Perdebatan Pagi Hari

Pukul lima pagi Aluna membuka matanya. Sesaat Aluna berdiam diri untuk mengembalikan kesadarannya. Ia menoleh ke belakang melihat sang suami masih tidur dengan nyenyak. Senyum tergambar di bibir Aluna mengingat pergulatan panas semalam. Sudah lama ia tidak merasakan kenikmatan itu.

Aluna memutuskan untuk bangun. Tangan Hariz yang ada di atas pinggangnya dipindahkan oleh Aluna. Setelah itu Aluna menyibakkan selimut mengambil bathrobe yang tergeletak di lantai, memakainya lantas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Selesai mandi Aluna keluar dari kamar mandi, berjalan pelan ke walk in closet untuk berganti pakaian. Dress ketat berwarna hitam Aluna ambil dari tempat penyimpanan lantas memakainya.

"Aku siapkan sarapan dulu baru bangunkan, Mas Hariz," pikir Aluna.

Aluna keluar dari kamar menutup pintu secara perlahan agar tidak membangunkan Hariz. Ia berjalan menuruni anak tangga, sembari memerhatikan sekeliling. Dari tempatnya Aluna bisa melihat salah satu pekerjanya sedang membersihkan ruangan.

"Pagi, Nyonya," sapa Rahayu.

"Pagi, Rahayu." Aluna menyapa balik Rahayu. "Oh iya, Rahayu, apa Elgar sudah bangun?" tanya Aluna.

"Sudah, Nyonya. Pagi-pagi sekali, Mas Elgar sudah bangun," jawab Rahayu.

"Baguslah. Kalau dia butuh apapun kamu bantu dia ya," pesan Aluna.

"Siap, Nyonya," sahut Rahayu.

Aluna merespon dengan senyuman lantas pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Di sana ternyata sudah ada Susi. Keduanya saling bertegur sapa. Aluna pun mulai menyiapkan sarapan, hanya sandwich dan nasi goreng juga jus buah. Selesai dengan semua itu Aluna meminta pada Susi untuk menatanya di meja makan sementara dirinya kembali ke kamar untuk membangunkan Hariz.

Sampai di kamar Aluna menyalakan lampu lantas berjalan ke tempat tidur. Ia duduk di tepi tempat tidur di samping sang suami.

"Mas, bangun. Sudah pagi." Aluna mengusap sisi wajah Hariz. "Mas Hariz," ulang Aluna.

Beruntung Hariz bukan tipe orang yang susah untuk dibangunkan. Hariz pun bangun setelah suara Aluna masuk ke dalam indera pendengarannya.

"Ayo." Aluna membantu Hariz duduk membiarkan sang suami untuk mengembalikan kesadarannya.

"Pagi, Sayang," sapa Hariz mencuri satu kecupan di bibir Aluna. "Morning kiss, honey."

"Pagi juga," sapa balik Aluna. "Ayo bangun dan mandi."

"Jam berapa?" tanya Hariz.

"Jam setengah tujuh lebih," jawab Aluna.

"Baiklah aku mandi dulu," ucap Hariz disambut anggukkan oleh Aluna.

Aluna bangun saat Hariz akan beranjak dari tempat tidur lantas membiarkan suaminya itu untuk pergi ke kamar mandi. Awalnya ia ingin pergi ke walk in closet untuk menyiapkan pakaian kerja sang suami, tetapi tidak sengaja pandangannya mengarah pada ponsel milik Hariz yang tergeletak di meja nakas. Aluna kembali teringat akan Camelia. Ia merasa penasaran dengan orang itu.

Siapa sebenarnya Camelia? Kenapa reaksi Hariz tidak wajar?

Aluna mengambil ponsel Hariz, ia berniat mengirim pesan ke Camelia atas nama Hariz. Dicarinya nama Camelia, setelah menemukannya ia pergi ke chat room untuk mengirim pesan, tetapi akhirnya Aluna urungkan. Ia menarik napas dalam-dalam lantas menghembuskannya kembali mencoba menghilangkan pikiran negatif dari kepalanya. Meskipun begitu Aluna mengirim nomor Camelia ke ponselnya. Setelah itu menghapus riwayat pesan di ponsel Hariz.

Aluna kembali meletakkan ponselnya ke tempat semula lantas pergi ke walk in closet untuk menyiapkan pakaian kerja sang suami.

"Aluna," panggil Hariz.

"Ya, aku di sini," sahut Aluna.

Aluna menoleh, ia melihat Hariz bertelanjang dada dan hanya memakai handuk yang melilit di pinggangnya.

"Pakaianku?" tanya Hariz.

"Sudah aku siapakan." Aluna menunjukkan pakaian di tangannya. "Pakai pakaianmu dulu, aku keluar sebentar." Aluna meletakan pakaiannya di atas meja yang ada du dekatnya.

"Hmmmm," gumam Hariz.

Aluna pun keluar dari walk in closet. Tujuannya langsung pada ponselnya. Ada beberapa pesan masuk dari beberapa suplier dan pelanggan yang menanyakan tentang pesanannya. Aluna membalas satu persatu pesan itu, juga menghubungi beberapa di antara mereka.

Setengah jam Hariz keluar dari walk in closet dan sudah berpakaian rapi, tetapi Aluna masih menelpon. Melihat Hariz tengah selesai Aluna memilih untuk mengakhiri sambungan teleponnya.

"Baiklah, nanti saya kabari lagi," ucap Aluna pada orang di seberang panggilan sebelum mengakhiri sambungan telepon itu.

"Sibuk, hmm?" tanya Hariz sembari memakai jam tangan mahalnya.

"Iya," jawab Aluna. "Aku pakaian dasinya." Aluna berdiri di hadapan Hariz lantas memakaikan dasi di leher sang suami. "Sudah selesai, ayo sarapan."

"Ayo," sahut Hariz.

Aluna mengambil tas kerja milik suaminya sebelum keluar dari kamar. Ia kemudian melingkarkan tangannya ke pinggang Hariz. Begitupun sebaliknya.

"Apa kamu jadi membawa Sandra ke kantormu?" tanya Aluna tanpa menghentikan langkahnya.

"Ya," jawab Hariz singkat.

"Boleh aku memberi saran sedikit?" tanya Aluna.

"Hmm, boleh katakan saja," ujar Hariz.

"Jangan berikan Sandra langsung ke posisi tinggi meskipun dia adikmu. Beri dia posisi karyawan biasa agar dia bisa belajar lebih dulu," saran Aluna.

Hariz tidak langsung menjawab, laki-laki diam seolah sedang memikirkan sesuatu.

"Hmmm, aku rasa kamu benar, Sayang. Terima kasih sarannya." Hariz mencuri satu kecupan di pipi Aluna.

"Sama-sama," ucap Aluna diikuti senyumannya.

Keduanya berjalan menuruni anak tangga tanpa memberikan jarak satu sama lain dan langsung pergi ke ruang makan. Ternyata di sana sudah ada Mona dan Sandra.

Tumben bangun pagi

"Pagi Ma, Sandra," sapa Hariz.

"Pagi juga." Mona dan Sandra membalas sapaan Hariz bersamaan.

Haris lantas duduk di kursinya, sedangkan Aluna pergi ke dapur untuk membuatkan kopi untuk Hariz. Tidak lama Aluna kembali ke meja makan dengan secangkir kopi di tangannya.

"Ini kopinya, Mas." Aluna meletakan kopi di dekat Hariz. Pandangan Aluna beralih pada Susi yang sedang menuang jus untuk Sandra. "Mba Susi, Elgar di mana?" tanya Aluna.

"Tadi pergi ke depan. Katanya mau manasin mobil," jawab Susi.

"Nanti tolong panggilkan dia?" pinta Aluna.

"Baik, Non," sahut Susi.

"Kamu bawa Elgar ke sini?" tanya Hariz.

Aluna menarik kursi di samping Hariz sembari menjawab pertanyaan sang suami, " Iya, Mas. Biar lebih mempermudah saja."

"Ya, aku tidak keberatan. Asal dia bisa bekerja dengan benar aku tidak akan mempermasalahkan hal itu," ucap Hariz.

"Terima kasih, Mas. Oh iya, mau makan apa? Aku buatkan sandwich daging sama telor dan juga nasi goreng," tawar Aluna.

"Sandwich daging saja," pilih Hariz.

"Baiklah, ini." Aluna menyajikan sandwich daging ke piring Hariz.

"Siapa Elgar?" tanya Sandra yang sedari diam saja, tetapi tetap mencibir Aluna.

"Dia sopir pribadiku," jawab Aluna.

"Sok banget sih pakai sopir pribadi," ejek Mona. "Jadi tambah pengeluaran lagi, 'kan?" cibir Mona.

Suasana di meja makan mulai memanas.

"Memang apa salahnya? Mama tenang saja aku sendiri yang akan membayar sopir itu," debat Aluna.

"Sudah merasa kaya kamu," sindir Mona.

"Ya Tuhan!" Aluna menarik napas dalam-dalam serta mengusap wajahnya, ia mencoba mengontrol amarahnya.

"Mama, Sandra cukup!" lerai Hariz. "Aluna juga —" Belum selesai Hariz menyelesaikan ucapannya, Elgar datang dan mengalihkan perhatian semua orang.

"Aluna, ada apa?"

Semua menoleh ke asal suara.

Terpopuler

Comments

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

kayaknya hariz ini licik...

2025-03-06

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Kehilangan
3 Sesuatu Yang Tak Terduga
4 Mulai Bangkit
5 Mulai Melawan
6 Sebuah Pemberontakan
7 Pembelaan
8 Kenapa Aku Tidak Boleh Egois
9 Perubahan Hariz
10 Hutang 3 Miliyar
11 Kembali Berkuasa
12 Tak Merasakan Kenikmatan
13 Sopir Baru, Elgar
14 Sopir Baru, Elgar part 2
15 Keributan Di Butik
16 Tuan Dan Nyonya Bramantyo
17 Kebohongan Rania
18 Peringatan Untuk Elgar
19 Camelia
20 Perdebatan Pagi Hari
21 Kekesalan Elgar Pada Sandra
22 Saran dari Elgar
23 Makan Siang Bersama
24 Obrolan Bersama Arleta
25 Curhatan Aluna
26 Bertengkar Lagi
27 Kekacauan Aluna
28 Kebenaran Akan Camelia
29 Rencana Gugatan Perceraian
30 Acara Makan Malam
31 Kepergok
32 Ajakan Having S*x
33 Kemarahan Elgar
34 Elgar Alexander Bramantyo
35 Keyakinan Rania
36 Kegilaan Hariz
37 Baikkan
38 Selamat Tinggal Masa Lalu
39 Sebuah Tanda
40 Kebimbangan Aluna
41 Wanita Kesayangan
42 Bertemu Kembali
43 Kejutan Untuk Hariz
44 Drama Keluarga
45 Rencana Penculikan
46 Hukuman Untuk Hariz Part 1
47 Hukuman Untuk Hariz Part 2
48 Liburan Ke Pulau
49 Rumah Masa Depan
50 Obrolan Bersama Elsa
51 Bertemu Sandra dan Mona
52 Singkirkan Yang Menjadi Masalah
53 Makan Malam Bersama
54 Kedatangan Camelia
55 Kemarahan Camelia Pada Clara
56 Will You Marry Me
57 Tawaran Oma Ananta
58 Kebenaran Yang Sesungguhnya
59 Mengganggu Saja
60 Keributan Di Kediaman Bramantyo
61 Satu Lawan Dua
62 Kehancuran Camelia
63 Hadiah Dari Ananta
64 Obat Perangsang
65 Hari Pernikahan
66 Honeymoon
67 Honeymoon 2
68 Rumah Baru
69 Pregnant
70 Calon Pewaris
71 Pelayan Baru
72 Penyusup
73 Penyusup 2
74 Penyusup 3
75 Kematian Hariz Dan Clara
76 Q-time
77 Kebersamaan Keluarga
78 Bibit Pelakor
79 Bibit Pelakor 2
80 Bibit Pelakor 3
81 Lahirnya Sang Pewaris
82 Galen Haidar Bramantyo
83 Delapan puluh tiga
84 Delapan Puluh Empat
85 Delapan Puluh Lima
86 Delapan puluh Enam
87 Delapan Puluh Tujuh
88 Delapan Puluh Delapan
89 Delapan Puluh Sembilan
90 Sembilan puluh
91 Sembilan Puluh Satu
92 Sembilan Puluh Dua
93 Sembilan Puluh Tiga
94 Sembilan Puluh Empat
95 Sembilan Puluh Lima
96 Sembilan Puluh Enam
97 Sembilan Puluh Tujuh
98 Sembilan Puluh Delapan
99 Sembilan Puluh Sembilan
100 Seratus
101 Seratus Satu
102 Seratus Dua
103 Seratus Tiga (End)
104 Extra Part (End) Lamaran Untuk Elsa
105 Extra Part (End) Pesta Pernikahan Elsa dan Zaiyan.
106 Extra Part (End) Sandra Dan Deren
107 Extra Part (End) Kelahiran Arabella Quenza Bramantyo
108 Promosi Karya
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Prolog
2
Kehilangan
3
Sesuatu Yang Tak Terduga
4
Mulai Bangkit
5
Mulai Melawan
6
Sebuah Pemberontakan
7
Pembelaan
8
Kenapa Aku Tidak Boleh Egois
9
Perubahan Hariz
10
Hutang 3 Miliyar
11
Kembali Berkuasa
12
Tak Merasakan Kenikmatan
13
Sopir Baru, Elgar
14
Sopir Baru, Elgar part 2
15
Keributan Di Butik
16
Tuan Dan Nyonya Bramantyo
17
Kebohongan Rania
18
Peringatan Untuk Elgar
19
Camelia
20
Perdebatan Pagi Hari
21
Kekesalan Elgar Pada Sandra
22
Saran dari Elgar
23
Makan Siang Bersama
24
Obrolan Bersama Arleta
25
Curhatan Aluna
26
Bertengkar Lagi
27
Kekacauan Aluna
28
Kebenaran Akan Camelia
29
Rencana Gugatan Perceraian
30
Acara Makan Malam
31
Kepergok
32
Ajakan Having S*x
33
Kemarahan Elgar
34
Elgar Alexander Bramantyo
35
Keyakinan Rania
36
Kegilaan Hariz
37
Baikkan
38
Selamat Tinggal Masa Lalu
39
Sebuah Tanda
40
Kebimbangan Aluna
41
Wanita Kesayangan
42
Bertemu Kembali
43
Kejutan Untuk Hariz
44
Drama Keluarga
45
Rencana Penculikan
46
Hukuman Untuk Hariz Part 1
47
Hukuman Untuk Hariz Part 2
48
Liburan Ke Pulau
49
Rumah Masa Depan
50
Obrolan Bersama Elsa
51
Bertemu Sandra dan Mona
52
Singkirkan Yang Menjadi Masalah
53
Makan Malam Bersama
54
Kedatangan Camelia
55
Kemarahan Camelia Pada Clara
56
Will You Marry Me
57
Tawaran Oma Ananta
58
Kebenaran Yang Sesungguhnya
59
Mengganggu Saja
60
Keributan Di Kediaman Bramantyo
61
Satu Lawan Dua
62
Kehancuran Camelia
63
Hadiah Dari Ananta
64
Obat Perangsang
65
Hari Pernikahan
66
Honeymoon
67
Honeymoon 2
68
Rumah Baru
69
Pregnant
70
Calon Pewaris
71
Pelayan Baru
72
Penyusup
73
Penyusup 2
74
Penyusup 3
75
Kematian Hariz Dan Clara
76
Q-time
77
Kebersamaan Keluarga
78
Bibit Pelakor
79
Bibit Pelakor 2
80
Bibit Pelakor 3
81
Lahirnya Sang Pewaris
82
Galen Haidar Bramantyo
83
Delapan puluh tiga
84
Delapan Puluh Empat
85
Delapan Puluh Lima
86
Delapan puluh Enam
87
Delapan Puluh Tujuh
88
Delapan Puluh Delapan
89
Delapan Puluh Sembilan
90
Sembilan puluh
91
Sembilan Puluh Satu
92
Sembilan Puluh Dua
93
Sembilan Puluh Tiga
94
Sembilan Puluh Empat
95
Sembilan Puluh Lima
96
Sembilan Puluh Enam
97
Sembilan Puluh Tujuh
98
Sembilan Puluh Delapan
99
Sembilan Puluh Sembilan
100
Seratus
101
Seratus Satu
102
Seratus Dua
103
Seratus Tiga (End)
104
Extra Part (End) Lamaran Untuk Elsa
105
Extra Part (End) Pesta Pernikahan Elsa dan Zaiyan.
106
Extra Part (End) Sandra Dan Deren
107
Extra Part (End) Kelahiran Arabella Quenza Bramantyo
108
Promosi Karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!