Double Indigo

"Kenapa baru sampai?" tanya Tamar sambil melihat tajam pada anak sulungnya.

"Tadi ada kasus di dekat stasiun."

Tamat berdecak kesal. Sebenarnya dia memahami apa yang dilakukan Aditya. Anaknya itu sama seperti dirinya ketika masih muda. Tapi yang membuatnya kesal, karena ulah anaknya, dia yang terkena omelan Stella. Istrinya itu baru berhenti mengoceh setelah adzan shubuh terdengar.

"Cepat masuk. Papa tunggu di masjid. Jangan lupa ajak Razan juga."

"Iya, Pa."

Aditya segera masuk ke dalam rumah. Dia bergegas menuju tangga, jangan sampai sang Mama menemukannya lebih dulu. Tapi ketika hendak menaiki anak tangga, terdengar suara Razan, adik bungsunya memanggilnya dengan cukup keras.

"Bang Adit!"

"Ssssttt.." Aditya menaruh telunjuk di bibirnya. Razan langsung membungkam mulutnya sambil terkekeh.

"Tunggu Abang. Kita ke masjid bareng."

"Siap."

Baru saja Aditya hendak menaiki anak tangga. Tiba-tiba saja sebuah jeweran mendarat di telinganya. Pria itu mengaduh kesakitan sambil melihat siapa pelaku penjeweran. Stella dengan wajah garangnya melihat pada anak sulungnya itu.

"Hehehe.. Mama.. sehat Mama sayang?"

Aditya langsung meraih tangan Stella kemudian mencium punggung tangannya. Mau tidak mau Stella melepaskan jewerannya.

"Kamu.."

"Ma.. aku ditunggu Papa di masjid. Aku ke atas dulu ya."

Tanpa menunggu persetujuan Stella, Aditya berlari ke atas lalu masuk ke dalam kamarnya. Lima menit kemudian dia kembali keluar. Tubuhnya sudah terbalut baju Koko. Wajah dan rambutnya basah setelah terkena air wudhu. Bersama dengan Razan, pria itu bergegas menuju masjid. Untuk sementara dirinya aman dari omelan Stella.

***

Usai shalat shubuh, niat Aditya yang hendak istirahat, tidak kesampaian. Stella langsung menyidang anak sulungnya ini. Bukan hanya Aditya yang harus mendengar ceramah panjangnya, tapi Tamar juga dipaksa mendengarkan. Sementara Razan dalam posisi aman. Pria itu diperbolehkan kembali ke kamarnya. Aditya dan Tamar duduk berdampingan sambil saling melirik. Sementara Stella duduk di depan mereka sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Kenapa pulang terlambat? Apa kamu pikir Mama ngga kepikiran? Yang datang cuma koper sama tasnya, orangnya raib ngga jelas," omel Stella.

"Maaf, Ma. Tadi ada keadaan mendesak."

Aditya langsung menceritakan apa yang dialaminya tadi. Sekalian dia melaporkan kasus pertamanya pada sang Papa, supaya tidak perlu mengulanginya lagi. Aditya berharap setelah mendengar penjelasannya, Stella tidak akan memperpanjang ceramah shubuhnya.

"Di mana Suzy?"

"Ngga tahu, Ma. Pas di kereta dia ijin mau jalan-jalan di gerbong. Sampai di Bandung, dia ngga nongol-nongol. Mungkin ngintilin cowok yang bikin dia klepek-klepek," jawab Aditya asal.

"Suzy! Dasar jin ngga guna. Gue suruh Lo kawal Adit malah ngayap ngga jelas!" ujar Stella sambil melihat sekeliling.

Suzy yang baru saja kembali ke rumah Stella, tentu saja kesal mendengar omelan Stella. J in wanita itu tidak terima dengan tuduhan keji Aditya padanya. Tadi dia sempat mental karena ada orang dengan aura kuat menyentuh pria yang sedang didekatinya. Ketika kembali ke kereta, ternyata kereta sudah kosong. Karenanya dia langsung ke rumah Stella. Jin wanita itu bertambah gondok mendengar ucapan Stella.

"Dari dulu mulut Lo ngga enak didengar, Stel. Sumpah, dari dulu suara Lo ngga enak didengar. Gue salut sama Tamar, bisa kuat sama elo. Gue difitnah anak lo!" teriak Suzy. Tapi percuma saja karena Stella tidak bisa mendengar suaranya.

Aditya sebisa mungkin menahan tawanya. Hal tersebut tertangkap oleh Stella. Wanita itu langsung melihat pada anaknya. Dia yakin sekali kalau Suzy sudah ada di antara mereka.

"Si Suzy bilang apa?"

"Ngga ada, Ma."

"Bohong. Dia bilang apa?"

"Ehem.." Aditya berdehem lebih dulu sebelum mengulangi kata-kata Suzy.

"Dari dulu mulut Lo ngga enak didengar, Stel. Sumpah dari dulu suara Lo ngga enak didengar. Gue salut sama Tamar, bisa kuat sama elo."

Mata Stella langsung melotot. Tamar menahan tawanya yang hendak meledak. Aditya juga sebisa mungkin menahan senyumnya.

"Itu kata Tante Suzy, bukan kata aku, Ma," Aditya mencoba membela diri.

"SUZZZYYY!!!"

Suzy langsung menghilang ketika mendengar suara tujuh oktaf Stella. Tamar dan Aditya sampai menutup telinganya. Zahira yang sedang menuruni anak tangga ikut terkejut mendengar suara Mamanya.

"Tante Suzy udah pergi, Ma. Dia ngga kuat dengar suara Mama yang kaya geledek."

"Sok tahu kamu, Dek. Tante Suzy lagi ngupil di pojokan," sahut Aditya.

"Ck.. Tante Suzy langsung ngilang begitu dengar teriakan Mama," ujar Zahira sambil mendudukkan diri di samping Stella.

Apa yang dikatakan Zahira tentu saja membuat Aditya terkejut. Pasalnya apa yang dikatakan sang adik sesuai dengan kondisi tadi. Suzy memang langsung menghilang begitu mendengar teriakan kencang Mamanya.

"Dek.. kok kamu bisa tahu?" tanya Aditya bingung.

"Zahi juga punya kemampuan yang sama kaya kamu," ujar Tamar.

Ternyata bukan hanya Aditya saja yang mewarisi kemampuan Stella. Tapi Zahira, anak kedua mereka juga memiliki kemampuan yang sama. Hanya saja Zahira baru memilki kemampuan itu setahun yang lalu. Ketika pulang kuliah, gadis itu melihat kucing hitam melintas di dekatnya dan sejak saat itu dia bisa melihat makhluk astral.

"Beneran, Dek?" Aditya bertanya pada adiknya dan hanya dijawab anggukan kepala oleh Zahira.

"Kok bisa, Ma? Bukannya cuma satu aja di setiap generasi?"

"Kata nenek kamu, uyut kamu pernah cerita. Dulu kakek dari uyut, empat bersaudara. Dan selain kakek dari uyut, saudaranya juga punya kemampuan yang sama. Keturunan selanjutnya hanya punya anak dua atau satu, jadi hanya salah satu aja yang punya kemampuan itu. Uyutmu anak tunggal lalu punya anak dua, nenekmu punya anak dua, sedang Mama punya anak tiga. Jadi kamu sama Zahi yang punya kemampuan itu," jelas Stella panjang lebar.

"Dan hanya salah satu dari kalian yang kemampuannya akan menghilang setelah menikah. Satunya lagi akan tetap bisa melihat makhluk astral selamanya," lanjut Stella.

"Tante Suzy pasti ngga tahu."

"Siapa bilang? Dia tahu kok. Kan waktu itu dia kabur ke sini pas lagi pundung sama Abang," seru Zahira.

"Kok dia ngga kasih tahu Abang?"

"Mama yang larang. Biar kamu ngga cemas."

"Mending kamu cepat nikah, Dek."

"Siapa yang mau sama dia," ucap Tamar dan Stella bersamaan.

Zahira hanya mendengus saja mendengar kekompakan Mama dan Papanya menyudutkan dirinya. Aditya hanya terpingkal saja. Adiknya ini memang jutek luar biasa kalau bukan pada keluarganya. Jarang ada lelaki yang kuat dekat-dekat dengannya.

"Kamu takut ngga, Dek?"

"Ya takutlah. Mana tampang mereka seram-seram. Kalo penampilannya kata K-Pop Idol sih ngga apa-apa."

"Terus kalau mereka nongol gimana?"

"Kalau di rumah ada Papa sama Razan. Kalau kuliah ada Var, dia yang jadi satpam aku."

Pria yang dimaksud Zahira adalah Dadvar, anak ketiga pasangan Arsy dan Irzal. Mereka kuliah di kampus yang sama dan saat ini sama-sama tengah mengambil S2 di jurusan yang sama. Dadvar ditugaskan Tamar untuk menjaga Zahira selama berada di kampus. Selama Zahira dekat dengan Dadvar, tidak ada makhluk halus yang berani mengganggu gadis itu.

"Sudah.. sudah.. lebih baik kamu istirahat. Kamu kan baru pulang. Lusa kamu baru masuk kerja," ujar Tamar.

"Iya, Pa. Tapi kayanya aku harus tetap ke kantor. Kan aku yang menemukan jasad anak itu."

"Iya. Tapi lebih baik kamu istirahat sekarang. Nanti siang kamu bisa ke kantor memberi kesaksian."

Aditya hanya menganggukkan kepalanya. Tubuhnya juga sudah lelah dan minta diistirahatkan dengan benar. Pria itu bangun dari duduknya lalu berjalan ke arah tangga. Dengan langkah pelan, pria itu menapaki anak tangga. Dia masuk ke dalam kamarnya. Setelah berganti pakaian, barulah dia merebahkan tubuhnya.

***

Pukul dua siang, Aditya sampai di kantor Polrestabes. Sekarang adalah hari Sabtu dan banyak petugas yang bekerja di bagian administrasi yang tidak datang ke kantor. Tapi tidak dengan unit Jatanras. Mereka tetap bersiaga di kantor, karena kejahatan tidak pernah mengenal libur. Mata pria itu memandangi sekeliling ruangan yang akan menjadi tempat kerjanya.

"Kamu siapa?"

Terdengar suara dari arah belakang Aditya. Pria itu segera membalikkan tubuhnya.

***

Nih aku kasih penampakan Mama Stella dan Papa Tamar yang udah ngga muda lagi🫢

Terpopuler

Comments

Ta..h

Ta..h

keponakan aku dua yang indigo bisa melihat yang aneh2 aku kaget umur mereka baru 4 tahun.
dua bulan yang llu di bawa ke jkt di ajak kerja sama adik saya dan dia melihat ada perempuan aneh.
setelah itu dia ngomong ke adik saya katanya cariin kuburan nya di mana kan serem 🤩.
tapi seru suka tanya2 saya juga .
kalau ini adik kk ya adit sama zahira busa melihat.
seru sebenarnya cerita kaya gini aku suka ngeri ngeri serem sedap 🤩🤩🤩.
visual mama stela papa tamar cantik dan ganteng 🥰🥰.

2024-12-30

1

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

thor... apakah ini season 2 ya🤔🤔🤔...
agak loading otak ku ini...😆😆

2024-11-22

1

☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ

☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ

kecantikan mama Stella gak pudar dilelang usia ya ,tetep cantik 🤭
wahhh wahhh ternyata Zahira juga indigo ya,klo Adit ada Tante Suzi yg selalu jaga Zahira tamengnya Var

2024-11-22

2

lihat semua
Episodes
1 Kembali Ke Bandung
2 Aang
3 Double Indigo
4 Kasus Pertama
5 Perdebatan
6 Partner Baru
7 Mengungkap Kebenaran
8 Autopsi
9 Dua Kasus
10 Tertangkap
11 Mencari Jarum di Tumpukan Jerami
12 Petunjuk
13 Penangkapan
14 Terbongkarnya Rahasia
15 Buntu
16 Wabah Bunuh Diri
17 Melawan Ketakutan
18 Kasus Baru
19 Seperti Kucing dan Tikus
20 Sharrul
21 Semakin Rumit
22 Clue
23 Penyintas
24 One Step Behind
25 Saksi Menyebalkan
26 Tukar Posisi
27 Adu Mulut
28 Debaran
29 Masa Lalu Kelam
30 Another Mistery
31 Kecurigaan
32 Cheryl
33 Ketakutan
34 Asma vs Ayan
35 Rival Hati
36 Titik Terang
37 Saksi Kejahatan
38 Pengalaman Mengerikan
39 Menjadi Tersangka
40 Bukti Tak Terduga
41 Lolos
42 Mangsa Baru
43 Pembunuh Berdarah Dingin
44 Dijebak
45 Kambing Hitam
46 Pasrah
47 Mencari Bukti
48 Melepas Rindu
49 Terkuak
50 Tak Ada Kejahatan yang Sempurna
51 Bahagia dan Cemburu
52 Calon Kakak Ipar
53 Lolos Lagi
54 Saksi Penting
55 Calon Ipar Durjana
56 Calon Mantu
57 Umpan
58 Aksi Penjebakan
59 Romansa
60 Sorrow Brings The Dark
61 Kabar Menghebohkan
62 Pesona Ivan
63 Dilema
64 Kesepakatan
65 Lamaran Dadakan
66 Baper
67 Rencana Ekstrim
68 Duel
69 Penculikan
70 Tumbal Terakhir
71 Final Battle
72 Kehilangan
73 Kesepakatan
74 Penghormatan Terakhir
75 Bertemu Calon Mertua
76 Pengantin Baru
77 Nafkah Batin
78 Serah Terima Kasus
79 Penyelidikan Dimulai
80 Bentrok Dua Kubu
81 Dua Kubu, Satu Target
82 Air dan Minyak
83 Petunjuk Baru
84 Kembali Full Team
85 Kolaborasi
86 Finding Sugih
87 Hajatan
88 Bukti Tambahan
89 Jebakan Tuan Muda
90 In Danger
91 Bantuan Tak Terduga
92 Tante Kim
93 Peninggalan Dito
94 Konspirasi Kelas Kakap
95 Habisi Dari Akarnya
96 Rencana Besar
97 Hadiah Dari Gading
98 Agen Man In Black
99 Rahman Junior
100 Hari H
101 Kemenangan Besar
102 Tak Ada Peluang
103 Tuntas
104 Amarah Safira
105 Bakal Calon Papa Bibil
106 Kabar Bahagia
107 Keluarga Cemara
108 All For Love
109 Vonis
110 Menuai Hukuman
111 Bersatunya Janda dan Perjaka
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Kembali Ke Bandung
2
Aang
3
Double Indigo
4
Kasus Pertama
5
Perdebatan
6
Partner Baru
7
Mengungkap Kebenaran
8
Autopsi
9
Dua Kasus
10
Tertangkap
11
Mencari Jarum di Tumpukan Jerami
12
Petunjuk
13
Penangkapan
14
Terbongkarnya Rahasia
15
Buntu
16
Wabah Bunuh Diri
17
Melawan Ketakutan
18
Kasus Baru
19
Seperti Kucing dan Tikus
20
Sharrul
21
Semakin Rumit
22
Clue
23
Penyintas
24
One Step Behind
25
Saksi Menyebalkan
26
Tukar Posisi
27
Adu Mulut
28
Debaran
29
Masa Lalu Kelam
30
Another Mistery
31
Kecurigaan
32
Cheryl
33
Ketakutan
34
Asma vs Ayan
35
Rival Hati
36
Titik Terang
37
Saksi Kejahatan
38
Pengalaman Mengerikan
39
Menjadi Tersangka
40
Bukti Tak Terduga
41
Lolos
42
Mangsa Baru
43
Pembunuh Berdarah Dingin
44
Dijebak
45
Kambing Hitam
46
Pasrah
47
Mencari Bukti
48
Melepas Rindu
49
Terkuak
50
Tak Ada Kejahatan yang Sempurna
51
Bahagia dan Cemburu
52
Calon Kakak Ipar
53
Lolos Lagi
54
Saksi Penting
55
Calon Ipar Durjana
56
Calon Mantu
57
Umpan
58
Aksi Penjebakan
59
Romansa
60
Sorrow Brings The Dark
61
Kabar Menghebohkan
62
Pesona Ivan
63
Dilema
64
Kesepakatan
65
Lamaran Dadakan
66
Baper
67
Rencana Ekstrim
68
Duel
69
Penculikan
70
Tumbal Terakhir
71
Final Battle
72
Kehilangan
73
Kesepakatan
74
Penghormatan Terakhir
75
Bertemu Calon Mertua
76
Pengantin Baru
77
Nafkah Batin
78
Serah Terima Kasus
79
Penyelidikan Dimulai
80
Bentrok Dua Kubu
81
Dua Kubu, Satu Target
82
Air dan Minyak
83
Petunjuk Baru
84
Kembali Full Team
85
Kolaborasi
86
Finding Sugih
87
Hajatan
88
Bukti Tambahan
89
Jebakan Tuan Muda
90
In Danger
91
Bantuan Tak Terduga
92
Tante Kim
93
Peninggalan Dito
94
Konspirasi Kelas Kakap
95
Habisi Dari Akarnya
96
Rencana Besar
97
Hadiah Dari Gading
98
Agen Man In Black
99
Rahman Junior
100
Hari H
101
Kemenangan Besar
102
Tak Ada Peluang
103
Tuntas
104
Amarah Safira
105
Bakal Calon Papa Bibil
106
Kabar Bahagia
107
Keluarga Cemara
108
All For Love
109
Vonis
110
Menuai Hukuman
111
Bersatunya Janda dan Perjaka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!