Aang

Aditya terus berjalan mengikuti anak di depannya. Anak itu membawanya menyusuri jalanan gang yang cukup sepi dan gelap. Aditya mengambil ponselnya lalu menyalakan senter untuk menerangi jalannya. Setelah seratus meter berjalan, anak itu berhenti. Aditya menyorotkan senternya ke dekat anak kecil itu. Tak jauh di sana terdapat seorang anak kecil tengah terbaring. Dengan cepat Aditya mendekati. Dia menempelkan jarinya ke leher anak itu dan tidak ada denyut nadinya.

Senternya terus menyorot anak yang tengah terbaring tersebut. Di bagian kepalanya terdapat luka yang mengeluarkan darah. Lalu di tangan dan kakinya terdapat luka lebam akibat pukulan benda tumpul. Nyawa anak itu sudah tidak tertolong lagi. Dari jasadnya, Aditya memperkirakan kalau anak itu sudah meninggal sekitar dua jam lalu. Pria itu kemudian melihat pada anak kecil yang membawanya ke sini. Rupa anak itu sama persis dengan anak yang berbaring.

"Bagaimana dia meninggal?"

"Habis disiksa oleh ayah tirinya."

"Kenapa kamu bisa tahu? Kenapa kamu mengikutinya?"

"Karena dia bisa melihatku. Dia tidak punya teman dan hanya aku yang menjadi temannya."

"Apa dia sering mendapatkan penyiksaan?"

"Iya. Setiap ayahnya pulang dalam keadaan mabuk, dia selalu kena pukul. Andai aku bisa menolongnya, aku pasti akan menolongnya. Tapi aku tidak bisa menampakkan wujud asliku pada laki-laki brengsek itu. Aku juga tidak bisa memegang barang yang bisa kupakai untuk memukulnya. Aku hanya bisa melihatnya dipukuli oleh ayah tirinya."

"Di mana ibunya?"

"Ibunya kabur karena tak kuat terus dipukuli oleh suaminya."

"Brengsek," Aditya mengumpat pelan.

"Siapa namamu? Nama aslimu," tanya Aditya lagi.

"Zagreb."

"Umurmu?"

"300 tahun. Kalau di duniamu, aku sepantar dengannya."

"Ganti penampakanmu. Aku tidak suka kamu memakai penampakan jasadnya."

"Baiklah."

Jin itu berpikir sejenak. Dia mencoba mengingat wajah-wajah yang diingatnya. Kemudian dia mengingat pernah melihat sebuah film yang sangat disukai temannya itu. Jin tersebut pun memakai penampakan tersebut. Sekarang dia sudah berubah menjadi seorang anak lelaki berkepala plontos dengan sebuah tanda anak panah di kepalanya. Bahkan pakaian yang dikenakannya sama dengan tokoh fiktif yang ditirunya. Aditya yang melihat itu tak bisa menahan tawanya. Penampilan jin tersebut sekarang sudah seperti Aang, pengendali angin.

"Aang.. apa dia dibunuh di sini atau di tempat lain?"

"Aang? Namaku Zagreb bukan Aang."

"Tapi kamu mengambil penampakan Aang si pengendali angin. Aku lebih senang memanggilmu dengan sebutan Aang."

"Baiklah, terserah kamu saja. Dia tidak dibunuh di sini, tapi di tempat lain. Aku bisa menunjukkannya padamu."

"Kapan dia dipindahkan?"

"Setelah dia dipindahkan ke sini, aku langsung menemuimu."

"Bagaimana kamu tahu aku bisa melihatmu?"

"Kamu memiliki aura biru kehijauan. Hanya orang dengan aura itu bisa melihat dan berinteraksi denganku. Apa kamu bisa menangkap ayah tirinya? Dia harus dihukum, aku tidak rela dia lolos begitu saja. Aku akan membawamu padanya. Kamu akan menangkapnya kan?"

"Tidak semudah itu menangkap orang. Aku harus mengikuti prosedur, harus ada bukti dan saksi. Serahkan semuanya padaku, tapi kamu harus membantuku. Besok aku akan datang lagi ke sini. Kamu tunggu aku di sini, tapi jangan ajak aku bicara, aku tidak mau terlihat seperti orang gila berbicara sendiri. Kamu cukup sampaikan apa yang kamu tahu. Aku akan mendengarkan."

"Baiklah."

"Sekarang kamu pergi. Cari informasi sebanyak-banyaknya agar aku bisa cepat menangkap ayah tirinya."

Zagreb atau yang sekarang dipanggil dengan sebutan Aang menganggukkan kepalanya. Dia segera menghilang dari sana. Aang akan kembali ke kediaman temannya dan mengawasi pergerakan ayah tiri temannya itu.

Sepeninggal Aang, Aditya segera menghubungi kantor polisi terdekat untuk melaporkan kasus ini. Dia segera membuat pembatas agar TKP tidak rusak. Dia terus berjaga sampai petugas datang. Sepuluh menit berselang, dua unit mobil polisi, sebuah SUV dan ambulans mendekat. Empat pria berseragam dan tiga petugas berpakaian bebas mendekat. Di belakang mereka datang dua orang berpakaian serba putih. Mereka adalah petugas forensik.

Salah seorang pria yang mengenakan pakaian bebas mendekati Aditya. Pria itu tahu kalau yang mendekatinya berasal dari unit Jatanras. Mereka memang jarang mengenakan seragam jika sedang bertugas di lapangan.

"Apa anda yang menemukan jasad ini?" tanya petugas tersebut.

"Iya."

"Saat anda menemukannya, apa dia sudah meninggal?"

"Iya. Dia mengalami cedera di bagian kepala, terdapat luka lebam di sekujur tubuhnya. Sepertinya dia meninggal karena luka di kepalanya."

Petugas polisi itu memicingkan matanya, melihat pada Aditya dengan curiga. Aditya segera mengambil dompetnya lalu mengeluarkan tanda pengenalnya. Polisi tersebut mengambil tanda pengenal yang diberikan Aditya. Ternyata pria di hadapannya ini sama sepertinya. Dia membaca nama yang tertera di sana, Ipda Aditya Dzuhairi Urahman.

"Urahman," gumam petugas itu pelan. Nama belakang Aditya sama dengan nama kepala Polrestabes Bandung saat ini, Taufik Urahman. Pria itu tak mau berpikir macam-macam. Nama Urahman bukan hanya milik kepala pimpinannya saja.

"Terima kasih atas informasinya. Apa anda sedang berlibur?"

"Saya dipindahkan ke kantor Polrestabes Bandung. Sebelumnya saya bekerja di Polresta Yogyakarta. Saya mulai bertugas lusa."

"Ooh.."

Hanya itu saja jawaban yang terdengar dari pria di depannya. Perhatian mereka kemudian teralihkan pada petugas forensik yang tengah mengambil foto korban. Sementara petugas polisi yang lain mulai menyisir lokasi mencari barang bukti.

"Boleh aku meminta sarung tangan? Aku akan membantu di sini," ujar Aditya.

Petugas yang tadi berbicara dengan Aditya memberikan sarung tangan pada pria itu. Dia juga memberikan sarung sepatu. Selesai memakai semua perlengkapan, Aditya mulai menyusuri daerah sekitar untuk mencari bukti. Dia harus mendapatkan bukti dan saksi untuk menjebloskan pria itu ke penjara.

Tidak ada barang bukti yang bisa ditemukan di TKP. Polisi berkesimpulan kalau anak itu dibunuh di tempat lain dan dibuang ke sini. Selesai memeriksa daerah sekitar, Aditya segera pamit. Pasti keluarganya cemas dengan kedatangannya yang terlambat. Pria yang tadi berbicara dengan Aditya menawarkan diri untuk mengantar Aditya pulang.

"Namaku Tomi. Nanti kita akan bekerja di satu kantor," ujar pria itu ketika sudah berada di dalam mobil.

"Siap, Pak."

Hanya tawa kecil yang terdengar dari Tomi. Dia tidak terlalu mementingkan pangkat dalam bekerja. Melihat Aditya yang cekatan dan pintar, dia yakin kalau pria muda ini memiliki kemampuan yang baik.

"Saya harap kamu bisa bergabung di tim satu," lanjut Tomi.

"Mudah-mudahan, Pak."

"Selain kamu, masih ada satu lagi personil yang dipindahkan ke Bandung. Dia pindahan dari Polresta Jambi. Sama sepertimu, dia mulai bergabung lusa."

Aditya hanya menganggukkan kepalanya saja. Pria itu kemudian menunjukkan arah menuju rumahnya. Kening Tomi berkerut melihat arah jalan yang ditunjukkan adalah adalah menuju rumah Kombes Pol Taufik Urahman. Pria itu menarik nafasnya ketika mobil yang dikendarainya berhenti di depan rumah Tamar. Tebakannya benar, pria di sebelahnya ini memang memiliki hubungan dengan atasannya.

"Jadi kamu anaknya Pak Tamar," ujar Tomi setelah menghentikan mobilnya.

"Dia ayah saya saat ada di rumah. Di kantor, hubungan kami hanya sebatas atasan dan bawahan. Mohon Bapak tidak mengungkit hubungan saya dengan ayah saya di kantor."

"Hahaha.. baiklah."

"Terima kasih atas tumpangannya."

"Sama-sama."

Aditya segera keluar dari mobil. Dia masih berdiri di tempatnya sampai mobil yang dikendarai Tomi meluncur pergi. Ketika pria itu membuka pintu pagar, Tamar keluar dari rumah. Pria itu sudah siap untuk shalat shubuh berjamaah di masjid. Aditya segera mencium punggung tangan Papanya.

"Kenapa baru sampai?" tanya Tamar sambil melihat tajam pada anak sulungnya.

***

Abis ketemu Aang😂

Jangan lupa bintang lima nya🤗

Terpopuler

Comments

Rahma Inayah

Rahma Inayah

oh aang nm yg ngintilin adit sya kira ank yg meninggp di siksa bapk tiri.nya ..lh emk nya kok kabur sendri aja ank kandung nya gk di ajak mau enk aja sendri..sdh meninggl nnt br nyesel

2024-11-21

2

Sulisbilavano

Sulisbilavano

gaaas make...aku tunggu2 cerita ini tp kok belom mulai ternyta sudah bablaaas episode byk bgt....sehat2 y thor

2025-01-15

2

Ta..h

Ta..h

abis ketemu jurig pa yang palanya botak.

bukan jurig yang rambutnya melambai lambai 🤩🤩🤩.

2024-12-30

2

lihat semua
Episodes
1 Kembali Ke Bandung
2 Aang
3 Double Indigo
4 Kasus Pertama
5 Perdebatan
6 Partner Baru
7 Mengungkap Kebenaran
8 Autopsi
9 Dua Kasus
10 Tertangkap
11 Mencari Jarum di Tumpukan Jerami
12 Petunjuk
13 Penangkapan
14 Terbongkarnya Rahasia
15 Buntu
16 Wabah Bunuh Diri
17 Melawan Ketakutan
18 Kasus Baru
19 Seperti Kucing dan Tikus
20 Sharrul
21 Semakin Rumit
22 Clue
23 Penyintas
24 One Step Behind
25 Saksi Menyebalkan
26 Tukar Posisi
27 Adu Mulut
28 Debaran
29 Masa Lalu Kelam
30 Another Mistery
31 Kecurigaan
32 Cheryl
33 Ketakutan
34 Asma vs Ayan
35 Rival Hati
36 Titik Terang
37 Saksi Kejahatan
38 Pengalaman Mengerikan
39 Menjadi Tersangka
40 Bukti Tak Terduga
41 Lolos
42 Mangsa Baru
43 Pembunuh Berdarah Dingin
44 Dijebak
45 Kambing Hitam
46 Pasrah
47 Mencari Bukti
48 Melepas Rindu
49 Terkuak
50 Tak Ada Kejahatan yang Sempurna
51 Bahagia dan Cemburu
52 Calon Kakak Ipar
53 Lolos Lagi
54 Saksi Penting
55 Calon Ipar Durjana
56 Calon Mantu
57 Umpan
58 Aksi Penjebakan
59 Romansa
60 Sorrow Brings The Dark
61 Kabar Menghebohkan
62 Pesona Ivan
63 Dilema
64 Kesepakatan
65 Lamaran Dadakan
66 Baper
67 Rencana Ekstrim
68 Duel
69 Penculikan
70 Tumbal Terakhir
71 Final Battle
72 Kehilangan
73 Kesepakatan
74 Penghormatan Terakhir
75 Bertemu Calon Mertua
76 Pengantin Baru
77 Nafkah Batin
78 Serah Terima Kasus
79 Penyelidikan Dimulai
80 Bentrok Dua Kubu
81 Dua Kubu, Satu Target
82 Air dan Minyak
83 Petunjuk Baru
84 Kembali Full Team
85 Kolaborasi
86 Finding Sugih
87 Hajatan
88 Bukti Tambahan
89 Jebakan Tuan Muda
90 In Danger
91 Bantuan Tak Terduga
92 Tante Kim
93 Peninggalan Dito
94 Konspirasi Kelas Kakap
95 Habisi Dari Akarnya
96 Rencana Besar
97 Hadiah Dari Gading
98 Agen Man In Black
99 Rahman Junior
100 Hari H
101 Kemenangan Besar
102 Tak Ada Peluang
103 Tuntas
104 Amarah Safira
105 Bakal Calon Papa Bibil
106 Kabar Bahagia
107 Keluarga Cemara
108 All For Love
109 Vonis
110 Menuai Hukuman
111 Bersatunya Janda dan Perjaka
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Kembali Ke Bandung
2
Aang
3
Double Indigo
4
Kasus Pertama
5
Perdebatan
6
Partner Baru
7
Mengungkap Kebenaran
8
Autopsi
9
Dua Kasus
10
Tertangkap
11
Mencari Jarum di Tumpukan Jerami
12
Petunjuk
13
Penangkapan
14
Terbongkarnya Rahasia
15
Buntu
16
Wabah Bunuh Diri
17
Melawan Ketakutan
18
Kasus Baru
19
Seperti Kucing dan Tikus
20
Sharrul
21
Semakin Rumit
22
Clue
23
Penyintas
24
One Step Behind
25
Saksi Menyebalkan
26
Tukar Posisi
27
Adu Mulut
28
Debaran
29
Masa Lalu Kelam
30
Another Mistery
31
Kecurigaan
32
Cheryl
33
Ketakutan
34
Asma vs Ayan
35
Rival Hati
36
Titik Terang
37
Saksi Kejahatan
38
Pengalaman Mengerikan
39
Menjadi Tersangka
40
Bukti Tak Terduga
41
Lolos
42
Mangsa Baru
43
Pembunuh Berdarah Dingin
44
Dijebak
45
Kambing Hitam
46
Pasrah
47
Mencari Bukti
48
Melepas Rindu
49
Terkuak
50
Tak Ada Kejahatan yang Sempurna
51
Bahagia dan Cemburu
52
Calon Kakak Ipar
53
Lolos Lagi
54
Saksi Penting
55
Calon Ipar Durjana
56
Calon Mantu
57
Umpan
58
Aksi Penjebakan
59
Romansa
60
Sorrow Brings The Dark
61
Kabar Menghebohkan
62
Pesona Ivan
63
Dilema
64
Kesepakatan
65
Lamaran Dadakan
66
Baper
67
Rencana Ekstrim
68
Duel
69
Penculikan
70
Tumbal Terakhir
71
Final Battle
72
Kehilangan
73
Kesepakatan
74
Penghormatan Terakhir
75
Bertemu Calon Mertua
76
Pengantin Baru
77
Nafkah Batin
78
Serah Terima Kasus
79
Penyelidikan Dimulai
80
Bentrok Dua Kubu
81
Dua Kubu, Satu Target
82
Air dan Minyak
83
Petunjuk Baru
84
Kembali Full Team
85
Kolaborasi
86
Finding Sugih
87
Hajatan
88
Bukti Tambahan
89
Jebakan Tuan Muda
90
In Danger
91
Bantuan Tak Terduga
92
Tante Kim
93
Peninggalan Dito
94
Konspirasi Kelas Kakap
95
Habisi Dari Akarnya
96
Rencana Besar
97
Hadiah Dari Gading
98
Agen Man In Black
99
Rahman Junior
100
Hari H
101
Kemenangan Besar
102
Tak Ada Peluang
103
Tuntas
104
Amarah Safira
105
Bakal Calon Papa Bibil
106
Kabar Bahagia
107
Keluarga Cemara
108
All For Love
109
Vonis
110
Menuai Hukuman
111
Bersatunya Janda dan Perjaka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!