Bab 19: Perangkap Terakhir

Suara itu menggema di sepanjang lorong yang gelap. Suara Marco, dingin dan penuh keyakinan, menghantam telinga mereka. Quenn merasakan tenggorokannya tercekat. Marco telah menemukan mereka, atau bahkan lebih buruk lagi, dia sudah menunggu mereka. Semua yang mereka lakukan, semua perjuangan mereka, mungkin hanya untuk membawa mereka ke dalam perangkap yang lebih dalam.

“Apa yang kalian ingat tentang permainan ini?” suara Marco kembali terdengar, kali ini lebih dekat. “Selalu ada jebakan di setiap sudut, Quenn. Kalian tidak pernah benar-benar keluar dari sini.”

Quenn memandangi sekelilingnya, matanya bergerak cepat mencari jalan keluar. Ruangan ini semakin terasa sempit. Rina, yang tampak terengah-engah, menggenggam tablet yang berisi data penting itu dengan tangan gemetar. “Quenn... kita... kita tidak bisa lari dari sini. Jika Marco sudah mengetahui semuanya...”

“Tidak, kita masih bisa keluar. Kita masih punya waktu,” jawab Quenn, suaranya lebih tegas daripada yang dia rasakan. Dia tahu mereka tidak bisa panik. Kalau mereka panik, semuanya akan berakhir.

Vincent memeriksa senjatanya dengan cepat, lalu melangkah mendekat. “Jika Marco ada di sini, kita harus siap untuk menghadapi apa pun yang dia lemparkan. Kita tidak bisa hanya melarikan diri.”

Quenn mengangguk. “Betul. Kita akan bertarung, jika itu yang diperlukan.” Tapi dalam hatinya, sebuah perasaan gelisah mulai tumbuh. Mereka terjebak di ruang yang tak dikenal, dan Marco sepertinya sudah mengetahui setiap gerakan mereka. Di luar sana, pasukan Marco sedang bersiap untuk mengepung mereka.

"Kenapa kamu melakukannya, Marco?" Quenn berteriak, berusaha menegaskan posisinya. "Kenapa kita harus terus berada dalam permainan ini? Apa yang kamu inginkan dari kita?"

Di ujung lorong, Quenn bisa melihat siluet Marco yang mendekat. Wajahnya terlihat samar, namun senyum sinisnya tampak jelas. "Kalian pikir kalian yang mengatur permainan ini? Kalian pikir kalian punya pilihan? Kalian bukan lagi pemain, Quenn... kalian adalah bagian dari pertunjukan yang sudah lama direncanakan."

Quenn menatap Marco dengan mata penuh kemarahan. Rina terlihat ketakutan, matanya berkedip cepat, seakan mencoba memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya. Quenn berusaha untuk tetap tenang, meskipun napasnya mulai memburu. Marco berada di depan mereka, dan segala sesuatunya mulai terasa semakin dekat dengan titik balik yang tak bisa dihindari.

Marco bergerak maju, langkahnya berat dan pasti. "Kalian pikir kalian melarikan diri? Tidak ada tempat yang aman di dunia ini, Quenn. Aku tahu segalanya tentang kalian. Kalian tidak bisa lari."

Quenn tahu bahwa ini adalah momen terpenting dalam hidupnya. Semua yang mereka kerjakan, semua pengorbanan yang mereka lakukan, sekarang berakhir di titik ini. Apa yang bisa mereka lakukan selain bertarung sampai titik darah penghabisan?

"Rina, data itu," kata Quenn dengan suara rendah, "ini semua untuk ini. Apa yang kita cari mungkin bisa menghentikan Marco. Kita harus memastikan data ini sampai ke tempat yang tepat."

Rina mengangguk, meskipun matanya masih dipenuhi kecemasan. “Tapi, Quenn... kita tidak akan bisa menghindar lebih lama lagi. Ini bukan hanya tentang Marco. Ini lebih besar dari itu.”

Perkataan Rina membuat Quenn semakin sadar. Mereka tidak hanya berhadapan dengan Marco. Ada sesuatu yang lebih besar yang terlibat. Mereka terjebak dalam sebuah permainan yang jauh lebih rumit dari yang bisa mereka bayangkan.

“Apa yang kamu inginkan, Marco? Kenapa kamu lakukan semua ini?” tanya Quenn lagi, berusaha mencari celah dalam permainan ini.

Marco tersenyum lebar, wajahnya penuh kepercayaan diri. "Aku ingin melihat dunia ini runtuh, Quenn. Semua yang kalian pikirkan, semua yang kalian percayai—semua itu akan hancur. Kalian hanya bagian dari rencana besar yang tidak pernah kalian mengerti."

Tiba-tiba, Marco mengangkat tangannya, memberi sinyal kepada pasukannya. Seketika, suara langkah kaki terdengar lebih keras, semakin banyak orang yang datang dari berbagai arah, mengepung mereka. Namun, Quenn tidak mundur. Dia menatap Marco dengan penuh amarah.

"Jika aku harus mati di sini, maka aku akan memastikan kamu juga ikut bersama dengan kehancuran yang telah kamu ciptakan," kata Quenn, dengan suara penuh tekad.

Dalam hitungan detik, pasukan Marco mulai bergerak maju, senjata mereka siap menembak. Quenn dan timnya segera mengarahkan senjata mereka, siap untuk bertempur. Namun, saat mereka mulai bergerak, terdengar suara keras dari arah lain. Sebuah ledakan besar mengguncang seluruh lorong, menciptakan kebingungan yang memecah serangan Marco.

Quenn terkejut, matanya terbelalak melihat reruntuhan yang tiba-tiba muncul di depan mereka. Dalam kebingungannya, dia mendengar suara seseorang yang familiar.

"Kalian kira Marco akan menang begitu saja?" suara itu terdengar dalam kegelapan.

Quenn menoleh cepat. Itu suara seseorang yang tak disangka-sangka. Sosok yang baru muncul dari balik reruntuhan—seorang pria dengan senyum dingin, yang wajahnya pernah menghantui Quenn dalam beberapa pertemuan sebelumnya.

"Ada yang lebih besar dari Marco," kata pria itu, sambil melangkah maju, membawa perasaan dingin yang luar biasa. "Dan aku akan pastikan kalian tahu siapa yang benar-benar mengendalikan permainan ini."

Quenn merasa kakinya melemas. “Siapa kamu?” tanyanya, mencoba untuk menjaga ketenangannya.

Pria itu hanya tersenyum, matanya penuh dengan perhitungan. "Aku yang selama ini mengamati kalian. Marco hanya pion dalam permainan besar ini. Dan sekarang, kalian akan tahu siapa yang menggerakkan semua ini."

Quenn menggigit bibir bawahnya. Semua yang dia tahu tentang pertempuran ini, tentang siapa yang benar dan siapa yang salah, ternyata hanyalah lapisan luar dari teka-teki yang jauh lebih rumit. Di hadapannya, kini bukan hanya Marco yang berbahaya. Ada sesuatu yang jauh lebih besar yang siap untuk menghancurkan mereka semua.

“Siapa kamu sebenarnya?” Quenn bertanya, suaranya penuh kewaspadaan.

Pria itu hanya tertawa rendah. “Kalian akan tahu segera.”

Episodes
1 Bab 1: Pengkhianatan yang Membekas
2 Bab 2: Perang Dimulai
3 Bab 3: Labirin Pengkhianatan
4 Bab 4: Dalam Cengkeraman Musuh
5 Bab 5: Kebenaran yang Tersembunyi
6 Bab 6: Labirin Kegelapan
7 Bab 7: Jaringan Rahasia
8 Bab 8: Kegelapan yang Menunggu
9 9: Ujian Terakhir
10 Bab 10: Masuk ke Perang
11 Bab 11: Perang yang Tak Terelakkan
12 Bab 12: Kejaran Tak Terhindarkan
13 Bab 13: Pencarian yang Mematikan
14 Bab 14: Tersudutkan
15 Bab 15: Pertempuran Terakhir
16 Bab 16: Pelarian Terakhir
17 Bab 17: Keputusan di Ambang Kematian
18 Bab 18: Titik Balik
19 Bab 19: Perangkap Terakhir
20 Bab 20: Permainan yang Lebih Besar
21 Bab 21: Langkah Terakhir
22 Bab 22: Jalan Tanpa Kembali
23 Bab 23: Jebakan Tak Terduga
24 Bab 24: Titik Balik
25 Bab 25: Perang Terakhir
26 Bab 26: Waktu yang Terbatas
27 Bab 27: Lari dari Kematian
28 Bab 28: Kejaran di Malam yang Mencekam
29 Bab 29: Perang Dimulai
30 Bab 30: Perang Baru Dimulai
31 Bab 31: Duel di Tengah Kegelapan
32 Bab 32: Strategi Darah dan Dendam
33 Bab 33: Api yang Tak Terpadamkan
34 Bab 34: Kemenangan yang Terlalu Mahal
35 Bab 35: Pelarian dalam Kegelapan
36 Bab 36: Titik Balik
37 Bab 37: Api yang Menyala Kembali
38 Bab 38: Bayangan Baru
39 Bab 39: Jejak di Pegunungan
40 Bab 40: Serangan Ke Gudang Senjata
41 Bab 41: “Nggak Ada Kata Menyerah!”
42 Bab 42: "Permainan Baru Dimulai"
43 Bab 43: "Badai Belum Reda"
44 Bab 44: "Perang Tanpa Ampun"
45 Bab 45: "Perang Tipuan"
46 Bab 46: "Bayangan yang Tak Pernah Pergi"
47 Bab 47: "Jalan Tanpa Kepastian"
48 Bab 48: "Langkah di Antara Bayangan"
49 Bab 49: "Rantai Pengkhianatan"
50 Bab 50: “Darah dan Janji”
51 Bab 51: "Bayang-Bayang Pengkhianatan"
52 Bab 52: "Perang Tanpa Akhir"
53 Bab 53: “Darah dan Api”
54 Bab 54: "Bayangan Baru"
55 Bab 55: "Jejak yang Terhapus"
56 Bab 56: "Pengepungan di Sarang Musuh"
57 Bab 57: Neraka di Langit Malam
58 Bab 58: Duel di Bawah Langit Kelam
59 Bab 59: Darah di Atas Tahta
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Bab 1: Pengkhianatan yang Membekas
2
Bab 2: Perang Dimulai
3
Bab 3: Labirin Pengkhianatan
4
Bab 4: Dalam Cengkeraman Musuh
5
Bab 5: Kebenaran yang Tersembunyi
6
Bab 6: Labirin Kegelapan
7
Bab 7: Jaringan Rahasia
8
Bab 8: Kegelapan yang Menunggu
9
9: Ujian Terakhir
10
Bab 10: Masuk ke Perang
11
Bab 11: Perang yang Tak Terelakkan
12
Bab 12: Kejaran Tak Terhindarkan
13
Bab 13: Pencarian yang Mematikan
14
Bab 14: Tersudutkan
15
Bab 15: Pertempuran Terakhir
16
Bab 16: Pelarian Terakhir
17
Bab 17: Keputusan di Ambang Kematian
18
Bab 18: Titik Balik
19
Bab 19: Perangkap Terakhir
20
Bab 20: Permainan yang Lebih Besar
21
Bab 21: Langkah Terakhir
22
Bab 22: Jalan Tanpa Kembali
23
Bab 23: Jebakan Tak Terduga
24
Bab 24: Titik Balik
25
Bab 25: Perang Terakhir
26
Bab 26: Waktu yang Terbatas
27
Bab 27: Lari dari Kematian
28
Bab 28: Kejaran di Malam yang Mencekam
29
Bab 29: Perang Dimulai
30
Bab 30: Perang Baru Dimulai
31
Bab 31: Duel di Tengah Kegelapan
32
Bab 32: Strategi Darah dan Dendam
33
Bab 33: Api yang Tak Terpadamkan
34
Bab 34: Kemenangan yang Terlalu Mahal
35
Bab 35: Pelarian dalam Kegelapan
36
Bab 36: Titik Balik
37
Bab 37: Api yang Menyala Kembali
38
Bab 38: Bayangan Baru
39
Bab 39: Jejak di Pegunungan
40
Bab 40: Serangan Ke Gudang Senjata
41
Bab 41: “Nggak Ada Kata Menyerah!”
42
Bab 42: "Permainan Baru Dimulai"
43
Bab 43: "Badai Belum Reda"
44
Bab 44: "Perang Tanpa Ampun"
45
Bab 45: "Perang Tipuan"
46
Bab 46: "Bayangan yang Tak Pernah Pergi"
47
Bab 47: "Jalan Tanpa Kepastian"
48
Bab 48: "Langkah di Antara Bayangan"
49
Bab 49: "Rantai Pengkhianatan"
50
Bab 50: “Darah dan Janji”
51
Bab 51: "Bayang-Bayang Pengkhianatan"
52
Bab 52: "Perang Tanpa Akhir"
53
Bab 53: “Darah dan Api”
54
Bab 54: "Bayangan Baru"
55
Bab 55: "Jejak yang Terhapus"
56
Bab 56: "Pengepungan di Sarang Musuh"
57
Bab 57: Neraka di Langit Malam
58
Bab 58: Duel di Bawah Langit Kelam
59
Bab 59: Darah di Atas Tahta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!