadis tersebut lanjut terisak di sana. Sepertinya sekarang bukan hanya Wildan yang mengalami kekalutan.

Terpopuler

Comments

Ummi Yatusholiha

Ummi Yatusholiha

pasti gadis itu punya masalah besar juga

2024-11-26

4

Max Dillon

Max Dillon

memang kalau mc orang Indonesia selalu munafik ia Thor, selalu pura pura baik lepas tu perangai mengalahkan syaitan /Tongue//Tongue//Tongue//Tongue//Tongue/

2024-12-08

0

Yuli a

Yuli a

kirain gadis itu ceweknya Dirga sang artis

2024-11-26

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Sandwich Generation
2 Chapter 2 - Tentang Jajan
3 Chapter 3 - Sang Primadona
4 Chapter 4 - Lelaki Misterius
5 Chapter 5 - Dirga Gunawan
6 Chapter 6 - Momen Indah
7 Chapter 7 - Tawaran Dirga
8 Chapter 8 - Masalah Keuangan Yang Semakin Pelik
9 Chapter 9 - Karena Blitz
10 Chapter 10 - Namanya Glenda
11 Chapter 11 - Tak Punya Pilihan
12 Chapter 12 - Panas Dingin
13 Chapter 13 - Hasil Foto
14 Chapter 14 - Panas Dingin Lagi
15 Chapter 15 - Bayar Hutang
16 Chapter 16 - Membantu Indah
17 Chapter 17 - Fotografer Plus-Plus
18 Chapter 18 - Tawaran Baru Dirga
19 Chapter 19 - Teman Yang Cemburu
20 Chapter 20 - Mencari Cara
21 Chapter 21 - Lima Wanita
22 Chapter 22 - Sesi Pemotretan
23 Chapter 23 - Aleta
24 Chapter 24 - Rayuan Maut
25 Chapter 25 - Lanjut
26 Chapter 26 - Hanya Fantasi
27 Chapter 27 - Tentang Aleta Lagi
28 Chapter 28 - Iri?
29 Chapter 29 - Terjebak?
30 Chapter 30 - Kamera Yang Rusak
31 Chapter 31 - Efek
32 Chapter 32 - Dengan Glenda
33 Chapter 33 - Asah Pedang
34 Chapter 34 - Rencana Ke Villa
35 Chapter 35 - Berangkat
36 Chapter 36 - Elena Soraya
37 Chapter 37 - Berenang
38 Chapter 38 - Celana Boboiboy
39 Chapter 39 - Jujur Atau Tantangan?
40 Chapter 40 - Tantangan Untuk Wildan
41 Chapter 41 - Menyatakan
42 Chapter 42 - Jadian
43 Chapter 43 - Perampasan Ciuman Pertama
44 Chapter 44 - Rekaman Tak Disengaja
45 Chapter 45 - Apa Yang Terjadi?
46 Chapter 46 - Tiba-Tiba Saja
47 Chapter 47 - Pengakuan Arman
48 Chapter 48 - Kemarahan Wildan
49 Chapter 49 - Di Taman
50 Chapter 50 - Kambing Hitam
51 Chapter 51 - 80 Juta
52 Chapter 52 - Kerjaan Baru
53 Chapter 53 - Takdir Macam Apa Ini?
54 Chapter 54 - Alasan Elena
55 Chapter 55 - Masih Di Restoran
56 Chapter 56 - Menutupi
57 Chapter 57 - Mencemaskan Persahabatan
58 Chapter 58 - Gangguan
59 Chapter 59 - Ciuman Glenda
60 Chapter 60 - Ini Nyata
61 Chapter 61 - Perjaka & Perawan
62 Chapter 62 - Tentang Rekaman Yang Lalu
63 Chapter 63 - Mau Lagi
64 Chapter 64 - Istirahat
65 Chapter 65 - Kesalahan Arman Lagi
66 Chapter 66 - Kedatangan Aleta
67 Chapter 67 - Akhirnya Mengaku
68 Chapter 68 - Menyesal
69 Chapter 69 - Di Ikuti?
70 Chapter 70 - Berebut Rekaman Wildan
71 Chapter 71 - Di Supermarket
72 Chapter 72 - Hilang
73 Chapter 73 - Pesan Ancaman
74 Chapter 74 - Plan B
75 Chapter 75 - Kecelakaan
76 Chapter 76 - Mencari
77 Chapter 77 - Dokter Misterius
78 Chapter 78 - Gedung Terbengkalai
79 Chapter 79 - Menyelesaikan Semua
80 Chapter 80 - Akhir
81 Pengumuman
82 Novel Baru Seru!
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Chapter 1 - Sandwich Generation
2
Chapter 2 - Tentang Jajan
3
Chapter 3 - Sang Primadona
4
Chapter 4 - Lelaki Misterius
5
Chapter 5 - Dirga Gunawan
6
Chapter 6 - Momen Indah
7
Chapter 7 - Tawaran Dirga
8
Chapter 8 - Masalah Keuangan Yang Semakin Pelik
9
Chapter 9 - Karena Blitz
10
Chapter 10 - Namanya Glenda
11
Chapter 11 - Tak Punya Pilihan
12
Chapter 12 - Panas Dingin
13
Chapter 13 - Hasil Foto
14
Chapter 14 - Panas Dingin Lagi
15
Chapter 15 - Bayar Hutang
16
Chapter 16 - Membantu Indah
17
Chapter 17 - Fotografer Plus-Plus
18
Chapter 18 - Tawaran Baru Dirga
19
Chapter 19 - Teman Yang Cemburu
20
Chapter 20 - Mencari Cara
21
Chapter 21 - Lima Wanita
22
Chapter 22 - Sesi Pemotretan
23
Chapter 23 - Aleta
24
Chapter 24 - Rayuan Maut
25
Chapter 25 - Lanjut
26
Chapter 26 - Hanya Fantasi
27
Chapter 27 - Tentang Aleta Lagi
28
Chapter 28 - Iri?
29
Chapter 29 - Terjebak?
30
Chapter 30 - Kamera Yang Rusak
31
Chapter 31 - Efek
32
Chapter 32 - Dengan Glenda
33
Chapter 33 - Asah Pedang
34
Chapter 34 - Rencana Ke Villa
35
Chapter 35 - Berangkat
36
Chapter 36 - Elena Soraya
37
Chapter 37 - Berenang
38
Chapter 38 - Celana Boboiboy
39
Chapter 39 - Jujur Atau Tantangan?
40
Chapter 40 - Tantangan Untuk Wildan
41
Chapter 41 - Menyatakan
42
Chapter 42 - Jadian
43
Chapter 43 - Perampasan Ciuman Pertama
44
Chapter 44 - Rekaman Tak Disengaja
45
Chapter 45 - Apa Yang Terjadi?
46
Chapter 46 - Tiba-Tiba Saja
47
Chapter 47 - Pengakuan Arman
48
Chapter 48 - Kemarahan Wildan
49
Chapter 49 - Di Taman
50
Chapter 50 - Kambing Hitam
51
Chapter 51 - 80 Juta
52
Chapter 52 - Kerjaan Baru
53
Chapter 53 - Takdir Macam Apa Ini?
54
Chapter 54 - Alasan Elena
55
Chapter 55 - Masih Di Restoran
56
Chapter 56 - Menutupi
57
Chapter 57 - Mencemaskan Persahabatan
58
Chapter 58 - Gangguan
59
Chapter 59 - Ciuman Glenda
60
Chapter 60 - Ini Nyata
61
Chapter 61 - Perjaka & Perawan
62
Chapter 62 - Tentang Rekaman Yang Lalu
63
Chapter 63 - Mau Lagi
64
Chapter 64 - Istirahat
65
Chapter 65 - Kesalahan Arman Lagi
66
Chapter 66 - Kedatangan Aleta
67
Chapter 67 - Akhirnya Mengaku
68
Chapter 68 - Menyesal
69
Chapter 69 - Di Ikuti?
70
Chapter 70 - Berebut Rekaman Wildan
71
Chapter 71 - Di Supermarket
72
Chapter 72 - Hilang
73
Chapter 73 - Pesan Ancaman
74
Chapter 74 - Plan B
75
Chapter 75 - Kecelakaan
76
Chapter 76 - Mencari
77
Chapter 77 - Dokter Misterius
78
Chapter 78 - Gedung Terbengkalai
79
Chapter 79 - Menyelesaikan Semua
80
Chapter 80 - Akhir
81
Pengumuman
82
Novel Baru Seru!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!