Alter Ego

Alter Ego

Pengenalan Tokoh & Awal Cerita

Clara Sabina Raharja

Gadis sebatang kara yang mengalami diskriminasi dan bergumul mencari pekerjaan selama bertahun-tahun. Di tengah keputusasaan, Clara akhirnya mendapatkan pekerjaan sebagai asisten keuangan untuk keluarga konglomerat ternama di Jakarta.

Kent Rosario (Wahyudi)

Pemuda tampan dan cerdas yang pernah mengenal Clara sewaktu remaja, namun ia menjadi korban penculikan terselubung. Dirinya dilaporkan sebagai anak hilang dari keluarga kaya yang termasuk dalam daftar korban pembunuhan berantai. Dibesarkan dengan paksaan dan kekerasan ayah angkatnya, Kent bertumbuh sebagai seorang pria berkepribadian ganda. Suatu hari, ia berhasil meloloskan diri dari penganiayaan dan tak lama kemudian berteman baik dengan putra seorang mantan Perwira, sehingga menjadi pembalas dendam dan ahli bela diri yang tak terkalahkan.

Heinrich Linardi (dibaca 'Heinrik')

Tokoh antagonis yang berperan sebagai konglomerat serakah dan sadis. Keinginannya adalah menjadi orang terkaya di Indonesia dengan menghancurkan bisnis orang lain, menawarkan pinjaman berbunga tinggi, mendirikan situs judi online, memanfaatkan orang lemah, melakukan perdagangan gelap, dan lain sebagainya. Tanpa sepengetahuan Clara, gadis itu telah menjadi bagian dari pekerjaan berbahaya ini.

Debry Linardi

Putri tunggal Heinrich dan Emma Linardi yang dikenal dengan sosok manis, baik hati, dan dermawan. Sayangnya, semua itu hanya akting untuk mendapatkan apapun yang diinginkannya. Dimanja semenjak kecil, Debry tidak memiliki empati terhadap orang lain, cenderung suka merundung orang lemah atau miskin.

Franc Raharja (dibaca 'Frenk')

Ayah Clara yang dikenal sebagai pengusaha lihai dan seorang ilmuwan yang dibayar oleh agen rahasia di bawah pemerintah untuk meneliti tentang bisnis keluarga Linardi. Sialnya, penelitian itu gagal dan menyebabkan dirinya terancam bahaya. Ia melarikan diri dari rumah demi melindungi keluarganya. Akibatnya, seluruh hak milik Franc dikuasai oleh Risa Raharja, ibu tiri Clara yang picik.

Meyra Raharja

Adik tiri Clara yang 2 tahun lebih muda dan polos. Karena mengidamkan kasih sayang, ia selalu dianggap bodoh oleh Ibunya sendiri.

Rendra Rosario

Ayah angkat Kent yang tak lain adalah bos mafia dalam dunia gelap. Ia menerima bayaran tinggi untuk pekerjaan ilegal dan sadis.

...----------------...

Saat masih kecil, seorang anak perempuan mempunyai harapan besar untuk berprestasi dan menjadi anak kebanggaan orang tuanya. Nama anak itu Clara Sabina Raharja. Dia ceria dan giat belajar, sepertinya anak itu serba bisa. Namun, semenjak SMP Clara kehilangan minat untuk menjadi nomor satu dalam hal apapun.

"Hei pecundang! Bapakmu minggat dari rumah, kan? Mamaku pernah bilang, pasti malu deh kalau punya anak seperti kamu!" kata orang pertama yang mendorong Clara hingga jatuh terbaring di lantai.

"Benar. Namanya saja yang bagus, padahal dia seperti ini! Hahaha!" kata orang kedua, senang melihat Clara yang merintih kesakitan.

Adakah orang ke-tiga dan seterusnya? Apakah salah memiliki wajah dan latar belakang yang sederhana? Haruskah Clara berdalih di saat seperti ini? Walau sangat ingin melaporkannya kepada orang dewasa, akankah seseorang membelanya? Mengapa ayah dan ibu Clara meninggalkannya di usia yang masih 14 tahun? Mengapa harus Clara yang mengalami semua ini?

Clara bertekad walau dirundung seperti apapun, dia takkan menangis. Paham bahwa dunia tidak memihaknya, Clara akan menyelamatkan dirinya sendiri. Bagaimana pun caranya.

"Hentikan!"

Suara seorang anak lain membuat aksi itu berhenti seketika. Suara yang bukan pertama kalinya didengar Clara. Suara seorang anak lelaki sempurna, atau setidaknya terlihat begitu.

Anehnya, anak-anak perempuan yang suka merundung Clara selalu berlari ketakutan jika berhadapan dengan anak lelaki ini, walau terkadang dia tidak muncul. Haruskah Clara bertanya siapa namanya?

"Kamu tidak apa-apa? Tanganmu tergores. Namamu Clara, ya?"

Tak disangka, anak itu langsung bertanya sebelum Clara membuka mulut. Dengan perlahan dan enggan, Clara menengadahkan wajah untuk melihat wajah lawan bicara di dekatnya itu.

Dalam hitungan detik, Clara dikejutkan oleh senyuman hangat anak itu. Benar-benar anak lelaki yang tampan, dia seperti malaikat.

"Wajahmu memerah. Kamu tidak demam, kan? Berdirilah. Aku akan membawamu ke ruang rawat," katanya kepada Clara.

Seragam sekolah yang dikenakan para murid di sekolah swasta itu berwarna biru tua dan putih tanpa mencantumkan nama.

"Kent!"

Setelah berdiri, mendadak terdengar suara seorang anak perempuan lain yang berlari mendekat.

"Oh. Ada apa, Deb?" balas lelaki yang dipanggil Kent itu.

"Kamu sedang apa? Acara pentas akan segera dimulai. Siapa anak ini?" tegas anak perempuan yang mengamati Clara dengan tidak suka.

"Dia Clara. Aku hanya tidak suka melihat orang merundung yang lemah. Kamu pergi dulu saja, Deb. Aku akan menyusul," ujar Kent.

Mendengar perkataan Kent, anak perempuan itu semakin terlihat kesal.

"Tidak. Kita harus pergi bersama. Aku ikut dengan kalian. Kamu tidak keberatan, kan?" sanggah anak itu, sembari menatap Clara.

Anak perempuan itu berdecak marah karena Clara tidak mengucapkan apapun. Benar, hal seperti ini sering terjadi. Clara cenderung membisu jika merasa kurang nyaman dengan orang yang mengajaknya berbicara.

"Sepertinya dia anak yang kurang cerdas atau punya kelainan mental. Diajak bicara malah melotot," geram anak perempuan asing itu, sambil membuang muka.

Lagi-lagi, seseorang mengkritik Clara.

"Hus! Jangan kasar, Debry! Dia sudah cukup syok karena dirundung. Kamu pergi saja kalau tidak suka padanya," tegur Kent, seketika tiba di ruang rawat sekolah.

Respon tak terduga dari Kent membuat wajah Debry sangat merah karena malu, lalu berlari meninggalkan ruangan itu.

"Apa dia menangis?" tanya Clara spontan.

"Maksudmu Debry? Hahaha.. Tidak, dia tidak mungkin menangis. Jangan khawatir, anak itu cukup keras kepala. Bersihkan lukamu, oleskan obat, lalu pakailah plaster ini," balas Kent ramah, seraya menyerahkan kotak berisi peralatan kecil dan obat-obatan kepada Clara.

"Mengapa kau baik padaku?" tanya Clara lagi, sambil melakukan apa yang baru saja diucapkan oleh Kent.

Beginilah Clara yang sebenarnya. Dia mudah membuka diri kepada orang yang tidak membuatnya merasa terancam.

"Hmm.. Kurasa kita berteman. Apa aku salah?" ujar Kent, lagi-lagi menampilkan senyum menawannya.

Clara sedikit tersipu, kemudian membuang muka dengan cepat. Entah mengapa, Clara merasa bahagia. Apakah selama ini dia mengharapkan perlakuan semacam ini?

"Te-- terima kasih..," ucapnya pelan.

"Tidak masalah. Senang berkenalan denganmu, Clara. Namaku Kent Wahyudi."

Kent Wahyudi menjadi nama teman baik pertama dalam seumur hidup Clara. Karena nama itu, Clara mampu bertahan menghadapi ibu dan adik tiri yang tinggal bersamanya, maupun seorang ayah yang entah berada dimana setelah kabur meninggalkan putrinya sendiri. Lagipula, Clara sudah merasa dibuang oleh keluarganya semenjak almarhum sang ibu.

Bukankah ketulusan seseorang dikenal mampu memberikan kekuatan bagi penerimanya? Clara takkan menyia-nyiakan pemberian ini. Dia akan berjuang keras dan menjadikan dirinya peran yang tidak dapat dipandang remeh oleh siapapun.

- Bersambung -

Terpopuler

Comments

Hot Buns

Hot Buns

Ouh aku suka action misteri. pas banget nih utk baca2 /Plusone/ merry xmas autor.. /Good/

2024-12-25

2

Akamaru

Akamaru

Wahh detil dan ide crita yg luar biasaa 👍🏻👍🏻/Doge/

2024-12-24

1

Honey~

Honey~

Novel thor yg ini pun layak dijadiin koleksi favorit gw

2025-01-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!