Buntu

"Kamu tidak apa-apa?" tanya seorang pria yang berhasil menangkap Zahira sebelum tubuh gadis itu jatuh ke lantai.

Zahira mendongakkan kepalanya. Seorang pria berusia sekitar tiga puluhan menatapnya dengan penuh kekhawatiran. Kepalanya kemudian menoleh ke belakang, makhluk yang mengejarnya sudah menghilang. Dengan cepat gadis itu melepaskan diri dari pegangan pria di dekatnya.

"Tidak apa, terima kasih."

"Kamu tadi seperti ketakutan.Apa ada yang mengejarmu?"

"Tidak ada. Maaf, aku harus pergi."

Bersamaan dengan langkah Zahira meninggalkan pria itu, seorang pria lain datang mendekat. Tanpa menoleh ke belakang, Zahira bergegas meninggalkan tempat tersebut. Pria yang menolongnya terus saja memperhatikannya dengan senyum di bibir.

"Maaf, Pak. Ada yang mau bertemu dengan Bapak," ujar Gading. Salah seorang personil SAFE yang bertugas mengawal Ivan ke Bandung.

"Di mana?"

"Dia menunggu di restoran yang ada di lantai bawah."

"Baiklah, ayo."

Ivan membawa langkah panjangnya menuju lift. Dia dan Gading akan bertemu dengan calon klien mereka. Seorang pengusaha terkenal yang membutuhkan pengawalan dari perusahaannya. Sementara itu, Aditya dan Tristan masih berada di dekat Irzal.

"Apa Ayah mengundang Ivan ke sini? Ivan Balindra, pimpinan Sentinel."

"Iya. Dia sudah masuk di lingkaran bisnis Ayah. Walau kita tidak bekerja sama secara langsung, tapi beberapa klien Ayah memakai jasanya untuk menjaga keamanan pribadi dan perusahaan."

"Perusahaan itu baru berdiri lima tahun yang lalu tapi sudah mengembangkan sayapnya seperti ini, hebat sekali."

"Ivan adalah orang yang ambisius."

"Dia banyak mengalami hal yang tidak menyenangkan sedari kecil, membuatnya menjadi orang yang kuat dan pantang menyerah. Abang harus tahu banyak soal dia kalau mau menyelidiki Sentinel," sambung Arsyad.

"Aku tidak yakin sasaranku siapa. Tapi aku yakin sekali kalau kasus yang sedang kutangani berhubungan dengan Sentinel."

"Jangan terlalu fokus pada Sentinel. Mereka akan bersikap waspada kalau kamu terlalu mencurigainya. Coba cari bukti di tempat lain. Siapa tahu bukti yang kamu temukan bisa membimbingmu menuju Sentinel."

"Ayah benar. Tapi untuk sekarang, aku masih harus mengkonfirmasi salah satu anak buahnya. Di mana Ivan dan Gading sekarang?"

"Mereka pergi ke restoran di lantai bawah. Sepertinya mereka hendak bertemu klien," tiba-tiba saja Irsyad menyambung pembicaraan.

"Kamu tahu dari mana?"

"Tadi waktu ambil minuman, aku ngga sengaja dengar, hehehe.."

"Oke. Ayah, bunda, aku pergi dulu."

Kepala Irzal hanya mengangguk saja. Aditya dan Tristan berjalan menuju pintu keluar hall. Aditya terus berjalan sambil melepaskan jasnya. Ketika dirinya melintasi Razan, dengan santai Aditya melemparkan jasnya pada sang adik dan mendarat tepat di kepalanya.

"Astaga, dipikir gue kapstok apa," gerutu Razan.

Tanpa mempedulikan rutukan sang adik, Aditya terus berjalan. Dia juga menggulung lengan kemejanya sampai ke siku. Rambutnya sedikit dibuat acak-acakan. Itu agar Ivan tidak menyadari siapa dirinya. Tristan hanya menggelengkan kepalanya saja melihat tingkah rekan kerjanya ini. Keduanya kemudian memasuki lift yang ada di sisi kiri hall.

Tak sampai lima menit, mereka tiba di lantai bawah. Sebuah restoran bintang lima yang baru dibuka beberapa hari lalu terlihat masih beroperasi. Beberapa tamu juga masih berada di sana menikmati makanan dengan tenang. Kedatangan Aditya dan Tristan disambut ramah oleh pelayan. Mata Aditya langsung mencari keberadaan Ivan. Ternyata pria itu tengah berbicara serius dengan pengusaha yang tidak diketahui olehnya. Di samping Ivan, Gading berdiri dengan posisi siaga. Aditya mengajak Tristan menuju meja yang tidak terlalu jauh dari Ivan.

Hampir sekitar setengah jam mereka menunggu. Minuman yang dipesan pun sudah habis. Pembicaraan Ivan dan calon kliennya akhirnya selesai. Pria itu berdiri kemudian bersalaman dengan pria di depannya. Baru saja dia hendak meninggalkan meja, Aditya dan Tristan sudah menghampirinya.

"Selamat malam Pak Ivan," sapa Aditya.

"Malam. Wah saya tidak menyangka bertemu dengan kalian lagi di sini. Apa kalian sengaja ingin bertemu dengan saya?"

"Ya, lebih tepatnya dengan pengawal anda."

"Saya?" tanya Gading bingung.

"Iya. Silakan duduk, takutnya pembicaraan kita akan berlangsung lama."

Gading melihat sejenak pada Ivan. Pria itu hanya menganggukkan kepalanya. Gading menarik kursi di samping Ivan, sementara Aditya dan Tristan duduk di hadapannya.

"Pak Gading, apa anda mengenal wanita ini?" Aditya memulai interogasinya. Pria itu memperlihatkan foto Wina pada pria itu.

"Tidak," jawab Gading cepat dengan ekspresi datarnya.

"Ibu Wina ditemukan meninggal dunia tiga Minggu yang lalu. Mayatnya dibuang ke dekat kali, dan sebelah tangannya hilang."

"Lalu, apa hubungannya denganku?"

"Ada terlihat di mini market dekat rumah Ibu Wina. Anda terekam kamera cctv di hari yang sama saat Ibu Wina menghilang."

Kali ini Aditya memperlihatkan rekaman cctv di mana Gading sedang duduk di depan mini market sambil menghabiskan minumannya. Ivan juga melihat rekaman tersebut. Dia melihat Aditya dan Tristan bergantian, menunggu kalimat selanjutnya yang menjelaskan kenapa anak buahnya sampai dicurigai.

"Saya yakin kalau saya bukan satu-satunya orang yang datang ke mini market tersebut. Lantas karena saya ada di sana, saya langsung dijadikan tersangka? Saya tidak mengenalnya, untuk apa saya membunuhnya? Pekerjaan saya menjaga keselamatan klien. Dan tuduhan yang anda lontarkan sangat bertolak belakang dengan pekerjaan saya."

"Saya paham maksud anda. Kami di sini hanya ingin mengkonfirmasi saja. Apa yang anda lakukan di mini market?" kali ini Tristan yang bertanya.

"Apa anda tidak lihat? Saya sedang minum."

"Bukannya anda sedang bertugas menjaga klien. Apa yang anda lakukan malam-malam di sana?"

"Klienku menginap di hotel yang tidak jauh dari tempat itu. Aku hanya berjalan-jalan mencari udara malam, apa salah?"

"Barang ini ditemukan di TKP mayat Ibu Wina ditemukan."

Aditya memperlihatkan foto pin yang terkena noda darah. Gading hanya memandang sekilas pada foto tersebut. Kini dia mengerti kenapa polisi sampai mencurigainya. Semua karena pin milik perusahaan tempatnya bekerja ditemukan di TKP.

"Pak Ivan, setiap personil SAFE memiliki pin ini, benar?"

"Ya."

"Bagaimana kalau pin tersebut sampai hilang?"

"Tentu saja mereka akan terkena sanksi. Pin itu adalah identitas mereka. Setiap personil hanya mendapatkan satu pin. Jika sampai hilang, mereka akan mendapatkannya lagi. Alasan kehilangan harus jelas karena tercatat di administrasi kantor. Penggantian pin baru bisa dilakukan satu bulan setelah pin dinyatakan hilang."

"Pak Gading, apa anda bisa memperlihatkan pin anda?"

Gading terdiam sejenak. Dia merogoh saku dalam jasnya lalu memperlihatkan pin miliknya. Aditya mengambil pin tersebut, lalu mencocokkannya dengan yang ada di foto.

"Apa masih ada pertanyaan?" tanya Gading.

"Untuk saat ini cukup. Tapi jika keterangan anda dibutuhkan lagi, saya harap kerjasamanya."

Kepala Gading mengangguk. Ivan berdiri dari duduknya dan segera berpamitan. Dia harus kembali ke tempat acara. Tidak enak rasanya pergi di tengah-tengah acara tanpa berpamitan pada sang empu acara. Sepeninggal Ivan dan Gading, Aditya dan Tristan masih bertahan di tempatnya. Terdengar helaan nafas panjang keduanya.

"Sepertinya kita benar-benar menemui jalan buntu," gumam Tristan.

"Jangan menyerah. Ayo kita cari bukti lain. Pasti ada bukti yang bisa menggiring kita menemukan pelaku pembunuhan," sahut Aditya optimis.

***

Kasus kematian Wina menemui jalan buntu. Penelusuran yang mereka lakukan berhenti di Sentinel. Namun mereka juga tidak bisa menemukan pelaku pembunuhan. Aditya sempat menghubungi Baskara, menanyakan apakah ada pegawai Sentinel yang melaporkan kehilangan pin miliknya. Namun hasilnya nihil. Memang ada yang melapor, tapi itu sudah tiga bulan yang lalu.

Namun begitu, semua anggota tim Jatanras satu tidak menyerah. Mereka terus mencari bukti untuk menemukan pelaku. Sementara tiga pria yang membunuh Lastri sudah mengakui perbuatannya dan berkasnya sedang lengkapi untuk segera dilimpahkan ke pengadilan.

"San, apa kami sudah menyelidiki cctv di Wahana Tirta?"

"Sudah, tidak ada yang mencurigakan. Waktu yang disebutkan Widodo, saat itu sangat ramai. Kami kesulitan mencari orang yang mencurigakan. Tapi sepertinya memang tidak ada."

"Mana rekamannya? Biar aku teliti lagi," seru Aditya.

Ikhsan mengambil USB yang berisi rekaman cctv di Wahana Tirta. Bukan hanya rekaman di mana ruangan loket berada, tapi Ikhsan meminta rekaman seluruh area. Aditya segera memasang USB ke laptop, dan tak butuh waktu lama, pria itu tenggelam dalam pencariannya.

Tak berapa lama kemudian Tomi datang dengan sebuah berkas di tangannya. Pria itu meminta semua anggota tim berkumpul di ruang meeting. Aditya menjeda dulu rekaman cctv yang tengah dilihatnya lalu bergabung bersama rekannya yang lain di ruang meeting.

"Kasus pembunuhan Wina untuk sementara tinggalkan dulu. Saya mau kamu menyelidiki beberapa kasus yang baru saja masuk. Sudah seminggu ini terjadi kasus bunuh diri. Satu terjadi di kost-an yang ada di daerah Buah Batu dan dua terjadi di kampus Nusantara Bakti. Jaya, kamu dan Roni datangi kost-an tersebut. Tristan dan Nusa, kalian datangi Kampus Nusantara Bakti. Dalam seminggu ini sudah terjadi dua kasus bunuh diri di kampus itu. Coba kalian selidiki. Ikhsan, kamu dan Aditya datangi dokter forensik dan cari tahu apa saja yang mereka temukan dalam kasus bunuh diri ini."

"Siap."

Setelah mendapat pengarahan dari Tomi, keenam pria itu segera beranjak dari tempatnya. Jika sebelumnya Aditya selalu dipasangkan dengan Tristan, sekarang mereka memiliki tugas berbeda. Aditya mendatangi dokter forensik, sementara Tristan harus mendatangi Kampus Nusantara Bakti.

***

Yang jawab Tristan, tetoott🤣

Aku kan udah up 2 bab, jangan lupa like, komen dan toel bintang 5-nya lagi biar popularitasnya naik, terima kasih🙏

Ini aku kasih penampakan Irzal dan Arsy masa kini😉

Terpopuler

Comments

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤ιͬмͦαͦѕͫᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤ιͬмͦαͦѕͫᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁

oalah ivan toh yg nolong zahi, kirain tristan

2024-12-03

5

☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ

☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ

ternyata Ivan yg nolong Zahi ya🤭Tante Suzy sama Aang mana nih blum ada infoh2 kah mengenai pembunuh Wina,ayoo stor2 informasi sama Adit jangan ngintilinn orang ganteng terus Tan 😂
btw bang bibie tetep kecehh meski dah matang 😍

2024-12-03

2

Safitri Agus

Safitri Agus

yah kasus Wina ditunda, padahal penasaran terus nih dgn kelanjutannya, curiga sama anggota SAFE ,susah cari bukti yg kuat, dipatahkan terus, seakan ²sudah diprediksi sebelumnya

2024-12-03

2

lihat semua
Episodes
1 Kembali Ke Bandung
2 Aang
3 Double Indigo
4 Kasus Pertama
5 Perdebatan
6 Partner Baru
7 Mengungkap Kebenaran
8 Autopsi
9 Dua Kasus
10 Tertangkap
11 Mencari Jarum di Tumpukan Jerami
12 Petunjuk
13 Penangkapan
14 Terbongkarnya Rahasia
15 Buntu
16 Wabah Bunuh Diri
17 Melawan Ketakutan
18 Kasus Baru
19 Seperti Kucing dan Tikus
20 Sharrul
21 Semakin Rumit
22 Clue
23 Penyintas
24 One Step Behind
25 Saksi Menyebalkan
26 Tukar Posisi
27 Adu Mulut
28 Debaran
29 Masa Lalu Kelam
30 Another Mistery
31 Kecurigaan
32 Cheryl
33 Ketakutan
34 Asma vs Ayan
35 Rival Hati
36 Titik Terang
37 Saksi Kejahatan
38 Pengalaman Mengerikan
39 Menjadi Tersangka
40 Bukti Tak Terduga
41 Lolos
42 Mangsa Baru
43 Pembunuh Berdarah Dingin
44 Dijebak
45 Kambing Hitam
46 Pasrah
47 Mencari Bukti
48 Melepas Rindu
49 Terkuak
50 Tak Ada Kejahatan yang Sempurna
51 Bahagia dan Cemburu
52 Calon Kakak Ipar
53 Lolos Lagi
54 Saksi Penting
55 Calon Ipar Durjana
56 Calon Mantu
57 Umpan
58 Aksi Penjebakan
59 Romansa
60 Sorrow Brings The Dark
61 Kabar Menghebohkan
62 Pesona Ivan
63 Dilema
64 Kesepakatan
65 Lamaran Dadakan
66 Baper
67 Rencana Ekstrim
68 Duel
69 Penculikan
70 Tumbal Terakhir
71 Final Battle
72 Kehilangan
73 Kesepakatan
74 Penghormatan Terakhir
75 Bertemu Calon Mertua
76 Pengantin Baru
77 Nafkah Batin
78 Serah Terima Kasus
79 Penyelidikan Dimulai
80 Bentrok Dua Kubu
81 Dua Kubu, Satu Target
82 Air dan Minyak
83 Petunjuk Baru
84 Kembali Full Team
85 Kolaborasi
86 Finding Sugih
87 Hajatan
88 Bukti Tambahan
89 Jebakan Tuan Muda
90 In Danger
91 Bantuan Tak Terduga
92 Tante Kim
93 Peninggalan Dito
94 Konspirasi Kelas Kakap
95 Habisi Dari Akarnya
96 Rencana Besar
97 Hadiah Dari Gading
98 Agen Man In Black
99 Rahman Junior
100 Hari H
101 Kemenangan Besar
102 Tak Ada Peluang
103 Tuntas
104 Amarah Safira
105 Bakal Calon Papa Bibil
106 Kabar Bahagia
107 Keluarga Cemara
108 All For Love
109 Vonis
110 Menuai Hukuman
111 Bersatunya Janda dan Perjaka
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Kembali Ke Bandung
2
Aang
3
Double Indigo
4
Kasus Pertama
5
Perdebatan
6
Partner Baru
7
Mengungkap Kebenaran
8
Autopsi
9
Dua Kasus
10
Tertangkap
11
Mencari Jarum di Tumpukan Jerami
12
Petunjuk
13
Penangkapan
14
Terbongkarnya Rahasia
15
Buntu
16
Wabah Bunuh Diri
17
Melawan Ketakutan
18
Kasus Baru
19
Seperti Kucing dan Tikus
20
Sharrul
21
Semakin Rumit
22
Clue
23
Penyintas
24
One Step Behind
25
Saksi Menyebalkan
26
Tukar Posisi
27
Adu Mulut
28
Debaran
29
Masa Lalu Kelam
30
Another Mistery
31
Kecurigaan
32
Cheryl
33
Ketakutan
34
Asma vs Ayan
35
Rival Hati
36
Titik Terang
37
Saksi Kejahatan
38
Pengalaman Mengerikan
39
Menjadi Tersangka
40
Bukti Tak Terduga
41
Lolos
42
Mangsa Baru
43
Pembunuh Berdarah Dingin
44
Dijebak
45
Kambing Hitam
46
Pasrah
47
Mencari Bukti
48
Melepas Rindu
49
Terkuak
50
Tak Ada Kejahatan yang Sempurna
51
Bahagia dan Cemburu
52
Calon Kakak Ipar
53
Lolos Lagi
54
Saksi Penting
55
Calon Ipar Durjana
56
Calon Mantu
57
Umpan
58
Aksi Penjebakan
59
Romansa
60
Sorrow Brings The Dark
61
Kabar Menghebohkan
62
Pesona Ivan
63
Dilema
64
Kesepakatan
65
Lamaran Dadakan
66
Baper
67
Rencana Ekstrim
68
Duel
69
Penculikan
70
Tumbal Terakhir
71
Final Battle
72
Kehilangan
73
Kesepakatan
74
Penghormatan Terakhir
75
Bertemu Calon Mertua
76
Pengantin Baru
77
Nafkah Batin
78
Serah Terima Kasus
79
Penyelidikan Dimulai
80
Bentrok Dua Kubu
81
Dua Kubu, Satu Target
82
Air dan Minyak
83
Petunjuk Baru
84
Kembali Full Team
85
Kolaborasi
86
Finding Sugih
87
Hajatan
88
Bukti Tambahan
89
Jebakan Tuan Muda
90
In Danger
91
Bantuan Tak Terduga
92
Tante Kim
93
Peninggalan Dito
94
Konspirasi Kelas Kakap
95
Habisi Dari Akarnya
96
Rencana Besar
97
Hadiah Dari Gading
98
Agen Man In Black
99
Rahman Junior
100
Hari H
101
Kemenangan Besar
102
Tak Ada Peluang
103
Tuntas
104
Amarah Safira
105
Bakal Calon Papa Bibil
106
Kabar Bahagia
107
Keluarga Cemara
108
All For Love
109
Vonis
110
Menuai Hukuman
111
Bersatunya Janda dan Perjaka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!