Kenangan Pahit

Matahari mulai merangkak naik menyusuri garis edar. Pendar-pendar hangat disertai kilau cahaya surya telah menciumi ceruk bumi. Menampakkan wajah gedung-gedung pencakar langit dengan segala kemolekan dan keangkuhannya. Seakan saling berlomba memamerkan kekokohan dan kekuasaan pemiliknya.

Jonathan Li berdiri di balik jendela kamar sebuah hotel. Pandangannya beredar menapaki sebuah sisi kota yang membentang di depannya. Dari kamar di lantai 15 yang dia tempati, mobil-mobil tampak bagai mainan yang berjajar di jalanan. Dia memicingkan mata, mencoba melihat detail dari benda yang tertangkap retina matanya.

Sayangnya, yang kini tampak bukan lagi barisan mobil yang mengular di jalanan. Dalam benaknya kini tersaji kejadian tadi malam. Mobilnya telah menabrak seorang gadis. Dia terperangah ketika melihat wajah gadis yang menjadi korbannya. Sebuah wajah yang tidak asing. Wajah yang mirip dengan Wen Xia. Tunangannya yang telah meninggal.

Tangan Jonathan mengepal erat seolah mengumpulkan amarahnya dalam genggaman tangan. Entah apa yang dia lihat. Tatapan dinginnya menukik bagai elang mengincar mangsa. Dadanya terasa sesak dengan tiba-tiba. Sesaat dia telah kehilangan kendali dirinya. Terlempar pada jantung waktu yang menyakitkan 5 tahun lalu.

Jonathan berjalan mendekati sebuah tempat tidur besar yang mewah. Dia menghempaskan tubuhnya sendiri dengan kasar. Ada kesal yang dia lontarkan. Entah pada siapa luapan emosi itu harus dia lampiaskan.

Dipandanginya langit-langit kamar dengan malas. Dia ingin tidur, tubuhnya lelah, tetapi matanya enggan terpejam. Bayang-bayang Wen Xia kembali menyapanya. Menuntunnya untuk membongkar kenangan lama yang paling menyakitkan. Dirinya gagal melindungi orang yang paling dia cintai.

Ketika itu, dia baru saja kembali dari perjalanan bisnis di luar kota. Setibanya di apartemen, dia berharap bisa melihat senyum gadis yang telah dia rindukan. Sayangnya, harapannya kandas. Apartemen Wen Xia berantakan bekas diobrak-abrik orang. Dia memeriksa ke semua ruangan tapi tak ada tanda-tanda keberadaan Wen Xia.

Jonathan Li mengamuk membabi buta. Dia mengerahkan semua anak buahnya untuk menemukan keberadaan Wen Xia. Usahanya tak membuahkan hasil. Sampai seorang musuh lamanya menghubungi. Memberi tahu Jonathan bahwa Wen Xia berada di tangannya.

"Datanglah sendirian ke gudang kosong di pinggir kota! Jangan berani macam-macam atau nyawa kekasihmu melayang!" ancam Eric Yen.

Tanpa berpikir panjang, Jonathan langsung bergegas menuju tempat yang telah disebutkan oleh musuh bebuyutannya. Dia tampak datang sendirian. Tetapi sebenarnya anak buahnya telah bersiaga meski dari jarak yang cukup terjaga darinya.

"Lepaskan dia, targetmu adalah diriku!" ucap Jonathan begitu melihat Wen Xia terikat di sebuah tiang gudang.

"Melepaskannya itu mudah, asal kau menuruti semua permintaanku," seringai Eric.

"Katakan apa yang kau inginkan?"

"Hahaha ... rupanya seorang Jonathan Li benar-benar telah jatuh cinta pada gadis kecil ini." Erik membelai wajah Wen Xia dengan sebilah pisau kecil.

"Cepat katakan, apa yang kau inginkan!" Jonathan semakin tidak sabar.

"Baiklah, jika kau memaksa maka aku tidak akan berani mengulur waktu lagi. Aku hanya memiliki dua keringanan. Keinginan pertamaku adalah ... serahkan semua saham dan daerah kekuasaanmu padaku!" Eric tersenyum licik.

"Kau hanya perlu menandatangani berkas-berkas yang telah aku siapkan ini ...." Eric menunjukkan berkas-berkas yang ada di atas meja di tengah ruangan.

"Lalu, permintaan keduamu?"

"Hahahaha .... Tuan Li, Anda sungguh orang yang tidak sabaran." Eric menyeringai. "Permintaan keduaku, berjalanlah ke sini seperti anjing, lalu memohonlah padaku dengan benar! Maka aku akan melepaskan gadis kecil ini," lanjut Eric disertai tatapan menghunus kepada Jonathan.

Jonathan mengepalkan kedua tangannya di samping badan. Dia membalas tatapan Eric dengan nyalang. Kemarahannya mulai naik ke ubun-ubun. Siap meletup tetapi masih ia tahan tatkala melihat Wen Xia yang masih terikat di tiang.

Perlahan Jonathan menjatuhkan dirinya. Berlutut dengan pandangan tertunduk. Dia terdiam untuk beberapa saat.

"Merangkaklah kemari seperti anjing dan memohonlah untuk kebebasan kekasihmu ini ... hahaha ..." tawa Eric pecah.

"Tidak! Nathan, jangan .... Aku mohon jangan lakukan itu ...." Wen Xia histeris dan tak kuasa membendung air mata. Hatinya perih melihat kekasihnya menjatuhkan harga diri. Dia seorang Jonathan Li. Orang terbiasa memberi salam hormat padanya. Tapi Eric menjatuhkannya pada titik nadir dari dirinya.

"Diam kau, jal*ng!" Eric mencengkram wajah Wen Xia.

"Singkirkan tangan kotormu dari dirinya!" bentak Jonathan.

"Kau berani membentakku? Kau harus tahu kedudukanmu saat ini!" Eric menjadi beringas. Dia menggoreskan pisau kecilnya pada wajah Wen Xia.

Darah mulai mengucur. Air mata Wen Xia semakin deras mengalir. Jonathan kehilangan kendali. Dia langsung berlari dan memukul Eric. Eric semakin brutal. Perkelahian tak dapat terelakkan. Anak buah Eric membantu menangkap Jonathan. Jonathan tak dapat berkutik. Eric memukulinya hingga babak belur.

Wen Xia berteriak histeris meronta-ronta melihat kondisi Jonathan. Teriakan dan tangisan Wen Xia tidak membuat Eric berbelas kasih. Dia malah semakin kalap dan mengambil pistolnya. Eric langsung mengarahkannya pada Wen Xia dan menarik pemantiknya.

Sebuah tembakan yang tepat sasaran. Peluru menembus dada Wen Xia. Membuatnya membeku menahan nyeri. Pandangannya terpusat pada Jonathan. Ada banyak makna dari binar mata sayu Wen Xia kala itu.

"Tiiidaaaakkkk!" Jonathan berteriak sekeras yang dia bisa.

Pada saat yang sama, anak buah Jonathan berhasil menerobos penjagaan dari anak buah Eric. Dengan cepat mereka bergerak menyelamatkan Jonathan Li dan menghabisi musuh-musuhnya. Singkat cerita Eric terdesak dan hendak kabur. Tapi Jonathan menghentikan langkahnya dengan tembakan bertubi-tubi.

Eric jatuh di lantai bersimbah darah. Dia mati dengan mengenaskan. Matanya melotot menatap Jonathan. Jonathan mendekati tubuh tanpa nyawa milik Eric, menginjak, dan meludahinya.

"Membusklah kau di neraka!" umpat Jonathan.

"Nathan ..." suara lirih Wen Xia tertangkap telinga Jonathan. Membuatnya kembali tersadar bahwa dia harus segera menyelamatkan Wen Xia.

Jonathan berlari dan dengan cepat melepaskan ikatan Wen Xia. "Tenanglah, aku akan membawaku ke rumah sakit. Tidak akan terjadi apa-apa padamu."

"Tidak, sayang .... Dengarkan ... aku," suara Wen Xia semakin lirih dan nafasnya tersengal.

"Diamlah, jangan banyak bicara ... aku akan menyelamatkanmu ...." Jonathan semakin panik.

"Nathan, aku mencintaimu ..." ucap Wen Xia sambil tersenyum. Perlahan matanya tertutup. Tubuhnya kehilangan daya. Napasnya tak lagi ada.

.

"Wen Xia ... Wen Xia ... buka matamu! Wen Xia ... aku juga mencintaimu, aku sangat mencintaimu. Buka matamu, bangunlah ..." Jonathan berusaha membangunkan Wen Xia. Dia mengoncang-goncangkan tubuh Wen Xia. Tetapi usahanya tentu sia-sia. Wen Xia telah meregang nyawa.

Jonathan Li hanya bisa memeluk tubuh Wen Xia yang semakin dingin. Air matanya menitih tak terkendali. Rasanya langit telah runtuh menghimpit dirinya. Membuatnya sesak dan kalah.

Sejak saat itu, Jonathan selalu menyalahkan dirinya sendiri atas kematian Wen Xia. Dia larut dalam keterpurukan. Banyak pengandaian yang dia sesalkan. Dalam benaknya, kematian Wen Xia adalah kegagalan dan kecerobohannya. Ceroboh karena tidak menyuruh anak buahnya menjaga Wen Xia saat dia tidak ada. Kegagalan yang telak karena ketidakmampuan menyelamatkan Wen Xia.

Kematian Wen Xia juga menjadikan Jonathan Li semakin dingin dan kejam. Dia tidak lagi berperasaan. Dia akan menghancurkan siapapun yang menyinggungnya. Sementara itu, untuk mengenang Wen Xia, dia meminta seorang pematung untuk memahat patung Wen Xia di rumahnya. Sebuah patung yang sangat mirip dengan Wen Xia. Jonathan sering berbicara dengan patung itu disaat kesepian menikamnya.

Jika aku seorang Pygmalion, suatu saat nanti aku pasti bisa menghidupkanmu!

Begitulah kalimat yang sering diucapkan Jonathan Li di depan patung Wen Xia. Dia seperti orang gila yang bicara pada benda mati sambil meneguk minuman keras hingga mabuk tak sadarkan diri.

Terpopuler

Comments

dewi syah

dewi syah

seperti nonton film seru

2021-07-10

0

Mega

Mega

membayangkan andilau😂😂

2021-01-08

0

Es krim coklat~

Es krim coklat~

Aku terbawa emosi thor😌

2020-12-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!