Bab 20: Permainan yang Lebih Besar

Ketegangan di udara semakin terasa mencekam. Quenn berdiri tegak, matanya tidak pernah lepas dari sosok pria misterius yang baru saja muncul dari balik reruntuhan. Tidak ada yang bisa dia percayai lagi, tidak ada yang bisa dipastikan. Semua yang dia pikirkan tentang Marco, tentang misi mereka, kini terasa seperti ilusi yang tak pernah nyata.

Pria itu melangkah lebih dekat, dengan senyum dingin yang tak terhapuskan di wajahnya. Dia mengenakan jas hitam yang tampaknya sudah lama tidak diganti, tetapi tak ada noda sedikit pun. Matanya, tajam dan penuh dengan perhitungan, menatap Quenn dengan cara yang tidak menyenangkan.

"Aku tahu kalian pasti akan terkejut," katanya dengan suara yang lembut, namun mengandung ancaman. "Tapi inilah kenyataan yang harus kalian hadapi. Marco hanya salah satu alat yang aku gunakan untuk mempermudah rencana besar."

Quenn menggertakkan giginya, berusaha tetap tenang meski hatinya berdebar kencang. "Kau... siapa sebenarnya? Apa yang kau inginkan dariku?"

Pria itu hanya tertawa ringan, seolah apa yang baru saja dikatakan Quenn adalah lelucon yang lucu. "Kau bertanya siapa aku?" katanya, menyentuh dagunya seolah berpikir. "Mungkin sudah saatnya kau tahu, Quenn."

Dia berhenti sejenak, memberi waktu bagi Quenn untuk merasakan ketegangan yang semakin menekan. "Nama saya Dmitri Kovalov," katanya dengan tegas, dan seakan membiarkan nama itu menggantung di udara, menambah beban pada setiap kata yang diucapkan.

Dmitri Kovalov. Nama yang tidak asing bagi Quenn. Nama yang telah lama dia dengar dalam bisik-bisik dunia bawah tanah, namun jarang disebutkan dengan jelas. Nama yang berhubungan dengan organisasi yang lebih besar, lebih kuat dari yang pernah Quenn bayangkan.

“Dmitri Kovalov…” kata Quenn perlahan, mencoba menyusun kata-kata yang tepat. “Kamu… kepala dari seluruh permainan ini, bukan Marco?”

Dmitri mengangguk, senyum sinis semakin melebar di wajahnya. "Tepat sekali. Marco hanyalah satu alat dalam jaringan besar yang aku rancang. Dia seorang pion yang tak tahu apa-apa tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi."

Quenn menggenggam senjatanya lebih erat, tapi dia tahu bahwa pertempuran fisik bukanlah jawabannya saat ini. Mereka terjebak dalam sesuatu yang jauh lebih besar dari sekadar bentrokan antar kelompok. "Kenapa kamu melakukan semua ini?" tanya Quenn, mencoba menggali lebih dalam.

Dmitri berjalan perlahan mengelilingi mereka, matanya terus memperhatikan mereka satu per satu. "Aku bukan orang yang suka berkelahi, Quenn. Tapi aku tahu, kekuasaan sejati datang bukan dari perang terbuka. Kekuasaan datang dari kontrol yang tak terlihat. Dari mengendalikan setiap langkah, setiap gerakan musuh, bahkan sebelum mereka sadar. Aku mengatur semua ini, dari belakang layar. Marco, pasukan, semua yang kalian hadapi, itu adalah bagian dari teka-teki besar yang aku bangun."

"Jadi, kita hanya pion dalam permainanmu?" Vincent menyela, suaranya penuh dengan kemarahan. "Kenapa kami harus terlibat dalam semua ini? Apa yang sebenarnya kau inginkan?"

Dmitri berhenti sejenak, menatap Vincent dengan tajam. “Kalian tidak pernah memiliki pilihan sejak awal, Vincent. Kalian dilibatkan dalam permainan ini bukan karena kalian memilih, tapi karena kalian dipilih. Setiap langkah yang kalian ambil, setiap keputusan yang kalian buat, itu semua sudah dihitung. Kalian adalah bagian dari eksperimen besar yang sedang aku jalankan.”

Rina, yang berdiri di sisi Quenn, tampak bingung dan cemas. "Eksperimen? Apa maksudmu?"

Dmitri memandang Rina dengan pandangan penuh minat, seolah-olah baru saja menemukan sesuatu yang menarik. "Eksperimen untuk menguji batas-batas kekuasaan, moralitas, dan loyalitas. Bagaimana seseorang bertindak ketika terpojok? Apa yang akan kalian lakukan ketika pilihan-pilihan yang kalian miliki hanyalah ilusi? Aku ingin tahu sejauh mana kalian bisa bertahan sebelum akhirnya hancur."

Quenn merasakan amarahnya memuncak, namun dia tahu bahwa dia tidak boleh terburu-buru bertindak. Jika mereka ingin keluar dari situasi ini, mereka harus berpikir jernih. Dmitri jelas bukan lawan yang bisa dihadapi dengan kekuatan fisik semata. "Lalu, apa yang kamu inginkan dariku, Dmitri?" tanyanya, matanya penuh dengan ketegasan. "Kenapa kamu memilih aku?"

Dmitri berhenti dan menatap Quenn lama sekali, seolah menimbang jawabannya. "Karena kamu punya potensi, Quenn. Potensi untuk lebih dari sekadar seorang pejuang. Kamu tahu bagaimana caranya bertahan hidup dalam dunia yang penuh dengan kebohongan. Kamu tahu bagaimana memainkan permainan ini tanpa peduli apa konsekuensinya. Itu yang aku butuhkan. Aku membutuhkan seseorang yang bisa melihat dunia ini seperti aku, bukan seperti yang dilihat oleh orang biasa."

Quenn merasa ada sesuatu yang mengerikan dalam setiap kata yang diucapkan Dmitri. Potensi. Permainan. Semua itu membuatnya merasa lebih seperti bagian dari rencana besar yang tak pernah dia pilih. Tapi dia juga tahu satu hal: jika dia tidak melawan sekarang, semuanya akan berakhir lebih buruk dari yang bisa dia bayangkan.

"Tapi aku bukan orang seperti kamu," kata Quenn, menatap Dmitri dengan mata yang penuh tekad. "Aku tidak akan pernah menjadi bagian dari rencana busukmu."

Dmitri tersenyum, tampak puas dengan respon Quenn. "Kita akan lihat nanti. Semua orang punya harga, Quenn. Bahkan kamu. Aku hanya perlu waktu untuk membuktikannya."

Di saat yang sama, suara ledakan keras kembali terdengar dari arah lain, memecah keheningan yang mencekam itu. Pasukan Marco yang sudah lama menunggu akhirnya bergerak maju, mengepung mereka dari berbagai arah. Quenn menyadari bahwa waktu mereka semakin habis. Mereka harus bergerak sekarang, atau mereka akan terperangkap dalam permainan ini selamanya.

"Rina!" seru Quenn. "Kita harus keluar dari sini sekarang juga! Bawa data itu dan jangan berhenti berlari!"

Rina mengangguk, matanya penuh dengan kecemasan. "Aku... aku siap."

Namun, sebelum mereka sempat bergerak, Dmitri mengangkat tangan, memberi tanda kepada pasukannya untuk berhenti. "Jangan terburu-buru," katanya dengan nada yang sangat tenang. "Aku ingin kalian merasakan bagaimana rasanya terjebak dalam permainan yang tidak bisa kalian menangkan. Kalian tidak akan pergi kemana-mana sebelum kalian tahu apa yang sebenarnya terjadi."

Quenn merasa dirinya terjepit dalam dilema yang semakin mengerikan. Mereka tidak bisa mundur. Mereka tidak bisa lari. Namun, satu hal yang jelas: ini adalah pertempuran terakhir mereka. Perangkap ini bukan hanya soal hidup dan mati. Ini adalah pertarungan untuk kebebasan mereka.

"Saatnya datang, Quenn," kata Dmitri, suaranya penuh dengan ancaman dan keyakinan. "Kita akan lihat siapa yang akan bertahan dalam permainan ini."

Episodes
1 Bab 1: Pengkhianatan yang Membekas
2 Bab 2: Perang Dimulai
3 Bab 3: Labirin Pengkhianatan
4 Bab 4: Dalam Cengkeraman Musuh
5 Bab 5: Kebenaran yang Tersembunyi
6 Bab 6: Labirin Kegelapan
7 Bab 7: Jaringan Rahasia
8 Bab 8: Kegelapan yang Menunggu
9 9: Ujian Terakhir
10 Bab 10: Masuk ke Perang
11 Bab 11: Perang yang Tak Terelakkan
12 Bab 12: Kejaran Tak Terhindarkan
13 Bab 13: Pencarian yang Mematikan
14 Bab 14: Tersudutkan
15 Bab 15: Pertempuran Terakhir
16 Bab 16: Pelarian Terakhir
17 Bab 17: Keputusan di Ambang Kematian
18 Bab 18: Titik Balik
19 Bab 19: Perangkap Terakhir
20 Bab 20: Permainan yang Lebih Besar
21 Bab 21: Langkah Terakhir
22 Bab 22: Jalan Tanpa Kembali
23 Bab 23: Jebakan Tak Terduga
24 Bab 24: Titik Balik
25 Bab 25: Perang Terakhir
26 Bab 26: Waktu yang Terbatas
27 Bab 27: Lari dari Kematian
28 Bab 28: Kejaran di Malam yang Mencekam
29 Bab 29: Perang Dimulai
30 Bab 30: Perang Baru Dimulai
31 Bab 31: Duel di Tengah Kegelapan
32 Bab 32: Strategi Darah dan Dendam
33 Bab 33: Api yang Tak Terpadamkan
34 Bab 34: Kemenangan yang Terlalu Mahal
35 Bab 35: Pelarian dalam Kegelapan
36 Bab 36: Titik Balik
37 Bab 37: Api yang Menyala Kembali
38 Bab 38: Bayangan Baru
39 Bab 39: Jejak di Pegunungan
40 Bab 40: Serangan Ke Gudang Senjata
41 Bab 41: “Nggak Ada Kata Menyerah!”
42 Bab 42: "Permainan Baru Dimulai"
43 Bab 43: "Badai Belum Reda"
44 Bab 44: "Perang Tanpa Ampun"
45 Bab 45: "Perang Tipuan"
46 Bab 46: "Bayangan yang Tak Pernah Pergi"
47 Bab 47: "Jalan Tanpa Kepastian"
48 Bab 48: "Langkah di Antara Bayangan"
49 Bab 49: "Rantai Pengkhianatan"
50 Bab 50: “Darah dan Janji”
51 Bab 51: "Bayang-Bayang Pengkhianatan"
52 Bab 52: "Perang Tanpa Akhir"
53 Bab 53: “Darah dan Api”
54 Bab 54: "Bayangan Baru"
55 Bab 55: "Jejak yang Terhapus"
56 Bab 56: "Pengepungan di Sarang Musuh"
57 Bab 57: Neraka di Langit Malam
58 Bab 58: Duel di Bawah Langit Kelam
59 Bab 59: Darah di Atas Tahta
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Bab 1: Pengkhianatan yang Membekas
2
Bab 2: Perang Dimulai
3
Bab 3: Labirin Pengkhianatan
4
Bab 4: Dalam Cengkeraman Musuh
5
Bab 5: Kebenaran yang Tersembunyi
6
Bab 6: Labirin Kegelapan
7
Bab 7: Jaringan Rahasia
8
Bab 8: Kegelapan yang Menunggu
9
9: Ujian Terakhir
10
Bab 10: Masuk ke Perang
11
Bab 11: Perang yang Tak Terelakkan
12
Bab 12: Kejaran Tak Terhindarkan
13
Bab 13: Pencarian yang Mematikan
14
Bab 14: Tersudutkan
15
Bab 15: Pertempuran Terakhir
16
Bab 16: Pelarian Terakhir
17
Bab 17: Keputusan di Ambang Kematian
18
Bab 18: Titik Balik
19
Bab 19: Perangkap Terakhir
20
Bab 20: Permainan yang Lebih Besar
21
Bab 21: Langkah Terakhir
22
Bab 22: Jalan Tanpa Kembali
23
Bab 23: Jebakan Tak Terduga
24
Bab 24: Titik Balik
25
Bab 25: Perang Terakhir
26
Bab 26: Waktu yang Terbatas
27
Bab 27: Lari dari Kematian
28
Bab 28: Kejaran di Malam yang Mencekam
29
Bab 29: Perang Dimulai
30
Bab 30: Perang Baru Dimulai
31
Bab 31: Duel di Tengah Kegelapan
32
Bab 32: Strategi Darah dan Dendam
33
Bab 33: Api yang Tak Terpadamkan
34
Bab 34: Kemenangan yang Terlalu Mahal
35
Bab 35: Pelarian dalam Kegelapan
36
Bab 36: Titik Balik
37
Bab 37: Api yang Menyala Kembali
38
Bab 38: Bayangan Baru
39
Bab 39: Jejak di Pegunungan
40
Bab 40: Serangan Ke Gudang Senjata
41
Bab 41: “Nggak Ada Kata Menyerah!”
42
Bab 42: "Permainan Baru Dimulai"
43
Bab 43: "Badai Belum Reda"
44
Bab 44: "Perang Tanpa Ampun"
45
Bab 45: "Perang Tipuan"
46
Bab 46: "Bayangan yang Tak Pernah Pergi"
47
Bab 47: "Jalan Tanpa Kepastian"
48
Bab 48: "Langkah di Antara Bayangan"
49
Bab 49: "Rantai Pengkhianatan"
50
Bab 50: “Darah dan Janji”
51
Bab 51: "Bayang-Bayang Pengkhianatan"
52
Bab 52: "Perang Tanpa Akhir"
53
Bab 53: “Darah dan Api”
54
Bab 54: "Bayangan Baru"
55
Bab 55: "Jejak yang Terhapus"
56
Bab 56: "Pengepungan di Sarang Musuh"
57
Bab 57: Neraka di Langit Malam
58
Bab 58: Duel di Bawah Langit Kelam
59
Bab 59: Darah di Atas Tahta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!