Petunjuk

"Bagaimana perkembangan kasus yang kamu tangani?" tanya Tamar.

Saat ini Aditya sudah berada di rumahnya. Berbincang bersama kedua orang tuanya di ruang tengah. Sejak dia bekerja di Polrestabes, Aditya sangat jarang menghabiskan waktu di rumah. Stella kadang sering mengeluh, di saat sang anak sudah tinggal bersamanya, tetap saja dirinya tidak bisa menghabiskan waktu bersama.

"Masih belum ada hasil, Pa. Tapi aku yakin kalau pembunuhnya itu ada di Sentinel, tapi aku ngga tahu siapa. Ngga mungkin pin itu tiba-tiba ada di dekat TKP. Apalagi ada dua darah yang terdapat di sana. Salah satunya adalah darah si pembunuh pastinya."

"Jangan putus asa. Tidak ada kejahatan yang sempurna. Pasti pelaku akan meninggalkan jejak walau setitik. Kamu juga jangan terlalu fokus pada Sentinel, supaya kamu bisa melihat semuanya secara keseluruhan. Kalau kamu hanya memperhatikan Sentinel, bisa jadi kamu malah melewatkan petunjuk penting."

"Iya, Pa."

"Suzy emang ngga bantuin kamu?"

"Bantu, Ma. Malah aku udah tahu juga wajah orang yang bunuh Bu Lastri. Tapi kan aku ngga bisa nangkep orang gitu aja. Harus ada bukti dan saksi yang kuat. Lagian orangnya juga belum ketemu."

"Kalau ketemu, langsung aja tangkap terus kirim ke pulau Rinca biar jadi makanan komodo."

"Ngga bisa gitu dong, Ma."

"Lebih bagus begitu, biar kejahatan berkurang. Biar negara yang ngga usah keluar uang banyak buat ngasih makan napi di penjara."

Aditya tak melanjutkan perdebatannya dengan sang Mama. Bukan hanya karena dia tidak akan pernah menang, tapi juga Tamar sudah memberikan kode padanya. Pria itu berpamitan untuk masuk ke dalam kamarnya. Kini hanya tinggal Tamar dan Stella saja di sana.

"Bang.. kita liburan yuk. Abang masih punya sisa cuti kan? Ambil aja, terus kita liburan, berdua aja. Anggap aja bulan madu lagi."

"Ngga bisa, sayang. Di kantor banyak kasus yang harus diselesaikan, termasuk kasus yang ditangani anakmu. Masa di waktu sibuk kaya gini, Abang malah liburan."

"Abang tuh, susah banget kalau diajak me time sama aku. Abang sadar ngga sih, udah beberapa bulan ini Abang keseringan berada di kantor daripada di rumah. Aku juga butuh suamiku."

"Maaf, sayang. Tapi kamu tahu sendiri kesibukan Abang seperti apa."

Stella bangun dari duduknya lalu masuk ke dalam kamarnya. Tamar hanya menghela nafas saja melihat istrinya yang tengah merajuk. Pria itu bangun lalu ikut masuk ke dalam kamar. Stella sedang berdiri di depan jendela kamarnya. Tamar mendekat lalu memeluk wanita itu dari belakang.

"Sayang.. udah dong jangan ngambek."

"Abang tuh kayanya susah banget meluangkan waktu untuk aku. Selama ini Abang sibuk bekerja, aku juga sibuk mengurus anak-anak. Sekarang anak-anak sudah besar, ngga ada salahnya kan kalau kita meluangkan waktu berdua. Hal ini juga bisa jadi selingan untuk pernikahan kita supaya ngga membosankan dengan rutinitas yang itu-itu aja. Tapi kayanya cuma aku yang berusaha di sini. Sedang Abang ngga ada usahanya sama sekali."

Cerocosan panjang lebar Stella hanya mampu didengar dan ditelan oleh Tamar. Dia sadar kalau jarang meluangkan waktu berdua saja dengan sang istri. Pria itu mengeratkan pelukan di pinggang Stella sambil menciumi puncak kepala istrinya.

"Abang tuh masih cinta ngga sih sama aku?"

Tamar menguraikan pelukannya lalu membalikkan tubuh wanita itu. Dipandanginya wajah Stella yang sampai sekarang masih terlihat cantik. Kedua tangannya menangkup wajah Stella kemudian memberikan ciuman mesra di bibir Stella. Kemarahan Stella menguap ketika Tamar memberikan ciuman manis padanya. Dengan lembut Tamar memagut bibir Stella sambil mengusap punggung wanita itu pelan.

"Beri Abang waktu satu bulan lagi. Setelah itu, kita akan pergi berlibur, berdua saja," ujar Tamar setelah ciuman mereka berakhir.

"Janji?"

"In Syaa Allah."

Tamar kembali menyatukan bibir mereka. Memberikan rasa manis yang candu bagi istrinya. Pelan-pelan Tamar membawa Stella menuju ranjang. Dibaringkannya tubuh sang istri di atas kasur. Pria itu membuka pakaian yang dikenakannya, bersiap memberikan nafkah batin pada wanita tercintanya.

***

Kasus Wina secara resmi dipindahkan ke kantor Polrestabes. Roni juga diikutsertakan dalam penyelidikan. Kali ini Tomi tengah melakukan briefing dengan anggota timnya. Kasus Edwin sudah selesai, dan sekarang mereka fokus pada kasus Lastri dan Wina. Aditya menjelaskan perkembangan kasus sejauh ini. Termasuk hasil penyelidikan di Jakarta.

"Apa yang kamu dapat dari penyelidikan di sekitar rumah korban?" Tomi melihat pada Jaya.

"Tidak banyak informasi. Bu Wina jarang keluar rumah dan jarang bergaul juga dengan tetangga."

"Tidak ada hal ganjil yang kamu temukan di rekaman cctv di sekitar rumah korban?"

"Sejauh ini tidak ada."

"Gali lagi dan cari informasi juga di sekitar TKP. Siapa tahu ada petunjuk yang terlewat."

Tomi membubarkan anggota timnya. Mereka segera berpencar untuk melakukan tugas masing-masing. Aditya dan Tristan kembali mendatangi TKP. Mereka menanyai pedagang yang ada di lokasi. Ketika Aditya sedang bertanya pada Ibu yang menjual seblak, tiba-tiba ada makhluk astral muncul di dekatnya. Jin tersebut mengambil penampakan perempuan cantik berambut panjang.

"Kamu sedang mencari informasi tentang perempuan yang dibuang ke kali ya?" tanya makhluk itu tepat di dekat telinga Aditya.

Mendengar itu, Aditya segera mengakhiri pembicaraan dengan penjual seblak. Dia berjalan menuju tempat yang sepi. Jarinya bergerak meminta jin wanita itu mendekat padanya. Dalam satu kedipan, jin wanita itu sudah berada di dekat Aditya.

"Kamu punya info apa?"

"Di dekat belakang taman yang dekat kali, suka ada yang memarkirkan mobil di sana. Mobil Van warna abu. Saat kejadian, sepertinya mobil itu ada di sana. Mobil itu punya kamera dashboard, pasti pembunuhnya terekam di sana."

"Di mana mobil itu sekarang?"

"Sedang tidak ada. Sebulan sekali, pemilik mobil pergi keluar kota untuk mengambil barang. Dia kadang pergi seminggu sampai sepuluh hari. Kalau perkiraanku benar, besok pemilik mobil akan kembali. Kamu bisa menanyainya."

"Apa dia selalu parkir di sana?"

"Iya."

"Betapa plat nomornya?"

"D 1213 AZK."

"Baiklah. Terima kasih atas infonya. Kenapa kamu membantuku?"

"Karena kamu ganteng," jawab jin tersebut sambil mengedipkan matanya lalu menghilang tanpa jejak.

Aditya hanya memutar bola matanya. Hidupnya benar-benar tidak normal. Bukan manusia yang mendekatinya tapi malah makhluk astral. Tapi lumayan juga, setidaknya dia bisa mendapat informasi berharga.

"Kamu dapat sesuatu?" tanya Tristan yang sudah berada di dekat Aditya.

"Di taman belakang yang dekat kali, sering ada mobil yang terparkir di sana. Mungkin saja mobil itu menyimpan rekaman saat kejadian."

"Di mana mobilnya sekarang?"

"Sedang tidak ada. Besok kita ke sini lagi."

"Baiklah."

Aditya dan Tristan memutuskan kembali ke kantor. Siapa tahu saja Jaya, Roni, Nusa atau Ikhsan berhasil mendapatkan informasi tambahan.

***

Keesokan harinya Aditya dan Tristan kembali mendatangi lokasi di mana mayat Wina dibuang. Mobil yang dikatakan jin wanita kemarin sudah berada di tempatnya. Aditya segera mencari informasi tentang pemilik mobil tersebut. Dari salah satu penjual yang ada di dekat sana, diketahui kalau rumah pemilik mobil tidak jauh dari sana.

Mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pedagang tersebut, Aditya dan Tristan berhasil menemukan rumah pemilik mobil tersebut. Keduanya segera mengetuk pintu. Tak lama kemudian seorang pria dengan kumis seperti Mas Adam keluar sambil memakai sarung.

"Selamat pagi, Pak."

"Pagi."

"Apa benar Bapak pemilik mobil Van berwarna abu dengan nomor polisi D 1213 AZK?"

"Iya betul. Ada apa?"

Aditya segera menceritakan tujuannya datang. Mendengar itu, sang pria masuk ke dalam kamar untuk mengambil kunci mobil. Tak lama kemudian dia kembali dan segera menuju mobilnya diikuti oleh Aditya dan Tristan. Pria itu memutar rekaman kamera dashboard miliknya sesuai tanggal yang diberikan oleh Aditya.

Rekaman video tidak terlalu jelas karena di lokasi memang minim pencahayaan. Aditya dan Tristan menajamkan matanya ketika melihat ada pergerakan mencurigakan. Nampak dua orang pria menggotong kantung plastik hitam, sementara yang seorang lagi mengawasi keadaan. Wajah orang yang mengamati keadaan terlihat di rekaman kamera dashboard. Itu adalah pria berambut rancung seperti yang ditunjukkan oleh jin kakek tua.

"Itu dia," seru Aditya tanpa sadar.

"Apa kami bisa meminta memory card-nya?"

"Boleh."

Pria itu melepaskan kartu memori dari kamera dashboard lalu memberikannya pada Aditya. Kedua pria itu segera kembali ke kantor. Akhirnya mereka bisa menemukan sedikit petunjuk untuk kasus Wina.

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ

☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ

sabar Adit duniamu memang begitu resiko punya indra ke 6,para jin pun langsung blak2an terpesona sama kamu🤣tapi ada untungnya kan mereka mau membantumu🤭
Pelaku biasanya orang yg gak disangka2,semoga aja setelah petunjuk ini ada kasusnya terungkap.

2024-12-01

4

Rahma Inayah

Rahma Inayah

gk apa2 dit skrg msh di kejar2 or di kintilin makhluk astral km gk ush ambil pusing ýg nnt bikn pusing klu yg ngejar wanita di dunia nyata yg muka tembok ...trs ngejar2 walau sdh bekali kali di tolak tu yg bakal bikn km darting.semoga dgn cctv adiit bs menemukqn titik terang tentg kematian wina

2024-12-09

1

🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐

🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐

meski butuh waktu,pasti ketemu siapa yang membunuh Wina.
aku malah penasaran siapa jodohnya Adit nanti secara dia bisa melihat makhluk astral dan selalu di kelilingi makhluk2 gaib.

2024-12-01

2

lihat semua
Episodes
1 Kembali Ke Bandung
2 Aang
3 Double Indigo
4 Kasus Pertama
5 Perdebatan
6 Partner Baru
7 Mengungkap Kebenaran
8 Autopsi
9 Dua Kasus
10 Tertangkap
11 Mencari Jarum di Tumpukan Jerami
12 Petunjuk
13 Penangkapan
14 Terbongkarnya Rahasia
15 Buntu
16 Wabah Bunuh Diri
17 Melawan Ketakutan
18 Kasus Baru
19 Seperti Kucing dan Tikus
20 Sharrul
21 Semakin Rumit
22 Clue
23 Penyintas
24 One Step Behind
25 Saksi Menyebalkan
26 Tukar Posisi
27 Adu Mulut
28 Debaran
29 Masa Lalu Kelam
30 Another Mistery
31 Kecurigaan
32 Cheryl
33 Ketakutan
34 Asma vs Ayan
35 Rival Hati
36 Titik Terang
37 Saksi Kejahatan
38 Pengalaman Mengerikan
39 Menjadi Tersangka
40 Bukti Tak Terduga
41 Lolos
42 Mangsa Baru
43 Pembunuh Berdarah Dingin
44 Dijebak
45 Kambing Hitam
46 Pasrah
47 Mencari Bukti
48 Melepas Rindu
49 Terkuak
50 Tak Ada Kejahatan yang Sempurna
51 Bahagia dan Cemburu
52 Calon Kakak Ipar
53 Lolos Lagi
54 Saksi Penting
55 Calon Ipar Durjana
56 Calon Mantu
57 Umpan
58 Aksi Penjebakan
59 Romansa
60 Sorrow Brings The Dark
61 Kabar Menghebohkan
62 Pesona Ivan
63 Dilema
64 Kesepakatan
65 Lamaran Dadakan
66 Baper
67 Rencana Ekstrim
68 Duel
69 Penculikan
70 Tumbal Terakhir
71 Final Battle
72 Kehilangan
73 Kesepakatan
74 Penghormatan Terakhir
75 Bertemu Calon Mertua
76 Pengantin Baru
77 Nafkah Batin
78 Serah Terima Kasus
79 Penyelidikan Dimulai
80 Bentrok Dua Kubu
81 Dua Kubu, Satu Target
82 Air dan Minyak
83 Petunjuk Baru
84 Kembali Full Team
85 Kolaborasi
86 Finding Sugih
87 Hajatan
88 Bukti Tambahan
89 Jebakan Tuan Muda
90 In Danger
91 Bantuan Tak Terduga
92 Tante Kim
93 Peninggalan Dito
94 Konspirasi Kelas Kakap
95 Habisi Dari Akarnya
96 Rencana Besar
97 Hadiah Dari Gading
98 Agen Man In Black
99 Rahman Junior
100 Hari H
101 Kemenangan Besar
102 Tak Ada Peluang
103 Tuntas
104 Amarah Safira
105 Bakal Calon Papa Bibil
106 Kabar Bahagia
107 Keluarga Cemara
108 All For Love
109 Vonis
110 Menuai Hukuman
111 Bersatunya Janda dan Perjaka
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Kembali Ke Bandung
2
Aang
3
Double Indigo
4
Kasus Pertama
5
Perdebatan
6
Partner Baru
7
Mengungkap Kebenaran
8
Autopsi
9
Dua Kasus
10
Tertangkap
11
Mencari Jarum di Tumpukan Jerami
12
Petunjuk
13
Penangkapan
14
Terbongkarnya Rahasia
15
Buntu
16
Wabah Bunuh Diri
17
Melawan Ketakutan
18
Kasus Baru
19
Seperti Kucing dan Tikus
20
Sharrul
21
Semakin Rumit
22
Clue
23
Penyintas
24
One Step Behind
25
Saksi Menyebalkan
26
Tukar Posisi
27
Adu Mulut
28
Debaran
29
Masa Lalu Kelam
30
Another Mistery
31
Kecurigaan
32
Cheryl
33
Ketakutan
34
Asma vs Ayan
35
Rival Hati
36
Titik Terang
37
Saksi Kejahatan
38
Pengalaman Mengerikan
39
Menjadi Tersangka
40
Bukti Tak Terduga
41
Lolos
42
Mangsa Baru
43
Pembunuh Berdarah Dingin
44
Dijebak
45
Kambing Hitam
46
Pasrah
47
Mencari Bukti
48
Melepas Rindu
49
Terkuak
50
Tak Ada Kejahatan yang Sempurna
51
Bahagia dan Cemburu
52
Calon Kakak Ipar
53
Lolos Lagi
54
Saksi Penting
55
Calon Ipar Durjana
56
Calon Mantu
57
Umpan
58
Aksi Penjebakan
59
Romansa
60
Sorrow Brings The Dark
61
Kabar Menghebohkan
62
Pesona Ivan
63
Dilema
64
Kesepakatan
65
Lamaran Dadakan
66
Baper
67
Rencana Ekstrim
68
Duel
69
Penculikan
70
Tumbal Terakhir
71
Final Battle
72
Kehilangan
73
Kesepakatan
74
Penghormatan Terakhir
75
Bertemu Calon Mertua
76
Pengantin Baru
77
Nafkah Batin
78
Serah Terima Kasus
79
Penyelidikan Dimulai
80
Bentrok Dua Kubu
81
Dua Kubu, Satu Target
82
Air dan Minyak
83
Petunjuk Baru
84
Kembali Full Team
85
Kolaborasi
86
Finding Sugih
87
Hajatan
88
Bukti Tambahan
89
Jebakan Tuan Muda
90
In Danger
91
Bantuan Tak Terduga
92
Tante Kim
93
Peninggalan Dito
94
Konspirasi Kelas Kakap
95
Habisi Dari Akarnya
96
Rencana Besar
97
Hadiah Dari Gading
98
Agen Man In Black
99
Rahman Junior
100
Hari H
101
Kemenangan Besar
102
Tak Ada Peluang
103
Tuntas
104
Amarah Safira
105
Bakal Calon Papa Bibil
106
Kabar Bahagia
107
Keluarga Cemara
108
All For Love
109
Vonis
110
Menuai Hukuman
111
Bersatunya Janda dan Perjaka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!