Kasus Baru

"Kata kamu dia yang kasih info ke kamu soal pembunuh Bu Lastri kan?"

Cecaran pertanyaan yang diberikan Tristan sukses membuat mulut Aditya terbungkam. Antara pria itu dan Irsyad hanya saling memandang saja. Sejenak Irsyad lupa kalau Tristan tidak tahu soal indra keenam yang dimiliki Aditya. Tristan sendiri masih bersabar menunggu jawaban dari rekannya itu.

"Zahi kenapa?"

Kedatangan Tamar dirasakan Aditya seperti air di tengah gurun. Pertanyaan Tamar dengan cepat mengubur pertanyaan Tristan padanya. Di belakang Tamar, tak lama kemudian Stella muncul. Wanita itu benar-benar cemas begitu mendengar keadaan putrinya.

"Irs, apa Zahi baik-baik aja?"

"Iya, Ma. Tadi aku kasih obat penenang, soalnya dia masih shock dan takut."

"Apa yang terjadi?"

Tamar memandangi Aditya dan Tristan bergantian. Sekali lagi Tristan menceritakan apa yang dialami oleh Zahira. Untung saja dia datang tepat waktu, kalau tidak, pria itu tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi pada Zahira dan Ulfa.

"Ya Allah, Zahi. Bang, kayanya kita harus cepat-cepat menikahkan Zahi. Aku ngga tenang kalau dia terus-terusan seperti ini."

"Sabar, sayang."

"Adit.. mana Suzy? Kemana dia? Harusnya dia jagain Zahi," wajah Stella nampak kesal mengingat sahabatnya yang seperti ogah-ogahan diminta menjaga Zahi.

"Bukan salah Tante Suzy juga. Zahi yang nolak dijaga. Katanya cukup Var aja."

"Kan ngga selamanya Var bisa jaga dia, seperti sekarang. Coba kalau tadi Tristan ngga ada, bisa bahaya kan?"

"Iya, nanti aku bilangin ke Tante Suzy. Masalahnya udah empat hari dia ngga keliatan, ngga tahu kemana. Terakhir aku kasih tugas selidiki soal pembunuh Ibu Wina."

Dengan lancar tanpa hambatan Aditya membahas soal Suzy dengan Stella. Pria itu seakan lupa kalau Tristan masih berada di tengah-tengah mereka dan menyimak pembicaraan dengan baik.

"Dasar jin genit. Dia pasti lagi cari mangsa kecengan baru," dumel Stella.

"Dia udah ada kecengan baru, Ma. Dia senang dekat-dekat Tristan," ceplos Aditya tanpa sadar.

"Hah? Tante Suzy tahu aku?"

Seketika Aditya dan Stella sadar kalau masih ada Tristan di antara mereka. Aditya menggaruk kepalanya yang tak gatal. Sementara Tristan nampak semakin bingung. Kenapa sedari tadi Suzy selalu menjadi topik pembicaraan. Dan Aditya masih belum mau menjelaskan tentang siapa Suzy.

"Dia belum tahu kalau kamu bisa lihat makhluk astral?" ceplos Stella sambil melihat pada Aditya.

Refleks Aditya membulatkan matanya. Dia tidak percaya sang Mama dengan begitu mudahnya membongkar rahasianya pada rekan kerjanya. Aditya mendekati Stella lalu berbisik pelan di telinga Mamanya.

"Mama rem mulutnya blong ya?" kesal Aditya.

"Ngga masalah kalau Tristan tahu. Kan dia calon adik ipar kamu," jawab Stella santai.

"Astaga."

Kompak Aditya dan Tamar menepuk kening masing-masing mendengar jawaban wanita yang masih terlihat cantik walau sudah tidak muda lagi. Berbeda dengan Tristan yang semakin dibuat bingung melihat tingkah atasan dan rekan kerjanya. Kebingungan Tristan terhenti ketika mendengar suara suster menyambut pasien yang baru datang.

"Dokter! Pasien dengan luka sayatan di tangan! Dia kehilangan banyak darah."

Bergegas Irsyad berlari menuju bed yang membawa seorang wanita. Pergelangan tangan wanita itu mengeluarkan cukup banyak darah akibat luka sayatan di urat nadinya. Darahnya sampai menetes ke lantai IGD. Irsyad dan dokter kepala IGD bekerja sama menghentikan pendarahan pasien tersebut.

"Hubungi bank darah! Pasien kehilangan banyak darah. Suster Lina, cek golongan darah pasien!"

"Siap, dok."

Ruangan IGD seketika menjadi sibuk sejak kedatangan pasien kritis tersebut. Dari arah pintu masuk IGD, muncul Arsyad. Matanya mencari-cari karyawan yang baru saja dibawanya ke sini. Melihat kedatangan Arsyad, Aditya dan Tristan langsung mendekati.

"Ars, kamu ngapain di sini?"

"Salah satu karyawanku mencoba bunuh diri. Dia menyayat pergelangan tangannya dengan cutter."

"Dia sedang ditangani Irs dan dokter lain."

Terdengar hembusan lega dari Arsyad. Untung saja pegawai cleaning service masuk ke kamar mandi untuk membersihkannya. Di sana salah satu karyawan di divisi Arsyad berada sudah tergeletak di lantai dengan pergelangan tangan bersimbah darah. Di sampingnya terdapat pisau cutter yang terdapat noda darah. Dengan cepat Arsyad membawa karyawan tersebut ke rumah sakit.

"Abang sendiri ngapain di sini?"

"Zahi juga dibawa ke rumah sakit. Dia habis nolongin temannya yang mau bunuh diri."

"Kenapa akhir-akhir ini banyak kasus bunuh diri sih? Abang ngga coba tanya Tante Suzy? Kali aja dia ada info soal ini."

"Ngga tahu kemana, ngilang udah empat hari," keluh Aditya.

"Sebenarnya Tante Suzy siapa sih? Kok terkenal banget kayanya."

Lagi-lagi terdengar pertanyaan dari Tristan. Kali ini raut wajahnya menunjukkan keseriusan, meminta Aditya untuk menjawab pertanyaannya. Akhirnya pria itu menyerah. Dia mengajak Tristan ke kantin, dia akan menjelaskan semuanya di sana.

Tristan hanya terbengong setelah mendengar penjelasan dari Aditya tentang kemampuan dirinya yang bisa melihat dan berkomunikasi dengan makhluk astral. Tak lupa dia juga menceritakan soal Suzy, teman sang Mama yang sekarang menjadi rekan kerjanya dari dunia ghaib. Begitu juga dengan Aang, partner barunya.

"Jadi teman yang kamu maksud itu makhluk astral?"

"Iya."

"Dan info soal mobil yang punya rekaman kamera dashboard serta petunjuk di mana pembunuh Ibu Lastri, semuanya dari makhluk astral."

"Iya."

"Wah keren banget, Dit. Jarang loh ada orang yang punya kemampuan kaya kamu dan digunakan untuk membantu memecahkan kasus. Biasanya kan sibuk jadi orang pintar di tivi yang suka sok tahu ngeramal hidup seseorang atau bikin konten tentang dunia lain."

"Kamu ngga kaget?"

"Ngga lah. Memang ada kan orang yang memiliki indra keenam kaya kamu. Tapi yang kuat dan bisa memanfaatkan seperti kamu itu jarang. Terus adikmu juga sama ya?"

"Iya, tapi sayangnya dia penakut. Makanya Mama mau nikahin dia cepat-cepat biar kemampuannya hilang setelah menikah."

"Oh gitu. Terus soal Tante Suzy yang ngecengin aku, kamu bercanda kan?"

"Ngga. Kalau dia ke kantor, pasti ngintilin kamu terus. Dasar jin ganjen."

"Hahaha.. astaga sekalinya punya penggemar ternyata sejenis jin. BTW kaya gimana penampakannya?"

Aditya mengambil ponselnya lalu dia mengetik nama Bae Suzy di kolom mbah Gugel. Dia mengetuk salah satu foto artis Korea tersebut lalu menunjukkannya pada Tristan.

"Wah cantik ini."

"Cantik, soalnya dia niru artis Korea. Kalo aslinya, tahu sendiri sebaik-baiknya jin, seburuk-buruknya manusia. Kebayang kan mukanya jelek kata gimana, hahaha.. udah gitu tua juga. Umurnya udah 1500 tahun."

"Waduh.. nenek moyang itu namanya."

"Hahaha.."

Terdengar tawa keduanya bersamaan. Aditya cukup lega Tristan bisa menerima kelebihan dirinya dengan santai. Dengan begitu nanti dia tidak perlu berpura-pura di depan Tristan atau bersembunyi lagi jika bertemu dengan Suzy atau Aang.

"Oh ya, soal kasus bunuh diri ini, kok aku curiga ya. Masa sih dalam waktu bersamaan bisa langsung terjadi kasus bunuh diri."

"Makanya aku mau ketemu Tante Suzy, tapi dia ngga nongol-nongol, Aang juga. Giliran dibutuhin malah pada ngilang."

Tristan mengajak Aditya kembali ke IGD. Sepertinya Ulfa sudah bisa ditanyai. Keduanya langsung beranjak kembali ke IGD. Selain mewawancarai Ulfa, mereka juga akan berbicara dengan karyawan Infinite Corp yang juga mencoba bunuh diri.

"Gimana keadaannya?" tanya Arsyad pada adik kembarnya.

"Keadaannya sudah stabil. Sebentar lagi akan dipindahkan ke ruang perawatan. Aku saranin buat konsultasi ke psikiater. Mungkin dia depresi."

"Iya, benar juga."

"Irs, temannya Zahi yang mau bunuh diri udah bisa ditanya kan?" tanya Aditya.

"Udah."

Aditya dan Tristan segera menuju bed yang ditempati Ulfa. Di sana Dila dan Ira masih setia menemani. Kedua polisi ganteng itu segera mendekati bed. Ulfa yang hendak ditanyai oleh mereka, tapi Ira dan Dila yang berdebar-debar.

"Bisa ceritakan apa yang kamu alami sampai kamu nekad bunuh diri?"

"Aku ngga ada niatan bunuh diri sebenarnya. Waktu di toilet, aku seperti mendengar bisikan-bisikan di telingaku."

"Bisikan apa?"

"Bisikan yang menyuruhku untuk mengakhiri hidup. Dia terus membujukku dan anehnya aku seperti tidak bisa menolak. Aku sadar kalau Zahi memanggil dan mencoba menyadarkan ku tapi aku tidak bisa melakukan apa-apa."

Ulfa menangis mengingat apa yang baru saja menimpanya. Andai tidak ada Zahira dan Tristan, mungkin sekarang dirinya sudah menjadi penghuni kubur. Ira memeluk temannya ini. Dia juga menambahkan kalau Ulfa memang tengah stress karena masalah yang dialaminya.

Setelah mendapat cukup keterangan dari Ulfa, Tristan dan Aditya sekarang mendatangi karyawan yang juga melakukan upaya bunuh diri. Namun karyawan bernama Dara itu masih belum sadarkan diri. Salah satu temannya yang ikut mengantar yang dijadikan sumber informasi oleh kedua polisi tampan tersebut.

"Apa kamu tahu yang terjadi pada temanmu?"

"Dara memang sedang ada masalah. Suaminya ketahuan selingkuh dan selingkuhannya sedang hamil. Dia dipaksa Ibu mertuanya menerima selingkuhan suaminya sebagai madunya. Karena sampai sekarang Dara belum hamil juga. Hari ini dia banyak melamun dan ngga tahu kenapa tiba-tiba dia coba bunuh diri."

Wanita itu mengakhiri ceritanya dengan tangisan. Tristan mengambilkan tisu lalu memberikan padanya. Usai mendapatkan keterangan dari saksi, Aditya kembali ke bed di mana Zahira berada. Adiknya itu sudah mulai siuman. Tristan ikut mendekati bed Zahira, dia juga ingin mendengar keterangan dari gadis itu.

"Dek.. ceritanya gimana sampai teman kamu mau bunuh diri?" tanya Aditya hati-hati.

"Aku lagi temani dia di kamar mandi. Ngga tahunya ada jin di sana. Karena takut, aku keluar. Ngga lama dia keluar dan kaya kerasukan gitu. Aku coba cegah dia, tapi dia tetap naik ke rooftop. Aku beraniin diri buat nolong dia. Tapi jin itu seram banget, Pa."

Zahira memeluk pinggang sang Ayah yang berada di dekatnya. Tamar segera memeluk anaknya, memberi ketenangan pada anak perempuan satu-satunya. Dia sangat bersyukur sang anak bisa lolos dari bahaya. Pria itu melihat pada Tristan.

"Tristan, terima kasih sudah menolong anak saya."

"Sama-sama, Pak."

"Dia yang nolong aku, Pa?" tanya Zahira.

"Iya, sayang. Kamu harus berterima kasih pada Tristan . Dia yang sudah menolongmu. Mulai sekarang kalau Tristan ngga sibuk, minta dia temani kamu kalau mau kemana-mana," seru Stella.

"Ngapain minta temani Tristan?" tanya Aditya bingung.

"Kan dia calon suami Zahi."

"Hah?"

***

Stella loss doll🤣

Nih aku kasih penampakan si kembar. Manis yang mana?

Arsyad

Irsyad

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ

☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ

bener2 lose doll nih Stella main jodoh2in aja,emangnya mau Zahi ma Tristan dijodohin 🤣🤭wahhh wahhh jangan2 jin yg bisikin Ulfa ma dara adalah orang yang sama yg bundir gara2 depresi makanya ngajak2 biar ada temennya disana,kan orang bundir MH gak diterima disisi Tuhan 🤭

2024-12-05

1

EmakKece

EmakKece

irsyad-arsyad anaknya siapa sih? lupa

2024-12-05

1

🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐

🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐

langsung bae si Tristan di klaim jadi calon suami Zahi.emang Stella mulutnya bocoorr😂.. Tristan pasti puyeng,bingung ,dilema... tapi gak bakal kecewa lah kalau jadi iparan sama Adit. sekeluarga sama2 satu profesi.

2024-12-06

1

lihat semua
Episodes
1 Kembali Ke Bandung
2 Aang
3 Double Indigo
4 Kasus Pertama
5 Perdebatan
6 Partner Baru
7 Mengungkap Kebenaran
8 Autopsi
9 Dua Kasus
10 Tertangkap
11 Mencari Jarum di Tumpukan Jerami
12 Petunjuk
13 Penangkapan
14 Terbongkarnya Rahasia
15 Buntu
16 Wabah Bunuh Diri
17 Melawan Ketakutan
18 Kasus Baru
19 Seperti Kucing dan Tikus
20 Sharrul
21 Semakin Rumit
22 Clue
23 Penyintas
24 One Step Behind
25 Saksi Menyebalkan
26 Tukar Posisi
27 Adu Mulut
28 Debaran
29 Masa Lalu Kelam
30 Another Mistery
31 Kecurigaan
32 Cheryl
33 Ketakutan
34 Asma vs Ayan
35 Rival Hati
36 Titik Terang
37 Saksi Kejahatan
38 Pengalaman Mengerikan
39 Menjadi Tersangka
40 Bukti Tak Terduga
41 Lolos
42 Mangsa Baru
43 Pembunuh Berdarah Dingin
44 Dijebak
45 Kambing Hitam
46 Pasrah
47 Mencari Bukti
48 Melepas Rindu
49 Terkuak
50 Tak Ada Kejahatan yang Sempurna
51 Bahagia dan Cemburu
52 Calon Kakak Ipar
53 Lolos Lagi
54 Saksi Penting
55 Calon Ipar Durjana
56 Calon Mantu
57 Umpan
58 Aksi Penjebakan
59 Romansa
60 Sorrow Brings The Dark
61 Kabar Menghebohkan
62 Pesona Ivan
63 Dilema
64 Kesepakatan
65 Lamaran Dadakan
66 Baper
67 Rencana Ekstrim
68 Duel
69 Penculikan
70 Tumbal Terakhir
71 Final Battle
72 Kehilangan
73 Kesepakatan
74 Penghormatan Terakhir
75 Bertemu Calon Mertua
76 Pengantin Baru
77 Nafkah Batin
78 Serah Terima Kasus
79 Penyelidikan Dimulai
80 Bentrok Dua Kubu
81 Dua Kubu, Satu Target
82 Air dan Minyak
83 Petunjuk Baru
84 Kembali Full Team
85 Kolaborasi
86 Finding Sugih
87 Hajatan
88 Bukti Tambahan
89 Jebakan Tuan Muda
90 In Danger
91 Bantuan Tak Terduga
92 Tante Kim
93 Peninggalan Dito
94 Konspirasi Kelas Kakap
95 Habisi Dari Akarnya
96 Rencana Besar
97 Hadiah Dari Gading
98 Agen Man In Black
99 Rahman Junior
100 Hari H
101 Kemenangan Besar
102 Tak Ada Peluang
103 Tuntas
104 Amarah Safira
105 Bakal Calon Papa Bibil
106 Kabar Bahagia
107 Keluarga Cemara
108 All For Love
109 Vonis
110 Menuai Hukuman
111 Bersatunya Janda dan Perjaka
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Kembali Ke Bandung
2
Aang
3
Double Indigo
4
Kasus Pertama
5
Perdebatan
6
Partner Baru
7
Mengungkap Kebenaran
8
Autopsi
9
Dua Kasus
10
Tertangkap
11
Mencari Jarum di Tumpukan Jerami
12
Petunjuk
13
Penangkapan
14
Terbongkarnya Rahasia
15
Buntu
16
Wabah Bunuh Diri
17
Melawan Ketakutan
18
Kasus Baru
19
Seperti Kucing dan Tikus
20
Sharrul
21
Semakin Rumit
22
Clue
23
Penyintas
24
One Step Behind
25
Saksi Menyebalkan
26
Tukar Posisi
27
Adu Mulut
28
Debaran
29
Masa Lalu Kelam
30
Another Mistery
31
Kecurigaan
32
Cheryl
33
Ketakutan
34
Asma vs Ayan
35
Rival Hati
36
Titik Terang
37
Saksi Kejahatan
38
Pengalaman Mengerikan
39
Menjadi Tersangka
40
Bukti Tak Terduga
41
Lolos
42
Mangsa Baru
43
Pembunuh Berdarah Dingin
44
Dijebak
45
Kambing Hitam
46
Pasrah
47
Mencari Bukti
48
Melepas Rindu
49
Terkuak
50
Tak Ada Kejahatan yang Sempurna
51
Bahagia dan Cemburu
52
Calon Kakak Ipar
53
Lolos Lagi
54
Saksi Penting
55
Calon Ipar Durjana
56
Calon Mantu
57
Umpan
58
Aksi Penjebakan
59
Romansa
60
Sorrow Brings The Dark
61
Kabar Menghebohkan
62
Pesona Ivan
63
Dilema
64
Kesepakatan
65
Lamaran Dadakan
66
Baper
67
Rencana Ekstrim
68
Duel
69
Penculikan
70
Tumbal Terakhir
71
Final Battle
72
Kehilangan
73
Kesepakatan
74
Penghormatan Terakhir
75
Bertemu Calon Mertua
76
Pengantin Baru
77
Nafkah Batin
78
Serah Terima Kasus
79
Penyelidikan Dimulai
80
Bentrok Dua Kubu
81
Dua Kubu, Satu Target
82
Air dan Minyak
83
Petunjuk Baru
84
Kembali Full Team
85
Kolaborasi
86
Finding Sugih
87
Hajatan
88
Bukti Tambahan
89
Jebakan Tuan Muda
90
In Danger
91
Bantuan Tak Terduga
92
Tante Kim
93
Peninggalan Dito
94
Konspirasi Kelas Kakap
95
Habisi Dari Akarnya
96
Rencana Besar
97
Hadiah Dari Gading
98
Agen Man In Black
99
Rahman Junior
100
Hari H
101
Kemenangan Besar
102
Tak Ada Peluang
103
Tuntas
104
Amarah Safira
105
Bakal Calon Papa Bibil
106
Kabar Bahagia
107
Keluarga Cemara
108
All For Love
109
Vonis
110
Menuai Hukuman
111
Bersatunya Janda dan Perjaka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!