Sopir Baru, Elgar part 2

Saking asiknya mengobrol juga melihat perdebatan Rania dengan Elgar mereka sampai lupa untuk memesan suatu. Padahal tujuan mereka adalah mengobrol sambil makan siang.

"Ini semua gara-gara temanmu itu, Farel," omel Rania.

"Rania, berhentilah mengomel. Aku sudah kehilangan tenagaku untuk tertawa," celetuk Aluna.

"Aku sedang tidak melawak," protes Rania.

"Sudahi ini dulu, ayo makan. Jam makan siangku akan segera berakhir," pungkas Farel.

Mereka melihat menu sendiri-sendiri. Aluna memilih mie goreng seafood, untuk minumannya Aluna memilih jus alpukat. Elgar memilih menu yang sama dengan Aluna, sedangkan Farel memilih menu yang dipilih oleh sang istri, nasi ayam penyet dan jus mangga.

Sambil menunggu makanan mereka siap, keempatnya kembali mengobrol. Namun kali ini Aluna mengobrol dengan Elgar. Aluna menayangkan banyak hal pada Elgar mengenai keluarganya, pendidikan, dan keseharian Elgar sebelum mereka bertemu.

Elgar menjawab semua yang ditanyakan oleh Aluna. Meskipun terkadang Elgar bingung untuk menjawabnya.

Aluna sendiri merasa Elgar itu orang yang menyenangkan dan berharap Hariz akan menerima Elgar untuk menjadikan dia sebagai sopir pribadinya. Bukan karena Elgar itu tampan, tetapi Aluna juga menilai dia orang yang baik, pintar, dan juga berdedikasi tinggi. Hanya saja benar kata Rania, Elgar itu sedikit tengil.

Aluna merasa hari itu sangat berbeda. Tidak biasanya ia bisa tertawa lepas tanpa beban seperti itu. Namun tawanya pudar saat pandangannya tidak sengaja mengakap sosok Hariz, sang suami. Dia datang bersama perempuan yang ia kenal sebagai sekretarisnya dan ada juga asisten pribadinya, seperti mereka ada pertemuan.

Aluna berdiri membuat tiga orang di dekatnya heran. Mereka memerhatikan ke mana Aluna pergi, ternyata ada suaminya.

Aluna berjalan menghampiri sang suami. Ternyata bukan hanya dirinya yang melihat Hariz, begitupun sebaliknya. Mereka berdua sama-sama saling menghampiri.

"Hai," sapa Aluna.

"Sayang, kamu di sini juga?" Hariz merengkuh pinggang sang istri lantas mencium pipinya.

"Ya, aku bersama Farel dan Rania. Ada yang sedang kami bahas," jawab Aluna.

Keduanya menoleh ke tempat Farel yang sedang melihat juga ke arahnya. Hariz mengangkat tangannya untuk membalas sapaan Farel dari mejanya.

"Kamu mau makan siang di sini? Tempat ini jauh dari kantormu?" tanya Aluna.

"Ada pertemuan, Sayang," jawab Hariz.

"Oh." Aluna manggut-manggut. "Kamu mau makan siang dulu? Ayo makan siang sama-sama," ajak Aluna.

"Maaf, Sayang, aku tidak bisa. Sebentar lagi klienku datang. Kami janji akan makan siang bersama sambil membahas pekerjaan," tolak Hariz. "Tidak apa-apa, 'kan?" tanya Hariz.

"Tidak masalah," jawab Aluna.

"Tapi kita bisa ngobrol sebentar sebelum klienku datang. Kamu mau?" tawar Hariz.

"Ayo," sahut Aluna antusias. "Oh iya Mas, kebetulan kamu di sini. Ada yang mau aku bahas denganmu," ucap Aluna.

"Baiklah, ayo. Apa yang mau kamu bahas?" tanya Hariz.

"Ikut aku!" Aluna melingkarkan tangannya di lengan Hariz. "Tadi pagi kita membahas soal sopir, 'kan? Aku juga sudah mengatakan bila Farel merekomendasikan seseorang."

"Hemm," gumam Hariz.

Mereka bicara sambil berjalan menuju meja di mana ada Farel, Rania, dan juga Elgar.

"Kami sedang membahas itu," ucap Aluna. "Dan orangnya juga sudah ada di sini."

"Benarkah? Menurutmu bagaimana?" tanya Hariz.

"Ya, dia cukup baik, pintar juga," jawab Aluna. "Tapi aku juga ingin mendengar pendapatmu."

Obrolan mereka terhenti ketika mereka sampai di meja Aluna sebelumnya. Farel berdiri disusul oleh Rania dan Elgar. Mereka saling memperkenalkan diri.

"Silahkan duduk," ucap Farel.

"Tidak, aku hanya sebentar saja," tolak Hariz.

"Oke," gumam Farel.

Pandangan Hariz beralih kepada Aluna. "Aluna, di mana orang yang kamu bilang tadi?"

"Elgar," jawab Aluna.

Pandangan Hariz beralih pada Elgar. Keningnya mengernyit bingung.

"Dia?" Hariz memerhatikan penampilan Elgar. "Tapi penampilannya …?"

"Ya, aku tahu dia sepertinya lebih cocok jadi model," ucap Aluna.

"Ayolah, jangan tertipu dengan penampilanku," protes Elgar. "Aku belum ada pengalaman kecuali handal dalam mengemudi dan bela diri. Aku bisa jadi sopir sekaligus bodyguard istri kamu," rayu Elgar.

Hariz tidak langsung menjawab ia menjeda ucapannya sesaat untuk berpikir. Setelah beberapa saat Hariz pun memutuskan untuk memberikan kesempatan pada Elgar.

"Baiklah Sayang kita uji coba dia selama satu bulan. Jika kamu cocok lanjutkan atau mungkin sebelum satu bulan kamu merasa tidak cocok kamu bisa memecatnya," putus Hariz.

"Jadi … kamu setuju?" tanya Aluna.

"Anggap saja begitu. Mencari sopir saat ini cukup sulit. Dia rekomendasi dari teman kamu. Jadi mungkin dia bisa dipercaya," jawab Hariz.

"Baiklah, terima kasih, Mas." Aluna memeluk Hariz juga mencium pipinya.

"Oh satu lagi, Elgar. Ubah cara bicara kamu. Kami bosmu bukan temanmu." Nada bicara Hariz terdengar tidak bersahabat.

Elgar mengangguk sembari tersenyum, senyuman yang dipaksakan dalam hatinya ia mengumpat dan ingin rasanya memukul wajah Hariz.

"Maaf, Tuan sudah saatnya. Mereka sudah datang." Dion datang menghampiri Hariz.

"Baiklah." Haris mengangguk lantas menoleh ke arah Aluna. "Sayang aku pergi dulu. Kamu jaga diri." Hariz memberikan kecupan di pipi Aluna.

"Iya. Kamu juga jangan lupa untuk makan," pesan Aluna.

"Dan … kamu Elgar kamu bisa bekerja detik ini juga," ucap Hariz.

"Baiklah. Terima kasih, Tuan Hariz." Ucapan Elgar terkesan dipaksakan.

Hariz pun pergi setelahnya.

"Jadi … Nyonya Aluna —" Ucapan Elgar dipotong oleh Aluna.

"Aluna saja," potong Aluna.

"Suamimu bisa mencekikku," protes Elgar.

"Aku pun berharap seperti itu," tukas Rania.

"Astaga, Rania. Kamu masih saja kesal pada Elgar," tegur Aluna.

"Dia memang begitu," ucap Elgar. "Farel sepertinya malam ini kamu tidak akan selamat dari Rania," ejek Elgar.

"Ini juga semua karena kamu," omel Farel yang justru membuat Elgar tertawa.

Aluna juga tertawa terbahak-bahak bahkan sampai memegangi perutnya ketika melihat ekspresi wajah memelas Farel. Meskipun berteman cukup lama dengan Rania dan Farel, ia sama sekali tidak mengenal Elgar. Aluna merasa pertemanan ketiganya saat unik.

"Hentikan ini, ayo makan," ucap Aluna.

"Ayo, makanannya sudah dingin gara-gara kalian," omel Rania.

Selesai makan siang mereka pun akhirnya berpisah, Rania kembali ke rumahnya, Farel kembali ke kantornya sedangakan Aluna meminta Elgar untuk mengantarnya ke butik.

Aluna kembali ke tempat mobilnya terparkir, tidak lupa memberikan kunci mobilnya pada Elgar. Sambil berjalan ia mengirim pesan pada Hariz jika drinya akan ke butik. Tidak ada balasan bahkan sampai Aluna sudah berada di dalam mobil. Mungkin sang suami sedang sibuk.

"Berangkat sekarang?" tanya Elgar.

"Ya, kamu tahu letak butikku, 'kan?" tanya balik Aluna.

"Ya, Farel sudah mengatakan banyak hal tentangmu," jawab Elgar.

"Benarkah?" tanya Aluna memastikan.

"Hmmm," gumam Elgar.

Elgar menyalakan mobilnya lantas keluar dari area cafe.

"Oh iya Elgar, kalau kamu tidak kebaratan tinggalah di rumahku. Itu juga agar mempermudah pekerjaan kamu," pinta Aluna.

"Tinggal satu rumah denganmu?" tanya Elgar.

"Kenapa? Kamu keberatan?" tanya balik Aluna.

"Sama sekali tidak. Satu kamar denganmu pun aku tidak keberatan," gurau Elgar.

"Elgar …," tegur Aluna.

"Sorry, aku hanya bergurau," ucap Elgar.

"Jangan bicara seperti itu di depan, Mas Hariz," peringat Aluna.

"Tidak akan. Bisa-bisa dia langsung membunuhku," ucap Elgar disambut kekehan Aluna. "Jadi … nanti aku ikut ke rumahmu?" tanya Elgar.

"Ya, di sana ada paviliun khusus untuk para pekerja," jawab Aluna.

"Baiklah, bisakah mampir ke kosanku. Aku harus mengambil beberapa pakaianku," izin Elgar.

"Tidak masalah. Kamu bisa antar aku ke butik, setelah itu pergilah ke kosanmu. Ambil barang-barangmu," ucap Aluna.

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

semoga tdk ada cinta segi 3,plases thour🤫

2025-02-02

1

Lucia

Lucia

Weh bisa runyam RT nih. Sandra adik ipar bisa Jatuh Cinta.. KACAUU...

2025-02-05

1

Santi Rizal

Santi Rizal

awas Aluna jatuh cinta sama elgar

2024-12-15

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Kehilangan
3 Sesuatu Yang Tak Terduga
4 Mulai Bangkit
5 Mulai Melawan
6 Sebuah Pemberontakan
7 Pembelaan
8 Kenapa Aku Tidak Boleh Egois
9 Perubahan Hariz
10 Hutang 3 Miliyar
11 Kembali Berkuasa
12 Tak Merasakan Kenikmatan
13 Sopir Baru, Elgar
14 Sopir Baru, Elgar part 2
15 Keributan Di Butik
16 Tuan Dan Nyonya Bramantyo
17 Kebohongan Rania
18 Peringatan Untuk Elgar
19 Camelia
20 Perdebatan Pagi Hari
21 Kekesalan Elgar Pada Sandra
22 Saran dari Elgar
23 Makan Siang Bersama
24 Obrolan Bersama Arleta
25 Curhatan Aluna
26 Bertengkar Lagi
27 Kekacauan Aluna
28 Kebenaran Akan Camelia
29 Rencana Gugatan Perceraian
30 Acara Makan Malam
31 Kepergok
32 Ajakan Having S*x
33 Kemarahan Elgar
34 Elgar Alexander Bramantyo
35 Keyakinan Rania
36 Kegilaan Hariz
37 Baikkan
38 Selamat Tinggal Masa Lalu
39 Sebuah Tanda
40 Kebimbangan Aluna
41 Wanita Kesayangan
42 Bertemu Kembali
43 Kejutan Untuk Hariz
44 Drama Keluarga
45 Rencana Penculikan
46 Hukuman Untuk Hariz Part 1
47 Hukuman Untuk Hariz Part 2
48 Liburan Ke Pulau
49 Rumah Masa Depan
50 Obrolan Bersama Elsa
51 Bertemu Sandra dan Mona
52 Singkirkan Yang Menjadi Masalah
53 Makan Malam Bersama
54 Kedatangan Camelia
55 Kemarahan Camelia Pada Clara
56 Will You Marry Me
57 Tawaran Oma Ananta
58 Kebenaran Yang Sesungguhnya
59 Mengganggu Saja
60 Keributan Di Kediaman Bramantyo
61 Satu Lawan Dua
62 Kehancuran Camelia
63 Hadiah Dari Ananta
64 Obat Perangsang
65 Hari Pernikahan
66 Honeymoon
67 Honeymoon 2
68 Rumah Baru
69 Pregnant
70 Calon Pewaris
71 Pelayan Baru
72 Penyusup
73 Penyusup 2
74 Penyusup 3
75 Kematian Hariz Dan Clara
76 Q-time
77 Kebersamaan Keluarga
78 Bibit Pelakor
79 Bibit Pelakor 2
80 Bibit Pelakor 3
81 Lahirnya Sang Pewaris
82 Galen Haidar Bramantyo
83 Delapan puluh tiga
84 Delapan Puluh Empat
85 Delapan Puluh Lima
86 Delapan puluh Enam
87 Delapan Puluh Tujuh
88 Delapan Puluh Delapan
89 Delapan Puluh Sembilan
90 Sembilan puluh
91 Sembilan Puluh Satu
92 Sembilan Puluh Dua
93 Sembilan Puluh Tiga
94 Sembilan Puluh Empat
95 Sembilan Puluh Lima
96 Sembilan Puluh Enam
97 Sembilan Puluh Tujuh
98 Sembilan Puluh Delapan
99 Sembilan Puluh Sembilan
100 Seratus
101 Seratus Satu
102 Seratus Dua
103 Seratus Tiga (End)
104 Extra Part (End) Lamaran Untuk Elsa
105 Extra Part (End) Pesta Pernikahan Elsa dan Zaiyan.
106 Extra Part (End) Sandra Dan Deren
107 Extra Part (End) Kelahiran Arabella Quenza Bramantyo
108 Promosi Karya
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Prolog
2
Kehilangan
3
Sesuatu Yang Tak Terduga
4
Mulai Bangkit
5
Mulai Melawan
6
Sebuah Pemberontakan
7
Pembelaan
8
Kenapa Aku Tidak Boleh Egois
9
Perubahan Hariz
10
Hutang 3 Miliyar
11
Kembali Berkuasa
12
Tak Merasakan Kenikmatan
13
Sopir Baru, Elgar
14
Sopir Baru, Elgar part 2
15
Keributan Di Butik
16
Tuan Dan Nyonya Bramantyo
17
Kebohongan Rania
18
Peringatan Untuk Elgar
19
Camelia
20
Perdebatan Pagi Hari
21
Kekesalan Elgar Pada Sandra
22
Saran dari Elgar
23
Makan Siang Bersama
24
Obrolan Bersama Arleta
25
Curhatan Aluna
26
Bertengkar Lagi
27
Kekacauan Aluna
28
Kebenaran Akan Camelia
29
Rencana Gugatan Perceraian
30
Acara Makan Malam
31
Kepergok
32
Ajakan Having S*x
33
Kemarahan Elgar
34
Elgar Alexander Bramantyo
35
Keyakinan Rania
36
Kegilaan Hariz
37
Baikkan
38
Selamat Tinggal Masa Lalu
39
Sebuah Tanda
40
Kebimbangan Aluna
41
Wanita Kesayangan
42
Bertemu Kembali
43
Kejutan Untuk Hariz
44
Drama Keluarga
45
Rencana Penculikan
46
Hukuman Untuk Hariz Part 1
47
Hukuman Untuk Hariz Part 2
48
Liburan Ke Pulau
49
Rumah Masa Depan
50
Obrolan Bersama Elsa
51
Bertemu Sandra dan Mona
52
Singkirkan Yang Menjadi Masalah
53
Makan Malam Bersama
54
Kedatangan Camelia
55
Kemarahan Camelia Pada Clara
56
Will You Marry Me
57
Tawaran Oma Ananta
58
Kebenaran Yang Sesungguhnya
59
Mengganggu Saja
60
Keributan Di Kediaman Bramantyo
61
Satu Lawan Dua
62
Kehancuran Camelia
63
Hadiah Dari Ananta
64
Obat Perangsang
65
Hari Pernikahan
66
Honeymoon
67
Honeymoon 2
68
Rumah Baru
69
Pregnant
70
Calon Pewaris
71
Pelayan Baru
72
Penyusup
73
Penyusup 2
74
Penyusup 3
75
Kematian Hariz Dan Clara
76
Q-time
77
Kebersamaan Keluarga
78
Bibit Pelakor
79
Bibit Pelakor 2
80
Bibit Pelakor 3
81
Lahirnya Sang Pewaris
82
Galen Haidar Bramantyo
83
Delapan puluh tiga
84
Delapan Puluh Empat
85
Delapan Puluh Lima
86
Delapan puluh Enam
87
Delapan Puluh Tujuh
88
Delapan Puluh Delapan
89
Delapan Puluh Sembilan
90
Sembilan puluh
91
Sembilan Puluh Satu
92
Sembilan Puluh Dua
93
Sembilan Puluh Tiga
94
Sembilan Puluh Empat
95
Sembilan Puluh Lima
96
Sembilan Puluh Enam
97
Sembilan Puluh Tujuh
98
Sembilan Puluh Delapan
99
Sembilan Puluh Sembilan
100
Seratus
101
Seratus Satu
102
Seratus Dua
103
Seratus Tiga (End)
104
Extra Part (End) Lamaran Untuk Elsa
105
Extra Part (End) Pesta Pernikahan Elsa dan Zaiyan.
106
Extra Part (End) Sandra Dan Deren
107
Extra Part (End) Kelahiran Arabella Quenza Bramantyo
108
Promosi Karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!