Melawan Tradisi

Hari itu, Alfatra duduk di ruang tamu bersama kedua orang tuanya. Udara di ruangan itu terasa berat, penuh dengan ketegangan yang tidak terucap. Ibunya duduk dengan punggung tegak, memandang Alfatra dengan sorot mata tajam, sementara ayahnya menyandarkan tubuh di sofa, terlihat tidak sabar.

“Kita sudah cukup sabar, Alfa,” kata ayahnya memulai. “Kami memberimu waktu untuk berpikir, tetapi kamu masih keras kepala menolak perjodohan ini. Apa sebenarnya masalahmu?”

Alfatra menarik napas dalam, berusaha menahan emosinya. “Ayah, aku sudah bilang. Ini bukan soal aku tidak menghormati kalian. Aku hanya tidak bisa menikah tanpa cinta.”

“Cinta?” Ibunya tertawa kecil, nada suaranya penuh sarkasme. “Apa kamu pikir cinta saja cukup untuk menjalani pernikahan? Kami menikah karena tanggung jawab, dan lihatlah kami sekarang. Hidup kami baik-baik saja.”

“Tapi, Bu, aku tidak ingin hidupku hanya ‘baik-baik saja’. Aku ingin bahagia,” balas Alfatra. “Aku tidak ingin memulai hubungan dengan kebohongan, terutama kepada Naumi. Dia juga tidak ingin ini.”

Ayahnya menggebrak meja, suaranya meninggi. “Kamu bicara seolah-olah hidup ini hanya tentang apa yang kamu inginkan! Apa kamu lupa berapa banyak kami berkorban untukmu? Untuk pendidikanmu, untuk kariermu? Dan sekarang kamu tidak bisa melakukan satu hal kecil untuk keluarga ini?”

“Ini bukan hal kecil, Ayah,” jawab Alfatra tegas. “Ini adalah hidupku. Aku menghormati semua yang kalian lakukan untukku, tapi aku tidak bisa menyerahkan masa depanku hanya demi memenuhi ekspektasi kalian.”

Ibunya menatapnya dengan kecewa. “Kamu berubah, Alfatra. Dulu kamu anak yang selalu mendengarkan kami. Sekarang kamu hanya memikirkan dirimu sendiri.”

Alfatra terdiam. Kata-kata ibunya menusuk, tetapi ia tahu ia tidak bisa mundur.

“Bu, Ayah,” katanya akhirnya, suaranya melembut. “Aku bukan anak kecil lagi. Aku tahu keputusan ini sulit untuk kalian terima, tapi aku mohon, percayalah padaku. Aku tahu apa yang terbaik untuk hidupku.”

“Apa yang terbaik untuk hidupmu, Alfa? Ariana?” tanya ibunya, nadanya penuh ejekan. “Perempuan yang meninggalkanmu dua tahun lalu itu? Apa kamu pikir dia masih peduli padamu?”

“Aku tidak tahu, Bu,” jawab Alfatra jujur. “Tapi aku peduli padanya. Dan aku ingin memperjuangkannya.”

Ayahnya berdiri, wajahnya merah karena marah. “Kalau begitu, jangan harap kami akan mendukungmu. Mulai sekarang, kamu sendiri yang menanggung keputusanmu. Kami tidak akan melindungimu dari konsekuensinya.”

Alfatra mengangguk, meskipun hatinya terasa berat. “Aku mengerti, Ayah. Tapi aku tetap tidak akan menyerah pada apa yang aku yakini.”

~

Percakapan dengan Naumi

Setelah konfrontasi dengan orang tuanya, Alfatra keluar rumah untuk menenangkan diri. Tanpa sadar, ia menelepon Naumi.

“Naumi, apa kamu punya waktu?” tanya Alfatra setelah panggilan diangkat.

Naumi terdengar sedikit terkejut. “Ada apa, Alfa? Kamu terdengar... tertekan.”

“Aku baru saja bertengkar dengan orang tuaku. Aku tidak tahu harus bicara dengan siapa lagi,” kata Alfatra jujur.

Naumi terdiam sejenak, lalu berkata, “Oke. Aku ada waktu. Temui aku di taman dekat rumahku.”

Ketika mereka bertemu, Alfatra menceritakan semua yang terjadi. Naumi mendengarkan dengan sabar, tanpa menyela.

“Alfa, aku mengerti posisi keluargamu,” kata Naumi akhirnya. “Tapi aku juga mengerti kamu. Ini situasi yang sulit, tapi aku yakin kamu membuat keputusan yang benar.”

“Terima kasih, Naumi,” kata Alfatra. “Aku tahu ini juga tidak mudah untukmu.”

Naumi tersenyum kecil. “Aku hanya ingin kita semua bahagia. Kamu dengan Ariana, dan aku... aku akan menemukan jalanku sendiri.”

Alfatra menatap Naumi dengan rasa hormat. “Aku tidak akan melupakan apa yang kamu lakukan untukku. Kamu tidak hanya membantu aku, tapi juga memberiku keberanian untuk melawan.”

~

Malam itu, Alfatra kembali ke apartemennya, memikirkan semua yang telah terjadi. Ia tahu perjalanannya belum selesai. Ia harus memenangkan kembali hati Ariana, tetapi pada saat yang sama, ia juga harus membuktikan kepada keluarganya bahwa ia mampu menjalani hidupnya sendiri.

Langkah berikutnya tidak akan mudah, tetapi untuk pertama kalinya, ia merasa yakin bahwa ia berada di jalur yang benar.

Episodes
1 Perjodohan dan Pertemuan Tak Terduga
2 Luka yang Belum Sembuh
3 Dua Dunia yang Bertemu
4 Melawan Tradisi
5 Langkah Pertama
6 Pilihan yang Sulit
7 Pilihan Naumi
8 Luka Lama yang Terbuka
9 Menghadapi Takdir
10 Menatap Masa Depan Bersama
11 Ujian Terbesar
12 Menjaga Cinta di Jarak Jauh
13 Kekuatan Cinta yang Teruji
14 Keputusan yang Membentuk Masa Depan
15 Menyusun Kehidupan Bersama
16 Mempersiapkan Masa Depan
17 Keputusan Besar
18 Menghadapi Jarak dan Waktu
19 Langkah Menuju Komitmen
20 Awal Baru, Tantangan Baru
21 Tahun Kedua Pernikahan
22 Ujian Terbesar
23 Menemukan Keseimbangan
24 Meniti Jalan Baru Sebagai Keluarga
25 Menghadapi Perubahan dan Tantangan Baru
26 Menemukan Harmoni dalam Perubahan
27 Krisis Kesehatan yang Mengguncang Keluarga
28 Kedekatan yang Menguatkan
29 Rumah Kecil Itu
30 Kamu Semakin Jauh
31 Kirana dan Dunia Barunya
32 MENYAMBUT HARAPAN BARU
33 MENITI KEHIDUPAN BARU
34 KISAH DI BALIK KEHANGATAN RUMAH
35 RUMAH KAKEK DAN NENEK
36 MEMBAWA KEBERSAMAAN KE KOTA
37 WARISAN NILAI DAN KEHANGATAN KELUARGA
38 MERANGKAI HARI MENUJU MASA DEPAN
39 KIRANA DAN JEJAK KELUARGA
40 JEJAK KELUARGA YANG MEMBENTUK MASA DEPAN
41 KEHANGATAN TRADISI DAN TANTANGAN BARU
42 HARMONI DALAM SEBUAH PESTA
43 KOMPROMI DAN KOMITMEN
44 LIBURAN AKHIR PEKAN
45 KEMBALI KE RUTINITAS
46 Badai Dari Luar
47 Badai Belum Berlalu
Episodes

Updated 47 Episodes

1
Perjodohan dan Pertemuan Tak Terduga
2
Luka yang Belum Sembuh
3
Dua Dunia yang Bertemu
4
Melawan Tradisi
5
Langkah Pertama
6
Pilihan yang Sulit
7
Pilihan Naumi
8
Luka Lama yang Terbuka
9
Menghadapi Takdir
10
Menatap Masa Depan Bersama
11
Ujian Terbesar
12
Menjaga Cinta di Jarak Jauh
13
Kekuatan Cinta yang Teruji
14
Keputusan yang Membentuk Masa Depan
15
Menyusun Kehidupan Bersama
16
Mempersiapkan Masa Depan
17
Keputusan Besar
18
Menghadapi Jarak dan Waktu
19
Langkah Menuju Komitmen
20
Awal Baru, Tantangan Baru
21
Tahun Kedua Pernikahan
22
Ujian Terbesar
23
Menemukan Keseimbangan
24
Meniti Jalan Baru Sebagai Keluarga
25
Menghadapi Perubahan dan Tantangan Baru
26
Menemukan Harmoni dalam Perubahan
27
Krisis Kesehatan yang Mengguncang Keluarga
28
Kedekatan yang Menguatkan
29
Rumah Kecil Itu
30
Kamu Semakin Jauh
31
Kirana dan Dunia Barunya
32
MENYAMBUT HARAPAN BARU
33
MENITI KEHIDUPAN BARU
34
KISAH DI BALIK KEHANGATAN RUMAH
35
RUMAH KAKEK DAN NENEK
36
MEMBAWA KEBERSAMAAN KE KOTA
37
WARISAN NILAI DAN KEHANGATAN KELUARGA
38
MERANGKAI HARI MENUJU MASA DEPAN
39
KIRANA DAN JEJAK KELUARGA
40
JEJAK KELUARGA YANG MEMBENTUK MASA DEPAN
41
KEHANGATAN TRADISI DAN TANTANGAN BARU
42
HARMONI DALAM SEBUAH PESTA
43
KOMPROMI DAN KOMITMEN
44
LIBURAN AKHIR PEKAN
45
KEMBALI KE RUTINITAS
46
Badai Dari Luar
47
Badai Belum Berlalu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!