08 Dingin seperti gunung es

"Tuan ." Rey masuk ke dalam mobil dan menunjukan cincin itu kepada Maxsim , yang duduk di kursi jok belakang .

Melihat cincinitu Maxsim hanya mengerutkan keningnya tanpa ada niatan untuk mengambilnya dari tangan Rey.

"Nanti saya akan mengembalikannya pada Nona Anggita , setelah selesai pertemuan tender ." kata Rey kemudian memasukan cincin itu ke dalam sakunya .

EL berati adalah Empat Lima Jewelery . Itu adalah salah satu toko perhiasan ternama di kota J . Cincin itu adalah cincin pernikahan Maxsim dan Anggita yang di pilih dan di pesan sendiri oleh Rey . Oleh karena itu pertama melihat cincin itu Rey langsung mengenali siapa pemiliknya .

***

Sementara di ruang pertemuan Anggita merutuki diri sendiri .

"Ceroboh ...ceroboh ...benar benar ceroboh ." gumam Anggita dalam hati .

"Seharusnya aku tidak perlu berlama lama mengagumi kemegahan gedung perusahaan ini . Dan langsung masuk saja ke dalam gedung . Dan tidak perlu ada kejadian ini perpapasan dengan mobil Maxsim ."

Meski kejadian itu bukanlah sebuah kejahatan yang dia lakukan , Tapi Anggita tidak mau berharap Maxsim tahu tentang dirinya yang datang mengikuti tender mewakili perusahaan nya Moon light group.

"Semoga saja dia tidak melihatku ." batin Anggita dengan nada berharap . Dia masih tidak menyadari jika telah menjatuhkan cincin pernikahan yang tak sengaja lepas saat dia terjatuh .

Pada saat ini Maxsim memasuki ruang pertemuan dengan di dampingi oleh Rey . Seluruh perwakilan dari sepuluh perusahaan segera berdiri dengan serempak termasuk Anggita .

Ketika Maxsim berjalan di dekatnya , punggung Anggita langsung berkeringat dia menjadi sangat gugup.

"Dia tidak menyadari keberadaan ku , kan? ."batinya saat Maxsim telah melewatinya .

Untuk sesaat Anggita merasa sedikit tenang , tapi Rey yang berjalan di belakang tiba tiba berhenti di depannya , lalu secara diam diam dia menyerahkan sebuah cincin .

Anggita melihatnya dan langsung mematung melihat itu adalah cincin pernikahannya . Spontan Anghita menatap Rey yang tersenyum samar padanya , kemudian berjalan mengikuti tuannya .

"Kenapa cincin ini ada di tangan dia ? Apa aku menjatuhkan saat aku jatuh tadi ."?

Rasanya Anggita ingin segera lari dari tempat itu saat itu juga . Niat hati ingin menghadiri tender secara diam diam tapi malah ada kejadian seperti ini. Benar benar tidak sesuai dengan keinginannya .

Acara Tender segera di mulai , beberapa wakil dari perusahaan langsung mempresentasikan dan menjelaskan tentang kelebihan yang di miliki oleh perusahaan masing masing , Anggita juga melakukannya dengan sangat baik . Meski cukup gugup di saat Maxsim menatap matanya . Tapi dengan sekuat tenaga dia menahan diri agar tidak melakukan sebuah kesalahan sedikitpun .

Alhirnya pertemuan itupun berakhir , setelah sepuluh wakil perusahaan menyerahkan proposal . Maxsim lebih dulu keluar meninggalkan ruangan pertemuan yang di susul kemudian oleh Rey dan perwakilan dari perusahaan yang lain .

Anghita membutuhkan waktu lebih lama untuk merilekskan kakinya yang terasa kesemutan .

"Ini bukan pertama kalinya aku mengikuti pertemuan tender , tapi di tatap langsung olehnya benar benar membuatku gugup." batin Anggita lalu mengambil tasnya untuk meninggalkan ruangan itu .

Saat akan menuju ke lift dia berpapasan dengan Reymond . Meski begitu Anggita tetap bersikap formal dan berpura pura tidak mengenalnya , tapi Rey malah berinisiatif menyapanya .

"Nona Anggita ." sapa Rey sambil menundukan kepalanya .

Anggita sontak membulatkan matanya , sambil celingukan ke kanan dan ke kiri untuk memastikan jika tidak ada orang di sekitarnya .

"Su sudah aku bilang , jangan bersikap seperti ini saat ada di luar . Ini bisa membuat orang lain salah paham." lirih Anggita .

"Tapi di sini tidak ada orang lain selain kita berdua . " jawab Rey .

 Anggita Akhirnya mengalah , dia tidak berdebat . Dia tahu bagaimana sifat sekretaris suaminya itu yang sangat kaku dan penuh formalitas .

Mungkin sebelas dua belas dengan tuannya itu , yang dingin seperti gunung es .

"Apa ada pesan darinya ." lirih Anggita sambil melirik diam diam . Rey pun mengangguk .

"Nona Anggita pulang kantor jam berapa ." dua alis Anggita langsung menyatu .

""Seperti biasa ,jam lima sore . Kenapa bertanya begitu ?." tanya Anggita penasaran .

"Tuan ingin mengajak Nona Anggita ke suatu tempat . Jadi saya bertugas untuk menjemput Nona Anggita saat pulang ." jelas Rey sesingkat mungkin .

Penjelasan Rey sekali lagi membuat mata Anggita menyipit ." Tapi aku berangkat ke kantor membawa mobil ....

Sebelum Anggita membuat alasan Rey segera memotong ucapan Anggita ." Nona Anggita bisa meninggalkan mobil Nona di perusahaan . Saya akan datang tepat waktu ." ucap Rey dan langsung pergi meninggalkan Anggita yang masih diam mematung .

"Pergi ? Pergi ke suatu tempat ?."

Anggita yakin , ini adalah pertama kali nya Maxsim mengajaknya pergi keluar . Mungkin terdengar aneh mengingat pernikahan mereka sudah berjalan satu tahun , tapi sekali lagi Anggita harus ingat kalau pernikahan mereka hanya kesepakatan hitam di atas putih .

***

Setelah kembali ke perusahaan Anggita masih saja memikirkan tentang ajakan Maxsim untuk keluar setelah pulang kerja . Namun sebanyak apa dia memikirkan nya tetap tidak berhasil menebak apa yang ada dalam kepala nya .

"Mbak Anggita ." Seruan Sinta membuyarkan lamunan Anggita . Gadis itu datang sambil memukul meja membuat Anggita melototkan mata padanya .

"Sinta , kamu suka sekali membuat orang jantungan nya , ya ."

Alih alih meminta maaf Sinta malah tersenyum seakan tak berdosa ." Salah mbak sendiri , aku udah panggil panggil dari tadi , tapi mbak Anggita malah asyik sendiri melamun tidak jelas ."

Anggita memutar kursinya menghadap ke arah Sinta ." Sekarang ada apa ? Ada masalah apa yang ingin kamu sampaikan ."

"Aku inhin mengundang mbak Anggita , untuk datang ke rumah baru aku ."

"Apa ?"

Anggita spontan menyipitkan matanya mendengar ucapan Sinta . Dia masih ingat kemari gadis ini masih mengeluh tentang biaya cicilan yang membludak . Tapi sekarang sudah punya rumah baru ?

Sinta yang menyadari tatapan aneh Anggita , segera menjelaskan .

"Mbak Anggita sayang . Aku sebenarnya anak tunggal di keluargaku . Jadi ayah dan ibuku tidak tega lihat aku luntang luntung di kota ini sendirian . Sebenarnya aku juga tidak mau ,aku ingin hidup mandiri , tapi mereka memaksa untuk membelikan rumah , yang tidak begitu jauh dari perusahaan ."

"Mbak Anggita , kamu akan datang kan ? Yang lain sudah setuju ."ucap Sinta sambil menatap beberapa teman satu devisinya .termasuk Rosa yang kini mengangkat jempolnya dengan senyum konyol di wajahnya .

Anggita tertawa lirih , tapi sayang dia harus menolaknya .

"Maaf , kebetulan sekali aku tidak bisa datang , kalian aja yang pergi ."

Sinta yang telah bersemangat mendadak menjadi lesu mendengar jawsban Anggita .

"Ah mbak Anggita , kenapa kamu selalu sibuk . Setiap akhir pekan pun tidak bisa saat aku ajak pergi .sekarang bukan akhir pekanpun tetap tidak bisa ."

Anggita hanya bisa meminta maaf atas hal ini . Bukan karena tidak ingin , tapi setiap akhir pekan dia harus di rumah menunggu Maxsim pulang . Jadi dia tidak mungkin krluar rumah pada saat itu .

Episodes
1 01 Night Klub Blue
2 02 Maxsim Samudra .
3 03 Nikah Kontrak
4 04 Deal
5 05 mentraktir rekan kerja
6 06 Bukan pacar tapi suami
7 07 Kenapa harus dia
8 08 Dingin seperti gunung es
9 09 Kencan Dinner romantis
10 10 Perampokan berencana .
11 11 menggoda suami sendiri
12 12 Maxsim licik
13 13 Emotikon Love
14 14 Tunggu aku di rumah
15 15 Kamu pulang
16 16 Perhatian Maxsim.
17 17 kamu cemburu ?
18 18 Diam diam
19 19 Suamimu tersayang
20 20 Benar benar tidak mengenalnya
21 21 Sepertinya tidak mungkin
22 22 Pria dari masa lalu
23 23 aku tidak akan melepaskanmu
24 24 Moonlight yang hancur
25 25 Dia datang ?
26 26 kelinci kecil
27 27 Truth And Dare!
28 28 MR. M
29 29 Salah kirim
30 30 janji
31 31 menjenguk Anjas
32 32 pulang tanpa kabar
33 33 cemburu
34 34 kegelisahan
35 35 lost contact
36 36 Apa dia kakak ipar .
37 37 Berita hangat
38 38 Bertemu dengan Maxsim
39 39 Cemburu lagi
40 40 Salah orang
41 41 Dia masih marah
42 42 sikap aneh Maxsim
43 43 karyawan baru
44 44 Dia pergi
45 45 Burdir
46 46 Makan malam
47 47 kejutan untuk Anggita
48 48 Aku mencintaimu
49 49 Aku tidak menyukainya
50 50 I LOVE YOU
51 51 setelan awal
52 52 nonton
53 53 panik
54 54 Berdebar
55 55 Bertemu Sinta
56 56 adonan takoyaki berjalan .
57 57 Liburan
58 58 Aku sudah menikah
59 59 tidak kembali
60 60 Hotel the first
61 61 Maxsim ikut liburan
62 62 tidak sempurna
63 63 Dia wanitaku
64 64 maukah berdansa denganku
65 65 aku tidak cemburu
66 66 tetaplah di sini
67 67 tidak pulang
68 68 Anjas siuman
69 69 Rojak kontruksi
70 70 pulang terlambat
71 71 Selamat tinggal Anggita
72 72 penurut seperti kucing
73 73 tukang paksa
74 74 Janji Maxsim
75 75 hampir kacau
76 76 mungkinkah Winda
77 77 cemburu
78 78 obat nyamuk
79 79 cemas
80 80 semakin panik
81 81 Nyonya Samudra
82 82 Apa begitu jelas
83 83 gosip
84 84 provokasi Winda
85 85 Jebakkan
86 86 Rencana Winda .
87 87 Kedatangan Maxsim
88 88 ke puncak bukit
89 89 ternyata di dalangnya
90 90 Kamu pemenangnya
91 91 Alasan Winda
92 92 Nyonya Presdir Direktur .
93 93 Kunjungan dadakan
94 94 Kedatangan Happy
95 95 belum dapat restu
96 96 Datang ke Rojak kontruksi
97 97 Pikir saja sendiri ?
98 98 10 milyar
99 99 Saling berhubungan
100 100 mendapat donor
101 101 Apa masih tentang Nona Anggita
102 102 tak menjawab telpon
103 103 pemarah dan pemaksa
104 104 Dasar tidak tahu malu
105 105 Cemburu buta
106 106 Maxsim vs Jefri
107 107 Ikut ke tempat karaoke
108 108 endless love
109 109 Ramen bukan motel
110 110 Tahu siapa Jefri
111 111 peringatan untuk Jefri .
112 112 mencari kebenaran .
113 113 datang sebagai lawan
114 114 Alasan King
115 115 Jefri ingin bertemu
116 116 Maxsim kembali
117 117 mengakhiri kontrak
118 118 Hari Anjas operasi
119 119 Resepsi
120 120 surat dari Jefri
121 121 pov Jefri
122 122 Happy Ending 1
123 123 Happy Ending 2
Episodes

Updated 123 Episodes

1
01 Night Klub Blue
2
02 Maxsim Samudra .
3
03 Nikah Kontrak
4
04 Deal
5
05 mentraktir rekan kerja
6
06 Bukan pacar tapi suami
7
07 Kenapa harus dia
8
08 Dingin seperti gunung es
9
09 Kencan Dinner romantis
10
10 Perampokan berencana .
11
11 menggoda suami sendiri
12
12 Maxsim licik
13
13 Emotikon Love
14
14 Tunggu aku di rumah
15
15 Kamu pulang
16
16 Perhatian Maxsim.
17
17 kamu cemburu ?
18
18 Diam diam
19
19 Suamimu tersayang
20
20 Benar benar tidak mengenalnya
21
21 Sepertinya tidak mungkin
22
22 Pria dari masa lalu
23
23 aku tidak akan melepaskanmu
24
24 Moonlight yang hancur
25
25 Dia datang ?
26
26 kelinci kecil
27
27 Truth And Dare!
28
28 MR. M
29
29 Salah kirim
30
30 janji
31
31 menjenguk Anjas
32
32 pulang tanpa kabar
33
33 cemburu
34
34 kegelisahan
35
35 lost contact
36
36 Apa dia kakak ipar .
37
37 Berita hangat
38
38 Bertemu dengan Maxsim
39
39 Cemburu lagi
40
40 Salah orang
41
41 Dia masih marah
42
42 sikap aneh Maxsim
43
43 karyawan baru
44
44 Dia pergi
45
45 Burdir
46
46 Makan malam
47
47 kejutan untuk Anggita
48
48 Aku mencintaimu
49
49 Aku tidak menyukainya
50
50 I LOVE YOU
51
51 setelan awal
52
52 nonton
53
53 panik
54
54 Berdebar
55
55 Bertemu Sinta
56
56 adonan takoyaki berjalan .
57
57 Liburan
58
58 Aku sudah menikah
59
59 tidak kembali
60
60 Hotel the first
61
61 Maxsim ikut liburan
62
62 tidak sempurna
63
63 Dia wanitaku
64
64 maukah berdansa denganku
65
65 aku tidak cemburu
66
66 tetaplah di sini
67
67 tidak pulang
68
68 Anjas siuman
69
69 Rojak kontruksi
70
70 pulang terlambat
71
71 Selamat tinggal Anggita
72
72 penurut seperti kucing
73
73 tukang paksa
74
74 Janji Maxsim
75
75 hampir kacau
76
76 mungkinkah Winda
77
77 cemburu
78
78 obat nyamuk
79
79 cemas
80
80 semakin panik
81
81 Nyonya Samudra
82
82 Apa begitu jelas
83
83 gosip
84
84 provokasi Winda
85
85 Jebakkan
86
86 Rencana Winda .
87
87 Kedatangan Maxsim
88
88 ke puncak bukit
89
89 ternyata di dalangnya
90
90 Kamu pemenangnya
91
91 Alasan Winda
92
92 Nyonya Presdir Direktur .
93
93 Kunjungan dadakan
94
94 Kedatangan Happy
95
95 belum dapat restu
96
96 Datang ke Rojak kontruksi
97
97 Pikir saja sendiri ?
98
98 10 milyar
99
99 Saling berhubungan
100
100 mendapat donor
101
101 Apa masih tentang Nona Anggita
102
102 tak menjawab telpon
103
103 pemarah dan pemaksa
104
104 Dasar tidak tahu malu
105
105 Cemburu buta
106
106 Maxsim vs Jefri
107
107 Ikut ke tempat karaoke
108
108 endless love
109
109 Ramen bukan motel
110
110 Tahu siapa Jefri
111
111 peringatan untuk Jefri .
112
112 mencari kebenaran .
113
113 datang sebagai lawan
114
114 Alasan King
115
115 Jefri ingin bertemu
116
116 Maxsim kembali
117
117 mengakhiri kontrak
118
118 Hari Anjas operasi
119
119 Resepsi
120
120 surat dari Jefri
121
121 pov Jefri
122
122 Happy Ending 1
123
123 Happy Ending 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!