Tuan Dan Nyonya Bramantyo

Aluna dan Rania masih menertawakan Sandra. Ada untungnya juga Sandra datang ke tempat itu meskipun sempat membuat keributan. Beruntungnya keributan itu tidak menimbukan masalah pada pengunjung lain. Pegawai yang terluka karena ulah Sandra pun sudah Aluna berikan kompensasi.

"Oh iya, kapan orang yang kamu ceritakan itu datang?" tanya Aluna pada Rania.

"Aku rasa sebentar lagi." Rania melihat waktu pada jam yang melingkar di pergelangan tangannya, setelah itu menoleh ke arah pintu masuk. Ia melihat pasangan berjalan masuk ke tempat itu. Dari penampilan jelas mereka dari kalangan atas. "Nah, itu dia mereka," tunjuk Rania. "Ayo ke sana," ajak Rania.

"Tunggu!" tahan Aluna. "Aku seperti tidak asing dengan mereka?" Aluna berpikir di mana ia pernah melihat kedua orang itu.

"Jelaslah. Mereka itu bukan orang sembarang," jelas Rania." Ayo kita sambut mereka. Akan aku kenalkan pada mereka." Rania mengajar Aluna untuk menyambut kedatangan tamu itu.

"Selamat datang Nyonya dan Tuan Bramantyo," sambut Rania.

"Halo, Rania," sapa wanita itu.

"Oh iya ini teman yang saya ceritakan." Pandangan Rania mengarah pada Aluna. "Aluna mereka orang yang aku ceritakan, Tuan dan Nyonya Bramantyo."

"Oh, halo. Selamat datang di butik saya Tuan dan Nyonya Bramantyo, saya Aluna," salam Aluna sembari mengulurkan tangannya.

"Salam, Aluna," sapa balik Arleta, istri dari Adrian Bramantyo. "Saya Arleta dan ini suami saya, Adrian." Arleta dan Adrian membalas uluran tangan Aluna secara bergantian.

"Mari silahkan Tuan, Nyonya kita ngobrol di ruangan saya saja," ajak Aluna.

"Baiklah." Pasangan suami dan istri iru berjalan mengikuti Aluna dan Rania.

Sampai di ruangan kerjanya, Aluna mempersilahkan Arleta dan Adrian duduk di sofa panjang yang ada di sana.

"Silahkan duduk," ucap Aluna.

"Terima kasih, Aluna," balas Arleta.

Rania sendiri duduk di sofa single yang berhadapan langsung dengan Rania.

"Mau minum apa?" tanya Aluna.

"Apa saja. Tidak perlu repot-repot," ucap Adrian.

"Baiklah, tunggu sebentar." Aluna beranjak dari tempat duduknya lantas membuka lemari pendingin. Di dalamnya ada jus mangga kemasan. Aluna menuang jus tersebut ke dalam dua gelas lantas menyajikan ke tamunya.

"Maaf, hanya ada ini." Aluna menghidangkan minuman itu ke hadapan Arleta dan Adrian.

"Tidak masalah. Saya sudah mengatakan sebelumnya, kamu tidak perlu repot-repot," ucap Adrian.

"Iya, Aluna," imbuh Arleta.

Aluna tersenyum, melihat keduanya membuat Aluna teringat akan mendiang kedua orang tuanya.

"Baiklah, ada yang bisa saya bantu?" tanya Aluna.

"Kata Rania kamu bisa membuatkan desain perhiasan, kami ingin melihatnya," jawab Arleta.

"Sebentar saya ambil dulu." Aluna kembali beranjak dari tempat duduknya, menuju meja kerjanya. Ia mengambil buku-buku desainnya, membawanya dan memperlihatkan kepada Arleta.

"Silahkan, Nyonya," ucap Aluna.

Arleta membuka buku tersebut dan senang melihat hasil karya Aluna.

"Apa semua yang ada di toko ini hasil karyamu?" tanya Arleta.

"Tidak semua, Nyonya. Ada sebagian dari tempat lain yang mempercayakan pada saya untuk menjual produk mereka," jelas Aluna. "Silahkan jika Anda ingin melihat yang lainnya." Aluna memberikan buku desain pakaian dan juga tas.

Arleta menerima buku desain yang Aluna berikan. Ia membuka buku itu, membukanya lembar demi lembar.

"Saya suka tas ini dan juga desain perhiasan ini. Saya ambil keduanya," ucap Arleta.

"Keduanya?" tanya Aluna memastikan.

"Iya," jawab Arleta. "Eh tunggu, gaun ini …." Arleta menunjukkan gambar gaun pesta kepada sang suami. "Bagimana pendapatmu?" tanyanya.

"Ya ini bagus. Apa gaun ini untukmu?" tanya Adrian disambut anggukkan oleh Arleta.

"Ya ini bagus dan sepertinya cocok untukmu," ucap Adrian.

"Baiklah, Aluna saya juga ingin gaun ini." Arleta menunjukkan gambar gaun yang diinginkannya.

"Baiklah, Nyonya. Mari kita lakukan pengukuran." Aluna mengambil alat ukur.

Aluna mulai mengukur bagian-bagian tubuh Arleta lantas menulisnya. Tidak butuh waktu lama Aluna untuk melakukan hal itu. "Sudah selesai, Nyonya."

"Okey." Arleta kembali ke tempat semula ia duduk. "Kapan saya bisa mengambil pesanan saya?" tanya Arleta.

"Saya akan usahakan secepatnya," jawab Aluna.

"Baiklah saya percayakan kepada kamu. Ulang tahun anak saya masih satu bulan lagi," ucap Arleta.

"Baik, Nyonya," sahut Aluna.

Aluna mencatat semua pesanan Arleta dan memberikan desain perhiasan yang Arleta pilih.

"Aluna," panggil Arleta.

"Ya, Nyonya." Aluna mendongak lantas melihat ke arah Arleta.

"Kamu sudah punya pasangan?" tanya Arleta.

Aluna tidak langsung menjawab, ia butuh proses untuk mencerna pertanyaan yang Arleta lontarkan.

"Maksud, Nyonya?" tanya Aluna.

"Kamu sudah memiliki pasangan atau belum?" ulang Arleta.

"Saya sudah menikah, Nyonya," jawab Aluna kikuk.

"Ck, sayang sekali. Jika kamu belum memiliki pasangan saya berencana akan menjodohkan kamu dengan anak saya," aku Arleta.

UHUK UHUK

Semua orang terkejut lantaran tiba-tiba Rania tersedak.

"Rania, kamu tidak apa-apa?" Aluna mengambil air mineral di lemari pendingin kemudian berpindah ke tempat Rania duduk. "Minumlah!" Aluna menyodorkan air mineral kepada Aluna setelah lebih dulu membuka tutupnya.

Rania menerima air mineral itu lantas meminumnya.

"Rania, kamu benar tidak apa-apa?" tanya Aluna khawatir.

"Tidak, Aluna. Aku hanya terkejut Nyonya Arleta akan menjodohkan kamu dengan anaknya. Padahal kalian baru pertama kali bertemu," jelas Rania.

"Maaf, Nyonya." Rania tersenyum dengan menunjukkan deretan giginya.

"Karena saya suka dengan dia," jawab Arleta. Wajahnya sama sekali tidak menunjukkan rasa bersalah sedikitpun sudah membuat Rania terkejut.

"Mami ini ada-ada saja," kekeh Adrian. "Aluna jangan dengarkan istri saya. Dia sudah frustrasi melihat anaknya yang susah diatur."

"Tidak apa-apa, Tuan. Saya doakan anak Anda mendapatkan jodoh yang baik," ucap Aluna.

"Amin."

"Panggil kami om dan tante saja ya sama seperti Rania. Tapi anak ini selalu merasa tidak enakkan." Arleta menyentuh dagu Aluna.

"Hah." Ekspresi wajah Aluna berubah menjadi cengo. Setelah itu melihat ke arah Rania seolah meminta pendapatnya. Sang sahabat memberi isyarat dengan kedipan mata. "Ba-baiklah, Om, Tante, itu juga jika kalian tidak keberatan."

"Tentu tidak. Tadinya kami berharap kamu bisa memanggil kamui Mami sama Papi, tapi harapan kami sudah pupus," ucap Arleta.

"Mami …," tegur Adrian.

Aluna tertawa kecil melihat itu dan mengangap keduanya adalah pasangan serasi.

"Baiklah, Aluna." Arleta berdiri diikuti semua orang. "Kami permisi dulu. Kabari kami secepatnya, ya."

"Siap, Nyo … maksud saya, Tante," balas Aluna.

Aluna dan Rania mengantar Arleta dan Adrian ke pintu keluar. Sepanjang perjalanan Alena dan Arleta mengobrol. Arleta terus mengutarakan kekaguman pada Aluna, membuat Aluna sedikit salah tingkah.

"Sampai jumpa, Aluna," salam Adrian.

"Sampai jumpa, Om," salam balik Aluna.

"Ayo, Sayang. Kita pulang," ajak Adrian pada Arleta.

"Ayo." Arleta menerima uluran tangan sang suami. "Sampai jumpa, Aluna."

"Sampai jumpa, Tante," salam Aluna.

Aluna kembali ke ruangan kerjanya bersama Rania lantas membereskan buku-buku desain dan menaruhnya di mejanya.

"Ya Tuhan aku tidak pernah berpikir jika mereka memiliki pikiran akan menjodohkanmu dengan anak mereka," celoteh Rania sembari mendudukkan diri di sofa.

"Sepertinya kamu sangat akrab dengan mereka?" tanya Aluna seraya membereskan tempat kerjanya.

"Ya, karena …." Rania menggantung ucapannya membuat Aluna menoleh ke arahnya.

"Karena apa?" tanya Aluna penasaran dengan ucapan Rania selanjutnya.

"Maaf Aluna. Sebenarnya … aku berbohong padamu," cicit Rania.

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

jgn jgn itu orang tuanya Elgar

2024-12-16

1

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

apa mereka orang tuanya elgar

2025-03-06

1

Evy

Evy

calon mertua masa depan...

2025-02-24

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Kehilangan
3 Sesuatu Yang Tak Terduga
4 Mulai Bangkit
5 Mulai Melawan
6 Sebuah Pemberontakan
7 Pembelaan
8 Kenapa Aku Tidak Boleh Egois
9 Perubahan Hariz
10 Hutang 3 Miliyar
11 Kembali Berkuasa
12 Tak Merasakan Kenikmatan
13 Sopir Baru, Elgar
14 Sopir Baru, Elgar part 2
15 Keributan Di Butik
16 Tuan Dan Nyonya Bramantyo
17 Kebohongan Rania
18 Peringatan Untuk Elgar
19 Camelia
20 Perdebatan Pagi Hari
21 Kekesalan Elgar Pada Sandra
22 Saran dari Elgar
23 Makan Siang Bersama
24 Obrolan Bersama Arleta
25 Curhatan Aluna
26 Bertengkar Lagi
27 Kekacauan Aluna
28 Kebenaran Akan Camelia
29 Rencana Gugatan Perceraian
30 Acara Makan Malam
31 Kepergok
32 Ajakan Having S*x
33 Kemarahan Elgar
34 Elgar Alexander Bramantyo
35 Keyakinan Rania
36 Kegilaan Hariz
37 Baikkan
38 Selamat Tinggal Masa Lalu
39 Sebuah Tanda
40 Kebimbangan Aluna
41 Wanita Kesayangan
42 Bertemu Kembali
43 Kejutan Untuk Hariz
44 Drama Keluarga
45 Rencana Penculikan
46 Hukuman Untuk Hariz Part 1
47 Hukuman Untuk Hariz Part 2
48 Liburan Ke Pulau
49 Rumah Masa Depan
50 Obrolan Bersama Elsa
51 Bertemu Sandra dan Mona
52 Singkirkan Yang Menjadi Masalah
53 Makan Malam Bersama
54 Kedatangan Camelia
55 Kemarahan Camelia Pada Clara
56 Will You Marry Me
57 Tawaran Oma Ananta
58 Kebenaran Yang Sesungguhnya
59 Mengganggu Saja
60 Keributan Di Kediaman Bramantyo
61 Satu Lawan Dua
62 Kehancuran Camelia
63 Hadiah Dari Ananta
64 Obat Perangsang
65 Hari Pernikahan
66 Honeymoon
67 Honeymoon 2
68 Rumah Baru
69 Pregnant
70 Calon Pewaris
71 Pelayan Baru
72 Penyusup
73 Penyusup 2
74 Penyusup 3
75 Kematian Hariz Dan Clara
76 Q-time
77 Kebersamaan Keluarga
78 Bibit Pelakor
79 Bibit Pelakor 2
80 Bibit Pelakor 3
81 Lahirnya Sang Pewaris
82 Galen Haidar Bramantyo
83 Delapan puluh tiga
84 Delapan Puluh Empat
85 Delapan Puluh Lima
86 Delapan puluh Enam
87 Delapan Puluh Tujuh
88 Delapan Puluh Delapan
89 Delapan Puluh Sembilan
90 Sembilan puluh
91 Sembilan Puluh Satu
92 Sembilan Puluh Dua
93 Sembilan Puluh Tiga
94 Sembilan Puluh Empat
95 Sembilan Puluh Lima
96 Sembilan Puluh Enam
97 Sembilan Puluh Tujuh
98 Sembilan Puluh Delapan
99 Sembilan Puluh Sembilan
100 Seratus
101 Seratus Satu
102 Seratus Dua
103 Seratus Tiga (End)
104 Extra Part (End) Lamaran Untuk Elsa
105 Extra Part (End) Pesta Pernikahan Elsa dan Zaiyan.
106 Extra Part (End) Sandra Dan Deren
107 Extra Part (End) Kelahiran Arabella Quenza Bramantyo
108 Promosi Karya
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Prolog
2
Kehilangan
3
Sesuatu Yang Tak Terduga
4
Mulai Bangkit
5
Mulai Melawan
6
Sebuah Pemberontakan
7
Pembelaan
8
Kenapa Aku Tidak Boleh Egois
9
Perubahan Hariz
10
Hutang 3 Miliyar
11
Kembali Berkuasa
12
Tak Merasakan Kenikmatan
13
Sopir Baru, Elgar
14
Sopir Baru, Elgar part 2
15
Keributan Di Butik
16
Tuan Dan Nyonya Bramantyo
17
Kebohongan Rania
18
Peringatan Untuk Elgar
19
Camelia
20
Perdebatan Pagi Hari
21
Kekesalan Elgar Pada Sandra
22
Saran dari Elgar
23
Makan Siang Bersama
24
Obrolan Bersama Arleta
25
Curhatan Aluna
26
Bertengkar Lagi
27
Kekacauan Aluna
28
Kebenaran Akan Camelia
29
Rencana Gugatan Perceraian
30
Acara Makan Malam
31
Kepergok
32
Ajakan Having S*x
33
Kemarahan Elgar
34
Elgar Alexander Bramantyo
35
Keyakinan Rania
36
Kegilaan Hariz
37
Baikkan
38
Selamat Tinggal Masa Lalu
39
Sebuah Tanda
40
Kebimbangan Aluna
41
Wanita Kesayangan
42
Bertemu Kembali
43
Kejutan Untuk Hariz
44
Drama Keluarga
45
Rencana Penculikan
46
Hukuman Untuk Hariz Part 1
47
Hukuman Untuk Hariz Part 2
48
Liburan Ke Pulau
49
Rumah Masa Depan
50
Obrolan Bersama Elsa
51
Bertemu Sandra dan Mona
52
Singkirkan Yang Menjadi Masalah
53
Makan Malam Bersama
54
Kedatangan Camelia
55
Kemarahan Camelia Pada Clara
56
Will You Marry Me
57
Tawaran Oma Ananta
58
Kebenaran Yang Sesungguhnya
59
Mengganggu Saja
60
Keributan Di Kediaman Bramantyo
61
Satu Lawan Dua
62
Kehancuran Camelia
63
Hadiah Dari Ananta
64
Obat Perangsang
65
Hari Pernikahan
66
Honeymoon
67
Honeymoon 2
68
Rumah Baru
69
Pregnant
70
Calon Pewaris
71
Pelayan Baru
72
Penyusup
73
Penyusup 2
74
Penyusup 3
75
Kematian Hariz Dan Clara
76
Q-time
77
Kebersamaan Keluarga
78
Bibit Pelakor
79
Bibit Pelakor 2
80
Bibit Pelakor 3
81
Lahirnya Sang Pewaris
82
Galen Haidar Bramantyo
83
Delapan puluh tiga
84
Delapan Puluh Empat
85
Delapan Puluh Lima
86
Delapan puluh Enam
87
Delapan Puluh Tujuh
88
Delapan Puluh Delapan
89
Delapan Puluh Sembilan
90
Sembilan puluh
91
Sembilan Puluh Satu
92
Sembilan Puluh Dua
93
Sembilan Puluh Tiga
94
Sembilan Puluh Empat
95
Sembilan Puluh Lima
96
Sembilan Puluh Enam
97
Sembilan Puluh Tujuh
98
Sembilan Puluh Delapan
99
Sembilan Puluh Sembilan
100
Seratus
101
Seratus Satu
102
Seratus Dua
103
Seratus Tiga (End)
104
Extra Part (End) Lamaran Untuk Elsa
105
Extra Part (End) Pesta Pernikahan Elsa dan Zaiyan.
106
Extra Part (End) Sandra Dan Deren
107
Extra Part (End) Kelahiran Arabella Quenza Bramantyo
108
Promosi Karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!