Suasana perpustakaan kota yang tenang menciptakan suasana nyaman bagi Asha, yang duduk di sudut ruang baca. Dia tenggelam dalam pikirannya, berfokus pada apa yang ada di hadapannya. Di sekitar meja, hanya terdengar suara lembut dari halaman buku yang dibalik dan langkah kaki pengunjung yang bergerak perlahan di rak buku.
Di sisi lain, Qian Kun berdiri beberapa langkah dari meja Asha, menatap ke arah dua gadis yang sedang duduk bersama, berbicara dengan suara pelan. Posisinya terjaga jauh di sudut ruangan, namun tatapannya tertuju pada Asha, terutama ketika dia mendengar suara lembut Asha berbicara dengan temannya.
Lee Sera
Sha-ah, kamu masih lama? (wajah cemberut)
Alreisha Putri Aruna
Maaf.. Kamu sudah menunggu lama ya?
Lee Sera
Eh, tidak (melambaikan tangannya) Aku cuma bosan 😁
Alreisha Putri Aruna
Baiklah ☺️ Kalau begitu kita pergi sekarang
Lee Sera
Let's gooooo (wajah riang)
Qian Kun mendengarkan percakapan itu dengan penuh perhatian, meskipun dia tidak bergerak dari posisinya. Setiap kali Asha tertawa atau berbicara dengan lembut, senyum tipis muncul di bibirnya. Ada sesuatu yang menawan dalam caranya berbicara, senyum manis yang seolah memberi kehangatan, dan tatapan mata yang begitu lembut.
Qian Kun, yang biasanya begitu tajam dan serius, merasa ada yang berbeda kali ini. Ada daya tarik yang sulit dijelaskan, sebuah ketenangan yang terpancar dari Asha. Tatapan matanya begitu lembut, namun penuh kekuatan, mencuri perhatian Qian Kun tanpa bisa dia tolak.
Dia tetap diam, tidak bergerak sedikit pun, hanya memperhatikan setiap detik percakapan antara Asha dan temannya. Suara Asha yang lembut, senyum manisnya yang tampak natural, dan pandangan matanya yang penuh perhatian kepada temannya, semua itu membuat Qian Kun semakin tertarik.
Saat Asha tersenyum lagi, matanya berkilau seakan mengundang kedamaian. Qian Kun merasa seperti ada sesuatu yang menggelitik hatinya, sesuatu yang tidak bisa dia ingkari. Ada rasa penasaran yang mendalam—ingin tahu lebih banyak tentang gadis ini, meskipun dia belum tahu namanya.
Namun, tak lama setelah percakapan itu berakhir, Asha kembali menunduk ke bukunya. Qian Kun menarik napas dalam-dalam dan mengalihkan pandangannya, meskipun hatinya masih terfokus pada wanita yang baru saja menarik perhatiannya begitu mendalam.
Comments