Bab 5: Kebenaran yang Tersembunyi

Setelah pertempuran sengit yang hampir merenggut nyawa mereka, Quenn berdiri di tengah ruangan, napasnya terengah-engah. Di sekelilingnya, udara masih dipenuhi asap dan bau mesiu, sementara anggota gengnya yang terluka berusaha bangkit kembali. Mereka telah mengalahkan pasukan Marco, tetapi itu hanyalah bagian dari permainan yang jauh lebih besar. Di depan Quenn, tubuh pria besar yang sempat dia kalahkan tergeletak tak bergerak, sementara Marco sudah tidak tampak lagi.

"Erik!" Quenn berteriak. "Cari Marco, dia pasti masih ada di sekitar sini!"

Erik mengangguk dan segera berlari menuju pintu belakang, mengikuti jejak yang ditinggalkan oleh Marco. Sementara itu, Quenn berbalik dan memeriksa sekeliling. Para pengikutnya yang masih selamat mulai mengumpulkan senjata dan peralatan yang tertinggal. Wajah-wajah mereka yang penuh darah dan peluh menunjukkan betapa kerasnya pertempuran yang baru saja mereka jalani.

Rina, yang sedang memeriksa kondisi komunikasi, mendekati Quenn. "Semua jalur komunikasi sudah kembali terkendali. Tapi kita masih belum tahu siapa yang benar-benar ada di balik ini semua."

Quenn menatap Rina dengan mata tajam. "Aku tahu, Rina. Itu yang membuatku semakin curiga. Mereka bukan hanya kelompok biasa. Ini jauh lebih dalam dari sekedar perebutan kekuasaan antara geng."

Rina mengangguk, menyadari betapa berbahayanya situasi yang mereka hadapi. "Apa rencanamu selanjutnya?"

Quenn menghela napas, matanya berkelana ke ruangan yang penuh dengan puing dan kehancuran. “Aku harus menemukan Marco. Dia tahu sesuatu yang kita tidak tahu. Sesuatu yang akan mengubah segalanya.”

Namun, beberapa detik kemudian, langkah kaki berat terdengar dari koridor yang gelap. Quenn segera mengangkat senjatanya, siap menghadapi ancaman lain. Tetapi yang muncul dari balik pintu bukanlah pasukan musuh, melainkan Erik yang berjalan perlahan, wajahnya serius.

“Dia menghilang,” kata Erik dengan nada tegang. "Marco, dia… sudah tidak ada di sini."

Quenn mendekat, matanya menyempit. “Apa maksudmu menghilang? Apakah dia kabur?”

Erik menggelengkan kepala. “Bukan kabur. Sepertinya dia meninggalkan pesan untuk kita. Di ruang bawah tanah.”

“Ruang bawah tanah?” Quenn bertanya, matanya tajam. "Ayo, kita ke sana sekarang."

Mereka berjalan cepat menuju ruang bawah tanah gedung tersebut, melalui lorong yang gelap dan sempit. Suasana semakin mencekam saat mereka mendekati pintu besi besar yang terkunci rapat. Quenn memeriksa pintu itu dengan hati-hati, lalu mengeluarkan alat pemotong dari sakunya untuk membuka kunci.

Begitu pintu terbuka, mereka dihadapkan pada sebuah ruangan besar yang dipenuhi dengan berbagai peralatan canggih, termasuk layar-layar monitor yang menampilkan berbagai data dan peta yang tidak familiar. Di atas meja, sebuah surat terbuka tergeletak, tertulis dengan tangan yang rapi.

Quenn mengambil surat itu dengan cepat dan membacanya. Wajahnya semakin tegang seiring ia membaca setiap kata yang tertulis.

"Quenn, jika kau membaca ini, maka itu berarti kita telah sampai pada titik yang tidak bisa kembali. Selama ini, aku hanya alat di tangan mereka. Mereka yang benar-benar mengendalikan semuanya, bahkan aku tak bisa menghindar. Apa yang kau lakukan hanya menggaruk permukaan. Jika kau ingin tahu lebih banyak, pergilah ke tempat yang kutandai. Di sana, kebenaran akan terungkap."

Quenn melemparkan surat itu ke meja dengan marah. “Sial, dia sudah tahu semuanya, tapi dia memilih untuk kabur sebelum memberitahuku yang sebenarnya!”

Erik mendekat, memeriksa surat itu dengan seksama. “Jadi, siapa yang sebenarnya mengendalikan semuanya? Apa yang Marco sembunyikan?”

Rina, yang telah mengikuti dari belakang, menyela. “Lihat peta ini, Quenn. Ada tempat yang ditandai di sini. Ini bukan lokasi biasa. Tempat ini… seperti markas rahasia.”

Quenn melihat ke layar monitor dan mengikuti garis yang ditunjukkan di peta. Lokasi itu terletak jauh di luar kota, di daerah yang sangat terpencil. Hati Quenn berdegup kencang, instingnya berkata bahwa inilah tempat yang selama ini dicari-cari.

"Ini bukan hanya masalah geng atau mafia lagi," kata Quenn dengan suara rendah. “Ini tentang kekuasaan yang lebih besar. Aku harus ke sana. Semua ini akan berakhir malam ini.”

Namun, sebelum mereka bisa melangkah lebih jauh, suara langkah kaki kembali terdengar dari lorong. Kali ini, langkah itu terdengar lebih banyak, dan lebih berat. Quenn menyadari bahwa mereka tidak lagi sendirian di sini. Musuh-musuh baru, atau mungkin sekutu-sekutu lama, sedang mendekat.

“Siapkan diri kalian,” ujar Quenn dengan suara tegas. “Ini belum selesai.”

Seiring mereka bersiap-siap untuk pertempuran selanjutnya, Quenn merasa ketegangan meningkat. Sesuatu yang besar sedang bergerak di balik bayang-bayang, dan semua yang mereka lakukan sekarang hanyalah bagian dari teka-teki yang lebih besar. Dengan setiap langkah, mereka semakin mendekati kebenaran yang bisa mengubah segalanya. Tapi juga, semakin dekat dengan bahaya yang tak terelakkan.

Di luar gedung, langit mulai gelap, menandakan bahwa malam semakin dalam. Quenn tahu, dalam dunia yang penuh dengan pengkhianatan dan rahasia, kebenaran bukanlah sesuatu yang bisa ditemukan dengan mudah. Tapi malam ini, ia akan berusaha. Tidak ada jalan mundur. Semua yang terungkap, akan membawa mereka lebih jauh ke dalam cengkeraman musuh yang lebih kuat dari yang mereka bayangkan.

Dan saat itu, mereka akan tahu apa yang sebenarnya tersembunyi di balik layar permainan ini.

Episodes
1 Bab 1: Pengkhianatan yang Membekas
2 Bab 2: Perang Dimulai
3 Bab 3: Labirin Pengkhianatan
4 Bab 4: Dalam Cengkeraman Musuh
5 Bab 5: Kebenaran yang Tersembunyi
6 Bab 6: Labirin Kegelapan
7 Bab 7: Jaringan Rahasia
8 Bab 8: Kegelapan yang Menunggu
9 9: Ujian Terakhir
10 Bab 10: Masuk ke Perang
11 Bab 11: Perang yang Tak Terelakkan
12 Bab 12: Kejaran Tak Terhindarkan
13 Bab 13: Pencarian yang Mematikan
14 Bab 14: Tersudutkan
15 Bab 15: Pertempuran Terakhir
16 Bab 16: Pelarian Terakhir
17 Bab 17: Keputusan di Ambang Kematian
18 Bab 18: Titik Balik
19 Bab 19: Perangkap Terakhir
20 Bab 20: Permainan yang Lebih Besar
21 Bab 21: Langkah Terakhir
22 Bab 22: Jalan Tanpa Kembali
23 Bab 23: Jebakan Tak Terduga
24 Bab 24: Titik Balik
25 Bab 25: Perang Terakhir
26 Bab 26: Waktu yang Terbatas
27 Bab 27: Lari dari Kematian
28 Bab 28: Kejaran di Malam yang Mencekam
29 Bab 29: Perang Dimulai
30 Bab 30: Perang Baru Dimulai
31 Bab 31: Duel di Tengah Kegelapan
32 Bab 32: Strategi Darah dan Dendam
33 Bab 33: Api yang Tak Terpadamkan
34 Bab 34: Kemenangan yang Terlalu Mahal
35 Bab 35: Pelarian dalam Kegelapan
36 Bab 36: Titik Balik
37 Bab 37: Api yang Menyala Kembali
38 Bab 38: Bayangan Baru
39 Bab 39: Jejak di Pegunungan
40 Bab 40: Serangan Ke Gudang Senjata
41 Bab 41: “Nggak Ada Kata Menyerah!”
42 Bab 42: "Permainan Baru Dimulai"
43 Bab 43: "Badai Belum Reda"
44 Bab 44: "Perang Tanpa Ampun"
45 Bab 45: "Perang Tipuan"
46 Bab 46: "Bayangan yang Tak Pernah Pergi"
47 Bab 47: "Jalan Tanpa Kepastian"
48 Bab 48: "Langkah di Antara Bayangan"
49 Bab 49: "Rantai Pengkhianatan"
50 Bab 50: “Darah dan Janji”
51 Bab 51: "Bayang-Bayang Pengkhianatan"
52 Bab 52: "Perang Tanpa Akhir"
53 Bab 53: “Darah dan Api”
54 Bab 54: "Bayangan Baru"
55 Bab 55: "Jejak yang Terhapus"
56 Bab 56: "Pengepungan di Sarang Musuh"
57 Bab 57: Neraka di Langit Malam
58 Bab 58: Duel di Bawah Langit Kelam
59 Bab 59: Darah di Atas Tahta
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Bab 1: Pengkhianatan yang Membekas
2
Bab 2: Perang Dimulai
3
Bab 3: Labirin Pengkhianatan
4
Bab 4: Dalam Cengkeraman Musuh
5
Bab 5: Kebenaran yang Tersembunyi
6
Bab 6: Labirin Kegelapan
7
Bab 7: Jaringan Rahasia
8
Bab 8: Kegelapan yang Menunggu
9
9: Ujian Terakhir
10
Bab 10: Masuk ke Perang
11
Bab 11: Perang yang Tak Terelakkan
12
Bab 12: Kejaran Tak Terhindarkan
13
Bab 13: Pencarian yang Mematikan
14
Bab 14: Tersudutkan
15
Bab 15: Pertempuran Terakhir
16
Bab 16: Pelarian Terakhir
17
Bab 17: Keputusan di Ambang Kematian
18
Bab 18: Titik Balik
19
Bab 19: Perangkap Terakhir
20
Bab 20: Permainan yang Lebih Besar
21
Bab 21: Langkah Terakhir
22
Bab 22: Jalan Tanpa Kembali
23
Bab 23: Jebakan Tak Terduga
24
Bab 24: Titik Balik
25
Bab 25: Perang Terakhir
26
Bab 26: Waktu yang Terbatas
27
Bab 27: Lari dari Kematian
28
Bab 28: Kejaran di Malam yang Mencekam
29
Bab 29: Perang Dimulai
30
Bab 30: Perang Baru Dimulai
31
Bab 31: Duel di Tengah Kegelapan
32
Bab 32: Strategi Darah dan Dendam
33
Bab 33: Api yang Tak Terpadamkan
34
Bab 34: Kemenangan yang Terlalu Mahal
35
Bab 35: Pelarian dalam Kegelapan
36
Bab 36: Titik Balik
37
Bab 37: Api yang Menyala Kembali
38
Bab 38: Bayangan Baru
39
Bab 39: Jejak di Pegunungan
40
Bab 40: Serangan Ke Gudang Senjata
41
Bab 41: “Nggak Ada Kata Menyerah!”
42
Bab 42: "Permainan Baru Dimulai"
43
Bab 43: "Badai Belum Reda"
44
Bab 44: "Perang Tanpa Ampun"
45
Bab 45: "Perang Tipuan"
46
Bab 46: "Bayangan yang Tak Pernah Pergi"
47
Bab 47: "Jalan Tanpa Kepastian"
48
Bab 48: "Langkah di Antara Bayangan"
49
Bab 49: "Rantai Pengkhianatan"
50
Bab 50: “Darah dan Janji”
51
Bab 51: "Bayang-Bayang Pengkhianatan"
52
Bab 52: "Perang Tanpa Akhir"
53
Bab 53: “Darah dan Api”
54
Bab 54: "Bayangan Baru"
55
Bab 55: "Jejak yang Terhapus"
56
Bab 56: "Pengepungan di Sarang Musuh"
57
Bab 57: Neraka di Langit Malam
58
Bab 58: Duel di Bawah Langit Kelam
59
Bab 59: Darah di Atas Tahta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!