Chapter 2 - Tentang Jajan

Setelah mandi, Wildan sepenuhnya siap pergi kuliah. Dia tak pernah lupa membawa kamera merek Canon Eos 60D miliknya.

"Bang!" Tini adik keduanya Wildan muncul dari balik pintu.

"Kenapa, Kartini Eva Lestari?" balas Wildan.

"Gimana, Bang? Sudah ada uang untuk bayar spp ku? Aku ditagihin terus loh sama Bu Darlin," ungkap Tini.

"Tunggu." Wildan berjalan ke belakang pintu. Di sana tergantung beberapa celananya yang belum di cuci. Wildan periksa satu per satu saku celana yang tergantung di sana. Dirinya mendapat beberapa lembar uang.

Selanjutnya, Wildan kumpulkan uang hasil dari semua kantong celananya. Lalu dia berikan pada Tini.

"Nih! Kalau masih kurang, bilang sama Bu Darlin akan dibayar minggu depan," kata Wildan.

Tini mengangguk. Namun dia tidak pergi dan mematung menatap sang kakak.

"Kenapa lagi? Pasti mau minta uang jajan kan?" tebak Wildan.

Tini cengengesan. "Iya dong, Bang. Dua ribu pun nggak apa-apa. Bisa dipakai beli es sekoteng sama Bang Mail," ucapnya.

"Terserah deh. Nih!" Wildan memberikan uang lima ribu rupiah untuk jajan Tini.

"Yeay! Dikasih goceng! Makasih ya, Bang! Semoga Bang Wildan sehat terus dan jadi orang kaya," seru Tini kesenangan. Dia sampai melakukan pose doa untuk Wildan. Baginya jarang-jarang kakaknya memberi uang jajan lima ribu. Karena biasanya pasti dikasih dua ribu atau seribu.

Memang sesulit itulah kehidupan ekonomi Wildan dan keluarganya. Bisa jajan saja Tini sudah bersyukur.

Wildan hanya terkekeh mendengar ocehan Tini. Dia segera berangkat kuliah setelah mencium tangan sang ibu.

Wildan selalu pergi kemana-mana dengan motor matik yang tampak usang. Kini dia hendak beranjak dengan motor tersebut. Namun bersamaan dengan itu, Arman yang tak lain adalah adik pertama Wildan muncul.

Arman sendiri sudah berusia 16 tahun. Dia sekarang sudah SMA. Beda sekitar lima tahun dari usia Wildan.

Arman sengaja menghalangi jalan Wildan. Dia berkata, "Eh tunggu dulu, Bang! Punya uang nggak? Aku minta lima puluh ribu dong!"

"Arman! Abangmu udah kasih kau jajan tadi pagi loh. Kok ini minta lagi. Udahlah, Dan! Kamu sebaiknya cepat-cepat pergi! Biar Ibu yang ngurus adikmu satu ini!" seru Nia.

"Lah, Ibu. Cuman sepuluh ribu mana cukup!" sahut Arman. Dia lantas memegangi lengan Wildan dan memasang raut wajah memelas. "Ayolah, Bang. Sekali ini aja. Aku mau kerja kelompok. Ada projek sains. Itu butuh biaya loh. Aku malu nggak bisa patungan," mohonnya.

Wildan mendengus kasar. Meskipun begitu, dia memilih tetap memberi uang pada Arman. Ia berikan uang lima puluh ribu yang merupakan hasil dari kerja kerasnya di pasar tadi.

"Wah! Makasih, Bang!" Arman langsung menyambar uang pemberian Wildan.

"Sekolah yang benar! Kalau macam-macam, awas saja!" omel Wildan.

"Siap, Bos!" Arman melakukan pose hormat.

Wildan kali ini benar-benar beranjak. Dia tiba di kampus tepat waktu.

...***...

Di kampus, Wildan mempunyai tiga teman dekat. Mereka adalah Egy, Yoga, dan Jaka. Kedatangan Wildan langsung disambut oleh mereka.

"Kau itu, Dan! Wajah gantengmu kelihatan capek terus tahu nggak. Sekali-kali istirahatlah. Kalau perlu, pakai skincare aja sekalian," tukas Yoga.

"Gimana mau mikirin skincare. Cari duit buat jajan sendiri aja susah," sahut Wildan. Jujur saja, dia sekarang tidak memiliki uang lagi. Karena gaji lima puluh ribunya telah diberikan pada Arman.

Memang Wildan seringkali begitu. Dia rela tidak makan atau jajan, karena lebih mementingkan ibu dan kedua adiknya.

"Ya elah. Tenang aja kali. Ada Yoga!" kata Egy. Kebetulan di antara teman Wildan yang lain, Yoga adalah yang paling kaya.

"Aku tahu. Makanya aku pede datang ke kampus dengan dompet kosong!" balas Wildan.

"Sialan!" rutuk Yoga sembari menghisap vapenya. Dia, Wildan dan yang lain lantas terbahak.

Tak jarang Wildan mengandalkan teman-temannya. Namun dia tahu, dirinya tidak bisa begitu selamanya. Makanya Wildan mencoba memikirkan cara untuk memulai jasa fotografer.

"Guys! Aku mau buka jasa fotografer. Kalian punya masukan nggak?" cetus Wildan. Membuat ketiga temannya otomatis menatap ke arahnya.

Terpopuler

Comments

S H 10

S H 10

Udah Capek² kerja dimana..
yang paling penting ialah bersyukur atas usaha sendiri..
demi keluarga /Determined//Determined//Determined//Determined/

2025-01-07

1

tmjy

tmjy

beruntung banget,punya teman seperti itu

2025-01-18

1

🍁🅐🅝🅖🅔🅛🅐❣️

🍁🅐🅝🅖🅔🅛🅐❣️

Untu aja banyak kawan di sekeliling nya

2025-01-05

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Sandwich Generation
2 Chapter 2 - Tentang Jajan
3 Chapter 3 - Sang Primadona
4 Chapter 4 - Lelaki Misterius
5 Chapter 5 - Dirga Gunawan
6 Chapter 6 - Momen Indah
7 Chapter 7 - Tawaran Dirga
8 Chapter 8 - Masalah Keuangan Yang Semakin Pelik
9 Chapter 9 - Karena Blitz
10 Chapter 10 - Namanya Glenda
11 Chapter 11 - Tak Punya Pilihan
12 Chapter 12 - Panas Dingin
13 Chapter 13 - Hasil Foto
14 Chapter 14 - Panas Dingin Lagi
15 Chapter 15 - Bayar Hutang
16 Chapter 16 - Membantu Indah
17 Chapter 17 - Fotografer Plus-Plus
18 Chapter 18 - Tawaran Baru Dirga
19 Chapter 19 - Teman Yang Cemburu
20 Chapter 20 - Mencari Cara
21 Chapter 21 - Lima Wanita
22 Chapter 22 - Sesi Pemotretan
23 Chapter 23 - Aleta
24 Chapter 24 - Rayuan Maut
25 Chapter 25 - Lanjut
26 Chapter 26 - Hanya Fantasi
27 Chapter 27 - Tentang Aleta Lagi
28 Chapter 28 - Iri?
29 Chapter 29 - Terjebak?
30 Chapter 30 - Kamera Yang Rusak
31 Chapter 31 - Efek
32 Chapter 32 - Dengan Glenda
33 Chapter 33 - Asah Pedang
34 Chapter 34 - Rencana Ke Villa
35 Chapter 35 - Berangkat
36 Chapter 36 - Elena Soraya
37 Chapter 37 - Berenang
38 Chapter 38 - Celana Boboiboy
39 Chapter 39 - Jujur Atau Tantangan?
40 Chapter 40 - Tantangan Untuk Wildan
41 Chapter 41 - Menyatakan
42 Chapter 42 - Jadian
43 Chapter 43 - Perampasan Ciuman Pertama
44 Chapter 44 - Rekaman Tak Disengaja
45 Chapter 45 - Apa Yang Terjadi?
46 Chapter 46 - Tiba-Tiba Saja
47 Chapter 47 - Pengakuan Arman
48 Chapter 48 - Kemarahan Wildan
49 Chapter 49 - Di Taman
50 Chapter 50 - Kambing Hitam
51 Chapter 51 - 80 Juta
52 Chapter 52 - Kerjaan Baru
53 Chapter 53 - Takdir Macam Apa Ini?
54 Chapter 54 - Alasan Elena
55 Chapter 55 - Masih Di Restoran
56 Chapter 56 - Menutupi
57 Chapter 57 - Mencemaskan Persahabatan
58 Chapter 58 - Gangguan
59 Chapter 59 - Ciuman Glenda
60 Chapter 60 - Ini Nyata
61 Chapter 61 - Perjaka & Perawan
62 Chapter 62 - Tentang Rekaman Yang Lalu
63 Chapter 63 - Mau Lagi
64 Chapter 64 - Istirahat
65 Chapter 65 - Kesalahan Arman Lagi
66 Chapter 66 - Kedatangan Aleta
67 Chapter 67 - Akhirnya Mengaku
68 Chapter 68 - Menyesal
69 Chapter 69 - Di Ikuti?
70 Chapter 70 - Berebut Rekaman Wildan
71 Chapter 71 - Di Supermarket
72 Chapter 72 - Hilang
73 Chapter 73 - Pesan Ancaman
74 Chapter 74 - Plan B
75 Chapter 75 - Kecelakaan
76 Chapter 76 - Mencari
77 Chapter 77 - Dokter Misterius
78 Chapter 78 - Gedung Terbengkalai
79 Chapter 79 - Menyelesaikan Semua
80 Chapter 80 - Akhir
81 Pengumuman
82 Novel Baru Seru!
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Chapter 1 - Sandwich Generation
2
Chapter 2 - Tentang Jajan
3
Chapter 3 - Sang Primadona
4
Chapter 4 - Lelaki Misterius
5
Chapter 5 - Dirga Gunawan
6
Chapter 6 - Momen Indah
7
Chapter 7 - Tawaran Dirga
8
Chapter 8 - Masalah Keuangan Yang Semakin Pelik
9
Chapter 9 - Karena Blitz
10
Chapter 10 - Namanya Glenda
11
Chapter 11 - Tak Punya Pilihan
12
Chapter 12 - Panas Dingin
13
Chapter 13 - Hasil Foto
14
Chapter 14 - Panas Dingin Lagi
15
Chapter 15 - Bayar Hutang
16
Chapter 16 - Membantu Indah
17
Chapter 17 - Fotografer Plus-Plus
18
Chapter 18 - Tawaran Baru Dirga
19
Chapter 19 - Teman Yang Cemburu
20
Chapter 20 - Mencari Cara
21
Chapter 21 - Lima Wanita
22
Chapter 22 - Sesi Pemotretan
23
Chapter 23 - Aleta
24
Chapter 24 - Rayuan Maut
25
Chapter 25 - Lanjut
26
Chapter 26 - Hanya Fantasi
27
Chapter 27 - Tentang Aleta Lagi
28
Chapter 28 - Iri?
29
Chapter 29 - Terjebak?
30
Chapter 30 - Kamera Yang Rusak
31
Chapter 31 - Efek
32
Chapter 32 - Dengan Glenda
33
Chapter 33 - Asah Pedang
34
Chapter 34 - Rencana Ke Villa
35
Chapter 35 - Berangkat
36
Chapter 36 - Elena Soraya
37
Chapter 37 - Berenang
38
Chapter 38 - Celana Boboiboy
39
Chapter 39 - Jujur Atau Tantangan?
40
Chapter 40 - Tantangan Untuk Wildan
41
Chapter 41 - Menyatakan
42
Chapter 42 - Jadian
43
Chapter 43 - Perampasan Ciuman Pertama
44
Chapter 44 - Rekaman Tak Disengaja
45
Chapter 45 - Apa Yang Terjadi?
46
Chapter 46 - Tiba-Tiba Saja
47
Chapter 47 - Pengakuan Arman
48
Chapter 48 - Kemarahan Wildan
49
Chapter 49 - Di Taman
50
Chapter 50 - Kambing Hitam
51
Chapter 51 - 80 Juta
52
Chapter 52 - Kerjaan Baru
53
Chapter 53 - Takdir Macam Apa Ini?
54
Chapter 54 - Alasan Elena
55
Chapter 55 - Masih Di Restoran
56
Chapter 56 - Menutupi
57
Chapter 57 - Mencemaskan Persahabatan
58
Chapter 58 - Gangguan
59
Chapter 59 - Ciuman Glenda
60
Chapter 60 - Ini Nyata
61
Chapter 61 - Perjaka & Perawan
62
Chapter 62 - Tentang Rekaman Yang Lalu
63
Chapter 63 - Mau Lagi
64
Chapter 64 - Istirahat
65
Chapter 65 - Kesalahan Arman Lagi
66
Chapter 66 - Kedatangan Aleta
67
Chapter 67 - Akhirnya Mengaku
68
Chapter 68 - Menyesal
69
Chapter 69 - Di Ikuti?
70
Chapter 70 - Berebut Rekaman Wildan
71
Chapter 71 - Di Supermarket
72
Chapter 72 - Hilang
73
Chapter 73 - Pesan Ancaman
74
Chapter 74 - Plan B
75
Chapter 75 - Kecelakaan
76
Chapter 76 - Mencari
77
Chapter 77 - Dokter Misterius
78
Chapter 78 - Gedung Terbengkalai
79
Chapter 79 - Menyelesaikan Semua
80
Chapter 80 - Akhir
81
Pengumuman
82
Novel Baru Seru!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!