Kasus Pertama

"Kamu siapa?"

Terdengar suara dari arah belakang Aditya. Pria itu segera membalikkan tubuhnya. Di hadapannya kini sudah berdiri seorang pria memakai pakaian bebas. Rambutnya sedikit gondrong. Sekali lihat, Aditya sudah tahu kalau pria di depannya ini pasti berasal dari unit Jatanras.

"Saya Adit. Saya datang mau memberikan kesaksian soal jasad yang ditemukan tadi shubuh."

"Oh yang di dekat stasiun."

"Iya, Pak."

"Ayo ikut saya."

Pria itu mengajak Aditya memasuki ruangan lain. Dia langsung duduk di belakang meja dengan laptop berada di depannya. Aditya segera duduk di depan meja. Pria itu memandang sekeliling sejenak. Tempat ini akan menjadi tempat kerjanya mulai lusa.

"Apa yang kamu lakukan di stasiun waktu itu?"

"Saya baru sampai. Saya naik kereta dari Yogya."

"Bagaimana kamu bisa menemukan jasad anak itu?"

"Saya mendengar suara-suara. Karena itu masih dini hari dan suasana gelap, jadi saya memeriksanya."

"Apa yang kamu lihat?"

"Saya hanya melihat anak itu tergeletak dan sudah tidak bernyawa."

"Ada hal lain yang kamu lihat?"

"Tidak ada."

"Kamu tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan?"

"Tidak."

"Apa ada orang lain di sana selain kamu?"

"Tidak ada."

"Tidak usah diinterogasi lagi. Dia sudah mengatakannya pada saya."

Terdengar suara Tomi dari arah belakang. Pria berambut gondrong itu langsung menghentikan interogasinya. Tomi berjalan mendekati meja bawahannya. Aditya segera berdiri menyambut pria yang mungkin akan menjadi atasannya.

"Jaya, kenalkan ini Aditya. Dia pindahan dari Polresta Yogyakarta. Lusa dia akan bergabung dengan unit Jatanras."

"Oh.. maaf, kenapa kamu tidak bilang?"

Jaya segera berdiri lalu menyalami Aditya. Pria berpangkat Iptu itu segera memperkenalkan dirinya. Dia adalah Jaya, yang bergabung di unit Jatanras. Tepatnya di tim satu, di bawah kepemimpinan Tomi. Sebelumnya tim satu memilki enam anggota. Yang satu dipindahkan ke Bekasi sedang yang satu lagi meninggal dunia saat sedang bertugas. Sebagai gantinya mereka akan mendapatkan dua personil baru, pindahan dari Polresta lain. Kemungkinan besar Aditya akan masuk ke tim satu karena tim dua tidak melakukan perubahan personil.

"Apa sudah diketahui identitas anak itu?"

"Masih belum. Kami masih mencari identitasnya di basis data kami. Sekarang kami akan ke lokasi lagi. Apa kamu mau ikut?" tawar Tomi.

"Boleh, Pak."

Tomi memberikan kode pada Jaya untuk mengikuti dirinya. Aditya memutuskan pergi menggunakan motor Razan yang dibawanya tadi. Pria itu segera mengikuti mobil yang dikemudikan Jaya. Dari kaca spion, dia bisa melihat Suzy tengah duduk di belakangnya.

"Main menclok aja, udah kaya ta* ayam. Tante ngapain ngintilin aku?"

"Aku tahu kamu mau nangani kasus. Kenapa kamu ngga ajak Tante?"

"Ya mana aku tahu kalau langsung diajak ke TKP. Aku pikir cuma diminta keterangan aja di kantor."

"Bohong. Kamu pasti selingkuh kan dari Tante."

"Selingkuh apaan? Ngga usah ngadi-ngadi deh."

"Selama di Yogya, kita itu selalu bersama. Sekarang kamu pergi sendiri. Pasti kamu udah punya partner lain."

Aditya tidak menanggapi ucapan Suzy. Motornya sedang berhenti di lampu merah. Kalau dia masih berbicara, maka orang-orang akan menganggapnya gila karena berbicara sendiri. Suzy pun tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia akan terus mengikuti Aditya. Entah mengapa dia yakin sekali kalau Aditya sudah menemukan pasangan duet baru.

Setelah tiga kali tertahan di lampu merah, akhirnya mereka tiba di TKP. Garis kuning sudah terpasang di sekitar TKP. Tom forensik pun sudah membuat gambar lokasi mayat ditemukan. Aditya bersama yang lain kembali menyusuri TKP. Mencari jejak yang mungkin saja yang sempat terlewat.

"Tan, kerja sana," ujar Aditya pelan.

"Aku harus ngapain?"

"Cari hal yang sedikit mencurigakan. Siapa tahu pembunuhnya membuang senjata untuk membunuh."

"Oh oke.. oke.."

Suzy segera menghilang mengikuti arahan Aditya. Insting detektifnya sudah terasah sejak menemani Aditya menyelidiki kasus di Yogyakarta. Aditya terus berjalan sampai akhirnya dia bertemu dengan Aang. Melihat Aditya, jin itu segera mendekati Aditya.

"Tempat anak itu dibunuh masih di sekitar sini. Kalau kamu cepat ke sana, pasti akan menemukan buktinya."

Kepala Aditya mengangguk. Seorang anggota kepolisian muncul dari arah belakangnya. Pria itu ditugaskan oleh Tomi mencari tahu tentang identitas anak yang meninggal. Petugas tersebut segera mendekati Tomi.

"Nama anak yang meninggal itu, Edwin. Dia tinggal ngga jauh dari sini."

"Oke tunjukkan rumahnya."

Aditya dan Jaya segera mengikuti Tomi. Setelah berjalan memasuki beberapa gang, akhirnya mereka tiba di rumah Edwin. Rumah tersebut nampak sepi. Jaya mengetuk-ngetuk pintu tapi tidak ada yang menjawabnya. Hingga salah satu tetangganya keluar.

"Sepertinya Ageng tidak ada di rumah."

"Ageng apa dia pemilik rumah ini?"

"Iya."

"Apa anaknya bernama Edwin?"

"Itu anak tirinya. Edwin menikah dengan Lastri setahun yang lalu. Tapi mereka sering bertengkar. Ageng terkadang menyiksa Lastri saat sedang mabuk."

"Di mana Ibu Lastri selayang?"

"Dia kabur dua hari yang lalu. Kasihan Edwin ditinggalkan Mamanya begitu saja."

"Lalu kemana Pak Ageng?"

"Dia tidak terlihat sejak semalam. Edwin juga tidak terlihat. Apa dia membawa pergi Edwin untuk mencari Lastri?," gumam Ibu bertubuh gempal tersebut.

Tomi memberi isyarat pada Jaya. Pria itu membuka paksa rumah Ageng. Dari penuturan tetangganya, disimpulkan saat ini Ageng adalah tersangka utama pembunuhan Edwin. Tomi,Jaya dan Aditya segera memasuki rumah tersebut. Mereka menggeledah seisi rumah. Aditya mengambil sebuah foto keluarga yang terpajang di atas meja. Hanya ada foto Lastri dan Edwin saja. Aditya mengambil foto tersebut. Sambil mencari keberadaan Ageng, sepertinya dia juga harus mencari Lastri. Wanita itu bisa dijadikan saksi untuk melawan Ageng.

Di saat yang lain sedang menggeledah rumah Ageng, Aditya kembali keluar dan menemui tetangga yang berbicara dengan mereka tadi. Dia memperlihatkan foto yang diambilnya.

"Apa ini Ibu Lastri?"

"Iya. Sebenarnya ada apa?"

"Edwin ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa tidak jauh dari stasiun."

"Innalillahi wa innailaihi rojiun. Ya Allah Edwin. Dia meninggal kenapa?"

"Kami masih menyelidikinya. Apa Ibu tahu tempat apa saja yang biasa didatangi oleh Pak Ageng?"

"Dia itu pengangguran. Setiap hari hanya meminta uang dari Lastri. Setiap hari dia sering berkumpul dengan temannya di dekat stasiun untuk bermain judi atau mabuk-mabukkan. Coba tanya aja ke supir angkot, mereka tahu kok siapa Ageng."

"Baik, Bu. Terima kasih."

Aditya kemudian kembali ke tempat dia memarkirkan motor. Dengan menggunakan sepeda motornya, dia menuju terminal. Di salah satu sudut, nampak beberapa supir angkot sedang berkumpul. Ada yang bermain kartu, ada juga yang tengah khuyu' dengan ponselnya bermain judi slot online.

"Selamat siang, Pak," sapa Aditya.

"Siang."

"Apa Bapak-bapak ada yang melihat Pak Ageng?"

"Ngga ada. Dia menghilang sejak kemarin siang. Dia masih punya hutang pada saya," jawab salah satu supir.

"Apa ada yang memiliki foto Pak Ageng."

Salah satu supir angkot mengambil ponselnya lalu dia memperlihatkan foto Ageng pada Aditya. Pria itu segera mengambil gambar dengan ponselnya.

"Apa Bapak tahu kemana biasanya Pak Ageng pergi?"

"Dia tidak pernah jauh dari terminal. Tapi mungkin dia berada di rumah temannya, Jono. Rumahnya tidak jauh dari sini. Bapak siapa? Ada apa mencari Ageng?"

Aditya segera mengeluarkan kartu identitasnya. Mengetahui Aditya seorang polisi, pria itu langsung bersikap lebih ramah.

"Saya harus menemukan Pak Ageng. Apa Bapak bisa membantu?"

"Sukri!"

Seorang pria bernama Sukri mendekat setelah namanya dipanggil.

"Antar Bapak ini ke rumah Jono. Mungkin Ageng ada di sana.Dua hari yang lalu saya lihat dia di rumah Jono."

Pria bernama Sukri itu menganggukkan kepalanya lalu dia mengajak Aditya ke rumah Jono. Tak sampai lima menit, mereka sudah tiba di rumah Jono. Selesai mengantarkan Aditya, Sukri bergegas pergi. Aditya mengetuk pintu rumah. Tak lama kemudian pintu rumah terbuka, muncul seorang pria berkumis yang mengenakan sarung.

"Cari siapa?"

"Dengan Pak Jono?"

"Iya."

"Apa Bapak tahu di mana Pak Ageng?"

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ

☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ

apa Suzi sudah menemukan sesuatu,jgn2 keduluan lgi .Menclak menclok sini tapi Suzi selalu the best bisa diandalkan sejak masa Stella.
pantes Ageng bisa nekad melakukan perbuatan-perbuatan keji lah dia pemabuk , penjudi,tapi pengangguran... kasihan Edwin yg jadi korban bapak tirinya

2024-11-24

2

Rahma Inayah

Rahma Inayah

moga adit segera menemukan bkt utk pembunuhan edwin dan jg tersangka ageng yg dalang dr pembunuhan edwin dan pasti nya dgn bantuan zusy dan aang

2024-11-23

2

🌸ReeN🌸

🌸ReeN🌸

suzy bae menclok dimana tuh, blm.dapat info apa2 kah dia, semoga cepqt ketangkep si ageng, kenapa juga bu lastri ninggalin anaknya sama laki2 kaya ageng

2024-11-23

2

lihat semua
Episodes
1 Kembali Ke Bandung
2 Aang
3 Double Indigo
4 Kasus Pertama
5 Perdebatan
6 Partner Baru
7 Mengungkap Kebenaran
8 Autopsi
9 Dua Kasus
10 Tertangkap
11 Mencari Jarum di Tumpukan Jerami
12 Petunjuk
13 Penangkapan
14 Terbongkarnya Rahasia
15 Buntu
16 Wabah Bunuh Diri
17 Melawan Ketakutan
18 Kasus Baru
19 Seperti Kucing dan Tikus
20 Sharrul
21 Semakin Rumit
22 Clue
23 Penyintas
24 One Step Behind
25 Saksi Menyebalkan
26 Tukar Posisi
27 Adu Mulut
28 Debaran
29 Masa Lalu Kelam
30 Another Mistery
31 Kecurigaan
32 Cheryl
33 Ketakutan
34 Asma vs Ayan
35 Rival Hati
36 Titik Terang
37 Saksi Kejahatan
38 Pengalaman Mengerikan
39 Menjadi Tersangka
40 Bukti Tak Terduga
41 Lolos
42 Mangsa Baru
43 Pembunuh Berdarah Dingin
44 Dijebak
45 Kambing Hitam
46 Pasrah
47 Mencari Bukti
48 Melepas Rindu
49 Terkuak
50 Tak Ada Kejahatan yang Sempurna
51 Bahagia dan Cemburu
52 Calon Kakak Ipar
53 Lolos Lagi
54 Saksi Penting
55 Calon Ipar Durjana
56 Calon Mantu
57 Umpan
58 Aksi Penjebakan
59 Romansa
60 Sorrow Brings The Dark
61 Kabar Menghebohkan
62 Pesona Ivan
63 Dilema
64 Kesepakatan
65 Lamaran Dadakan
66 Baper
67 Rencana Ekstrim
68 Duel
69 Penculikan
70 Tumbal Terakhir
71 Final Battle
72 Kehilangan
73 Kesepakatan
74 Penghormatan Terakhir
75 Bertemu Calon Mertua
76 Pengantin Baru
77 Nafkah Batin
78 Serah Terima Kasus
79 Penyelidikan Dimulai
80 Bentrok Dua Kubu
81 Dua Kubu, Satu Target
82 Air dan Minyak
83 Petunjuk Baru
84 Kembali Full Team
85 Kolaborasi
86 Finding Sugih
87 Hajatan
88 Bukti Tambahan
89 Jebakan Tuan Muda
90 In Danger
91 Bantuan Tak Terduga
92 Tante Kim
93 Peninggalan Dito
94 Konspirasi Kelas Kakap
95 Habisi Dari Akarnya
96 Rencana Besar
97 Hadiah Dari Gading
98 Agen Man In Black
99 Rahman Junior
100 Hari H
101 Kemenangan Besar
102 Tak Ada Peluang
103 Tuntas
104 Amarah Safira
105 Bakal Calon Papa Bibil
106 Kabar Bahagia
107 Keluarga Cemara
108 All For Love
109 Vonis
110 Menuai Hukuman
111 Bersatunya Janda dan Perjaka
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Kembali Ke Bandung
2
Aang
3
Double Indigo
4
Kasus Pertama
5
Perdebatan
6
Partner Baru
7
Mengungkap Kebenaran
8
Autopsi
9
Dua Kasus
10
Tertangkap
11
Mencari Jarum di Tumpukan Jerami
12
Petunjuk
13
Penangkapan
14
Terbongkarnya Rahasia
15
Buntu
16
Wabah Bunuh Diri
17
Melawan Ketakutan
18
Kasus Baru
19
Seperti Kucing dan Tikus
20
Sharrul
21
Semakin Rumit
22
Clue
23
Penyintas
24
One Step Behind
25
Saksi Menyebalkan
26
Tukar Posisi
27
Adu Mulut
28
Debaran
29
Masa Lalu Kelam
30
Another Mistery
31
Kecurigaan
32
Cheryl
33
Ketakutan
34
Asma vs Ayan
35
Rival Hati
36
Titik Terang
37
Saksi Kejahatan
38
Pengalaman Mengerikan
39
Menjadi Tersangka
40
Bukti Tak Terduga
41
Lolos
42
Mangsa Baru
43
Pembunuh Berdarah Dingin
44
Dijebak
45
Kambing Hitam
46
Pasrah
47
Mencari Bukti
48
Melepas Rindu
49
Terkuak
50
Tak Ada Kejahatan yang Sempurna
51
Bahagia dan Cemburu
52
Calon Kakak Ipar
53
Lolos Lagi
54
Saksi Penting
55
Calon Ipar Durjana
56
Calon Mantu
57
Umpan
58
Aksi Penjebakan
59
Romansa
60
Sorrow Brings The Dark
61
Kabar Menghebohkan
62
Pesona Ivan
63
Dilema
64
Kesepakatan
65
Lamaran Dadakan
66
Baper
67
Rencana Ekstrim
68
Duel
69
Penculikan
70
Tumbal Terakhir
71
Final Battle
72
Kehilangan
73
Kesepakatan
74
Penghormatan Terakhir
75
Bertemu Calon Mertua
76
Pengantin Baru
77
Nafkah Batin
78
Serah Terima Kasus
79
Penyelidikan Dimulai
80
Bentrok Dua Kubu
81
Dua Kubu, Satu Target
82
Air dan Minyak
83
Petunjuk Baru
84
Kembali Full Team
85
Kolaborasi
86
Finding Sugih
87
Hajatan
88
Bukti Tambahan
89
Jebakan Tuan Muda
90
In Danger
91
Bantuan Tak Terduga
92
Tante Kim
93
Peninggalan Dito
94
Konspirasi Kelas Kakap
95
Habisi Dari Akarnya
96
Rencana Besar
97
Hadiah Dari Gading
98
Agen Man In Black
99
Rahman Junior
100
Hari H
101
Kemenangan Besar
102
Tak Ada Peluang
103
Tuntas
104
Amarah Safira
105
Bakal Calon Papa Bibil
106
Kabar Bahagia
107
Keluarga Cemara
108
All For Love
109
Vonis
110
Menuai Hukuman
111
Bersatunya Janda dan Perjaka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!