Bab 7

Bab 7

Setelah si Jack itu lewat aku pun mengajak Eriska untuk pergi dari sana dan menuju ke luar, siapa tahu orang yang menunggu kita berada di luar.

Benar saja ada pemuda yang memegang kertas besar dengan tulisan 'selamat datang t

Tuan muda Arssad di Thailand'

Melihat tulisan itu aku dan Eriska menghampiri pemuda itu, Eriska yang pertama kali menyapa dengan menggunakan bahasa inggris "Hai apakah kamu dari perusahaan cabang Sandjaya grup"

Pemuda itu malah menjawab dengan bahasa Indonesia yang Pasih "Benar nona muda, apakah anda nona Eriska dan tuan muda Arssad, perkenalkan nama ku Tapa Tong"

Pemuda itu menyodorkan tangannya kemudian aku pun menerima uluran tangannya, sehingga aku dan orang yang bernama tapa tong berjabat tangan.

"Wah ternyata kamu bisa berbahasa Indonesia" ucap ku sambil menyeringai.

"Ya tuan muda, aku seorang pemandu sehingga harus bisa minimal 5 bahasa termasuk bahasa Indonesia" jawab tapa tong.

Tapa tong sendiri memang pemuda yang memiliki tubuh tinggi putih dan tampan, tetapi gerak geriknya kemayu, mungkin waktu dia masih di dalam rahim ibunya terlalu panas dan sering memakan lalapan daun pepaya.

Sehingga ketika tapa tong lahir tulangnya menjadi lunak dan setelah besar seperti ini dia kemayu, kalau di samakan dengan artis dia mirip penyanyi dangdut asal Thailand, yang berkiprah di Indonesia.

Tapa Tong menawarkan jasa "Apa tuan muda dan nona muda mau langsung beristirahat di hotel atau jalan jalan terlebih dahulu ?"

Eriska menatap ku lalu dia berkata "Lebih baik antar kami ke hotel, aku lelah ingin istirahat"

Tapa Tong mengangguk "Baik lah nona muda, ayo ikuti aku, mobil sudah aku persiapkan"

Aku dan Eriska pun mengikuti Tapa Tong ke parkiran. Dan setelah sampai di parkiran dia menyuruh kami untuk menunggu karena dia sedang menelpon seseorang.

Beberapa menit kemudian mobil mewah BMW muncul dan berhenti di depan kami, tapa tong pun membukakan pintu mobil penumpang belakang.

"Tuan muda, nona muda silahkan masuk" ucap tapa tong.

Aku dan Eriska pun masuk ke dalam mobil BMW tersebut, tapa tong pun menutup pintu dan dia duduk di kursi penumpang depan.

Mobil pun melaju meninggalkan bandara Suvarnabhumi Bangkok Thailand.

Kita berangkat dari Bandung pagi hari dan sampai di Jakarta siang hari, setelah itu kami menunggu sebentar baru masuk ke dalam pesawat terbang.

Sampai di Thailand sendiri sudah menjelang sore hari sekitar pukul 17.00 waktu Thailand, dan sebenarnya tidak ada perbedaan waktu antara waktu Thailand dan waktu Indonesia Barat (WIB).

Tidak butuh waktu lama kami pun sampai di hotel terbesar yang ada di Bangkok, tapa tong memandu kami, karena kamar sudah di pesan sebelumnya oleh perusahaan, sehingga tidak butuh lama kami pun sudah mendapatkan kamar.

Aku dan Eriska mendapatkan kamar suite room yang di khususkan untuk pengantin baru untuk berbulan madu.

Di kamar hotel tempat tidur kami sudah di hiasi dengan bunga mawar merah berbentuk hati, dan Eriska terlihat sangat senang melihat itu semua.

Melihat ke arah kamar mandi, aku merasa ada sesuatu yang ada di dalam sana sehingga aku beralasan ke Eriska "Eh sayang, aku mandi terlebih dahulu ya, soalnya aku gerah"

"Ya sayang" jawab Eriska sambil tersenyum manis ke arah ku.

Aku pun masuk ke kamar mandi menatap ke cermin lalu mengeluarkan stiker yang sudah aku cetak, stiker itu adalah mantra dinding gaib sengaja aku buat untuk situasi seperti ini.

Aku tahu hantu di Thailand ini lebih ganas dan lebih banyak dari pada hantu di Indonesia, hanya saja hantu Indonesia lebih seram dari pada hantu di sini.

Aku pun memasang stiker mantra dinding gaib di cermin, karena sebenarnya ada kepercayaan bahwa cermin yang di pasang di kamar mandi itu adalah gerbang atau pintu, keluar masuknya hantu.

Sebelum mandi aku pun menggosok gigi terlebih dahulu di westafel karena melihat ada aura hitam di tempat shower.

Tidak menunggu lama aura hitam itu berkumpul dan membentuk sosok manusia berkulit hitam seperti gosong karena kebakaran.

Muka yang jelek dengan banyak kerak luka bakar di sekujur tubuh, kalau di cium oleh hidung, ini berbau daging yang gosong, dan sedikit berbau amis.

Aku pun pura pura tidak melihat hantu gosong itu dan fokus menggosok gigi sambil menghadap cermin.

Hantu gosong itu menoleh ke arah ku dan dia melambai lambaikan tangan di depan wajah ku yang sedang menggosok gigi.

Aku pura pura tersedak dan menyemburkan pasta gigi ke arah wajahnya.

"Ohoek....Puih...."

pasta gigi yang ada di hotel ini memiliki rasa mint yang kuat, sehingga aku yakin kalau kena mata maka akan terasa perih.

Benar saja setelah dia mengucek matanya dia pun sepertinya mengumpat dengan bahasa yang aku tidak mengerti.

Dia hendak berlari dan ingin masuk ke dalam cermin, tetapi cermin itu sudah aku padangi segel pagar gaib, sehingga hantu gosong itu tidak bisa masuk.

Kepalanya di benturkan ke cermin dan dia pun terpental sampai terduduk dan kepalanya kliengan.

Kalau kejadian itu ada di film kartun tom and Jerry, maka kepala hantu gosong itu akan mengeluarkan bintang bintang yang berputar.

Melihat itu aku menjadi geli sendiri dan ingin tertawa terbahak-bahak, tetapi aku tahan karena sedang berpura pura tidak melihatnya.

Setelah menggosok gigi aku pun mengambil handuk yang di gantung, karena rencananya aku ingin mandi untuk membersihkan diri.

Sengaja handuk itu aku tarik dengan cepat dan terdengar suara jepret, ujung handuk itu mengenai hantu gosong itu, sehingga dia kembali meringis kesakitan.

Hantu gosong itu kembali mengumpat sambil menunjuk nunjuk dengan bahasa yang aku tidak mengerti.

Kemungkinan dirasa dia sedang sial dia pun langsung berubah menjadi asap hitam dan pergi meninggalkan kamar mandi.

Sehingga setelah itu aku pun bisa bernafas lega, setelah itu aku bentengi semua area kamar mandi dan kamar hotel yang aku dan Eriska tempati dengan pagar gaib.

Ya supaya tidak ada hantu yang bisa masuk ke kamar hotel, seperti yang di lakukan oleh hantu gosong tadi.

Aku pun menyalakan kran shower dan membilas tubuh ku sampai bersih, dengan memakai sabun dan sampo yang khusus aku bawa sendiri dari Indonesia

Ya meskipun bukan duta sampo kecantikan, tapi sabun dan sampo itu aku yang membuat formula nya, dan di pabrik Eriska di buat lalu oleh perusahaan kecantikan jagat Raya di jual ke konsumen.

Aku mandi sambil bersenandung ria menyanyi lagu dangdut sunda kesukaan ku "Miara Randa teh dua, Randa bengsrat dua Nana, ayena geus ngalobaan, ngalobaan jadi dalapan"

Ya meskipun suara nyanyian ku tidak bagus bagus amat tapi lumayan lah buat nakut nakutin tikus berguna juga.

***

* Bersambung

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***