Melawan Ketakutan

Sementara Zahira yang sudah berhasil menyusul Ulfa sampai ke rooftop dikejutkan oleh makhluk menyeramkan yang menghalanginya tadi. Makhluk itu sekarang berdiri tepat di hadapannya. Zahira menahan nafasnya, sosok wanita itu sekarang nampak semakin menyeramkan. Lutut gadis itu lemas seketika, membuatnya jatuh terduduk.

Makhluk itu kembali pada Ulfa. Membimbing wanita putus asa itu menuju tembok pembatas roof top. Seperti kerbau yang dicucuk hidungnya, Ulfa terus berjalan mendekati tembok pembatas. Zahira berusaha menghentikan langkah temannya.

"Fa.. sadar, Fa.. berhenti," seru Zahira dengan suara tercekat.

Namun Ulfa tidak mendengar ucapannya. Wanita itu kini sudah sampai di dekat tembok pembatas. Tanpa ragu dia segera naik ke atasnya. Zahira menguatkan diri untuk bangun walau kakinya terasa lemas. Sambil memaksakan diri dia melangkah mendekati Ulfa lalu meraih tangannya, Ulfa menolehkan kepalanya.

"Fa.. jangan dengarkan dia. Sadar Fa, jangan lakukan ini. Aku mohon."

Kesal karena Zahira terus mengganggunya, jin wanita itu mendekati Zahira. Ingin rasanya dia memasuki tubuh Zahira dan membawanya ikut terjun bersama mangsanya, namun sayang dia tidak bisa melakukan itu. Tubuh gadis itu tidak bisa dimasuki olehnya.

"Jangan ikut campur!!!"

Mata jin wanita itu melotot. Kini rupanya bertambah menyeramkan. Zahira langsung memejamkan matanya namun tangannya tetap tidak melepaskan pegangan pada Ulfa. Sedetik kemudian tubuhnya tertarik ketika Ulfa melompat dari tembok pembatas tersebut. Sontak Zahira membuka matanya. Dengan sekuat tenaga dia menahan tangan Ulfa. Tubuh wanita itu tergantung di ketinggian.

"Ulfa!! Sadar!!" teriak Zahira sambil terus berusaha memegang tangan Ulfa.

"Lepaskan tangannya," bisik jin wanita itu pada Ulfa. Lagi-lagi Ulfa menuruti apa kata makhluk tersebut. Namun pegangan Zahira begitu kuat dan sulit dilepaskan. Gadis itu memegangi Ulfa dengan kedua tangannya.

"Ulfa!!! Jangan lepas!!"

"Tarik dia ke bawah bersamamu!"

Entah tambahan tenaga dari mana, Ulfa menarik tangan Zahira hingga tubuh gadis itu sudah berada di tembok pembatas. Posisi Zahira semakin membungkuk. Dia terpaksa melepaskan satu pegangan tangannya, menyangga dirinya agar tidak ikut terseret jatuh. Pegangannya di tangan Ulfa semakin turun, apalagi jin wanita itu terus mendekatinya membuat tubuhnya semakin melemah. Zahira berteriak kencang mencoba menyadarkan temannya.

Di saat genting, Tristan muncul. Melihat posisi Zahira yang semakin tertarik ke bawah, Tristan berlari mendekat. Sebelah tangannya menyentuh tangan Ulfa dan sebelahnya lagi menyentuh tangan Zahira. Ketika tangan mereka bersentuhan, jin wanita yang sedari tadi membayangi Ulfa langsung menghilang dan wanita itu memperoleh kesadarannya lagi.

"Tolong!!" teriak Ulfa yang sadar dirinya tergantung di ketinggian.

Nusa datang bersama dengan Dila dan Ira. Pria itu segera membantu rekannya menarik tubuh Ulfa. Akhirnya wanita itu berhasil diselamatkan. Setelah Ulfa berhasil diangkat dan kembali ke roof top, Zahira langsung kehilangan kesadarannya. Dengan sigap Tristan menangkap tubuh itu hingga tidak sampai menyentuh lantai.

"Zahi!!" panggil Dila dan Ira bersamaan.

"Sebaiknya mereka dibawa ke rumah sakit saja," usul Nusa.

Tristan segera membopong Zahira dan membawanya keluar dari rooftop. Nusa menyusulnya di belakang sambil memapah Ulfa. Wanita itu juga seakan kehilangan tenaganya setelah mengalami kejadian mengerikan. Dila dan Ira terus mendampingi kedua rekannya.

Tristan terus membopong Zahira menuju mobil dinas yang dipakainya tadi. Nusa membukakan pintu bagian belakang. Pelan-pelan pria itu merebahkan tubuh Zahira di jok belakang. Kemudian dia melihat pada Ulfa, Dila dan Ira.

"Kamu juga harus ke rumah sakit," ujar Tristan pada Ulfa.

"Saya bawa mobil, biar saya yang bawa dia," seru Dila.

Dila segera mengajak Ira dan Ulfa menuju mobilnya. Berturut-turut dua kendaraan itu keluar dari pelataran parkir kampus Nusantara Bakti. Tristan menekan pedal gasnya dalam-dalam agar cepat sampai di rumah sakit. Tujuannya adalah rumah sakit Ibnu Sina.

Tak butuh waktu lama mobil yang dikendarainya sudah sampai di rumah sakit Ibnu Sina. Tristan turun dari mobil. Dengan sigap dia mengeluarkan Zahira lalu membawanya masuk ke IGD. Nusa memilih memarkirkan mobil lebih dulu. Kedatangan Tristan disambut suster, dia diarahkan menuju bed yang kosong. Tristan membaringkan Zahira di bed. Seorang dokter langsung menghampiri.

"Zahi," panggil sang dokter yang ternyata adalah Irsyad.

"Apa yang terjadi padanya?" Irsyad melihat pada Tristan. Tentu saja dia mengenali pria itu.

"Sepertinya dia shock. Tadi dia membantu temannya yang hendak bunuh diri."

"Hubungi Bang Adit, cepat!"

"Apa hubungannya dengan Adit?" tanya Tristan bingung.

"Dia adiknya Bang Adit."

Tristan menjauh dari bed. Dia mengambil ponsel dari saku celananya lalu segera menghubungi Aditya. Sementara Irsyad tengah berusaha menyadarkan Zahira. Kelopak mata gadis itu bergerak-gerak, lalu membuka matanya.

"Zahi.." panggil Irsyad.

"Aku di mana?"

"Kamu di rumah sakit. Apa yang terjadi?"

"Ulfa! Di mana dia? Ulfa!"

Zahira langsung menegakkan tubuhnya ketika mengingat temannya tadi. Mendengar suara Zahira yang sudah sadar, Tristan segera mendekati bed.

"Tenanglah. Temanmu sudah aman. Dia sedang diperiksa dokter," jawab Tristan.

"Dek!"

Aditya yang mendengar kabar soal Zahira segera berlari menuju IGD. Pria itu memang masih berada di rumah sakit, baru saja selesai berbicara dengan dokter Akmal tentang korban bunuh diri. Dia langsung mendekati bed di mana adiknya berada.

"Abang."

Zahira langsung memeluk Aditya ketika sang Kakak sudah berada di dekatnya. Gadis itu menangis tersedu dalam pelukan Aditya. Ketakutan masih melandanya mengingat jin wanita yang terus mengganggunya tadi. Tangan Aditya mengusap pelan punggung sang adik, berusaha menenangkannya. Tubuh Zahira bergetar hebat akibat ketakutan yang dirasakannya.

"Irs, tolong hubungi Papa," ujar Aditya pada Irsyad. Aditya tahu, di saat seperti ini, hanya ayahnya yang bisa menenangkan Zahira. Dengan cepat Irsyad menghubungi Tamar.

"Kamu kenapa?" tanya Aditya lagi.

"Jinnya, Bang. Dia datangi aku terus. Dia menghasut Ulfa buat bunuh diri. Aku takut, Bang. Aku takut."

"Tenang, ada Abang di sini."

Ketakutan masih belum lepas dari Zahira. Dia tidak mau melihat sekeliling IGD. Terus saja membenamkan wajahnya ke dada Aditya. Melihat Zahira yang tidak stabil, Irsyad berinisiatif memberikan obat penenang. Dia keluar sebentar lalu kembali lagi dengan suntikan di tangannya. Perlahan dia menyuntikkan obat penenang ke tubuh Zahira. Perlahan namun pasti, tubuh gadis itu jatuh terkulai. Aditya membaringkan Zahira hati-hati.

"Abang di sini aja, tungguin Zahi. Aku mau periksa pasien lain."

Kepala Aditya hanya mengangguk. Dia menarik kursi lebih dekat ke bed. Tangannya terus menggenggam tangan Zahira. Tristan pun ikut mendekat. Dia berdiri di ujung bed sambil terus melihat Zahira yang terbaring dengan wajah pucat. Tadi dia sempat mendengar pembicaraan antara Zahira dan Aditya.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Aditya membuyarkan lamunan Tristan.

Tristan pun menceritakan apa yang terjadi. Ketika sampai di rooftop, dia sudah melihat Zahira yang hampir terseret jatuh karena menahan tangan temannya yang hendak menerjunkan diri dari rooftop. Ketika dia berhasil menggapai tangan Zahira dan Ulfa, mereka berhasil diselamatkan. Ulfa terlihat bingung ketika berhasil ditarik naik. Wanita itu seakan lupa kalau baru saja melakukan aksi percobaan bunuh diri.

"Adikmu bilang dia melihat jin. Apa dia bisa melihat makhluk astral?" tanya Tristan penasaran.

"Iya. Hal ini terjadi turun temurun di keluargaku. Zahi bisa melihat makhluk astral. Tapi dia itu penakut, kalau ada makhluk astral mendekat, tubuhnya langsung lemah. Aku ngga kebayang tadi dia dapat keberanian dari mana menahan temannya yang hendak jatuh. Terima kasih, Tris. Kamu sudah menyelamatkan adikku."

"Kebetulan aku datang di saat yang tepat. Alhamdulillah adikmu masih bisa diselamatkan. Tapi apa ngga bahaya kalau dia sendirian di luar rumah?"

"Sebenarnya ada yang selalu mengawalnya, tapi hari ini Dadvar ngga bersamanya."

"Var lagi sakit, dia ada di rumah," Irsyad menyambung pembicaraan.

"Pantas."

"Kenapa ngga minta Tante Suzy yang jaga Zahi?"

"Ck.. dia juga ngga tahu kemana. Udah empat hari hilang ngga jelas."

"Kalo Var sakit, ya repot urusannya. Atau minta Razan yang jaga dia."

"Menjaga gimana sih?" tanya Tristan tak mengerti.

"Jadi begini, ada orang-orang tertentu yang bisa menjaga Zahi supaya ngga diganggu makhluk astral. Kalau dia menyentuh Zahi, makhluk itu langsung menghilang. Yang bisa jadi pawangnya itu Om Tamar, Bang Adit, Razan sama Var, adikku. Sebenarnya aku sama Ars juga bisa, tapi kita jarang bareng Zahi, cuma Var aja yang selalu stand bye dekat Zahi."

Walau belum sepenuhnya mengerti, kepala Tristan hanya mengangguk-angguk saja. Tidak disangka, salah satu anak dari atasannya memiliki kemampuan melihat makhluk astral. Pasti berat untuk Zahira menjalani hari-harinya. Tristan memandangi gadis cantik yang tengah tertidur itu.

"Kalau Tante Suzy siapa?" tanya Tristan lagi.

"Kata kamu dia yang kasih info ke kamu soal pembunuh Bu Lastri kan?"

***

Jawab Dit🤣

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ

☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ

nah loh Dit jawab tuh pertanyaan Tristan, siapa Tante Suzy 🤣🤣bingung kan..klo jujur nanti ketahuan klo info2 yg kamu dapat ternyata dari jin🤭 Tristan bisa juga ya jadi pawang Zahi, buktinya pas mo jatuh seketika si jin lngsung hilang karena Zahi disentuh Tristan.

2024-12-04

2

💛⃟🤎🏠⃟ᴛᴇᴀᴍ ɢͩᴇͥɴͩᴀᷲᴘͪ🥑⃟𝐐⃟❦

💛⃟🤎🏠⃟ᴛᴇᴀᴍ ɢͩᴇͥɴͩᴀᷲᴘͪ🥑⃟𝐐⃟❦

Alhamdulillah...ohh May Allah ...untung Tristan datang tepat waktu.....Tristan keknya bakal jadi tameng ......super Hero nya Zahi ternyata.....kyk nya kisah asmara mama psssttt dgn papa Tamar terulang......semoga saja berjodoh ....aamiin 🤲

2024-12-04

1

YY

YY

hayo adit mau jawab apa ya?????🤔🤔🤔 mari kita tunggu jemuran mak thor kering dulu baru adit jawabnya🤣🤣🤣 secara kan kita di gantung sama mak thor jadi yg sabar😊

2024-12-04

2

lihat semua
Episodes
1 Kembali Ke Bandung
2 Aang
3 Double Indigo
4 Kasus Pertama
5 Perdebatan
6 Partner Baru
7 Mengungkap Kebenaran
8 Autopsi
9 Dua Kasus
10 Tertangkap
11 Mencari Jarum di Tumpukan Jerami
12 Petunjuk
13 Penangkapan
14 Terbongkarnya Rahasia
15 Buntu
16 Wabah Bunuh Diri
17 Melawan Ketakutan
18 Kasus Baru
19 Seperti Kucing dan Tikus
20 Sharrul
21 Semakin Rumit
22 Clue
23 Penyintas
24 One Step Behind
25 Saksi Menyebalkan
26 Tukar Posisi
27 Adu Mulut
28 Debaran
29 Masa Lalu Kelam
30 Another Mistery
31 Kecurigaan
32 Cheryl
33 Ketakutan
34 Asma vs Ayan
35 Rival Hati
36 Titik Terang
37 Saksi Kejahatan
38 Pengalaman Mengerikan
39 Menjadi Tersangka
40 Bukti Tak Terduga
41 Lolos
42 Mangsa Baru
43 Pembunuh Berdarah Dingin
44 Dijebak
45 Kambing Hitam
46 Pasrah
47 Mencari Bukti
48 Melepas Rindu
49 Terkuak
50 Tak Ada Kejahatan yang Sempurna
51 Bahagia dan Cemburu
52 Calon Kakak Ipar
53 Lolos Lagi
54 Saksi Penting
55 Calon Ipar Durjana
56 Calon Mantu
57 Umpan
58 Aksi Penjebakan
59 Romansa
60 Sorrow Brings The Dark
61 Kabar Menghebohkan
62 Pesona Ivan
63 Dilema
64 Kesepakatan
65 Lamaran Dadakan
66 Baper
67 Rencana Ekstrim
68 Duel
69 Penculikan
70 Tumbal Terakhir
71 Final Battle
72 Kehilangan
73 Kesepakatan
74 Penghormatan Terakhir
75 Bertemu Calon Mertua
76 Pengantin Baru
77 Nafkah Batin
78 Serah Terima Kasus
79 Penyelidikan Dimulai
80 Bentrok Dua Kubu
81 Dua Kubu, Satu Target
82 Air dan Minyak
83 Petunjuk Baru
84 Kembali Full Team
85 Kolaborasi
86 Finding Sugih
87 Hajatan
88 Bukti Tambahan
89 Jebakan Tuan Muda
90 In Danger
91 Bantuan Tak Terduga
92 Tante Kim
93 Peninggalan Dito
94 Konspirasi Kelas Kakap
95 Habisi Dari Akarnya
96 Rencana Besar
97 Hadiah Dari Gading
98 Agen Man In Black
99 Rahman Junior
100 Hari H
101 Kemenangan Besar
102 Tak Ada Peluang
103 Tuntas
104 Amarah Safira
105 Bakal Calon Papa Bibil
106 Kabar Bahagia
107 Keluarga Cemara
108 All For Love
109 Vonis
110 Menuai Hukuman
111 Bersatunya Janda dan Perjaka
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Kembali Ke Bandung
2
Aang
3
Double Indigo
4
Kasus Pertama
5
Perdebatan
6
Partner Baru
7
Mengungkap Kebenaran
8
Autopsi
9
Dua Kasus
10
Tertangkap
11
Mencari Jarum di Tumpukan Jerami
12
Petunjuk
13
Penangkapan
14
Terbongkarnya Rahasia
15
Buntu
16
Wabah Bunuh Diri
17
Melawan Ketakutan
18
Kasus Baru
19
Seperti Kucing dan Tikus
20
Sharrul
21
Semakin Rumit
22
Clue
23
Penyintas
24
One Step Behind
25
Saksi Menyebalkan
26
Tukar Posisi
27
Adu Mulut
28
Debaran
29
Masa Lalu Kelam
30
Another Mistery
31
Kecurigaan
32
Cheryl
33
Ketakutan
34
Asma vs Ayan
35
Rival Hati
36
Titik Terang
37
Saksi Kejahatan
38
Pengalaman Mengerikan
39
Menjadi Tersangka
40
Bukti Tak Terduga
41
Lolos
42
Mangsa Baru
43
Pembunuh Berdarah Dingin
44
Dijebak
45
Kambing Hitam
46
Pasrah
47
Mencari Bukti
48
Melepas Rindu
49
Terkuak
50
Tak Ada Kejahatan yang Sempurna
51
Bahagia dan Cemburu
52
Calon Kakak Ipar
53
Lolos Lagi
54
Saksi Penting
55
Calon Ipar Durjana
56
Calon Mantu
57
Umpan
58
Aksi Penjebakan
59
Romansa
60
Sorrow Brings The Dark
61
Kabar Menghebohkan
62
Pesona Ivan
63
Dilema
64
Kesepakatan
65
Lamaran Dadakan
66
Baper
67
Rencana Ekstrim
68
Duel
69
Penculikan
70
Tumbal Terakhir
71
Final Battle
72
Kehilangan
73
Kesepakatan
74
Penghormatan Terakhir
75
Bertemu Calon Mertua
76
Pengantin Baru
77
Nafkah Batin
78
Serah Terima Kasus
79
Penyelidikan Dimulai
80
Bentrok Dua Kubu
81
Dua Kubu, Satu Target
82
Air dan Minyak
83
Petunjuk Baru
84
Kembali Full Team
85
Kolaborasi
86
Finding Sugih
87
Hajatan
88
Bukti Tambahan
89
Jebakan Tuan Muda
90
In Danger
91
Bantuan Tak Terduga
92
Tante Kim
93
Peninggalan Dito
94
Konspirasi Kelas Kakap
95
Habisi Dari Akarnya
96
Rencana Besar
97
Hadiah Dari Gading
98
Agen Man In Black
99
Rahman Junior
100
Hari H
101
Kemenangan Besar
102
Tak Ada Peluang
103
Tuntas
104
Amarah Safira
105
Bakal Calon Papa Bibil
106
Kabar Bahagia
107
Keluarga Cemara
108
All For Love
109
Vonis
110
Menuai Hukuman
111
Bersatunya Janda dan Perjaka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!