Chapter 8 - Masalah Keuangan Yang Semakin Pelik

Wildan telah tiba di rumah sakit. Dia langsung menerima kabar bahwa sang ibu terserang struk. Itu karena gagal ginjal yang diderita Nia menyebabkan komplikasi. Nia diharuskan melakukan rawat inap selama beberapa hari di rumah sakit.

Hati Wildan rasanya hancur. Apalagi saat menyaksikan separuh badan ibunya tak bisa berfungsi. Nia bahkan tak bisa berbicara dengan jelas lagi. Anak mana yang tidak sedih saat melihat keadaan orang tuanya begitu.

"Ibu..." Wildan terisak di samping ibunya.

Melihat anak lelakinya menangis, Nia jadi ikut terisak. Dengan nada bicara tidak jelas, dia angkat suara. "Ibu harap, Ibu mati saja. Ibu nggak mau terus ngerepotin kamu begini," ucapnya.

"Ibu! Kenapa bicara begitu? Aku justru sangat bersyukur Ibu masih bisa bertahan. Terima kasih sudah bertahan, Bu. Aku mohon, jangan berucap begitu lagi. Aku, Tini, dan Arman nggak mau Ibu pergi," kata Wildan.

"Benar, Bu. Hidup kami hampa kalau nggak ada Ibu." Tini yang sejak tadi juga menangis, segera menghampiri Nia. Dia berdiri di sebelah Wildan.

"Pokoknya Ibu harus kuat. Kalau Ibu nggak ada, siapa yang bakalan ngomelin aku?" Arman juga ikut bergabung. Suasana haru itu terjadi cukup lama, dan harus berakhir saat perawat datang.

Setelah mengurus ibunya, Wildan pergi untuk membereskan perihal biaya rumah sakit. Dia sendiri tahu kalau biaya perawatan ibunya mahal. Jadi dia ingin menanyakan biaya perawatan Nia pada pihak administrasi. Agar nantinya Wildan bisa menyiapkan uangnya saat sang ibu diperbolehkan keluar dari rumah sakit.

"Untuk sekarang, biaya perawatan Bu Nia sebesar empat juta rupiah ya, Mas. Itu sudah termasuk biaya rawat inap dan obat-obatannya. Nanti akan terus bertambah sampai Bu Nia diperbolehkan keluar dari rumah sakit," terang pihak administrasi rumah sakit.

"Apa? Sudah empat juta?" Wildan kaget sekali. Dia tak menyangka biaya perawatan sang ibu akan semahal itu. Dirinya tak bisa membayangkan seberapa banyak uang yang akan dia bayar sampai Nia keluar dari rumah sakit.

Dulu sebenarnya Nia memiliki asuransi kesehatan. Namun asuransi itu tidak bisa digunakan lagi karena tak ada pembayaran rutin yang dilakukan setiap bulan. Tentu saja tidak dibayar, mau makan tiga kali sehari saja susah bagi Nia dan ketiga anaknya.

Wildan semakin dibuat kalut saat mengingat uang ditabungannya hanya berjumlah tiga ratus ribu rupiah. Sebagian besar sudah dipakai untuk kebutuhan sehari-hari, spp kedua adiknya, dan lain-lain.

Kini Wildan duduk termenung di kursi panjang lobi rumah sakit. Arman kemudian duduk ke sebelahnya.

"Bang! Aku dan Tini akan pulang sebentar. Mau beres-beres rumah," kata Arman.

Lamunan Wildan seketika terhenti. Dengan dahi berkerut, dia tatap Arman. "Beres-beres? Kenapa?" tanyanya.

Arman tak langsung menjawab. Dia menunjukkan raut wajah lesunya terlebih dahulu. Sambil mendengus kasar, dirinya melemahkan pundak.

"Sebenarnya alasan Ibu terserang struk karena amukan Bang Jali sama anak buahnya, Bang..." ungkap Arman.

Mata Wildan membulat. Dia tentu tahu sosok yang disebut Bang Jali. Lelaki yang setahu Wildan memiliki nama lengkap Rojali itu, tidak lain adalah seorang lintah darat alias rentenir.

Wildan mendengus kasar. Dia mengusap wajahnya berulang kali. Setelah dibebani dengan biaya rumah sakit yang mahal, dirinya juga harus memikirkan hutang yang belum dibayar.

"Bang... Aku sebaiknya berhenti sekolah aja. Biar bisa kerja juga kayak Abang," cetus Arman.

Wildan seketika melotot. Keresahan batinnya seketika sirna saat mendengar ucapan itu dari sang adik.

"Kau sudah gila ya?! Masa depanmu akan tambah suram kalau putus sekolah tahu nggak!" omel Wildan.

"Maaf, Bang... Aku cuman kasihan sama Abang..." Arman tertunduk sedih.

Wildan terdiam menatap sang adik. Namun saat itulah dia teringat dengan tawaran Dirga. Tanpa pikir panjang, dia mengambil ponsel, lalu menghubungi Dirga.

Terpopuler

Comments

☠🍁🍾⃝ ͩ ᷞʙͧɪᷡʟͣ𝐀⃝🥀❣️❤️⃟Wᵃf

☠🍁🍾⃝ ͩ ᷞʙͧɪᷡʟͣ𝐀⃝🥀❣️❤️⃟Wᵃf

cobaan yang begitu berat, tapi wildan tetap mempertahankan pendidikan adik-adiknya jangan sampai putus

2024-12-05

1

nobita

nobita

pilihan yg sulit utk Wildan. disatu sisi dia gak mau terima tawaran pekerjaan dari Dirga di sisi yg lain dia sangat butuh uang...

2025-01-27

0

Atoen Bumz Bums

Atoen Bumz Bums

bapak kurang ajar
ngapain punya anak kalo gak mau tanggung jawab
gr2 bpk laknat

2025-03-09

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Sandwich Generation
2 Chapter 2 - Tentang Jajan
3 Chapter 3 - Sang Primadona
4 Chapter 4 - Lelaki Misterius
5 Chapter 5 - Dirga Gunawan
6 Chapter 6 - Momen Indah
7 Chapter 7 - Tawaran Dirga
8 Chapter 8 - Masalah Keuangan Yang Semakin Pelik
9 Chapter 9 - Karena Blitz
10 Chapter 10 - Namanya Glenda
11 Chapter 11 - Tak Punya Pilihan
12 Chapter 12 - Panas Dingin
13 Chapter 13 - Hasil Foto
14 Chapter 14 - Panas Dingin Lagi
15 Chapter 15 - Bayar Hutang
16 Chapter 16 - Membantu Indah
17 Chapter 17 - Fotografer Plus-Plus
18 Chapter 18 - Tawaran Baru Dirga
19 Chapter 19 - Teman Yang Cemburu
20 Chapter 20 - Mencari Cara
21 Chapter 21 - Lima Wanita
22 Chapter 22 - Sesi Pemotretan
23 Chapter 23 - Aleta
24 Chapter 24 - Rayuan Maut
25 Chapter 25 - Lanjut
26 Chapter 26 - Hanya Fantasi
27 Chapter 27 - Tentang Aleta Lagi
28 Chapter 28 - Iri?
29 Chapter 29 - Terjebak?
30 Chapter 30 - Kamera Yang Rusak
31 Chapter 31 - Efek
32 Chapter 32 - Dengan Glenda
33 Chapter 33 - Asah Pedang
34 Chapter 34 - Rencana Ke Villa
35 Chapter 35 - Berangkat
36 Chapter 36 - Elena Soraya
37 Chapter 37 - Berenang
38 Chapter 38 - Celana Boboiboy
39 Chapter 39 - Jujur Atau Tantangan?
40 Chapter 40 - Tantangan Untuk Wildan
41 Chapter 41 - Menyatakan
42 Chapter 42 - Jadian
43 Chapter 43 - Perampasan Ciuman Pertama
44 Chapter 44 - Rekaman Tak Disengaja
45 Chapter 45 - Apa Yang Terjadi?
46 Chapter 46 - Tiba-Tiba Saja
47 Chapter 47 - Pengakuan Arman
48 Chapter 48 - Kemarahan Wildan
49 Chapter 49 - Di Taman
50 Chapter 50 - Kambing Hitam
51 Chapter 51 - 80 Juta
52 Chapter 52 - Kerjaan Baru
53 Chapter 53 - Takdir Macam Apa Ini?
54 Chapter 54 - Alasan Elena
55 Chapter 55 - Masih Di Restoran
56 Chapter 56 - Menutupi
57 Chapter 57 - Mencemaskan Persahabatan
58 Chapter 58 - Gangguan
59 Chapter 59 - Ciuman Glenda
60 Chapter 60 - Ini Nyata
61 Chapter 61 - Perjaka & Perawan
62 Chapter 62 - Tentang Rekaman Yang Lalu
63 Chapter 63 - Mau Lagi
64 Chapter 64 - Istirahat
65 Chapter 65 - Kesalahan Arman Lagi
66 Chapter 66 - Kedatangan Aleta
67 Chapter 67 - Akhirnya Mengaku
68 Chapter 68 - Menyesal
69 Chapter 69 - Di Ikuti?
70 Chapter 70 - Berebut Rekaman Wildan
71 Chapter 71 - Di Supermarket
72 Chapter 72 - Hilang
73 Chapter 73 - Pesan Ancaman
74 Chapter 74 - Plan B
75 Chapter 75 - Kecelakaan
76 Chapter 76 - Mencari
77 Chapter 77 - Dokter Misterius
78 Chapter 78 - Gedung Terbengkalai
79 Chapter 79 - Menyelesaikan Semua
80 Chapter 80 - Akhir
81 Pengumuman
82 Novel Baru Seru!
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Chapter 1 - Sandwich Generation
2
Chapter 2 - Tentang Jajan
3
Chapter 3 - Sang Primadona
4
Chapter 4 - Lelaki Misterius
5
Chapter 5 - Dirga Gunawan
6
Chapter 6 - Momen Indah
7
Chapter 7 - Tawaran Dirga
8
Chapter 8 - Masalah Keuangan Yang Semakin Pelik
9
Chapter 9 - Karena Blitz
10
Chapter 10 - Namanya Glenda
11
Chapter 11 - Tak Punya Pilihan
12
Chapter 12 - Panas Dingin
13
Chapter 13 - Hasil Foto
14
Chapter 14 - Panas Dingin Lagi
15
Chapter 15 - Bayar Hutang
16
Chapter 16 - Membantu Indah
17
Chapter 17 - Fotografer Plus-Plus
18
Chapter 18 - Tawaran Baru Dirga
19
Chapter 19 - Teman Yang Cemburu
20
Chapter 20 - Mencari Cara
21
Chapter 21 - Lima Wanita
22
Chapter 22 - Sesi Pemotretan
23
Chapter 23 - Aleta
24
Chapter 24 - Rayuan Maut
25
Chapter 25 - Lanjut
26
Chapter 26 - Hanya Fantasi
27
Chapter 27 - Tentang Aleta Lagi
28
Chapter 28 - Iri?
29
Chapter 29 - Terjebak?
30
Chapter 30 - Kamera Yang Rusak
31
Chapter 31 - Efek
32
Chapter 32 - Dengan Glenda
33
Chapter 33 - Asah Pedang
34
Chapter 34 - Rencana Ke Villa
35
Chapter 35 - Berangkat
36
Chapter 36 - Elena Soraya
37
Chapter 37 - Berenang
38
Chapter 38 - Celana Boboiboy
39
Chapter 39 - Jujur Atau Tantangan?
40
Chapter 40 - Tantangan Untuk Wildan
41
Chapter 41 - Menyatakan
42
Chapter 42 - Jadian
43
Chapter 43 - Perampasan Ciuman Pertama
44
Chapter 44 - Rekaman Tak Disengaja
45
Chapter 45 - Apa Yang Terjadi?
46
Chapter 46 - Tiba-Tiba Saja
47
Chapter 47 - Pengakuan Arman
48
Chapter 48 - Kemarahan Wildan
49
Chapter 49 - Di Taman
50
Chapter 50 - Kambing Hitam
51
Chapter 51 - 80 Juta
52
Chapter 52 - Kerjaan Baru
53
Chapter 53 - Takdir Macam Apa Ini?
54
Chapter 54 - Alasan Elena
55
Chapter 55 - Masih Di Restoran
56
Chapter 56 - Menutupi
57
Chapter 57 - Mencemaskan Persahabatan
58
Chapter 58 - Gangguan
59
Chapter 59 - Ciuman Glenda
60
Chapter 60 - Ini Nyata
61
Chapter 61 - Perjaka & Perawan
62
Chapter 62 - Tentang Rekaman Yang Lalu
63
Chapter 63 - Mau Lagi
64
Chapter 64 - Istirahat
65
Chapter 65 - Kesalahan Arman Lagi
66
Chapter 66 - Kedatangan Aleta
67
Chapter 67 - Akhirnya Mengaku
68
Chapter 68 - Menyesal
69
Chapter 69 - Di Ikuti?
70
Chapter 70 - Berebut Rekaman Wildan
71
Chapter 71 - Di Supermarket
72
Chapter 72 - Hilang
73
Chapter 73 - Pesan Ancaman
74
Chapter 74 - Plan B
75
Chapter 75 - Kecelakaan
76
Chapter 76 - Mencari
77
Chapter 77 - Dokter Misterius
78
Chapter 78 - Gedung Terbengkalai
79
Chapter 79 - Menyelesaikan Semua
80
Chapter 80 - Akhir
81
Pengumuman
82
Novel Baru Seru!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!