Partner Baru

"Dasar jin Nepo," balas Aang.

"Apaan Nepo?"

"Nenek peyot."

"Bhuahahaha.."

Tawa keras Aditya langsung terdengar. Tidak disangka Aang bisa membalas Suzy dengan cukup telak. Wajah Suzy langsung terlihat masam. Zahira yang baru saja sampai di lantai atas, penasaran ketika mendengar suara tawa kencang Kakaknya. Dia mendekati kamar Aditya. Setelah mengetuk pintu, Zahira segera membuka pintu. Dilihatnya sang Kakak sedang berbincang dengan dua makhluk astral. Yang satu adalah Suzy, satu lagi tidak dikenalnya.

"Ya ampun ada Avatar Aang di sini," seru Zahira.

Aang terkejut ketika tahu Zahira juga bisa melihatnya. Aditya melambaikan tangannya pada sang Adik. Zahira mendekat lalu berdiri di dekat Kakaknya. Aditya merangkul bahu Zahira sambil melihat pada Aang.

"Aang, kenalin ini Zahi, adikku. Dia sama sepertiku bisa melihatmu dan makhluk sejenismu."

"Apa dia juga bisa diajak bicara?"

"Apa kamu ada masalah dengan Tante Suzy? Kenapa wajah Tante jelek seperti itu?" ceplos Zahira.

"Heeeuuh.. ngga emak, ngga anak, omongannya ngga enak didengar semua," gerutu Suzy.

"Wajahmu memang jelek. Kan kamu sudah tua," sambung Aang dengan nada mengejek.

Zahira mencoba menyembunyikan tawanya, namun tidak berhasil. Akhirnya tawanya pun meledak. Razan yang keluar dari kamarnya, ikut penasaran dan masuk ke kamar Aditya. Dia hanya melihat Aditya dan Zahira saja.

"Kalian lagi ngapain?" tanya Razan.

"Kalau yang ini adik keduaku, namanya Razan. Tapi dia ngga bisa melihatmu."

Mata Razan melihat sekeliling. Dia sudah tahu kalau kedua Kakaknya mewarisi kemampuan Mamanya, bisa melihat makhluk astral. Pria itu hanya sedang mengira-ngira di mana jin yang dipanggil Aang berada.

"Ada apaan sih? Lagi rapat pleno ya?" ceplos Razan.

"Ini Tante Suzy sama Aang lagi rebutan jadi asisten Bang Adit. Benar ngga, Bang?"

"Iya."

"Pokoknya tugas membantu Adit tetap milikku!" tegas Suzy.

"Ngga bisa! Aku yang akan membantu Adit!" Aang tidak mau kalah.

"Tante, lebih baik Tante temani Zahi. Dia itu lebih penakut, kasihan kalau dia diganggu jin."

"Ngga usah, Bang. Kan ada Var sama Razan yang bisa bantuin aku."

"Ngga selamanya Var sama Razan ada terus di dekat kamu. Mending kamu dikawal Tante Suzy."

"Biar dia saja yang mengawal Zahi," Suzy menunjuk pada Aang.

"Kalau yang mengganggunya jin yang sudah bangkotan sepertimu, aku tidak bisa mengusirnya."

Kembali Aditya dan Zahira dibuat tertawa. Hanya Razan saja yang menggaruk kepalanya. Dia merasa seperti orang tidak normal berada di kamar ini. Akhirnya pria itu memutuskan untuk keluar. Sepeninggal Razan, Suzy dan Aang masih bertengkar. Masing-masing tidak ada yang mau mengalah, hal tersebut tentu saja membuat Aditya semakin bingung.

"Udah ngga apa-apa. Bawa aja keduanya, Bang. Kasih tugas yang berbeda. Daripada Abang puyeng lihat mereka debat terus," bisik Zahira.

"Terus kamu gimana?"

"Ngga usah pikirin aku. Selama ini aku aman-aman aja kok."

"Oke, kalian berdua tetap bantu aku menyelidiki kasus."

"Yess!"

Teriakan Suzy terdengar. Akhirnya Aditya tidak memindahkan dirinya untuk mengawal Zahira. Mulut anak itu sama seperti Stella dan Tamar. Sangat tidak enak didengar di telinga. Aditya mengambil selembar foto. Itu adalah foto Lastri.

"Aang, karena kamu sudah tahu wajah Ageng, maka tugasmu melacak dia. Bisa?"

"Bisa."

"Tante tolong cari keberadaan Bu Lastri, dia Ibunya Edwin."

Aditya memperlihatkan foto di tangannya. Suzy segera memasukkan wajah Lastri ke dalam ingatannya. Aditya menerangkan kalau menemukan Bu Lastri sangat penting, karena wanita itu akan menjadi saksi kunci untuk menjerat Ageng. Setelah mendapatkan pengarahan dari Aditya, kedua jin tersebut langsung menghilang, mencari orang yang diperintahkan Aditya.

***

Hari ini Aditya resmi bertugas sebagai anggota unit Jatanras di kantor Polrestabes. Sesuai dugaan, pria itu tergabung di tim satu yang dipimpin oleh Tomi. Selain Jaya, masih ada Nusa dan Ikhsan. Jaya langsung memperkenalkan Aditya pada rekan satu timnya. Tak lama kemudian Tomi muncul dengan membawa satu anggota tambahan. Sama seperti Aditya, pria itu dipindahkan dari kantor Polresta Jambi.

"Kenalkan ini anggota kita yang terakhir bergabung, namanya Tristan."

Pria bernama Tristan itu menyalami semua anggota tim satu. Usia Tristan sepantar dengan Aditya. Pria itu mengenali Tristan karena mereka berada di akademi yang sama. Namun keduanya tidak terlalu akrab ketika tengah menimba ilmu.

"Ternyata kita teman satu angkatan," sambut Aditya.

"Senang bisa bertemu dan bekerja sama denganmu."

"Kalian sudah saling mengenal?" tanya Jaya.

"Kami satu angkatan. Dan Adit adalah lulusan terbaik saat itu," jawab Tristan sambil tersenyum.

"Dan Tristan adalah terbaik kedua," timpal Aditya.

Tentu saja Tomi senang mendapatkan anggota baru yang memilki catatan gemilang ketika menimba ilmu di akademi kepolisian. Usai acara perkenalan, Tomi langsung mengajak semua anggota timnya untuk rapat. Mereka harus segera menyelesaikan kasus yang masih menggantung.

"Nusa, bagaimana dengan kasus pembunuhan nenek oleh cucunya?"

"Sudah hampir selesai, Pak. Semua bukti sudah diamankan, saksi juga sudah memberikan pernyataan. Hanya tinggal menunggu pelaku mengakui perbuatannya."

"Bisa kamu lakukan dengan cepat?"

"Siap, bisa Pak."

"Ikhsan, kasus perampokan di rumah anggota DPRD, apa sudah ada hasilnya?"

"Sudah, Pak. Pelaku adalah mantan supir yang bekerja padanya. Dia kesal karena dipecat tanpa pesangon oleh korban."

Tomi menganggukkan kepalanya, dia cukup senang semua anggota timnya sudah melakukan pekerjaan dengan baik. Sisanya akan fokus mengurus masalah pembunuhan Edwin. Karena sampai sekarang Ageng belum bisa ditemukan.

"Keluarkan DPO untuk Ageng. Dia harus segera ditemukan secepatnya. Dan cari tahu juga keberadaan Lastri, Ibu dari korban."

"Siap, Pak."

"Bukti yang didapat dari TKP kedua apa sudah diamankan?" Tomi melihat pada Jaya.

"Sudah, Pak. Darah yang diambil dari sana, cocok dengan darah milik korban. Bisa dipastikan di sanalah korban meninggal dunia sebelum dipindahkan ke TKP pertama. Pak Jono juga sudah dipanggil untuk menjadi saksi. Saya akan menanyakan ke warga sekitar apa ada yang bisa memberikan informasi saat peristiwa itu terjadi," jelas Jaya panjang lebar.

"Baiklah, Adit, Tristan, tugas kalian mencari keberadaan Lastri."

"Siap."

Pengarahan sudah selesai dan Tomi segera membubarkan anggota timnya. Namun suara Nusa menahan semuanya untuk tetap berada di dalam ruangan.

"Bagaimana dengan kasus Dito? Apa kita tidak akan menyelidikinya lagi? Ini tidak adil untuknya. Bapak sudah berjanji tidak akan melepaskan kasus ini."

Dito adalah anggota tim mereka yang meninggal dunia ketika mereka mengejar tersangka pembunuhan. Dito mengejar pelaku sendirian. Karena keadaan terpaksa pria itu tidak menunggu sampai batuan datang. Dito ditusuk oleh pisau oleh pelaku saat akan ditangkap olehnya. Bantuan datang terlambat, ketika mereka tiba, Dito sudah kehilangan nyawanya karena kehabisan darah. Sementara pelaku berhasil kabur dan tidak ditemukan sampai sekarang.

"Bersabarlah, tim dua masih mengumpulkan buktinya," jawab Tomi.

"Kenapa kasus Dito dilimpahkan pada tim dua? Kenapa bukan kita yang menyelidikinya?!" Nusa nampak emosi. Dia memang paling dekat dengan Dito. Mereka masuk ke tim satu bersama-sama dan sudah menjadi partner selama dua tahun lamanya.

"Kamu tahu kalau kita dikeluarkan dari kasus karena hubungan kita dengan Dito. Tunggu saja perkembangan dari mereka."

"Tapi sepertinya mereka tidak serius menangani kasus Dito."

"Saya janji, kalau mereka tetap tidak bisa menemukan pembunuh Dito, saya akan meminta kasus itu ditangani kita lagi."

Mendengar janji Tomi, Nusa pun melunak. Dia akan bersabar menunggu. Tomi segera membubarkan anggota tim. Aditya dan Tristan berkumpul dengan Jaya. Mereka berkoordinasi untuk mencari keberadaan Ageng dan Lastri. Aditya menandai tempat-tempat yang mungkin dikunjungi oleh Lastri, karena mencari wanita itu adalah tugasnya dan Tristan.

"Sebaiknya kita mencari bersama-sama. Kamu belum hafal seluk beluk kota Bandung," ujar Aditya pada Tristan yang hanya diangguki saja oleh pria itu.

Tristan adalah pria yang ramah dan pandai bergaul. Dia termasuk orang yang murah senyum, berbeda dengan Aditya yang jarang melemparkan senyuman, kecuali pada orang-orang yang sudah dikenalnya. Sifatnya yang ini tentu saja diwariskan oleh Papanya.

Ketika sedang berdiskusi dengan Tristan, tiba-tiba saja Suzy muncul. Jin wanita itu duduk di samping Tristan. Tangannya ditaruh di atas meja untuk menopang kepalanya. Matanya tak henti memandangi wajah Tristan yang terlihat tampan. Kulit Tristan putih bersih, sama seperti Aditya. Tingginya juga sepantar dengan anak dari sahabatnya. Perbedaannya, Tristan terlihat lebih ramah.

Melihat Suzy, Aditya memberi kode pada jin wanita itu untuk mengikutinya. Dia yakin kalau Suzy membawa kabar soal Lastri. Pria itu berpamitan pada Tristan. Aditya berjalan meninggalkan ruang kerjanya. Pria itu menuju ruangan arsip yang sepi. Suzy mengekor di belakangnya. Kepala Aditya menoleh ke kanan dan kiri sebelum berbicara dengan Suzy.

"Bagaimana Tan?" tanya Aditya dengan suara pelan.

"Aku sudah menemukan Lastri."

"Di mana?"

"Rumah sakit Hasan Sadikin."

"Dia sakit?"

"Tidak. Dia sudah meninggal."

***

Hari ini aku sengaja up dua bab soalnya besok mau libur. Jangan lupa komennya ya. Yang jawab Nenek Peyot dapat hadiah tiket meet and great bareng Suzy sama Aang tapi penampakannya versi asli ya😜

Ini penampakan Tristan

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ

☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ

untung ada si Tante yg selalu bantu Adit ya, petunjuk ada tinggal cari lebih dalam lagi kasusnya 🤭
wehh Tante tiap liat cogan matanya gak mau dikondisikan ya selalu jelalatan 🤣

2024-11-26

3

꙳❂͜͡✯༆ 🍃⃝⃟𝟰ˢc⃡ҽղͨτͨílM⃟3💋࿐

꙳❂͜͡✯༆ 🍃⃝⃟𝟰ˢc⃡ҽղͨτͨílM⃟3💋࿐

ndaaaaaaa salam buat Tristan yoooo😆😆😆

2024-11-26

1

Indry Arientha

Indry Arientha

Dasar Suzy jin ganjen , gak bis liat yg bening langsung melek mata nya 😂 Tristan keren banget .. Adit mana , mak 😉

2024-11-27

1

lihat semua
Episodes
1 Kembali Ke Bandung
2 Aang
3 Double Indigo
4 Kasus Pertama
5 Perdebatan
6 Partner Baru
7 Mengungkap Kebenaran
8 Autopsi
9 Dua Kasus
10 Tertangkap
11 Mencari Jarum di Tumpukan Jerami
12 Petunjuk
13 Penangkapan
14 Terbongkarnya Rahasia
15 Buntu
16 Wabah Bunuh Diri
17 Melawan Ketakutan
18 Kasus Baru
19 Seperti Kucing dan Tikus
20 Sharrul
21 Semakin Rumit
22 Clue
23 Penyintas
24 One Step Behind
25 Saksi Menyebalkan
26 Tukar Posisi
27 Adu Mulut
28 Debaran
29 Masa Lalu Kelam
30 Another Mistery
31 Kecurigaan
32 Cheryl
33 Ketakutan
34 Asma vs Ayan
35 Rival Hati
36 Titik Terang
37 Saksi Kejahatan
38 Pengalaman Mengerikan
39 Menjadi Tersangka
40 Bukti Tak Terduga
41 Lolos
42 Mangsa Baru
43 Pembunuh Berdarah Dingin
44 Dijebak
45 Kambing Hitam
46 Pasrah
47 Mencari Bukti
48 Melepas Rindu
49 Terkuak
50 Tak Ada Kejahatan yang Sempurna
51 Bahagia dan Cemburu
52 Calon Kakak Ipar
53 Lolos Lagi
54 Saksi Penting
55 Calon Ipar Durjana
56 Calon Mantu
57 Umpan
58 Aksi Penjebakan
59 Romansa
60 Sorrow Brings The Dark
61 Kabar Menghebohkan
62 Pesona Ivan
63 Dilema
64 Kesepakatan
65 Lamaran Dadakan
66 Baper
67 Rencana Ekstrim
68 Duel
69 Penculikan
70 Tumbal Terakhir
71 Final Battle
72 Kehilangan
73 Kesepakatan
74 Penghormatan Terakhir
75 Bertemu Calon Mertua
76 Pengantin Baru
77 Nafkah Batin
78 Serah Terima Kasus
79 Penyelidikan Dimulai
80 Bentrok Dua Kubu
81 Dua Kubu, Satu Target
82 Air dan Minyak
83 Petunjuk Baru
84 Kembali Full Team
85 Kolaborasi
86 Finding Sugih
87 Hajatan
88 Bukti Tambahan
89 Jebakan Tuan Muda
90 In Danger
91 Bantuan Tak Terduga
92 Tante Kim
93 Peninggalan Dito
94 Konspirasi Kelas Kakap
95 Habisi Dari Akarnya
96 Rencana Besar
97 Hadiah Dari Gading
98 Agen Man In Black
99 Rahman Junior
100 Hari H
101 Kemenangan Besar
102 Tak Ada Peluang
103 Tuntas
104 Amarah Safira
105 Bakal Calon Papa Bibil
106 Kabar Bahagia
107 Keluarga Cemara
108 All For Love
109 Vonis
110 Menuai Hukuman
111 Bersatunya Janda dan Perjaka
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Kembali Ke Bandung
2
Aang
3
Double Indigo
4
Kasus Pertama
5
Perdebatan
6
Partner Baru
7
Mengungkap Kebenaran
8
Autopsi
9
Dua Kasus
10
Tertangkap
11
Mencari Jarum di Tumpukan Jerami
12
Petunjuk
13
Penangkapan
14
Terbongkarnya Rahasia
15
Buntu
16
Wabah Bunuh Diri
17
Melawan Ketakutan
18
Kasus Baru
19
Seperti Kucing dan Tikus
20
Sharrul
21
Semakin Rumit
22
Clue
23
Penyintas
24
One Step Behind
25
Saksi Menyebalkan
26
Tukar Posisi
27
Adu Mulut
28
Debaran
29
Masa Lalu Kelam
30
Another Mistery
31
Kecurigaan
32
Cheryl
33
Ketakutan
34
Asma vs Ayan
35
Rival Hati
36
Titik Terang
37
Saksi Kejahatan
38
Pengalaman Mengerikan
39
Menjadi Tersangka
40
Bukti Tak Terduga
41
Lolos
42
Mangsa Baru
43
Pembunuh Berdarah Dingin
44
Dijebak
45
Kambing Hitam
46
Pasrah
47
Mencari Bukti
48
Melepas Rindu
49
Terkuak
50
Tak Ada Kejahatan yang Sempurna
51
Bahagia dan Cemburu
52
Calon Kakak Ipar
53
Lolos Lagi
54
Saksi Penting
55
Calon Ipar Durjana
56
Calon Mantu
57
Umpan
58
Aksi Penjebakan
59
Romansa
60
Sorrow Brings The Dark
61
Kabar Menghebohkan
62
Pesona Ivan
63
Dilema
64
Kesepakatan
65
Lamaran Dadakan
66
Baper
67
Rencana Ekstrim
68
Duel
69
Penculikan
70
Tumbal Terakhir
71
Final Battle
72
Kehilangan
73
Kesepakatan
74
Penghormatan Terakhir
75
Bertemu Calon Mertua
76
Pengantin Baru
77
Nafkah Batin
78
Serah Terima Kasus
79
Penyelidikan Dimulai
80
Bentrok Dua Kubu
81
Dua Kubu, Satu Target
82
Air dan Minyak
83
Petunjuk Baru
84
Kembali Full Team
85
Kolaborasi
86
Finding Sugih
87
Hajatan
88
Bukti Tambahan
89
Jebakan Tuan Muda
90
In Danger
91
Bantuan Tak Terduga
92
Tante Kim
93
Peninggalan Dito
94
Konspirasi Kelas Kakap
95
Habisi Dari Akarnya
96
Rencana Besar
97
Hadiah Dari Gading
98
Agen Man In Black
99
Rahman Junior
100
Hari H
101
Kemenangan Besar
102
Tak Ada Peluang
103
Tuntas
104
Amarah Safira
105
Bakal Calon Papa Bibil
106
Kabar Bahagia
107
Keluarga Cemara
108
All For Love
109
Vonis
110
Menuai Hukuman
111
Bersatunya Janda dan Perjaka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!