A Lovely Daughter in Law (1)

Perjalanan selama satu jam menuju kediaman keluarga Cho terasa cukup lama bagi Riin. Sepanjang jalan, ia terus berusaha menenangkan dirinya. Namun, rasa gugup itu tak kunjung hilang, bahkan semakin menguat saat mobil memasuki area perumahan mewah di pinggiran kota Seoul. Jalanan di lingkungan itu dihiasi pohon-pohon sakura yang daunnya mulai berguguran, menandakan awal musim semi. Udara dingin berembus, tapi sinar matahari yang lembut membuat suasana terasa hangat dan menenangkan—setidaknya bagi sebagian orang, bukan Riin.

Mobil berhenti di depan sebuah rumah besar bergaya modern dengan sentuhan tradisional khas Korea. Atap genteng berwarna abu-abu gelap melengkapi dinding kayu berwarna hangat, memberikan nuansa elegan dan ramah. Halaman depannya dihiasi taman kecil yang tertata rapi, lengkap dengan kolam ikan mungil di sudutnya.

Riin turun dari mobil, namun langkahnya terhenti. Ia berdiri terpaku, menatap rumah itu dengan campuran perasaan takjub dan cemas. Baginya, rumah itu bukan hanya sekadar bangunan besar, melainkan simbol kehidupan yang sama sekali berbeda dari apa yang selama ini ia jalani. Dalam hatinya, pertanyaan besar bergema: Apakah aku pantas berada di sini?

“Hei, kenapa diam saja?” tegur Jae Hyun yang sedang mengeluarkan barang bawaan dari bagasi. Suaranya terdengar santai, tapi ia sempat melirik sekilas ke arah Riin, menyadari raut gugup yang jelas tergambar di wajah gadis itu.

“Ah, maaf.” Riin tersentak dari lamunannya. Ia buru-buru mengambil dua buket bunga yang sudah ia siapkan tadi, berusaha mengalihkan perasaan canggungnya.

“Ayo masuk.” Jae Hyun melangkah mendahuluinya sambil membawa tas kecil. “Tenang saja. Keluargaku cukup ramah, bahkan pada orang asing.”

“Tentu saja mudah bagimu mengatakan itu,” gumam Riin setengah mengeluh, suaranya lirih tapi masih terdengar oleh Jae Hyun.

Pria itu hanya mengangkat bahunya, tampak acuh. Namun dalam hati, Jae Hyun bisa memahami apa yang Riin rasakan. Ia tahu ini bukan situasi yang mudah, terutama bagi gadis yang tiba-tiba harus berpura-pura menjadi bagian dari keluarganya.

Mereka berhenti di depan pintu utama. Jae Hyun memasukkan pin keamanan dengan gerakan cepat dan mempersilakan Riin melangkah lebih dulu. “Silakan,” katanya sambil menahan pintu.

Riin mengangguk kecil dan masuk dengan langkah hati-hati, hampir ragu. Aroma khas kayu dan lilin aromaterapi langsung menyambutnya. Rumah itu terasa hangat dan hidup, namun tetap megah dengan interior yang memadukan elemen modern dan tradisional.

“Wah, akhirnya calon menantuku datang juga!” Sebuah suara ceria membuat Riin hampir melompat. Di hadapannya berdiri seorang wanita paruh baya dengan senyum lebar dan sorot mata penuh antusiasme. Rambutnya ditata rapi, dan ia mengenakan hanbok modern berwarna pastel, membuatnya terlihat anggun namun tetap bersahaja.

“H-ha... halo, Ny. Cho,” ucap Riin dengan suara yang sedikit bergetar. Ia membungkuk sopan. “Salam kenal. Nama saya Riin, senang bertemu dengan Anda.”

Wanita itu tertawa kecil, lalu mendekati Riin dengan langkah ringan. “Sayang, tak perlu bersikap seformal itu padaku. Panggil saja aku Eommonim. Menantu juga akan kuperlakukan seperti anakku sendiri.”

Riin tersenyum meski canggung, namun ada kehangatan dalam cara bicara Ny. Cho yang sedikit mengurangi ketegangannya. “Oh, iya,” katanya sambil menyerahkan salah satu buket bunga. “Ini bunga untuk Eommonim. Semoga suka.”

“Oh ya ampun, kau tidak perlu repot-repot menyiapkan ini,” balas Ny. Cho, menerima bunga itu dengan senyum lebar. “Tapi ini cantik sekali, terima kasih banyak.”

“Dia yang memilih sendiri bunganya untuk Eomma dan hadiah lainnya,” sela Jae Hyun dengan nada santai sambil menaruh tas di lantai. “Dia bahkan menyiapkan bunga untuk Noona saat tahu aku punya kakak perempuan.”

Ny. Cho menatap Riin dengan mata berbinar. “Tentu saja aku bisa melihat kalau dia yang memilihnya. Kau mana pernah menyiapkan hal semanis ini untukku atau kakakmu,” ujarnya sambil mencibir ringan pada Jae Hyun.

“Belum apa-apa, tapi Eomma sudah sangat berpihak padanya,” gerutu Jae Hyun, namun nada suaranya lebih terdengar pasrah daripada kesal.

Riin tertawa kecil melihat interaksi itu, merasa sedikit lebih santai. Dalam hati, ia merasa heran_ternyata ada yang mampu mencairkan dinginnya sikap Jae Hyun.

“Sudah, ayo masuk,” kata Ny. Cho sambil meraih lengan Riin dengan lembut. “Temui yang lainnya. Hari ini spesial, aku sudah menyiapkan hidangan spesial juga.”

Riin tidak bisa menolak. Ia membiarkan Ny. Cho menuntunnya menuju ruang keluarga, sementara Jae Hyun mengikuti mereka dari belakang dengan langkah santai. Namun, ada sebersit kekhawatiran dalam hati Jae Hyun. Ia tahu, interaksi berikutnya dengan seluruh anggota keluarga akan menjadi ujian sesungguhnya, bukan hanya bagi Riin, tapi juga bagi dirinya sendiri.

Riin melangkah masuk ke ruang keluarga. Ruangan itu luas, dengan meja makan panjang yang telah dihiasi lilin dan bunga segar. Di sekelilingnya, beberapa anggota keluarga sudah menunggu. Senyuman mereka hangat, tapi tatapan penuh rasa ingin tahu tak bisa disembunyikan.

Dalam hati, Riin hanya bisa berdoa agar semuanya berjalan lancar. Namun, ia tahu satu hal pasti: pertemuan ini akan menjadi pengalaman yang tidak akan pernah ia lupakan.

***

Riin menarik napas dalam-dalam sebelum melangkah ke ruang keluarga. Ia menyadari semua perhatian tertuju padanya, membuat jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Ruangan itu luas dan hangat, dengan jendela besar yang memungkinkan sinar matahari musim semi masuk dengan lembut. Sebuah meja panjang dengan lilin-lilin kecil di tengahnya menjadi pusat perhatian, sementara sofa besar mengelilingi karpet tradisional Korea di sudut ruangan.

Ny. Cho dengan sigap memperkenalkan anggota keluarga satu per satu. Ada Ah Ra, kakak perempuan Jae Hyun, yang terlihat anggun dengan setelan kasual namun elegan. Ah Ra tersenyum ramah, meski tatapan matanya sedikit jahil, seolah mencoba membaca Riin lebih dalam. Di sisi lain ruangan, ada Tn. Cho—ayah Jae Hyun—dengan aura yang tenang namun karismatik, ditemani menantu lelakinya dan dua anak kembar yang sedang sibuk bermain balok kayu di lantai.

“Ah, ini untukmu, Ah Ra-ssi,” ujar Riin dengan suara sedikit bergetar, menyerahkan buket bunga yang telah ia siapkan. “Semoga kau suka.”

Ah Ra menerima bunga itu dengan mata berbinar. “Terima kasih, Riin. Kau sangat perhatian. Aku sudah mendengar banyak tentangmu, tapi ternyata kau lebih manis daripada yang kuduga.”

Ucapan itu membuat Riin tersipu. “Ah, tidak... ini hanya hal kecil saja.”

Semua orang di ruangan tampak menyambut Riin dengan kehangatan. Bahkan Tn. Cho, yang biasanya terlihat serius dalam foto-foto yang pernah ditunjukkan Jae Hyun, tersenyum hangat padanya. Riin merasa sedikit lebih tenang, meskipun rasa canggung itu belum sepenuhnya hilang.

“Riin~a, nikmati waktumu di rumah ini. Aku permisi sebentar untuk menyiapkan hidangan yang akan kita santap bersama nanti,” ujar Ny. Cho sambil berdiri dari tempat duduknya.

“Biar aku bantu,” kata Riin dengan sigap, mencoba menunjukkan bahwa ia ingin menjadi bagian dari keluarga ini, meski hanya pura-pura.

Namun Ny. Cho menggeleng sambil tersenyum lembut. “Tidak perlu, sayang. Kau tamu di sini, dan ini kunjungan pertamamu. Tidak sopan jika aku mengajakmu mengurusi dapur. Sudahlah, tenang saja di sini, nikmati waktumu bersama Jae Hyun. Atau,” dia menambahkan dengan nada bercanda, “kalian bisa pergi ke kamar agar lebih banyak privasi.”

Riin tersentak mendengar candaan itu, dan pipinya langsung memerah. “A-aku... tidak, tidak perlu,” katanya tergagap, melirik sekilas ke arah Jae Hyun yang hanya mengangkat alisnya dengan ekspresi datar.

“Eomma, berhenti menggodanya,” ujar Jae Hyun sambil menghela napas, namun ada senyum kecil yang tersungging di sudut bibirnya.

“Kenapa? Kalian akan segera menikah, jadi tidak ada salahnya,” jawab Ny. Cho santai sebelum melangkah ke dapur, diikuti Ah Ra yang tampak geli dengan situasi itu.

Sementara itu, Tn. Cho beserta menantu lelakinya membawa si kembar keluar ke halaman untuk bermain, memberikan suasana yang lebih tenang di ruang keluarga. Kini hanya ada Jae Hyun dan Riin di ruangan itu, dikelilingi oleh keheningan yang sedikit canggung.

Jae Hyun menoleh ke arah Riin, yang masih tampak salah tingkah. “Hei, kau mau ke kamarku?” tanyanya tiba-tiba, nadanya santai, namun matanya berbinar jahil.

Mata Riin membelalak. Ia segera memukul pelan lengan pria itu. “Jangan macam-macam, ya!” serunya dengan nada setengah kesal, meskipun pipinya masih bersemu merah.

Jae Hyun terkekeh pelan, menikmati reaksinya. “Aku hanya menawarkan tempat yang lebih nyaman agar kau bisa lebih leluasa,” ujarnya sambil mengangkat bahu, memasang ekspresi polos yang jelas dibuat-buat.

Riin menghela napas panjang, mencoba mengendalikan dirinya. “Tempat ini sudah cukup nyaman,” katanya dengan nada tegas, meski ia diam-diam merasa lega karena suasana yang sebelumnya tegang mulai mencair.

Jae Hyun bersandar di sofa, mengamati Riin yang terlihat sibuk merapikan ujung gaunnya. Ada sesuatu yang berbeda dari gadis itu_ia bukan tipe orang yang bisa dengan mudah berpura-pura nyaman dalam situasi canggung seperti ini, tapi ia juga tidak menyerah untuk mencoba.

“Kau melakukannya dengan baik,” kata Jae Hyun tiba-tiba, suaranya lebih lembut dari biasanya.

Riin menoleh, bingung. “Apa maksudmu?”

“Bersikap di depan keluargaku. Mereka semua menyukaimu,” jawabnya sambil menatap lurus ke depan, tidak ingin terlihat terlalu perhatian.

Riin tersenyum kecil. “Mungkin karena aku membawa bunga untuk semua orang.”

Jae Hyun tersenyum tipis, lalu meliriknya sekilas. “Bukan hanya itu. Kau punya cara membuat orang merasa nyaman, meskipun kau sendiri tidak nyaman. Itu... menarik.”

***

Episodes
1 Our First Met (1)
2 Our First Met (2)
3 Warm and Cold
4 A Game of Power and Pride (1)
5 A Game Of Power And Pride (2)
6 Unwanted Choises
7 CEO's Little Secret
8 The Accident (1)
9 The Accident (2)
10 Should I Accept It? (1)
11 Should I Accept It? (2)
12 The Contract
13 First Date (1)
14 First Date (2)
15 First Date (3)
16 After The Date
17 Floral and Feelings
18 A Lovely Daughter in Law (1)
19 A Lovely Daughter in Law (2)
20 A Sign of Affection (1)
21 A Sign of Affection (2)
22 A Sign of Affection (3)
23 The Wedding Dress
24 Between Lies and Kindness
25 A Strangers' Familiarity
26 Breaking The Agreement
27 Shattered Mornings
28 The Call That Broke the Silence
29 Unusual Response
30 The Wedding Day
31 A Wedding Draped in Secrets
32 Burning Jealousy
33 The Shadow of a Rival
34 Am I Pregnant?
35 A Father's Promise
36 When Hope Meets Reality
37 Hidden Jealousy
38 Unexpected Responsibility
39 Jealousy Incarnate
40 Shadows of Jealousy
41 His Childish Side
42 The Business Trip Begins
43 Our First Trip
44 A Shared Room, A Shared Heart?
45 The Warmth of His Arms
46 A Husband's Care
47 Among the Pages of Jinbocho
48 Ice Cream Story
49 A Sweet Misstep
50 Pregnancy Test
51 A Kiss Before the Day Unfolds
52 The Ring on His Finger
53 Bittersweet Day
54 The Weight of Secret
55 A Drunken Confession
56 When Words Fail
57 Hidden Truth
58 Mom Knows Everything
59 Echoes of Pain
60 Anxiety Among The Ruins
61 The Secret Revealed
62 A Miracle in The Waiting Room
63 In A Warm Embrace
64 A Night Of Clarity
65 Love Marks That Are Too Obvious
66 The Secret Between Us
67 Duty, Love, and Dreams
68 Whispers in the Editorial Room
69 Fighting With Courage
70 The Sudden Meeting
71 Jealousy Behind The Secret
72 Unspoken Jealousy
73 Uncontrollable Desire
74 The Song That Spoke His Heart
75 Under the Starlit Sky
76 A Wish Under the Falling Star
77 When Secrets Unravel
78 When the CEO Becomes a Big Baby
79 The Unspoken Duel
80 More Than Just a Game
81 Waves Of Jealousy
82 Unspoken Distance
83 A Promise in the Midst of Pain
84 I Can’t Lose You
85 A Cold Celebration
86 A Romantic Surprise
87 Epilog
88 Pemberitahuan
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Our First Met (1)
2
Our First Met (2)
3
Warm and Cold
4
A Game of Power and Pride (1)
5
A Game Of Power And Pride (2)
6
Unwanted Choises
7
CEO's Little Secret
8
The Accident (1)
9
The Accident (2)
10
Should I Accept It? (1)
11
Should I Accept It? (2)
12
The Contract
13
First Date (1)
14
First Date (2)
15
First Date (3)
16
After The Date
17
Floral and Feelings
18
A Lovely Daughter in Law (1)
19
A Lovely Daughter in Law (2)
20
A Sign of Affection (1)
21
A Sign of Affection (2)
22
A Sign of Affection (3)
23
The Wedding Dress
24
Between Lies and Kindness
25
A Strangers' Familiarity
26
Breaking The Agreement
27
Shattered Mornings
28
The Call That Broke the Silence
29
Unusual Response
30
The Wedding Day
31
A Wedding Draped in Secrets
32
Burning Jealousy
33
The Shadow of a Rival
34
Am I Pregnant?
35
A Father's Promise
36
When Hope Meets Reality
37
Hidden Jealousy
38
Unexpected Responsibility
39
Jealousy Incarnate
40
Shadows of Jealousy
41
His Childish Side
42
The Business Trip Begins
43
Our First Trip
44
A Shared Room, A Shared Heart?
45
The Warmth of His Arms
46
A Husband's Care
47
Among the Pages of Jinbocho
48
Ice Cream Story
49
A Sweet Misstep
50
Pregnancy Test
51
A Kiss Before the Day Unfolds
52
The Ring on His Finger
53
Bittersweet Day
54
The Weight of Secret
55
A Drunken Confession
56
When Words Fail
57
Hidden Truth
58
Mom Knows Everything
59
Echoes of Pain
60
Anxiety Among The Ruins
61
The Secret Revealed
62
A Miracle in The Waiting Room
63
In A Warm Embrace
64
A Night Of Clarity
65
Love Marks That Are Too Obvious
66
The Secret Between Us
67
Duty, Love, and Dreams
68
Whispers in the Editorial Room
69
Fighting With Courage
70
The Sudden Meeting
71
Jealousy Behind The Secret
72
Unspoken Jealousy
73
Uncontrollable Desire
74
The Song That Spoke His Heart
75
Under the Starlit Sky
76
A Wish Under the Falling Star
77
When Secrets Unravel
78
When the CEO Becomes a Big Baby
79
The Unspoken Duel
80
More Than Just a Game
81
Waves Of Jealousy
82
Unspoken Distance
83
A Promise in the Midst of Pain
84
I Can’t Lose You
85
A Cold Celebration
86
A Romantic Surprise
87
Epilog
88
Pemberitahuan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!