9: Ujian Terakhir

Suara deru mesin yang datang dari luar semakin menggetarkan. Quenn bisa merasakan ketegangan yang semakin menekan dada mereka. Jalan keluar sudah semakin sempit. Setiap detik yang berlalu memperburuk keadaan. Di luar sana, mereka tahu bahwa musuh sudah mengepung—tidak hanya para pengawal Marco, tapi juga kekuatan yang jauh lebih besar, yang bisa menghancurkan mereka dalam sekejap.

“Erik, lebih cepat!” teriak Quenn, suaranya penuh desakan, matanya tajam mengamati setiap gerakan di luar.

Erik memacu langkah, meskipun jelas terlihat wajahnya yang mulai diliputi kecemasan. “Kita harus keluar sekarang. Mereka sudah tahu kita ada di sini!”

Rina, di belakang Quenn, sudah siap dengan senjata di tangannya. “Mereka tidak akan memberi kita kesempatan, Quenn. Kita harus bertarung!”

Quenn menoleh ke belakang sejenak, mengatur napas. “Kita tidak punya pilihan lain, Rina. Hanya ada satu jalan—keluar atau mati di sini!”

Saat mereka berlari menuju pintu belakang, derapan kaki terdengar semakin jelas. Pengawal Marco semakin dekat. Quenn bisa mendengar mereka berbicara satu sama lain, menyusun strategi untuk menghadapi mereka. Waktu mereka tinggal sangat sedikit. Jika mereka tertangkap, ini akan menjadi akhir bagi semuanya.

“Tembak mereka!” teriak Erik, tak memberikan ampun. Dia menembak satu pengawal yang muncul di depan pintu, langsung membuatnya terjatuh.

Namun, lebih banyak lagi yang datang, semakin banyak. Sebuah truk besar tiba-tiba muncul dari balik bayang-bayang rumah, menyekat jalan keluar mereka. Keadaan semakin genting. Quenn merasakan kepanikan mulai mendera, tapi dia menahan diri. Tidak ada waktu untuk takut.

“Pintu belakang, cepat!” seru Quenn dengan suara serak. Mereka harus meloloskan diri dari kepungan ini.

Mereka berlari ke belakang, namun saat Quenn membuka pintu, pandangannya tertumbuk pada sosok yang membuat darahnya membeku. Seseorang berdiri di ujung halaman, mengenakan masker dan jas hitam. Tubuhnya tegap, bergerak dengan ketenangan yang menakutkan—sosok yang tak dikenal, tetapi jelas bukan bagian dari pasukan Marco.

Tembakan pertama melesat ke udara, namun pria itu bergerak lebih cepat. Dengan gerakan yang begitu gesit, dia menyergap pengawal yang mendekat dan menjatuhkannya dengan kekuatan luar biasa. Tidak ada perlawanan. Seperti petir, pria itu menghabisi mereka dalam sekejap. Keheningan mengikuti setelah ledakan tembakan terakhir. Quenn dan timnya terdiam, memperhatikan dengan cemas.

Siapa dia? Kenapa dia ada di sini?

Pria itu menatap Quenn dengan mata tajam yang sulit dibaca, seolah menilai apakah mereka layak untuk dipercayai. Setelah beberapa detik yang terasa seperti jam, dia akhirnya berbicara dengan suara rendah dan tegas.

“Berhenti di sini. Ikuti aku jika kalian ingin hidup.”

Quenn tak bisa mengelak. Mereka sudah dikepung, dan satu-satunya pilihan adalah mengikuti orang misterius ini. “Kau siapa? Apa yang kau inginkan?” tanyanya, suara serak, penuh kecurigaan.

Pria itu tersenyum samar, tetapi senyuman itu tak memberikan ketenangan sedikit pun. “Aku bukan temanmu. Tapi aku bisa membantu kalian keluar dari sini. Tapi tidak untuk lama.”

Rina mengeluarkan senjata, menatap pria itu dengan penuh waspada. “Kami tidak butuh bantuan dari siapa pun, apalagi seseorang yang muncul entah dari mana!”

“Tunggu!” cegah Quenn, menatap pria itu dengan penuh perhatian. “Apa maksudmu dengan ‘tidak untuk lama’? Apa yang kau tahu tentang mereka?”

Pria itu tak segera menjawab. Sebaliknya, dia mengarahkan mereka menuju sebuah mobil yang sudah terparkir di ujung jalan. “Jika kalian ingin bertahan lebih lama, kita harus bergerak. Mereka sudah menandai lokasi ini. Mereka akan datang dengan lebih banyak lagi.”

Rina melirik ke arah Quenn, kebingungannya jelas. Namun, mereka tidak punya pilihan lain. Situasi sudah semakin gawat.

“Mari cepat. Kami tidak punya waktu untuk debat,” ujar Quenn, mengetatkan genggaman pada senjatanya. “Ikuti dia.”

Mereka melangkah dengan hati-hati, dan begitu mereka masuk ke dalam mobil, pria misterius itu segera menyalakan mesin, mobil meluncur cepat ke jalan yang gelap. Di belakang mereka, suara kendaraan yang mendekat makin jelas. Musuh tak akan memberi mereka waktu. Sementara itu, di dalam mobil, udara terasa semakin berat.

Pria itu akhirnya membuka mulutnya, meskipun suaranya terdengar rendah dan tegas. “Mereka tahu lebih banyak daripada yang kalian kira. Marco hanya pion dalam permainan besar ini. Ada kekuatan yang lebih besar yang mengendalikan semuanya.”

Quenn merasa darahnya berhenti sejenak. "Kekuatan lebih besar? Maksudmu siapa?" tanyanya, suara terdengar menggema di telinganya. Ketegangan semakin meningkat.

Pria itu tidak menjawab langsung. “Kalian harus menghancurkan sumbernya. Jika tidak, kalian akan selalu menjadi bagian dari permainan mereka.”

“Dan kau tahu itu?” tanya Quenn, mencoba memahami maksudnya.

“Karena saya pernah menjadi bagian dari mereka,” jawab pria itu dengan ketegasan yang menggetarkan. “Tapi saya keluar, dan sekarang saya tahu bagaimana mereka bekerja.”

Quenn merasa seolah ada sesuatu yang menggelitik dalam pikirannya. “Jadi, kau tahu cara untuk menghentikan mereka? Apa yang harus kita lakukan?”

Pria itu menatap jalan di depannya dengan tajam. “Kalian akan ke tempat yang sangat berbahaya. Jika kalian salah langkah, tidak ada yang akan selamat. Tapi jika kalian berhasil, kalian akan mendapatkan informasi yang bisa meruntuhkan kekuatan mereka.”

Rina dan Erik saling berpandangan, merasakan ketegangan yang semakin memuncak. Tidak ada tempat aman. Mereka sedang bergerak menuju wilayah yang lebih gelap, yang bahkan lebih berbahaya daripada yang mereka bayangkan. Namun, Quenn tidak punya pilihan selain melangkah ke depan, meski tak tahu apa yang menunggu di sana.

Tiba-tiba, suara radio mobil itu berbunyi. Suara seorang pria terdengar terburu-buru, “Target ditemukan. Semua unit siaga. Jangan biarkan mereka lolos.”

Pria misterius itu tersenyum tipis, ekspresinya tetap dingin. “Kalian sudah masuk ke dalam permainan yang lebih besar. Sekarang, semuanya tergantung pada keputusan kalian.”

Mobil itu melaju lebih cepat, menembus malam yang gelap. Di luar sana, perang besar sedang menunggu, dan tak ada jaminan siapa yang akan keluar sebagai pemenang. Quenn merasa tekadnya semakin kuat, tetapi juga semakin sadar bahwa jalan ini akan membawa mereka ke ujian terakhir—sebuah ujian yang bisa menghancurkan mereka atau membawa mereka pada kemenangan yang tak terbayangkan.

Episodes
1 Bab 1: Pengkhianatan yang Membekas
2 Bab 2: Perang Dimulai
3 Bab 3: Labirin Pengkhianatan
4 Bab 4: Dalam Cengkeraman Musuh
5 Bab 5: Kebenaran yang Tersembunyi
6 Bab 6: Labirin Kegelapan
7 Bab 7: Jaringan Rahasia
8 Bab 8: Kegelapan yang Menunggu
9 9: Ujian Terakhir
10 Bab 10: Masuk ke Perang
11 Bab 11: Perang yang Tak Terelakkan
12 Bab 12: Kejaran Tak Terhindarkan
13 Bab 13: Pencarian yang Mematikan
14 Bab 14: Tersudutkan
15 Bab 15: Pertempuran Terakhir
16 Bab 16: Pelarian Terakhir
17 Bab 17: Keputusan di Ambang Kematian
18 Bab 18: Titik Balik
19 Bab 19: Perangkap Terakhir
20 Bab 20: Permainan yang Lebih Besar
21 Bab 21: Langkah Terakhir
22 Bab 22: Jalan Tanpa Kembali
23 Bab 23: Jebakan Tak Terduga
24 Bab 24: Titik Balik
25 Bab 25: Perang Terakhir
26 Bab 26: Waktu yang Terbatas
27 Bab 27: Lari dari Kematian
28 Bab 28: Kejaran di Malam yang Mencekam
29 Bab 29: Perang Dimulai
30 Bab 30: Perang Baru Dimulai
31 Bab 31: Duel di Tengah Kegelapan
32 Bab 32: Strategi Darah dan Dendam
33 Bab 33: Api yang Tak Terpadamkan
34 Bab 34: Kemenangan yang Terlalu Mahal
35 Bab 35: Pelarian dalam Kegelapan
36 Bab 36: Titik Balik
37 Bab 37: Api yang Menyala Kembali
38 Bab 38: Bayangan Baru
39 Bab 39: Jejak di Pegunungan
40 Bab 40: Serangan Ke Gudang Senjata
41 Bab 41: “Nggak Ada Kata Menyerah!”
42 Bab 42: "Permainan Baru Dimulai"
43 Bab 43: "Badai Belum Reda"
44 Bab 44: "Perang Tanpa Ampun"
45 Bab 45: "Perang Tipuan"
46 Bab 46: "Bayangan yang Tak Pernah Pergi"
47 Bab 47: "Jalan Tanpa Kepastian"
48 Bab 48: "Langkah di Antara Bayangan"
49 Bab 49: "Rantai Pengkhianatan"
50 Bab 50: “Darah dan Janji”
51 Bab 51: "Bayang-Bayang Pengkhianatan"
52 Bab 52: "Perang Tanpa Akhir"
53 Bab 53: “Darah dan Api”
54 Bab 54: "Bayangan Baru"
55 Bab 55: "Jejak yang Terhapus"
56 Bab 56: "Pengepungan di Sarang Musuh"
57 Bab 57: Neraka di Langit Malam
58 Bab 58: Duel di Bawah Langit Kelam
59 Bab 59: Darah di Atas Tahta
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Bab 1: Pengkhianatan yang Membekas
2
Bab 2: Perang Dimulai
3
Bab 3: Labirin Pengkhianatan
4
Bab 4: Dalam Cengkeraman Musuh
5
Bab 5: Kebenaran yang Tersembunyi
6
Bab 6: Labirin Kegelapan
7
Bab 7: Jaringan Rahasia
8
Bab 8: Kegelapan yang Menunggu
9
9: Ujian Terakhir
10
Bab 10: Masuk ke Perang
11
Bab 11: Perang yang Tak Terelakkan
12
Bab 12: Kejaran Tak Terhindarkan
13
Bab 13: Pencarian yang Mematikan
14
Bab 14: Tersudutkan
15
Bab 15: Pertempuran Terakhir
16
Bab 16: Pelarian Terakhir
17
Bab 17: Keputusan di Ambang Kematian
18
Bab 18: Titik Balik
19
Bab 19: Perangkap Terakhir
20
Bab 20: Permainan yang Lebih Besar
21
Bab 21: Langkah Terakhir
22
Bab 22: Jalan Tanpa Kembali
23
Bab 23: Jebakan Tak Terduga
24
Bab 24: Titik Balik
25
Bab 25: Perang Terakhir
26
Bab 26: Waktu yang Terbatas
27
Bab 27: Lari dari Kematian
28
Bab 28: Kejaran di Malam yang Mencekam
29
Bab 29: Perang Dimulai
30
Bab 30: Perang Baru Dimulai
31
Bab 31: Duel di Tengah Kegelapan
32
Bab 32: Strategi Darah dan Dendam
33
Bab 33: Api yang Tak Terpadamkan
34
Bab 34: Kemenangan yang Terlalu Mahal
35
Bab 35: Pelarian dalam Kegelapan
36
Bab 36: Titik Balik
37
Bab 37: Api yang Menyala Kembali
38
Bab 38: Bayangan Baru
39
Bab 39: Jejak di Pegunungan
40
Bab 40: Serangan Ke Gudang Senjata
41
Bab 41: “Nggak Ada Kata Menyerah!”
42
Bab 42: "Permainan Baru Dimulai"
43
Bab 43: "Badai Belum Reda"
44
Bab 44: "Perang Tanpa Ampun"
45
Bab 45: "Perang Tipuan"
46
Bab 46: "Bayangan yang Tak Pernah Pergi"
47
Bab 47: "Jalan Tanpa Kepastian"
48
Bab 48: "Langkah di Antara Bayangan"
49
Bab 49: "Rantai Pengkhianatan"
50
Bab 50: “Darah dan Janji”
51
Bab 51: "Bayang-Bayang Pengkhianatan"
52
Bab 52: "Perang Tanpa Akhir"
53
Bab 53: “Darah dan Api”
54
Bab 54: "Bayangan Baru"
55
Bab 55: "Jejak yang Terhapus"
56
Bab 56: "Pengepungan di Sarang Musuh"
57
Bab 57: Neraka di Langit Malam
58
Bab 58: Duel di Bawah Langit Kelam
59
Bab 59: Darah di Atas Tahta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!