Ini adalah sebuah ruangan yang di peruntukan khusus untuk kepala sekolah, di depanku wanita dengan rambut berwana merah muda, Finna Lisberd.
Ia meletakan kedua tangannya di meja selagi menatapku intens.
Orang ini mengatakan hal tidak masuk akal dengan ingin menjadikanku sebagai putranya padahal dia belum pernah menjadi seorang ibu dengan kata lain dia belum menikah di usianya.
"Kenapa apa kau lebih suka menjadi suamiku?"
"Bukan itu, aku ini hanya orang asing kenapa kau begitu mempercayaiku, bisa saja aku mengambil sekolah ini darimu."
"Memang benar."
Sekarang Finna menyilangkan tangannya di depan.
"Kau tahu apa yang terjadi pada kristal itu."
Aku hanya menggelengkan kepala atas pernyataannya lalu ia melanjutkan.
"Kristal itu bisa mengetahui seberapa banyak seseorang memiliki energi sihir hanya dengan menyentuhnya, namun saat kau menyentuhnya kristal itu pecah dengan kata lain energi sihirmu tak terbatas hingga kristal itu tidak bisa mengukurnya."
Aku sedikit paham dengan apa yang di katakan Finna, singkatnya aku tidak hanya di panggil ke dunia ini, aku juga di berkahi kekuatan cheat tingkat tinggi.
Mantap....
"Dengan menjadikan mu sebagai anakku mungkin saja kau bisa membawa akademi ini ke arah yang lebih baik, anggap saja aku sedang bertaruh padamu."
"Soal itu tak perlu sampai mengangkat ku jadi anakmu juga kali, jika aku bisa tinggal disini serta kebutuhanku di jamin itu sudah cukup bagiku."
"Tidak, tidak aku tetap harus mengangkatmu sebagai anakku dengan begitu aku bisa mewarisi akademi ini untukmu terlebih aku juga ingin punya keluarga Hueeeee....."
"Tolong jangan menangis, aku tidak tau apa yang kau inginkan dariku tapi baiklah akan ku terima tawaranmu."
"Senang mendengarnya...langsung saja ku beritahu apa yang harus kau lakukan mulai sekarang."
Finna mengubah kepribadiannya dengan cepat, dia tersenyum licik sebelum berkata :
"6 bulan lagi akan diadakan pertandingan dimana seluruh akademi di benua ini ikut berpartisipasi di dalamnya, aku ingin kau ikut membawa nama baik sekolah ini di tambah jika orang tahu bahwa kau adalah anakku reputasi milikku juga akan melonjak naik."
Aku tersenyum pahit padanya.
"Jadi itu niatmu, jangan terlalu berharap padaku, aku bahkan tidak tahu dasar - dasar tentang sihir."
"Tenang saja guru - guru terbaik di sekolah ini akan mengajarimu."
"Sepertinya aku sudah menginjak ranjau."
"Anggap saja kita saling menguntungkan, apa kau tidak senang mempunyai ibu yang cantik seperti ku "
"Maaf saja ibuku lebih cantik darimu."
"Kalau begitu aku ingin bertemu dengan kedua orang tuamu untuk membahas ini."
Aku menggelengkan kepalaku sebagai jawaban.
"Aku turut berduka jika ada masalah apapun kau bisa menceritakannya padaku."
"Berhentilah bertingkah seperti ibuku."
"Mulai sekarang aku memamg sudah menjadi ibumu...lihat ini."
Aku berjalan mendekat lalu mengambil kertas yang dari tadi di tulis oleh Finna, ternyata itu adalah sebuah kertas pendaftaran masuk akademi.
Yang membuat ku terkejut disana tertulis namaku, Budi Lisberd.
Rasanya malah terdengar aneh tapi biarlah mungkin namaku akan mudah di kenang orang lain.
Selagi memikirkan itu sebuah ketukan terdengar dari balik pintu dan seseorang yang masuk adalah gadis dengan rambut hitam bergaya twintail serta memakai pakaian gothic.
"Kebetulan sekali kau datang Fredica, aku akan mengenalkan seseorang padamu."
Gadis bernama Fredica itu menatapku dengan pandangan kosong.
"Pakaiannya aneh."
"Oi."
Dia berjalan ke arahku lalu meletakan tangannya yang mungil di dadaku.
"Kau sudah menyadarinya yah." Finna berkata demikian yang mana di jawab Fredica dengan anggukan.
"Mulai sekarang dia putra ku loh jika kamu bersikap baik mungkin aku bisa menikahkanmu dengannya."
"Jangan mengatakan seenak jidatmu, aku masih menikmati masa - masa lajang ku."
"Begitukah maaf Fredica kau harus menunggu."
Bukannya marah Fredica malah menghela nafas lalu menarik tangannya kembali.
"Daripada menghawatirkanku lebih baik menghawatirkan diri anda kepala sekolah, di usia anda, anda harusnya sudah menikah."
Jleb.
Serangan itu menusuk tepat di hati Finna dia menangis tersedu - sedu.
"Biar ku perkenalkan diriku sekali lagi namaku Fredica, aku adalah salah satu guru yang mengajar disini kurasa kita seumuran namun aku akan lebih senang jika kau lebih hormat padaku sebagai guru."
Seriusan, dia sudah menjadi guru di usianya yang terbilang muda, seberapa pintar orang ini.
"Apa kepala sekolah ingin memasukannya ke dalam kelasku."
"Itu benar tolong jaga dia.."
"Tenang saja, aku akan membimbingnya dengan baik lebih dari siapapun."
Firasat ku mengatakan sebaliknya Fredica mengalihkan pandangannya padaku setelah meletakan dokumen ke meja Finna.
"Siapa namamu?"
"Budi."
"Untuk sekarang ikut aku, mulai sekarang kita akan berbagi kamar sebaiknya kau selalu merapikan tempat tidurmu."
"Apa maksudnya?"
Aku menatap ke arah Finna dalam kebingungan.
"Pergilah mulai besok kau akan memulai belajar pastikan untuk beristirahat dengan nyenyak untuk sisanya serahkan padaku."
Sebelum aku menjawabnya Fredica sudah menarik tanganku.
Kami berjalan di koridor.
"Anda tidak keberatan sekamar denganku."
"Tak masalah jika kau macam - macam aku hanya harus mengubahmu jadi debu."
"Benar juga, anda pasti bisa melakukannya"
"Kau memiliki energi sihir yang luar biasa jika kau tinggal di asrama seperti yang lainnya mungkin saja akan ada orang yang memamfaatkanmu bahkan menculikmu."
"Sampai segitunya."
"Saat ini kondisi akademi kurang bagus memilikimu di sini adalah sebuah keuntungan bagi kami."
"Jangan terlalu berharap tinggi terhadapku."
Aku berkata demikian saat kami memasuki sebuah ruangan di dalamnya sangat luas.
Syukurlah didalamnya ada 2 ranjang memikirkan aku seranjang dengan gadis ini bisa membuatku terbunuh.
Fredica duduk di salah satu ranjang selagi menatapku.
"Jadi anda tinggal di tempat ini."
"Mulai sekarang tolong panggil aku Fredica sensei, disini para guru di panggil demikian."
"Baiklah."
Fredica bangun dari tempat duduknya lalu berkata.
"Aku akan kembali mengajar pastikan untuk tidak meninggalkan tempat ini."
Aku menganguk sebagai jawaban.
"Kalau begitu aku permisi, aku akan membawakan makan dari kantin."
"Tolong ya."
Aku berbaring menatap langit - langit ruangan ini selagi memikirkan sesuatu.
Keduanya bilang aku memiliki energi sihir luar biasa walau mereka mengatakan hal itu aku sama sekali tidak merasakan apapun.
Mungkin aku akan tahu setelah mulai belajar disini.
Aku bangkit dari tempat tidur lalu pergi ke kamar mandi saat membuka pintunya aku terbelalak kaget, di dalamnya di penuhi pakaian kotor yang menumpuk hingga segunung bahkan pakaian dalam berserakan dimana-mana jika begini aku tidak bisa memakai kamar mandinya.
Dengan berat hati aku akan mencuci semuanya dan membiarkan Fredica memukulku setelahnya.
Bagaimana pun aku tidak mungkin menupang ke kamar mandi di akademi ini terlebih di luar pasti berbahaya mungkin saja akan ada yang menculikku seperti apa yang dikatakannya.
Aku menghela nafas panjang sebelum memulai lalu membayangkan wajah Fredica.
Maafkan aku untuk ini sebaiknya kau mulai melakukannya sendiri mulai sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
㏂.Finnn.we manusia biasa•~^22
budi budi
2021-11-05
1
_Hron
nyuci sembaknya fredika juga
2021-03-22
0
NetizenSokTau
ini budi lisberg,,,,ini bp budi lisberg,,,ini ibu budi lisberg,,,ini ibu angkat budi lisberg😂
2021-02-09
14