Chapter 02 : Memulai Kehidupan Sekolah Di Dunia Lain

Setelah mengenakan blazer sekolah ini, aku dan Fredica berjalan menuju ujung koridor dimana kelasku berada.

Akademi Nervilia adalah salah satu dari ke empat akademi sihir di wilayah kerajaan Calista untuk bangunannya sendiri mereka memiliki 2 gedung sebagai bangunan utama.

Gedung bagian barat di peruntukan untuk kelas menengah sampai bawah sementara bagian timur hanya di peruntukan untuk kalangan bangsawan, karena aku sudah di angkat menjadi anaknya otomatis aku di tempatkan di bagian timur sebagai bangsawan.

Selagi memikirkannya aku mendesah pelan, dari awal Finna sudah merencanakan hal ini supaya aku mendpatkan pendidikan lebih baik, bagaimanapun kelas bangsawan di didik untuk mengelola negara ini.

Aku mengalihkan pandangan ke arah Fredica yang berjalan di sampingku ntah kenapa hari ini dia terlihat lebih menakutkan dari kemarin.

"Fredica sensei.."

"Jangan bicara padaku."

Dia masih marah karena aku mencuci pakaiannya yang kotor.

"Dengar Budi, jika kau mengatakan apa yang kau lihat di kamar mandi, kau akan mati."

"Hiii...maafkan aku, maafkan aku."

Fredica menyibak rambut hitamnya dengan ekpresi puas.

"Itu sudah cukup."

Aku hanya bisa tersenyum pahit padanya saat kami berdua memasuki ruangan.

"Pagi anak - anak."

"Pagi sensei.."

Semua tatapan itu tertuju padaku.

"Seperti kalian lihat kita mendapatkan murid baru, cepat perkenalkan dirimu."

Mengikuti arahan Fredica aku berdiri menghadap semua orang yang akan menjadi teman kelasku, mereka nampak sangat berkelas dengan pakaian berkilauan.

Aku menarik nafas untuk memulai.

"Namaku Budi Lisberd, salam kenal."

"Lisberd? apa kau ada hubungan darah dengan kepala sekolah." salah satu murid laki - laki mengajukan pertanyaan itu, sebelum aku menjawab Fredica memotong perkataanku.

"Dia anaknya."

Mendengar itu, sontak semua orang di kelas berteriak hingga saling berbisik satu sama lain seakan aku adalah bahan gosip mereka.

Aku sedikit lega tidak ada ponsel disini jika ada hal seperti itu pastilah akan menyebar dengan cepat.

Mereka akan menganggapku sebagai anak dari hubungan gelap Finna.

"Apa yang mereka lakukan ?" aku bertanya pada Fredica saat melihat semua orang mengeluarkan cermin dari saku baju mereka.

"Owh, itu namanya cermin penghubung, cermin itu akan menyimpan seluruh infomasi di cermin pusat lalu semua orang bisa mengaksesnya dari sana."

Bukannya itu mirip seperti internet, dunia ini lebih maju dari yang ku bayangkan, tunggu bukannya hal itu berbahaya untukku.

"Anak hasil hubungan gelap kepala sekolah muncul ke permukaan." mereka merekam dirinya dengan cermin itu layaknya sebuah video

Kau pikir aku ikan, kemari akan ku hajar kau.

"Berita heboh menggemparkan dunia."

Heboh jidatmu.

"Tenang murid - murid, sayang sekali anggapan kalian salah, Budi ini adalah anak angkat kepala sekolah." suara Fredica menghentikan kericuhan.

Mendengar itu, semua murid nampak kecewa, mereka harus belajar tentang menghargai privasi orang lain.

Fredica mempersilahkan aku duduk, tempat yang ku pilih adalah kursi pojok belakang dimana di sebelah kiriku jendela sementara sebelah kananku murid perempuan yang sedang tertidur di meja, ngomong - ngomong ada seekor kucing putih di kepalanya.

Kucing itu melihat kearahku dengan tajam.

"Apa lihat - lihat."

"K-kau bisa bicara."

"Tentu saja memangnya hanya manusia yang bisa melakukannya, kau ini bodoh kah.

Di sebut bodoh oleh seekor kucing sungguh menyakitkan. Dia memberikan damage yang sangat kuat.

"Kucing, apa gadis ini baik baik saja."

"Siapa yang kau panggil gadis ini, namanya...."

Sebelum aku tahu namanya sebuah buku menghantam wajahku dan orang yang melakukannya tersenyum puas.

"Kau berani juga sudah membuat keributan di hari pertamamu."

"Maafkan aku."

Sebenarnya Fredica sedang balas dendam padaku, wanita ini jauh menakutkan dari yang ku bayangkan.

Aku mulai membetulkan posisi dudukku sembari memperhatikan penjelasan Fredica, sampai jam pelajaran ke dua aku tidak mengerti apa yang mereka katakan.

Sihir adalah sebuah bentuk yang di ciptakan dari imajinasimu, membayangkannya lalu membentuknya menjadi sebuah element yang di miliki penggunanya.

Hanya orang yang memiliki energi sihir yang bisa melakukannya karena itulah di awal penerimaan akademi, kristal itu memilah siapa yang bisa masuk ke sekolah ini atau tidak.

Semakin lama aku tidak mengerti ngomong apaan guru ini.

Fredica mulai mendemonstrasikan penggunaan sihir dengan mengemgam api kecil di tangannya.

"Budi, majulah...tolong lakukan hal sama yang barusan ku perlihatkan."

"Aku masih pemula, bisakah sensei meminta ke siswa yang lain."

"Hoh, kau Bernai melawan bagaimana kalau sepulang sekolah kau membersihkan seluruh sekolah ini."

Aku buru-buri berdiri lalu melakukan apa yang fredica suruh.

"Aku ini cuma siswa lemah jangan menatapku dengan mata berbinar."

Seorang laki - laki mengangkat tangannya.

"Res seletingmu terbuka."

"Busyet.."

Aku berbalik badan selagi membenarkan celanaku dan semua orang tertawa melihat tingkah lakuku debut SMA ku gagal total sekarang.

"Aku tahu kamu ini mesum tapi sebaiknya kau tidak memperlihatkannya di tempat umum."

Aku tidak bisa berkata - kata lagi atas omongan Fredica.

Aku memilih diam lalu melakukan apa yang sama yang dilakukan Fredica yaitu membuat api di tanganku.

Sihir adalah sebuah imajinasi dari pemiliknya dengan kata lain aku hanya percaya aku bisa membuat apinya.

Sebagai veteran chunnibyio aku pasti bisa melakukannya.

Dan selanjutnya.

Api yang tercipta di tanganku berwarna biru, semua orang terbelalak kaget tak terkecuali Fredica.

"Apa itu?"

"Baru kali ini aku melihat api biru."

Candaan mereka kini berubah menjadi kekaguman, baru saja aku merasakan kekaguman itu sihirku tiba - tiba saja meledak dahsyat.

Selain gadis yang tertidur di kursi sebelahku semua orang keluar kelas.

"Bagus anak baru, kau menghancurkan kelas kita."

Aku hanya tersenyum pahit pada mereka, baru saja aku bisa menggunakan sihir, ini sangat luar biasa.

Fredica berdiri di depanku lalu meminta ku mengikutinya sementara para murid lain di suruh membersihkan kekacauan yang ku perbuat.

"Aku minta maaf lain kali aku akan membalasnya."

Mereka menatapku kesal namun aku tidak peduli dan terus mengikuti Fredica ke tempat sepi.

Kami hanya berdua di taman yang di hiasi bunga serta rerumputan hijau, di tengahnya terdapat sebuah bangunan kecil dimana sebuah meja berada di tengahnya.

Kuyakin ini tempat yang sering di jadikan tempat minum teh oleh para bangsawan.

"Sebenarnya apa yang barusan itu, api biru."

"Ntahlah, aku hanya mengikuti apa yang dilakukan Fredica sensei."

Fredica terdiam sesaat sebelum melanjutkan.

"Coba lakukan lagi tapi sekarang jangan menahan kekuatanmu.."

Aku memiringkan kepala ke arahnya.

"Hal barusan terjadi karena kau menahannya bukan, kau yang masih pemula tidak mungkin bisa menahan energi sihir yang besar jadi sekarang lakukan dengan seluruh kemampuanmu."

"Baiklah jika kau menginginkannya."

Sebuah pukulan menghantam kepalaku walau tubuh Fredica mungil dia masih bisa melakukannya

"Panggil aku sensei."

"Baik, baik."

Aku memilih mengabaikannya lalu berdiri di tempat yang sedikit kosong, aku melakukan hal sama yang ku lakukan di kelas tadi dan yang ku buat adalah bola raksasa dari api biru.

"Mustahil, siapa sebenarnya kau ini." Fredica mengutarakan keterkejutannya.

Aku menoleh ke arahnya dengan senyuman.

"Aku hanya anak biasa yang berasal dari negara bernama Indonesia."

Terpopuler

Comments

Mohd Harmizi

Mohd Harmizi

keren👍👍👍👍

2023-08-19

0

Eka Nurmila

Eka Nurmila

ini baru cinta Indonesia. nama asli Indonesia

2022-09-04

0

Sundajaya

Sundajaya

gabung dah.....

2022-05-08

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog : Terpanggil Ke dunia Ini
2 Chapter 01 : Sebuah Akademi
3 Chapter 02 : Memulai Kehidupan Sekolah Di Dunia Lain
4 Chapter 03 : Kekuatan Untuk Membekukan
5 Chapter 04 : Ras Kelinci
6 Chapter 05 : Pedang Kegelapan Raja Iblis
7 Chapter 06 : Kelinci Bersaudara
8 Chapter 07 : Kembali Ke Kelas
9 Chapter 08 : Putri Yang Selalu Tertidur
10 chapter 09 : Sebuah Alasan
11 Chapter 10 : Rencana Selanjutnya
12 Chapter 11 : Memulai Rencana
13 Chapter 12 : Kelima Orang Dari Masa Lalu
14 Chapter 13 : Lima Lawan Satu, Terlalu Mudah Bagiku
15 Chapter 14 : Petualangan Di Mulai
16 Chapter 15 : Awal Perjalanan
17 Chapter 16 : Tiba Di Ibukota
18 Chapter 17 : Mencari Penawar Racun
19 Chapter 18 : Bunga Pelangi
20 Chapter 19 : Guild
21 Chapter 20 : Quest
22 Chapter 21 : Membebaskan Elf ini
23 Chapter 22 : Akhir Perjalanan
24 Chapter 23 : Kembali Ke Akademi
25 Chapter 24 : Kelas Baru Di Bangunan Bagian Barat
26 Chapter 25 : Membuat Team
27 Chapter 26 : Buku Raja Iblis
28 Chapter 27 : Melawan Bandit
29 Chapter 28 : Tiba Di Kota
30 Chapter 29 : Penyusupan
31 Chapter 30 : Demon King Yang Baik Hati
32 Chapter 31 : Gadis Misterius
33 Chapter 32 : Serikat Dagang Awan Putih
34 Chapter 33 : Menuju Pertandingan
35 Chapter 34 : Kota Utara
36 Chapter 35 : Penyeleksian
37 Chapter 36 : Pertemuan
38 Chapter 37 : Pertarungan Pertama
39 Chapter 38 : Pemandian Air Panas
40 Chapter 39 : Pertarungan Kedua
41 Chapter 40 : Pertarungan Akhir
42 Chapter 41 : Memulai Petualangan
43 Chapter 42 : Kejahatan
44 Chapter 43 : Putri Ke Empat
45 Chapter 44 : Succubus
46 Chapter 45 : Wanita Misterius
47 Chapter 46 : Pencuri
48 Chapter 47 : Permintaan
49 Chapter 48 : Para Pewaris
50 Chapter 49 : Ajakan Berduel
51 Chapter 50 : Peri
52 Chapter 51 : Kemenangan
53 Chapter 52 : Menara
54 Chapter 53 : Wilayah Baru
55 Chapter 54 : Jurang Kematian
56 Chapter 55 : Memulai Pembangunan Kota
57 Chapter 56 : Perwakilan
58 Chapter 57 : Bola Api
59 Chapter 58 : Legion
60 Chapter 59 : Kutukan Iblis
61 Chapter 60 : Bertemu Dewi
62 Chapter 61 : Pilihan Kedua
63 Chapter 62 : Sesuatu Yang Ingin Dilakukan
64 Chapter 63 : Menjadi Petualang
65 Chapter 64 : Kesepakatan
66 Chapter 65 : Angsa Bertelur Emas
67 Chapter 66 : Harpa
68 Chapter 67 : Kota Para Orang Mati
69 Chapter 68 : Kemunculan Penyihir
70 Chapter 69 : Iblis Dari Neraka Bagian Bawah
71 Chapter 70 : Pertarungan Dua Iblis
72 Chapter 71 : Bertemu Kembali
73 Chapter 72 : Kewajiban
74 Chapter 73 : Sebuah Danau Air Tawar
75 Chapter 74 : Awal Dari Masalah
76 Chapter 75 : Kota Pelabuhan
77 Chapter 76 : Dead Reaper
78 Chapter 77 : Pertarungan Di Istana Arasta
79 Chapter 78 : Rekan Baru
80 Chapter 79 : Menuju Selatan
81 Chapter 80 : Penyihir Api
82 Chapter 81 : Tantangan
83 Chapter 82 : Duel Antara Pengguna Sihir Api
84 Chapter 83 : Akhir Dari Duel
85 Chapter 84 : Pembicaraan
86 Chapter 85 : Kemunculan Kembali
87 Chapter 86 : Serangan Raja Iblis
88 Chapter 87 : Lucifer
89 Chapter 88 : Bagian Akhir
90 Chapter 89 : Bertemu Dewi Kembali
91 Chapter 90 : Dua Benteng
92 Chapter 91 : Tily dan Elizabeth
93 Chapter 92 : Kembali Kedalam Keseharian
94 Chapter 93 : Kegelisahan Dari Pedagang
95 Chapter 94 : Penjelajahan Dungeon
96 Chapter 95 : Peri Hutan
97 Chapter 96 : Langkah Selanjutnya
98 Chapter 97 : Rencana Membuat Festival
99 Chapter 98 : Hal Tak Terduga
100 Chapter 99 : Pertarungan Melawan Penyihir Bagian Pertama
101 Chapter 100 : Pertarungan Melawan Penyihir Bagian Kedua
102 Chapter 101 : Pertarungan Melawan Penyihir Bagian Ketiga (Akhir)
103 Epilog
104 VOL 2 Sudah Update
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Prolog : Terpanggil Ke dunia Ini
2
Chapter 01 : Sebuah Akademi
3
Chapter 02 : Memulai Kehidupan Sekolah Di Dunia Lain
4
Chapter 03 : Kekuatan Untuk Membekukan
5
Chapter 04 : Ras Kelinci
6
Chapter 05 : Pedang Kegelapan Raja Iblis
7
Chapter 06 : Kelinci Bersaudara
8
Chapter 07 : Kembali Ke Kelas
9
Chapter 08 : Putri Yang Selalu Tertidur
10
chapter 09 : Sebuah Alasan
11
Chapter 10 : Rencana Selanjutnya
12
Chapter 11 : Memulai Rencana
13
Chapter 12 : Kelima Orang Dari Masa Lalu
14
Chapter 13 : Lima Lawan Satu, Terlalu Mudah Bagiku
15
Chapter 14 : Petualangan Di Mulai
16
Chapter 15 : Awal Perjalanan
17
Chapter 16 : Tiba Di Ibukota
18
Chapter 17 : Mencari Penawar Racun
19
Chapter 18 : Bunga Pelangi
20
Chapter 19 : Guild
21
Chapter 20 : Quest
22
Chapter 21 : Membebaskan Elf ini
23
Chapter 22 : Akhir Perjalanan
24
Chapter 23 : Kembali Ke Akademi
25
Chapter 24 : Kelas Baru Di Bangunan Bagian Barat
26
Chapter 25 : Membuat Team
27
Chapter 26 : Buku Raja Iblis
28
Chapter 27 : Melawan Bandit
29
Chapter 28 : Tiba Di Kota
30
Chapter 29 : Penyusupan
31
Chapter 30 : Demon King Yang Baik Hati
32
Chapter 31 : Gadis Misterius
33
Chapter 32 : Serikat Dagang Awan Putih
34
Chapter 33 : Menuju Pertandingan
35
Chapter 34 : Kota Utara
36
Chapter 35 : Penyeleksian
37
Chapter 36 : Pertemuan
38
Chapter 37 : Pertarungan Pertama
39
Chapter 38 : Pemandian Air Panas
40
Chapter 39 : Pertarungan Kedua
41
Chapter 40 : Pertarungan Akhir
42
Chapter 41 : Memulai Petualangan
43
Chapter 42 : Kejahatan
44
Chapter 43 : Putri Ke Empat
45
Chapter 44 : Succubus
46
Chapter 45 : Wanita Misterius
47
Chapter 46 : Pencuri
48
Chapter 47 : Permintaan
49
Chapter 48 : Para Pewaris
50
Chapter 49 : Ajakan Berduel
51
Chapter 50 : Peri
52
Chapter 51 : Kemenangan
53
Chapter 52 : Menara
54
Chapter 53 : Wilayah Baru
55
Chapter 54 : Jurang Kematian
56
Chapter 55 : Memulai Pembangunan Kota
57
Chapter 56 : Perwakilan
58
Chapter 57 : Bola Api
59
Chapter 58 : Legion
60
Chapter 59 : Kutukan Iblis
61
Chapter 60 : Bertemu Dewi
62
Chapter 61 : Pilihan Kedua
63
Chapter 62 : Sesuatu Yang Ingin Dilakukan
64
Chapter 63 : Menjadi Petualang
65
Chapter 64 : Kesepakatan
66
Chapter 65 : Angsa Bertelur Emas
67
Chapter 66 : Harpa
68
Chapter 67 : Kota Para Orang Mati
69
Chapter 68 : Kemunculan Penyihir
70
Chapter 69 : Iblis Dari Neraka Bagian Bawah
71
Chapter 70 : Pertarungan Dua Iblis
72
Chapter 71 : Bertemu Kembali
73
Chapter 72 : Kewajiban
74
Chapter 73 : Sebuah Danau Air Tawar
75
Chapter 74 : Awal Dari Masalah
76
Chapter 75 : Kota Pelabuhan
77
Chapter 76 : Dead Reaper
78
Chapter 77 : Pertarungan Di Istana Arasta
79
Chapter 78 : Rekan Baru
80
Chapter 79 : Menuju Selatan
81
Chapter 80 : Penyihir Api
82
Chapter 81 : Tantangan
83
Chapter 82 : Duel Antara Pengguna Sihir Api
84
Chapter 83 : Akhir Dari Duel
85
Chapter 84 : Pembicaraan
86
Chapter 85 : Kemunculan Kembali
87
Chapter 86 : Serangan Raja Iblis
88
Chapter 87 : Lucifer
89
Chapter 88 : Bagian Akhir
90
Chapter 89 : Bertemu Dewi Kembali
91
Chapter 90 : Dua Benteng
92
Chapter 91 : Tily dan Elizabeth
93
Chapter 92 : Kembali Kedalam Keseharian
94
Chapter 93 : Kegelisahan Dari Pedagang
95
Chapter 94 : Penjelajahan Dungeon
96
Chapter 95 : Peri Hutan
97
Chapter 96 : Langkah Selanjutnya
98
Chapter 97 : Rencana Membuat Festival
99
Chapter 98 : Hal Tak Terduga
100
Chapter 99 : Pertarungan Melawan Penyihir Bagian Pertama
101
Chapter 100 : Pertarungan Melawan Penyihir Bagian Kedua
102
Chapter 101 : Pertarungan Melawan Penyihir Bagian Ketiga (Akhir)
103
Epilog
104
VOL 2 Sudah Update

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!