Bab 16: Pelarian Terakhir

Kejaran musuh semakin mendekat. Setiap langkah mereka terasa lebih berat, dan napas mereka semakin terengah-engah. Markas Marco yang besar dan penuh dengan lorong-lorong gelap kini menjadi labirin berbahaya yang siap menelan mereka hidup-hidup. Meski Rina berhasil mengakses data yang mereka butuhkan, pelarian mereka belum aman. Setiap detik terasa seperti pertempuran melawan waktu dan maut.

“Ke kiri!” teriak Quenn saat mereka tiba di persimpangan. Pasukan Marco mengepung mereka dari segala arah. Tembakan terus terdengar, menggema keras di lorong-lorong sempit. Setiap sudut dipenuhi musuh yang siap menghabisi mereka.

Rina, yang memegang tas berisi data penting, berlari di tengah kelompok, sementara Erik dan Vincent menjaga sisi mereka. Quenn berada di depan, memimpin dengan naluri tajamnya. Mereka harus keluar dari markas ini, tidak peduli berapa banyak musuh yang harus mereka hadapi.

"Ayo, lebih cepat!" teriak Quenn dengan suara yang penuh tekanan. "Jika kita tidak keluar dalam lima menit, kita akan terjebak!"

Rina mempercepat langkahnya, wajahnya penuh ketegangan. "Aku sudah mengunduh semuanya, Quenn! Tapi mereka sudah tahu kita menuju ke pintu keluar utama! Kita harus mencari jalan lain!"

"Jangan khawatir," jawab Quenn tegas. "Ada jalur belakang. Aku tahu tempat itu."

Ketegangan semakin meningkat saat mereka berlari melewati lorong-lorong yang semakin sempit. Suara langkah musuh semakin dekat, dan mereka bisa merasakan panasnya keganasan yang siap menghancurkan mereka. Pintu keluar utama sudah terlalu terjaga, dan hanya ada satu jalan keluar yang tersisa.

Di depan mereka, sebuah pintu kecil yang terletak di bagian belakang markas. Quenn tahu itu adalah jalan satu-satunya. Tanpa ragu, dia melangkah cepat menuju pintu itu. "Ini dia, pintu belakang! Semua ke sini!"

Namun, begitu Quenn menekan tombol pintu, sesuatu yang tidak terduga terjadi. Sebuah ledakan besar mengguncang bangunan, dan seluruh lorong di sekitar mereka runtuh. Asap tebal memenuhi udara, mengaburkan penglihatan mereka. Quenn merasa tubuhnya terlempar ke belakang, dan semuanya menjadi gelap sejenak.

Ketika kesadarannya kembali, Quenn terengah-engah, berusaha bangkit di tengah reruntuhan. Asap masih tebal di udara, dan suara tembakan terdengar di kejauhan. Rina, yang berada di sampingnya, terlihat terhuyung-huyung namun selamat. Vincent dan Erik masih berjuang untuk berdiri, terperangkap dalam debu yang menyesakkan.

"Vincent! Erik!" teriak Quenn dengan suara serak, berusaha menghubungi mereka.

"Quenn... kita harus keluar sekarang!" teriak Vincent dari kejauhan, suaranya penuh dengan kekhawatiran. "Pintu belakang... sudah tidak bisa dibuka! Musuh ada di setiap sisi!"

Dengan tangan gemetar, Quenn mencoba berdiri, menarik Rina dan mengarahkannya ke pintu kecil yang masih setengah terbuka. "Kita tidak punya pilihan. Itu satu-satunya jalan keluar yang tersisa!"

Mereka berlari, menghindari reruntuhan dan tembakan yang datang dari segala arah. Tembakan menggema keras, menghancurkan dinding-dinding di sekitar mereka. Ketika Quenn berlari lebih cepat, dia bisa merasakan tubuhnya mulai lelah. Setiap langkah terasa semakin berat, namun dia tahu mereka tidak bisa berhenti. Jika mereka berhenti, mereka akan mati di sini.

“Aku tidak akan membiarkan mereka menang,” kata Quenn dalam hati, mengetap gigi, mengusir rasa takut yang perlahan mencoba menguasai dirinya.

Rina berlari di sampingnya, wajahnya pucat. “Kita tidak bisa terus seperti ini. Kita perlu waktu untuk mundur!”

Vincent dan Erik sudah berada di depan, menembakkan senjata mereka ke arah pasukan Marco yang mengejar. “Cepat! Kita hampir sampai!” teriak Erik, memberi tanda kepada Quenn.

Quenn memimpin timnya ke pintu kecil yang kini sudah hampir tertutup. Sementara itu, tembakan terus datang menghujam ke arah mereka. Quenn merasakan peluru melesat begitu dekat, menyentuh bagian lengan bajunya. Rasa sakit seketika muncul, namun dia terus melangkah. Semua terasa kabur, kecuali satu tujuan—keluar hidup-hidup dan membawa data yang telah mereka ambil.

Begitu mereka mendekati pintu kecil, Vincent yang berada di depan segera menembak kunci pintu yang hampir tertutup. Dengan suara keras, pintu itu terbuka dan tim mereka akhirnya berhasil keluar ke area belakang markas.

Namun, di luar sana, lebih banyak pasukan Marco sudah menunggu, semakin banyak dan semakin terorganisir. Quenn tahu, mereka sudah terkepung. Jalan menuju kebebasan hanya tinggal satu langkah, namun musuh ada di setiap sisi.

“Kita tidak bisa mundur!” teriak Quenn. “Siapkan pertahanan terakhir! Kita harus keluar dari sini, sekarang!”

“Tidak ada waktu untuk mundur,” kata Vincent, matanya yang tajam menatap medan di depan mereka. “Kita harus terus maju.”

Quenn mengangguk, merasakan desiran panas di dalam dadanya. Mereka hanya memiliki satu kesempatan—untuk mengalahkan Marco, atau mati di tangan pasukannya.

Dengan segenap tenaga yang tersisa, mereka berlari maju, menembakkan senjata dengan cepat dan akurat. Quenn memimpin, menyadari bahwa kali ini adalah ujian terakhir mereka. Setiap detik terasa lebih berat. Setiap langkah adalah keputusan hidup mati. Tapi dia tahu satu hal: mereka tidak akan menyerah begitu saja.

Ketegangan mencapai puncaknya ketika pasukan Marco bergerak lebih dekat. Quenn mengangkat tangannya, memberi isyarat untuk menunggu. Semua berhenti, bergerak menyelinap ke belakang dinding besar yang ada di sekitar mereka, menunggu saat yang tepat untuk menyerang.

Tembakan mulai terdengar, semakin keras. Mereka sudah berada dalam jebakan yang mengerikan. Tentu saja, Marco tidak akan membiarkan mereka lolos begitu saja. Namun, Quenn dan timnya tahu satu hal—selama mereka masih hidup, mereka akan berjuang hingga titik darah terakhir.

“Ini saatnya,” kata Quenn pelan, matanya berkilat penuh tekad.

Dengan serentak, mereka menyerang. Tembakan bergema, dan pertempuran yang sudah mengerikan ini semakin memanas. Setiap detik terasa lebih mendebarkan, dengan nyawa yang dipertaruhkan. Tapi mereka tidak bisa mundur.

Pertempuran ini—adalah pertempuran terakhir mereka.

Episodes
1 Bab 1: Pengkhianatan yang Membekas
2 Bab 2: Perang Dimulai
3 Bab 3: Labirin Pengkhianatan
4 Bab 4: Dalam Cengkeraman Musuh
5 Bab 5: Kebenaran yang Tersembunyi
6 Bab 6: Labirin Kegelapan
7 Bab 7: Jaringan Rahasia
8 Bab 8: Kegelapan yang Menunggu
9 9: Ujian Terakhir
10 Bab 10: Masuk ke Perang
11 Bab 11: Perang yang Tak Terelakkan
12 Bab 12: Kejaran Tak Terhindarkan
13 Bab 13: Pencarian yang Mematikan
14 Bab 14: Tersudutkan
15 Bab 15: Pertempuran Terakhir
16 Bab 16: Pelarian Terakhir
17 Bab 17: Keputusan di Ambang Kematian
18 Bab 18: Titik Balik
19 Bab 19: Perangkap Terakhir
20 Bab 20: Permainan yang Lebih Besar
21 Bab 21: Langkah Terakhir
22 Bab 22: Jalan Tanpa Kembali
23 Bab 23: Jebakan Tak Terduga
24 Bab 24: Titik Balik
25 Bab 25: Perang Terakhir
26 Bab 26: Waktu yang Terbatas
27 Bab 27: Lari dari Kematian
28 Bab 28: Kejaran di Malam yang Mencekam
29 Bab 29: Perang Dimulai
30 Bab 30: Perang Baru Dimulai
31 Bab 31: Duel di Tengah Kegelapan
32 Bab 32: Strategi Darah dan Dendam
33 Bab 33: Api yang Tak Terpadamkan
34 Bab 34: Kemenangan yang Terlalu Mahal
35 Bab 35: Pelarian dalam Kegelapan
36 Bab 36: Titik Balik
37 Bab 37: Api yang Menyala Kembali
38 Bab 38: Bayangan Baru
39 Bab 39: Jejak di Pegunungan
40 Bab 40: Serangan Ke Gudang Senjata
41 Bab 41: “Nggak Ada Kata Menyerah!”
42 Bab 42: "Permainan Baru Dimulai"
43 Bab 43: "Badai Belum Reda"
44 Bab 44: "Perang Tanpa Ampun"
45 Bab 45: "Perang Tipuan"
46 Bab 46: "Bayangan yang Tak Pernah Pergi"
47 Bab 47: "Jalan Tanpa Kepastian"
48 Bab 48: "Langkah di Antara Bayangan"
49 Bab 49: "Rantai Pengkhianatan"
50 Bab 50: “Darah dan Janji”
51 Bab 51: "Bayang-Bayang Pengkhianatan"
52 Bab 52: "Perang Tanpa Akhir"
53 Bab 53: “Darah dan Api”
54 Bab 54: "Bayangan Baru"
55 Bab 55: "Jejak yang Terhapus"
56 Bab 56: "Pengepungan di Sarang Musuh"
57 Bab 57: Neraka di Langit Malam
58 Bab 58: Duel di Bawah Langit Kelam
59 Bab 59: Darah di Atas Tahta
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Bab 1: Pengkhianatan yang Membekas
2
Bab 2: Perang Dimulai
3
Bab 3: Labirin Pengkhianatan
4
Bab 4: Dalam Cengkeraman Musuh
5
Bab 5: Kebenaran yang Tersembunyi
6
Bab 6: Labirin Kegelapan
7
Bab 7: Jaringan Rahasia
8
Bab 8: Kegelapan yang Menunggu
9
9: Ujian Terakhir
10
Bab 10: Masuk ke Perang
11
Bab 11: Perang yang Tak Terelakkan
12
Bab 12: Kejaran Tak Terhindarkan
13
Bab 13: Pencarian yang Mematikan
14
Bab 14: Tersudutkan
15
Bab 15: Pertempuran Terakhir
16
Bab 16: Pelarian Terakhir
17
Bab 17: Keputusan di Ambang Kematian
18
Bab 18: Titik Balik
19
Bab 19: Perangkap Terakhir
20
Bab 20: Permainan yang Lebih Besar
21
Bab 21: Langkah Terakhir
22
Bab 22: Jalan Tanpa Kembali
23
Bab 23: Jebakan Tak Terduga
24
Bab 24: Titik Balik
25
Bab 25: Perang Terakhir
26
Bab 26: Waktu yang Terbatas
27
Bab 27: Lari dari Kematian
28
Bab 28: Kejaran di Malam yang Mencekam
29
Bab 29: Perang Dimulai
30
Bab 30: Perang Baru Dimulai
31
Bab 31: Duel di Tengah Kegelapan
32
Bab 32: Strategi Darah dan Dendam
33
Bab 33: Api yang Tak Terpadamkan
34
Bab 34: Kemenangan yang Terlalu Mahal
35
Bab 35: Pelarian dalam Kegelapan
36
Bab 36: Titik Balik
37
Bab 37: Api yang Menyala Kembali
38
Bab 38: Bayangan Baru
39
Bab 39: Jejak di Pegunungan
40
Bab 40: Serangan Ke Gudang Senjata
41
Bab 41: “Nggak Ada Kata Menyerah!”
42
Bab 42: "Permainan Baru Dimulai"
43
Bab 43: "Badai Belum Reda"
44
Bab 44: "Perang Tanpa Ampun"
45
Bab 45: "Perang Tipuan"
46
Bab 46: "Bayangan yang Tak Pernah Pergi"
47
Bab 47: "Jalan Tanpa Kepastian"
48
Bab 48: "Langkah di Antara Bayangan"
49
Bab 49: "Rantai Pengkhianatan"
50
Bab 50: “Darah dan Janji”
51
Bab 51: "Bayang-Bayang Pengkhianatan"
52
Bab 52: "Perang Tanpa Akhir"
53
Bab 53: “Darah dan Api”
54
Bab 54: "Bayangan Baru"
55
Bab 55: "Jejak yang Terhapus"
56
Bab 56: "Pengepungan di Sarang Musuh"
57
Bab 57: Neraka di Langit Malam
58
Bab 58: Duel di Bawah Langit Kelam
59
Bab 59: Darah di Atas Tahta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!