Hutang 3 Miliyar

Hariz dan Aluna masuk ke satu mobil yang sama dan duduk bersebelahan. Setelah itu mobil pun melaju meninggalkan rumah besar tersebut. Mobil melaju ke luar perumahan, bergabung dengan kendaraan lainnya di jalan raya. Waktu baru menunjukkan pukul 9 pagi, kondisi jalan masih cukup padat.

"Sayang, kamu belum mengatakan darimana kamu mendapatkan uang untuk mendapatkan butikmu kembali?" tanya Hariz membuka obrolan.

Aluna tidak langsung menjawab, ia memberikan jeda sesaat.

"Sebenernya … bukan aku yang mendapatkan tempat itu lagi, tetapi Rania. Dia memintaku untuk mengelolanya," jawab Aluna.

Bohong? Itu jelas

"Rania?" Hariz mencoba mengingat-ingat nama yang tidak asing itu. "Maksudmu, Rania teman kamu waktu kamu kuliah?" tebak Hariz.

"Hmm, dia masih menjadi teman baikku sampai sekarang," koreksi Aluna.

Entah mengapa Aluna belum merasa yakin untuk mengatakan hal yang sejujurnya kepada Hariz, tentang uang dan aset yang diberikan oleh mendiang Yandi untuk dirinya. Bukan bermaksud untuk merahasiakan hal itu dari Hariz, tetapi situasi keluarga yang masih kacau membuat Aluna merasa ragu.

"Jadi kamu bekerja untuk Rania?" tanya Hariz.

"Tidak juga. Dia memberikan hak penuh padaku. Bisa dibilang kalau dia meminjamkan modal padaku," bohong Aluna lagi.

"Kenapa kamu tidak memberitahu aku? Kenapa harus berhutang pada orang lain?" Hariz kesal sebab merasa harga dirinya direndahkan. Apalagi jika sampai semua orang tahu istri pengusaha Hariz Devandra berhutang pada orang lain.

"Apa jika aku memberitahu ini padamu kamu mau melakukan itu? Aku meminta nominal jauh dari harga sewa tempat itu saja kamu tidak memberikannya. Padahal itu untuk berobat mendiang mama," ujar Aluna kesal setiap kali mengingat peristiwa itu.

"Aluna … tolong jangan bahas itu lagi," pinta Hariz.

"Kenyataan, bukan?" desis Aluna.

"Bagaimana caranya supaya aku bisa menebus kesalahan itu. Apa aku harus bersujud di depan makan orangtuamu berhari-hari?" tanya Hariz.

"Lakukan saja jika kamu mau," tantang Aluna.

Jelas Hariz tidak akan bisa melakukan itu.

Diam, mereka memilih saling diam. Aluna duduk sembari melipat kedua tangannya di depan dada. Pandangannya mengarah ke samping, melihat jalan yang dilalui oleh dengan raut muka marah.

"Oke, kita bahas yang lain. Berapa modal yang Rania pinjamkan untukmu?" tanya Hariz. Nada bicaranya sudah melunak.

"Kenapa memangnya?" tanya Aluna tanpa melihat ke arah Hariz.

"Aku akan mengembalikan uang milik Rania. Agar kamu tidak perlu memikirkan untuk mengembalikan uang itu," jawab Hariz.

"Yakin mau bantu?" Aluna menoleh ke arah Hariz.

"Ya," jawab Hariz. "Jadi berapa?" tanya Hariz.

"Hampir 3M," celetuk Aluna.

"Segitu banyak?" tanya Hariz terkejut mendengar nominal yang Aluna sebutkan.

"Hmm, dia sangat percaya padaku bisa mengelola tempat itu lagi. Dan dia juga mengatakan tidak harus membayar semua sekaligus. Aku bisa mencicilnya," jelas Aluna.

"Tidak perlu. Hari ini juga aku akan mengembalikan uang itu pada Rania," ucap Hariz yakin sebab ia merasa tidak akan memiliki muka jika berhadapan nanti dengan Rania mengingat dirinya merupakan pengusaha yang sukses.

"Benarkah kamu mau melakukan itu?" tanya Aluna antusias.

"Iya, Sayang." Hariz menoleh ke arah Aluna tersenyum kemudian mengusap ujung kepala Aluna.

Yes! 3 Miliyar.

Obrolan mereka terhenti ketika mobil mereka mendekati pusat perbelanjaan elite di mana butik Aluna berdiri. Setelah memarkirkan mobilnya keduanya sama-sama turun dari mobil melalui pintu yang berbeda. Hariz melingkarkan tangannya di sepanjang pinggang Aluna berjalan bersama-sama masuk ke pusat perbelanjaan.

Sampai di butik, Aluna melakuan briefing bersama beberapa pegawainya. Selesai dengan itu Aluna menghampiri Hariz yang sedang duduk bersama Rania dan Farel.

"Maaf aku lama ya?" Aluna mengambil duduk di samping Hariz.

"Tidak masalah. Kamu sudah selesai?" tanya Hariz. Tangannya terulur untuk mengenggam tangan Aluna.

"Siap untuk memulai ini kembali?" tanya Rania.

"Tentu saja," seru Aluna. "Oh iya kalian mau kopi, aku akan buatkan," tawar Aluna.

"Tidak perlu, Aluna. Duduklah," tolak Rania.

"Ya, Aluna. Kita lama tidak mengobrol, duduklah," imbuh Farel.

"Baiklah, sesuai keinginan kalian," ucap Aluna.

"Maaf, Rania, aku ingin bicara denganmu dan suamimu," izin Hariz.

"Oh, tentu. Silahkan," ucap Farel.

"Kata Aluna kalian meminjamkan modal untuk Aluna hampir 3M. Aku akan mengembalikan uang itu," ucap Hariz.

"Modal? 3M?" Mata Rania membulat mendengar nominal itu. Dia mendapatkan butik itu kembali saja tidak sampai 500 juta. Pemilik sebelumnya hanya meminta mengganti biaya sewanya saja dan itupun sudah Aluna kembalikan.

Rania pun melihat ke arah Aluna meminta penjelasan begitu juga dengan Farel. Aluna langsung memberikan isyarat pada Rania yang awalnya tidak Rania pahami.

"Ya, itu tidak maslah." Ternyata Farel lebih tanggap dari Rania. "Aluna pernah membantu kami. Jadi ... waktu dia datang pada kami apa salahnya jika kami membantunya," ucap Farel yang sebenarnya ingin menyindir Hariz.

"Aku berterima kasih untuk itu. Maaf jika aku sudah merepotkan kalian." Hariz mencoba mengontrol emosinya meskipun sebenarnya ia kesal mendengar ucapan Farel. "Aku sudah menghubungi asistenku. Sebentar lagi dia akan ke sini membawa cek dengan nominal tersebut," sambungnya.

"Terima kasih," ucap Rania kikuk sembari menatap Aluna.

Aluna sengaja melihat ke arah lain sebab tak kuat menahan tawanya lagi.

"Aluna," panggil Hariz.

"Ya." Aluna dengan cepat mengubah ekspresi wajahnya lantas menoleh ke arah Hariz. "Mulai sekarang jika kamu membutuhkan sesuatu katakan padaku. Jangan merepotkan orang lain lagi," pesan Hariz.

"Baik, Mas. Terima kasih sudah membantuku kali ini," ucap Aluna kemudian memberikan pelukan untuk Hariz.

Rania yang melihat itu hanya tersenyum diikuti tawa kecilnya.

Waktu sudah mulai siang, waktu pembukaan butik itu di mulai. Butik dengan nama De Luna akhirnya dibuka untuk umum. Di hari pertama banyak pengunjung yang datang untuk melihat-lihat. Kebanyakan pengunjung adalah pelanggan lama Aluna, mereka langsung memenuhi meja Aluna untuk memesan pakaian, juga tas. Beberapa dari mereka juga meminta dibuatkan desain perhiasan dari Aluna.

"Wow, Aluna. Permulaan yang bagus," puji Farel.

"Benar sekali, Aluna," imbuh Rania.

"Terima kasih, Farel. Ini berkat kamu dan Rania juga," balas Aluna. "Dan terima kasih sudah meluangkan waktu untuk datang."

"Sama-sama, Aluna," ucap Farel dan Rania bersamaan.

Setelah tempat itu mulai sepi, Aluna kembali bergabung dengan Rania juga Hariz, sedangkan Farel sudah pergi lebih dulu karena ada urusan pekerjaan. Di sana juga sudah ada asisten dari sang suami.

"Capek, Sayang." Hariz memberikan pelukan pada Aluna.

"Ya, tapi aku senang," ucap Aluna menarik diri dari pelukan sang suami.

Pandangan Hariz mengarah kepada Dion.

"Dion, mana barang yang aku minta," tanya Hariz pada asistennya.

"Ini, Tuan." Dion mengambil selembar cek dengan nominal 3M dari dalam tasnya.

"Ini, Rania." Hariz memberikan selembar cek itu kepada Rania. "Terimalah."

"Baiklah aku terima. Terima kasih sebelumnya," ucap Rania.

Hariz merespon dengan senyuman. Pandangannya kini beralih pada Aluna.

"Sayang, aku harus pergi. Ada pekerjaan mendadak. Tidak apa-apa, kan?" tanya Hariz disambut gelengan oleh Aluna. "Jika kamu sudah selesai hubungi aku. Aku akan menjemputmu," pesan Hariz.

"Baiklah, kamu hati-hati di jalan," ucap Aluna disambut anggukkan oleh Hariz.

"Aku pergi." Hariz mengecup kening Aluna kemudian pergi dari tempat itu.

Aluna mengela napas panjang kemudian duduk di sofa yang ada di dekatnya sedangkan Rania masih berdiri melihat Hariz dan memastikan laki-laki itu sudah pergi jauh dari tempat mereka.

"Astaga, Aluna. Kamu memang cerdik," seru Rania. "Cek 3M." Rania mengipasi wajahnya dengan selembar cek di tangannya.

Aluna hanya tertawa kecil melihat tingkah Rania yang menurutnya lucu, lantas menerima cek yang diberikan oleh Rania.

Terpopuler

Comments

aryuu

aryuu

berasa aneh banget sama aluna... bukannya diawal kisah dia pukulin suami sama ibu mertuanya gegara ga dikasih uang berobat ibunya

trus ga dikasi nafkah karna ibu mertuanya yg atur keuangan disuruh suruh sama ipar n mertuanya, parahnya suaminya diem aja

trus aluna punya otak sama perasaan kalo dia perlakuan seperti itu??? 🤣🤣🤣🤣🤣

aluna ini orang normal kan?????🤭🤭🤭

2025-03-14

1

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

mainkan Aluna, tipe sprt Hariz kamu harus cerdik Aluna.. 🤭

2025-02-01

1

Evy

Evy

wah .. ternyata suami nya cukup kaya juga ya...

2025-02-24

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Kehilangan
3 Sesuatu Yang Tak Terduga
4 Mulai Bangkit
5 Mulai Melawan
6 Sebuah Pemberontakan
7 Pembelaan
8 Kenapa Aku Tidak Boleh Egois
9 Perubahan Hariz
10 Hutang 3 Miliyar
11 Kembali Berkuasa
12 Tak Merasakan Kenikmatan
13 Sopir Baru, Elgar
14 Sopir Baru, Elgar part 2
15 Keributan Di Butik
16 Tuan Dan Nyonya Bramantyo
17 Kebohongan Rania
18 Peringatan Untuk Elgar
19 Camelia
20 Perdebatan Pagi Hari
21 Kekesalan Elgar Pada Sandra
22 Saran dari Elgar
23 Makan Siang Bersama
24 Obrolan Bersama Arleta
25 Curhatan Aluna
26 Bertengkar Lagi
27 Kekacauan Aluna
28 Kebenaran Akan Camelia
29 Rencana Gugatan Perceraian
30 Acara Makan Malam
31 Kepergok
32 Ajakan Having S*x
33 Kemarahan Elgar
34 Elgar Alexander Bramantyo
35 Keyakinan Rania
36 Kegilaan Hariz
37 Baikkan
38 Selamat Tinggal Masa Lalu
39 Sebuah Tanda
40 Kebimbangan Aluna
41 Wanita Kesayangan
42 Bertemu Kembali
43 Kejutan Untuk Hariz
44 Drama Keluarga
45 Rencana Penculikan
46 Hukuman Untuk Hariz Part 1
47 Hukuman Untuk Hariz Part 2
48 Liburan Ke Pulau
49 Rumah Masa Depan
50 Obrolan Bersama Elsa
51 Bertemu Sandra dan Mona
52 Singkirkan Yang Menjadi Masalah
53 Makan Malam Bersama
54 Kedatangan Camelia
55 Kemarahan Camelia Pada Clara
56 Will You Marry Me
57 Tawaran Oma Ananta
58 Kebenaran Yang Sesungguhnya
59 Mengganggu Saja
60 Keributan Di Kediaman Bramantyo
61 Satu Lawan Dua
62 Kehancuran Camelia
63 Hadiah Dari Ananta
64 Obat Perangsang
65 Hari Pernikahan
66 Honeymoon
67 Honeymoon 2
68 Rumah Baru
69 Pregnant
70 Calon Pewaris
71 Pelayan Baru
72 Penyusup
73 Penyusup 2
74 Penyusup 3
75 Kematian Hariz Dan Clara
76 Q-time
77 Kebersamaan Keluarga
78 Bibit Pelakor
79 Bibit Pelakor 2
80 Bibit Pelakor 3
81 Lahirnya Sang Pewaris
82 Galen Haidar Bramantyo
83 Delapan puluh tiga
84 Delapan Puluh Empat
85 Delapan Puluh Lima
86 Delapan puluh Enam
87 Delapan Puluh Tujuh
88 Delapan Puluh Delapan
89 Delapan Puluh Sembilan
90 Sembilan puluh
91 Sembilan Puluh Satu
92 Sembilan Puluh Dua
93 Sembilan Puluh Tiga
94 Sembilan Puluh Empat
95 Sembilan Puluh Lima
96 Sembilan Puluh Enam
97 Sembilan Puluh Tujuh
98 Sembilan Puluh Delapan
99 Sembilan Puluh Sembilan
100 Seratus
101 Seratus Satu
102 Seratus Dua
103 Seratus Tiga (End)
104 Extra Part (End) Lamaran Untuk Elsa
105 Extra Part (End) Pesta Pernikahan Elsa dan Zaiyan.
106 Extra Part (End) Sandra Dan Deren
107 Extra Part (End) Kelahiran Arabella Quenza Bramantyo
108 Promosi Karya
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Prolog
2
Kehilangan
3
Sesuatu Yang Tak Terduga
4
Mulai Bangkit
5
Mulai Melawan
6
Sebuah Pemberontakan
7
Pembelaan
8
Kenapa Aku Tidak Boleh Egois
9
Perubahan Hariz
10
Hutang 3 Miliyar
11
Kembali Berkuasa
12
Tak Merasakan Kenikmatan
13
Sopir Baru, Elgar
14
Sopir Baru, Elgar part 2
15
Keributan Di Butik
16
Tuan Dan Nyonya Bramantyo
17
Kebohongan Rania
18
Peringatan Untuk Elgar
19
Camelia
20
Perdebatan Pagi Hari
21
Kekesalan Elgar Pada Sandra
22
Saran dari Elgar
23
Makan Siang Bersama
24
Obrolan Bersama Arleta
25
Curhatan Aluna
26
Bertengkar Lagi
27
Kekacauan Aluna
28
Kebenaran Akan Camelia
29
Rencana Gugatan Perceraian
30
Acara Makan Malam
31
Kepergok
32
Ajakan Having S*x
33
Kemarahan Elgar
34
Elgar Alexander Bramantyo
35
Keyakinan Rania
36
Kegilaan Hariz
37
Baikkan
38
Selamat Tinggal Masa Lalu
39
Sebuah Tanda
40
Kebimbangan Aluna
41
Wanita Kesayangan
42
Bertemu Kembali
43
Kejutan Untuk Hariz
44
Drama Keluarga
45
Rencana Penculikan
46
Hukuman Untuk Hariz Part 1
47
Hukuman Untuk Hariz Part 2
48
Liburan Ke Pulau
49
Rumah Masa Depan
50
Obrolan Bersama Elsa
51
Bertemu Sandra dan Mona
52
Singkirkan Yang Menjadi Masalah
53
Makan Malam Bersama
54
Kedatangan Camelia
55
Kemarahan Camelia Pada Clara
56
Will You Marry Me
57
Tawaran Oma Ananta
58
Kebenaran Yang Sesungguhnya
59
Mengganggu Saja
60
Keributan Di Kediaman Bramantyo
61
Satu Lawan Dua
62
Kehancuran Camelia
63
Hadiah Dari Ananta
64
Obat Perangsang
65
Hari Pernikahan
66
Honeymoon
67
Honeymoon 2
68
Rumah Baru
69
Pregnant
70
Calon Pewaris
71
Pelayan Baru
72
Penyusup
73
Penyusup 2
74
Penyusup 3
75
Kematian Hariz Dan Clara
76
Q-time
77
Kebersamaan Keluarga
78
Bibit Pelakor
79
Bibit Pelakor 2
80
Bibit Pelakor 3
81
Lahirnya Sang Pewaris
82
Galen Haidar Bramantyo
83
Delapan puluh tiga
84
Delapan Puluh Empat
85
Delapan Puluh Lima
86
Delapan puluh Enam
87
Delapan Puluh Tujuh
88
Delapan Puluh Delapan
89
Delapan Puluh Sembilan
90
Sembilan puluh
91
Sembilan Puluh Satu
92
Sembilan Puluh Dua
93
Sembilan Puluh Tiga
94
Sembilan Puluh Empat
95
Sembilan Puluh Lima
96
Sembilan Puluh Enam
97
Sembilan Puluh Tujuh
98
Sembilan Puluh Delapan
99
Sembilan Puluh Sembilan
100
Seratus
101
Seratus Satu
102
Seratus Dua
103
Seratus Tiga (End)
104
Extra Part (End) Lamaran Untuk Elsa
105
Extra Part (End) Pesta Pernikahan Elsa dan Zaiyan.
106
Extra Part (End) Sandra Dan Deren
107
Extra Part (End) Kelahiran Arabella Quenza Bramantyo
108
Promosi Karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!