Wabah Bunuh Diri

Zahira masih duduk bersama beberapa teman sekelasnya setelah perkuliahan berakhir sepuluh menit yang lalu. Terhitung ada empat orang di dalam kelas. Zahira dan dua orang temannya tengah membicarakan soal kasus bunuh diri yang terjadi di kampusnya. Sedang seorang temannya lagi hanya duduk melamun tak jauh dari mereka.

"Yang meninggal bunuh diri mahasiswi S1 ya?" tanya Dila.

"Iya. Cuma selang tiga hari, eh ada lagi yang bunuh diri. Gila, udah kaya wabah aja," timpal Ira.

"Katanya ada yang bilang, salah satu yang bunuh diri itu karena dibully teman sekelasnya. Yang satu lagi katanya gara-gara hamil di luar nikah."

"Menurutku bodoh banget sih. Memangnya dengan dia bunuh diri, pelaku pembullyan akan bisa ditangkap? Jejak pembully-annya juga ngga ada. Susah diproses sama polisi. Terus yang bunuh diri gara-gara hamil di luar nikah, lebih parah. Dia udah dosa gara-gara zinah sampai hamil. Eh ditambah bunuh diri, menghilangkan dua nyawa sekaligus, nyawanya sama calon anaknya. Apa ngga berlipat-lipat dosanya? Dipikirnya pas dia dikubur masalah selesai gitu? Kan masih ada Malaikat Munkar Nakir yang nanyain dia. Ngga habis Fikri," tutur Zahira panjang lebar.

Kedua teman Zahira hanya menggelengkan kepalanya saja. Apa yang dikatakan Zahira memang benar, tapi kata-katanya tidak terlalu enak didengar di telinga. Tapi mereka sudah maklum dengan hal tersebut, mulut Zahira memang terkenal pedas ketika berbicara. Tidak heran kalau tidak banyak pria yang mau mendekatinya. Walau Zahira cantik, namun ucapan yang keluar dari mulutnya kerap membuat telinga sakit.

"Tapi aku juga mungkin bakalan seperti mereka," cetus Ulfa, teman Zahira yang sedari tadi hanya melamun saja. Apa yang dikatakan wanita itu sontak menarik perhatian yang lain.

"Kamu kenapa, Fa?"

"Habis ribut lagi sama Andre?"

"Gue sama Andre udah the end?"

"Kenapa?"

"Dia ngga mau tanggung jawab sama anak yang di dalam perut gue," jawab Ulfa seraya mengusap perutnya yang masih kempis.

"Apa?"

Kompak ketiga wanita itu langsung terkejut. Mereka mendekatkan kursi ke dekat Ulfa, ingin mendengar cerita temannya itu lebih banyak. Dengan berurai airmata, Ulfa mengatakan apa yang dialaminya. Karena bujukan Andre, Ulfa setuju diajak tidur bersama. Mereka melakukannya beberapa kali sampai akhirnya Ulfa hamil. Andre adalah seorang ASN yang tengah melanjutkan studinya ke jenjang S2. Sering bertemu di ruang perkuliahan, membuat keduanya terlibat hubungan percintaan.

"Andre tahu kamu udah hamil?"

"Tahu."

"Terus dia bilang apa?"

"Udah aku bilang, dia ngga mau tanggung jawab."

"Apa alasannya? Enak benar udah bikin anak orang melendung ngga tanggung jawab," sewot Zahira.

"Ternyata dia udah nikah. Istrinya juga lagi hamil."

Tangis Ulfa langsung pecah setelah mengakhiri ceritanya. Dila dan Ira kompak memeluk Ulfa. Wanita itu hanya bisa menangis menyesali kebodohannya. Dia bingung bagaimana harus mengatakan ini pada ayah dan ibunya.

"Si Andre kerja di mana?" tanya Zahira.

"Kamu mau ngapain?" tanya Dila.

"Mau aku datangin. Aku bakal seret dia biar mau tanggung jawab sama kamu."

"Terus istrinya gimana? Kasihan istrinya lagi hamil," jawab Ulfa masih menangis.

"Ya itu urusan dia. Siapa suruh kerjaannya nyebar benih di mana-mana. Udah gitu ngga mau tanggung jawab. Sok kecakepan banget jadi cowok. Asli pengen gue kebiri tuh orang," kesal Zahira.

Tiba-tiba saja Ulfa berdiri. Dia merasakan perutnya bergejolak. Sambil berlari wanita itu keluar dari kelas. Zahira dan yang lain bergegas menyusul. Ternyata Ulfa berlari menuju toilet. Wanita itu memuntahkan isi perutnya yang belum terisi apapun sejak pagi. Hanya cairan bening saja yang keluar dari mulutnya.

"Fa.. kamu ngga apa-apa?"

"Ngga. Aku cuma mual aja."

"Aku belikan minuman hangat ya," tawar Dila.

"Kamu pasti belum makan. Kamu mau makan apa?" kini Ira yang bertanya.

"Apa aja," jawab Ulfa pelan.

Dila dan Ira segera pergi, meninggalkan Ulfa dalam pengawasan Zahira. Ulfa masih mencuci mukanya di wastafel. Zahira yang berdiri di dekat bilik toilet terkejut ketika merasakan kakinya disentuh sesuatu. Refleks dia menundukkan kepalanya. Hampir saja dia menjerit ketika melihat sebuah tangan memegang pergelangan kakinya. Sang pemilik tangan adalah wanita dengan rambut panjang. Ketika menyeringai wajahnya sangat menyeramkan, membuat Zahira bergidik.

"Fa... Gue keluar duluan ya."

Tanpa menunggu jawaban Ulfa, Zahira langsung keluar dari kamar mandi. Dia berjalan menjauhi kamar mandi. Sesekali dia menoleh ke belakang, memastikan makhluk tadi tidak mengikutinya. Gadis itu berdiri di tembok yang membatasi lantai. Sekarang dia sedang berada di lantai empat. Zahira melihat ke bawah, nampak beberapa kerumunan mahasiswa di sana. Sepertinya polisi sudah datang untuk menyelidiki kasus bunuh diri yang terjadi.

Sementara itu Ulfa masih bertahan di dalam toilet. Wanita itu masih menangis sambil menghadap cermin. Raut putus asa terlihat di wajahnya. Beberapa kali dia menghapus airmatanya yang terus membanjiri wajahnya. Tiba-tiba saja muncul sosok wanita menyeramkan di samping Ulfa. Sosok yang dilihat oleh Zahira tadi. Dia berbisik pelan di telinga Ulfa.

"Kalau hidup terlalu berat, mati saja," ujarnya di telinga Ulfa. Walau tidak bisa melihat, tapi Ulfa bisa mendengar ucapan makhluk itu dengan jelas.

"Dia tidak akan bertanggung jawab padamu. Apa kamu sanggup hidup dengan menanggung malu? Lebih baik mati saja. Kamu tidak usah pusing memikirkan masalahmu lagi."

Seperti tersirap oleh kata-kata makhluk tersebut, kepala Ulfa mengangguk pelan. Wanita itu berjalan keluar dari toilet. Wanita itu melintasi Zahira begitu saja. Tatapannya nampak kosong dan berjalan seperti robot. Zahira yang menyadari itu segera memanggil Ulfa.

"Fa.. mau kemana?"

Tidak ada jawaban dari Ulfa. Wanita itu terus berjalan menuju tangga darurat. Melihat sikap aneh Ulfa. Dia segera menahan tangan Ulfa yang hendak masuk ke tangga darurat.

"Kamu mau kemana?"

"Jangan ikut campur!"

Seketika pegangan tangan Zahira terlepas ketika melihat sosok menyeramkan di toilet tadi sekarang sudah di samping Ulfa. Dia mendekati Zahira yang ketakutan sampai jatuh terduduk. Sosok itu merangkak mendekati Zahira. Kuku jarinya panjang dan tajam. Zahira beringsut mundur sambil menutup matanya. Pelan-pelan dia membuka matanya ketika mendengar suara pintu tertutup. Makhluk itu sudah tidak ada di dekatnya begitu juga dengan Ulfa.

"Ulfa!"

Zahira berlari menuju tangga darurat. Ketika hendak membuka pintu, gadis itu nampak ragu. Bagaimana kalau makhluk itu masih ada? Gadis itu mengambil ponselnya dan berusaha menghubungi Dadvar, namun panggilannya hanya terhubung pada kotak suara. Dia kemudian menghubungi Razan, tapi adiknya tidak menjawab panggilan.

Untuk sesaat Zahira terpaku di tempatnya. Perasaan cemas dan takut berperang dalam pikirannya. Takut sesuatu terjadi pada Ulfa, Zahira memberanikan diri membuka pintu menuju tangga darurat. Kepalanya mendongak ke atas. Terdengar suara langkah kaki dari arah atas. Zahira yakin kalau itu adalah langkah kaki Ulfa. Bergegas gadis itu menyusulnya.

"Ulfa tunggu!!"

Teriakan kencang Zahira yang bergema di sekitar tangga darurat seakan tidak terdengar oleh Ulfa. Wanita itu terus saja menaiki anak tangga, menuju lantai teratas gedung fakultas tempatnya menimba ilmu. Sadar Ulfa tak menyadari teriakannya, Zahira pun menyusulnya. Di tengah upayanya mengejar Ulfa, ponselnya berdering. Dengan cepat Zahira menjawab panggilan yang berasal dari Dila.

"Zah.. tanyain sama Ulfa dia mau bakso ngga?"

"Ulfa, dia nekad mau ke roof top. Tolong bawa siapa aja ke sini. Aku takut dia mau bunuh diri."

"Apa??"

"Cepat!!!"

Zahira segera mengakhiri panggilan tersebut. Dia mempercepat langkahnya menyusul Ulfa. Temannya itu hampir tiba di lantai atas. Jangan sampai Ulfa nekad bunuh diri seperti yang dikatakannya tadi. Dengan nafas terengah, Zahira terus menyusul Ulfa.

Sementara itu, Dila segera mencari bantuan atas arahan Zahira. Matanya memandang sekeliling, lalu melihat keberadaan Tristan. Pria itu baru saja selesai melakukan penyelidikan. Sambil berlari, wanita itu mendekati Tristan.

"Pak!! Tolong! Tolong!"

Langkah Tristan dan Nusa terhenti ketika mendengar teriakan Dila. Wanita itu berlari mendekati Tristan. Dia menarik nafas sejenak untuk meredakan nafasnya yang memburu.

"Ada apa?"

"Tolong.. te.. teman saya ma.. mau bunuh diri."

"Apa? Di mana?"

"Di gedung sana. Dia lagi ke rooftop. Teman saya sedang berusaha mencegahnya."

Tangan Dila menunjuk gedung fakultasnya. Tristan segera berlari menuju gedung fakultas tersebut. Jangan sampai ada korban bunuh diri lagi. Sudah ada dua korban bunuh diri sini. Kampus ini seperti tengah terkena wabah bunuh diri saja.

Sementara Zahira yang sudah berhasil menyusul Ulfa sampai ke rooftop dikejutkan oleh makhluk menyeramkan yang menghalanginya tadi. Makhluk itu sekarang berdiri tepat di hadapannya.

***

Eng.. Ing... Eng..Zahi mau ketemuan nih sama Tristan😂

Ini penampakan Zahira

Terpopuler

Comments

☘️ gιмϐυℓ ☘️

☘️ gιмϐυℓ ☘️

Wah coba kalo ada Suzy bisa dilawan tuh makhluk astral penggoda iman 🤣🤣🤣 bisa jadi ya mahasiswa yg bundir sebelumnya juga dot bisikan dari tuh hantu buruk rupa

2024-12-04

7

Lila

Lila

eaak...zahi mau Ktmu bang Tristan nih,,kira2 bakal mental Ndak nih si makhluk astral klo sma bang Tristan??🤔
ceritanya zahi bakal mirip Ndak sma mama'ny,, berpetualang membantu pak pol memecahkan kasus, ato akan lebih seru lagi???
penasaran nih mak

2024-12-04

1

Miss_D

Miss_D

penampakan hantunya mana mom?

2024-12-04

1

lihat semua
Episodes
1 Kembali Ke Bandung
2 Aang
3 Double Indigo
4 Kasus Pertama
5 Perdebatan
6 Partner Baru
7 Mengungkap Kebenaran
8 Autopsi
9 Dua Kasus
10 Tertangkap
11 Mencari Jarum di Tumpukan Jerami
12 Petunjuk
13 Penangkapan
14 Terbongkarnya Rahasia
15 Buntu
16 Wabah Bunuh Diri
17 Melawan Ketakutan
18 Kasus Baru
19 Seperti Kucing dan Tikus
20 Sharrul
21 Semakin Rumit
22 Clue
23 Penyintas
24 One Step Behind
25 Saksi Menyebalkan
26 Tukar Posisi
27 Adu Mulut
28 Debaran
29 Masa Lalu Kelam
30 Another Mistery
31 Kecurigaan
32 Cheryl
33 Ketakutan
34 Asma vs Ayan
35 Rival Hati
36 Titik Terang
37 Saksi Kejahatan
38 Pengalaman Mengerikan
39 Menjadi Tersangka
40 Bukti Tak Terduga
41 Lolos
42 Mangsa Baru
43 Pembunuh Berdarah Dingin
44 Dijebak
45 Kambing Hitam
46 Pasrah
47 Mencari Bukti
48 Melepas Rindu
49 Terkuak
50 Tak Ada Kejahatan yang Sempurna
51 Bahagia dan Cemburu
52 Calon Kakak Ipar
53 Lolos Lagi
54 Saksi Penting
55 Calon Ipar Durjana
56 Calon Mantu
57 Umpan
58 Aksi Penjebakan
59 Romansa
60 Sorrow Brings The Dark
61 Kabar Menghebohkan
62 Pesona Ivan
63 Dilema
64 Kesepakatan
65 Lamaran Dadakan
66 Baper
67 Rencana Ekstrim
68 Duel
69 Penculikan
70 Tumbal Terakhir
71 Final Battle
72 Kehilangan
73 Kesepakatan
74 Penghormatan Terakhir
75 Bertemu Calon Mertua
76 Pengantin Baru
77 Nafkah Batin
78 Serah Terima Kasus
79 Penyelidikan Dimulai
80 Bentrok Dua Kubu
81 Dua Kubu, Satu Target
82 Air dan Minyak
83 Petunjuk Baru
84 Kembali Full Team
85 Kolaborasi
86 Finding Sugih
87 Hajatan
88 Bukti Tambahan
89 Jebakan Tuan Muda
90 In Danger
91 Bantuan Tak Terduga
92 Tante Kim
93 Peninggalan Dito
94 Konspirasi Kelas Kakap
95 Habisi Dari Akarnya
96 Rencana Besar
97 Hadiah Dari Gading
98 Agen Man In Black
99 Rahman Junior
100 Hari H
101 Kemenangan Besar
102 Tak Ada Peluang
103 Tuntas
104 Amarah Safira
105 Bakal Calon Papa Bibil
106 Kabar Bahagia
107 Keluarga Cemara
108 All For Love
109 Vonis
110 Menuai Hukuman
111 Bersatunya Janda dan Perjaka
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Kembali Ke Bandung
2
Aang
3
Double Indigo
4
Kasus Pertama
5
Perdebatan
6
Partner Baru
7
Mengungkap Kebenaran
8
Autopsi
9
Dua Kasus
10
Tertangkap
11
Mencari Jarum di Tumpukan Jerami
12
Petunjuk
13
Penangkapan
14
Terbongkarnya Rahasia
15
Buntu
16
Wabah Bunuh Diri
17
Melawan Ketakutan
18
Kasus Baru
19
Seperti Kucing dan Tikus
20
Sharrul
21
Semakin Rumit
22
Clue
23
Penyintas
24
One Step Behind
25
Saksi Menyebalkan
26
Tukar Posisi
27
Adu Mulut
28
Debaran
29
Masa Lalu Kelam
30
Another Mistery
31
Kecurigaan
32
Cheryl
33
Ketakutan
34
Asma vs Ayan
35
Rival Hati
36
Titik Terang
37
Saksi Kejahatan
38
Pengalaman Mengerikan
39
Menjadi Tersangka
40
Bukti Tak Terduga
41
Lolos
42
Mangsa Baru
43
Pembunuh Berdarah Dingin
44
Dijebak
45
Kambing Hitam
46
Pasrah
47
Mencari Bukti
48
Melepas Rindu
49
Terkuak
50
Tak Ada Kejahatan yang Sempurna
51
Bahagia dan Cemburu
52
Calon Kakak Ipar
53
Lolos Lagi
54
Saksi Penting
55
Calon Ipar Durjana
56
Calon Mantu
57
Umpan
58
Aksi Penjebakan
59
Romansa
60
Sorrow Brings The Dark
61
Kabar Menghebohkan
62
Pesona Ivan
63
Dilema
64
Kesepakatan
65
Lamaran Dadakan
66
Baper
67
Rencana Ekstrim
68
Duel
69
Penculikan
70
Tumbal Terakhir
71
Final Battle
72
Kehilangan
73
Kesepakatan
74
Penghormatan Terakhir
75
Bertemu Calon Mertua
76
Pengantin Baru
77
Nafkah Batin
78
Serah Terima Kasus
79
Penyelidikan Dimulai
80
Bentrok Dua Kubu
81
Dua Kubu, Satu Target
82
Air dan Minyak
83
Petunjuk Baru
84
Kembali Full Team
85
Kolaborasi
86
Finding Sugih
87
Hajatan
88
Bukti Tambahan
89
Jebakan Tuan Muda
90
In Danger
91
Bantuan Tak Terduga
92
Tante Kim
93
Peninggalan Dito
94
Konspirasi Kelas Kakap
95
Habisi Dari Akarnya
96
Rencana Besar
97
Hadiah Dari Gading
98
Agen Man In Black
99
Rahman Junior
100
Hari H
101
Kemenangan Besar
102
Tak Ada Peluang
103
Tuntas
104
Amarah Safira
105
Bakal Calon Papa Bibil
106
Kabar Bahagia
107
Keluarga Cemara
108
All For Love
109
Vonis
110
Menuai Hukuman
111
Bersatunya Janda dan Perjaka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!