Pembelaan

Happy Reading

"Sudah mulai berani kamu ya." Mona melayangkan tangannya ke wajah Aluna, ia ingin menampar sang menantu, tetapi sebelum tangannya mendarat di pipinya, Aluna lebih dulu mencegahnya.

"Lepas, menantu sialan!" maki Mona.

"Sudah cukup wajahku menjadi pelampiasan amarahmu, Ma. Jangan harap kali ini aku akan tetap menerimanya," balas Aluna.

Aluna melepaskan cengkeraman tangannya dari pergelangan tangan Mona. Bersamaan dengan itu Hariz datang. Ibu mertuanya dan adik iparnya kembali melakuan drama, berhasil membuat Aluna semakin muak.

"Hariz, lihatlah kelakuan istrimu! Mama menyuruhnya untuk belanja, tapi dia justru menyuruh Mama dan adikmu untuk melakukannya," adu Mona.

Heh!

"Apa Mama lupa? Bukankah Mama pernah mengatakan jika aku tidak becus mengurus urusan rumah tangga? Apa yang beli dan masak tidak pernah Mama suka. Jadi … apa salahnya Mama belanja sendiri sesuai mau Mama dan Sandra," hardik Aluna. "Dan tentunya juga biar Mama tahu harga barang di pasar. Jadi tidak seenaknya menyuruh orang belanja banyak tapi uang yang Mama kasih sedikit."

"Kakak, aku ada janji dengan temanku. Tapi kak Aluna tidak mau meminjamkan mobilnya," adu Sandra.

Mendengar itu Aluna memutar bola matanya merasa jengah dengan adik iparnya.

"Itu mobilku dan aku mau pakai. Jika kamu mau pergi silahkan naik taksi," suruh Aluna.

"Aluna, biarkan dia bawa mobilmu. Aku bisa mengantarmu," bujuk Hariz membuat adiknya tersenyum penuh kemenangan.

"Sini, Kak. Mana kunci mobilnya!" pinta Sandra sumringah.

"Kenapa bukan kamu saja yang mengantar adikmu? Biar kamu tahu ke mana perginya adik kamu ini," saran Aluna.

"Aku tidak mau. Kakakku sudah lelah bekerja. Aku tidak mau merepotkan dia," dalih Aluna.

"Kenapa? Kamu takut ketahuan apa yang kamu lakukan selama ini?" tebak Aluna. "Dan, kamu Mas Hariz, sebaiknya dari sekarang bersikap tegaslah sama adik perempuanmu ini. Jangan menghambur-hamburkan uang untuk hal yang tidak berguna!" saran Aluna. "Dan untuk Mama, anak perempuan Mama yang satu ini!" Aluna menunjuk Sandra. "Dia sudah dewasa, sudah lulus kuliah, tetapi tidak bisa melakukan hal kecil satu pun. Aku kasih saran ke Mama, sebelum dia bekerja, sebaiknya Mama ajarkan dia mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Apa Mama tidak takut kalau kelak tidak ada yang mau menjadikan dia sebagai menantu karena sifat sombongnya," ejek Aluna.

"Kamu mengejekku?" geram Sandra.

"Tidak juga. Hanya sekedar mengingatkan," elak Aluna. "Ini sudah siang aku tidak ingin membuang waktuku untuk berdebat dengan kalian. Ada hal yang lebih penting yang harus aku urus."

"Kakak!" Sandra merengek meminta pembelaan dari Hariz.

"Hariz, kenapa kamu mau diam saja, istrimu sudah menghina adikmu?" marah Mona.

"Yang dikatakan Aluna benar, Ma," ucap Hariz. "Mama harus ajarkan dia pekerjaan rumah tangga. Dan jika kamu tidak mau Sandra … besok datang ke kantor. Ada posisi kosong yang mungkin bisa kamu tempati," imbuh Hariz.

Setelah mengatakan kalimat itu Hariz pergi ke ruang kerjanya, sedangkan Aluna masih berdiri di tempat yang sama menunjukkan senyum kemenangan pada mertua dan juga adik iparnya.

"Terima kasih, Mana. Ada bagusnya juga untukku uang belanja Mama yang atur. Aku jadi tidak harus pusing mengurus rumah ini," ejek Aluna. "Dan satu lagi, Mama ajarkan anak manja Mama yang satu ini hal yang mudah lebih dulu. Mungkin menyapu atau mengepel. Rumah ini sangat kotor."

Aluna tertawa kecil melihat ekpresi adik ipar dan juga ibu mertuanya. Ia pun pergi dengan perasaan bahagia.

****

Aluna pergi ke pusat perbelanjaan ditemani oleh Rania. Mereka sepakat bekerjasama untuk mengembangkan bisnis fashion Aluna. Kini keduanya berada di pusat perbelanjaan menunggu seseorang yang akan bekerja sama dengan Aluna. Sebenarnya bukan orang baru, dia adalah supplier lama Aluna. Saat orang itu tahu Aluna kembali membuka butik buru-buru dia ingin bertemu dan kembali bekerja sama dengan Aluna.

"Aluna!" panggil seseorang.

Aluna dan Rania sama-sama menoleh. Keduanya melihat seseorang yang sangat tidak asing bagi mereka. Aluna dan Rania menyambut kedatangan sepasang suami dan istri itu. Mereka mengobrol sambil makan siang. Obrolan kecil penuh tawa, saling memuji hingga terjadilah kesepakatan kerja sama.

Tidak terasa sudah berjam-jam mereka mengobrol. Sepasang suami dan istri itu pamit untuk pulang. Aluna dan Rania memutuskan untuk berada di pusat perbelanjaan itu cukup lama. Mereka menghabiskan waktu berdua, hal yang sudah jarang dilakukan.

Setelah berbelanja mereka memilih duduk di cafe untuk kembali mengobrol dan makan makan ringan. Keduanya memesan cake dan juga kopi. Sambil makan Aluna menceritakan kejadian waktu di rumah. Rania tidak bisa menahan tawanya dan tidak bisa membayangkan wajah ibu mertua dan juga adik ipar Aluna. Apalagi saat Aluna menceritakan bagaimana ia menolak ajakan bercinta Hariz, Rania makin tergelak bahkan sampai ada air mata yang keluar.

"Itu bagus, Aluna," puji Rania. "Aku jadi kasihan pada Hariz. Pasti sakit sekali menahan itu," imbuh Rania.

Saking asyiknya tertawa mereka tidak sadar menjadi pusat perhatian. Sampai Aluna menyadari banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka.

"Rania, pelankan suaramu. Semua orang memerhatikan kita," tegur Aluna.

Rania berhenti tertawa lantas memerhatikan sekitar mereka. Benar saja banyak orang memerhatikan mereka dan juga berbisik-bisik.

"Saking serunya ceritamu aku sampai lupa kita berada di tempat umum," bisik Rania.

"Ada-ada saja," ujar Aluna diikuti tawa kecilnya.

"Baiklah. Kita lanjutkan ceritamu lagi," ucap Rania sembari menyuapkan cake ke mulutnya.

"Apa yang harus aku ceritakan lagi. Semuanya sudah aku ceritakan padamu." Aluna bicara setelah menyesap kopi yang ia pesan.

"Intinya, aku merasa senang. Untuk pertama kali Hariz membelaku setelah sekian lama," ucap Aluna.

"Oke. Itu sebenarnya awal yang bagus, Aluna. Lanjutkan sampai mereka berpikir panjang untuk mencari masalah denganmu," ucap Rania.

"Ya," balas Aluna.

"Baiklah, ini sudah sore." Rania melihat waktu pada jam yang melingkar di pergelangan tangan, waktu menunjukkan hampir pukul lima sore. "Aku harus pulang, Rania. Farel sebentar lagi pulang," pamit Rania.

"Ya, Rania," ucap Aluna. "Sampaikan salamku untuk Farel," pesan Aluna.

"Tentu saja," balas Rania.

"Aku senang melihatmu bahagia, Rania. Kamu beruntung memiliki suami seperti Farel," ucap Aluna.

"Ini semua juga berkat dirimu," ucap Rania. "Aluna …." Rania mengenggam tangan Aluna. "Aku do'akan semoga hubunganmu dan Hariz baik-baik saja."

"Terima kasih, Rania. Aku pun juga berharap seperti itu," harap Aluna.

"Baiklah, ayo pulang," ajak Rania disambut anggukkan kepala oleh Aluna.

Keduanya pun berjalan bersama dan berpisah di lantai 3 sebab mobil Aluna terparkir di gedung lantai 3, sedangkan Rania ada di basement.

Sampai di mobil Aluna memasukkan beberapa paper bag ke jok penumpang belakang terlebih dahulu lantas masuk ke kursi kemudi. Jika boleh jujur Aluna malas sekali untuk pulang, tetapi demi mempertahankan hak-nya Aluna rela bergelut dengan keadaan yang sama sekali tidak dia inginkan.

Terpopuler

Comments

Nurr Amirr🥰💞

Nurr Amirr🥰💞

Nahhh gitu Aluna jgn mau2 aja d jdkn babu gratis sama mertua dn adik iparmu yg enggak sedar diri...

2024-12-19

1

Lucia

Lucia

Kamu udah punya segalanya Aluna. Jdilah wanita Idependen. Sampe sukses br Hariz & kel tdk meremerhkan kamu

2025-02-05

0

Soraya

Soraya

Aluna bodoh masih mau sama Haris

2024-12-15

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Kehilangan
3 Sesuatu Yang Tak Terduga
4 Mulai Bangkit
5 Mulai Melawan
6 Sebuah Pemberontakan
7 Pembelaan
8 Kenapa Aku Tidak Boleh Egois
9 Perubahan Hariz
10 Hutang 3 Miliyar
11 Kembali Berkuasa
12 Tak Merasakan Kenikmatan
13 Sopir Baru, Elgar
14 Sopir Baru, Elgar part 2
15 Keributan Di Butik
16 Tuan Dan Nyonya Bramantyo
17 Kebohongan Rania
18 Peringatan Untuk Elgar
19 Camelia
20 Perdebatan Pagi Hari
21 Kekesalan Elgar Pada Sandra
22 Saran dari Elgar
23 Makan Siang Bersama
24 Obrolan Bersama Arleta
25 Curhatan Aluna
26 Bertengkar Lagi
27 Kekacauan Aluna
28 Kebenaran Akan Camelia
29 Rencana Gugatan Perceraian
30 Acara Makan Malam
31 Kepergok
32 Ajakan Having S*x
33 Kemarahan Elgar
34 Elgar Alexander Bramantyo
35 Keyakinan Rania
36 Kegilaan Hariz
37 Baikkan
38 Selamat Tinggal Masa Lalu
39 Sebuah Tanda
40 Kebimbangan Aluna
41 Wanita Kesayangan
42 Bertemu Kembali
43 Kejutan Untuk Hariz
44 Drama Keluarga
45 Rencana Penculikan
46 Hukuman Untuk Hariz Part 1
47 Hukuman Untuk Hariz Part 2
48 Liburan Ke Pulau
49 Rumah Masa Depan
50 Obrolan Bersama Elsa
51 Bertemu Sandra dan Mona
52 Singkirkan Yang Menjadi Masalah
53 Makan Malam Bersama
54 Kedatangan Camelia
55 Kemarahan Camelia Pada Clara
56 Will You Marry Me
57 Tawaran Oma Ananta
58 Kebenaran Yang Sesungguhnya
59 Mengganggu Saja
60 Keributan Di Kediaman Bramantyo
61 Satu Lawan Dua
62 Kehancuran Camelia
63 Hadiah Dari Ananta
64 Obat Perangsang
65 Hari Pernikahan
66 Honeymoon
67 Honeymoon 2
68 Rumah Baru
69 Pregnant
70 Calon Pewaris
71 Pelayan Baru
72 Penyusup
73 Penyusup 2
74 Penyusup 3
75 Kematian Hariz Dan Clara
76 Q-time
77 Kebersamaan Keluarga
78 Bibit Pelakor
79 Bibit Pelakor 2
80 Bibit Pelakor 3
81 Lahirnya Sang Pewaris
82 Galen Haidar Bramantyo
83 Delapan puluh tiga
84 Delapan Puluh Empat
85 Delapan Puluh Lima
86 Delapan puluh Enam
87 Delapan Puluh Tujuh
88 Delapan Puluh Delapan
89 Delapan Puluh Sembilan
90 Sembilan puluh
91 Sembilan Puluh Satu
92 Sembilan Puluh Dua
93 Sembilan Puluh Tiga
94 Sembilan Puluh Empat
95 Sembilan Puluh Lima
96 Sembilan Puluh Enam
97 Sembilan Puluh Tujuh
98 Sembilan Puluh Delapan
99 Sembilan Puluh Sembilan
100 Seratus
101 Seratus Satu
102 Seratus Dua
103 Seratus Tiga (End)
104 Extra Part (End) Lamaran Untuk Elsa
105 Extra Part (End) Pesta Pernikahan Elsa dan Zaiyan.
106 Extra Part (End) Sandra Dan Deren
107 Extra Part (End) Kelahiran Arabella Quenza Bramantyo
108 Promosi Karya
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Prolog
2
Kehilangan
3
Sesuatu Yang Tak Terduga
4
Mulai Bangkit
5
Mulai Melawan
6
Sebuah Pemberontakan
7
Pembelaan
8
Kenapa Aku Tidak Boleh Egois
9
Perubahan Hariz
10
Hutang 3 Miliyar
11
Kembali Berkuasa
12
Tak Merasakan Kenikmatan
13
Sopir Baru, Elgar
14
Sopir Baru, Elgar part 2
15
Keributan Di Butik
16
Tuan Dan Nyonya Bramantyo
17
Kebohongan Rania
18
Peringatan Untuk Elgar
19
Camelia
20
Perdebatan Pagi Hari
21
Kekesalan Elgar Pada Sandra
22
Saran dari Elgar
23
Makan Siang Bersama
24
Obrolan Bersama Arleta
25
Curhatan Aluna
26
Bertengkar Lagi
27
Kekacauan Aluna
28
Kebenaran Akan Camelia
29
Rencana Gugatan Perceraian
30
Acara Makan Malam
31
Kepergok
32
Ajakan Having S*x
33
Kemarahan Elgar
34
Elgar Alexander Bramantyo
35
Keyakinan Rania
36
Kegilaan Hariz
37
Baikkan
38
Selamat Tinggal Masa Lalu
39
Sebuah Tanda
40
Kebimbangan Aluna
41
Wanita Kesayangan
42
Bertemu Kembali
43
Kejutan Untuk Hariz
44
Drama Keluarga
45
Rencana Penculikan
46
Hukuman Untuk Hariz Part 1
47
Hukuman Untuk Hariz Part 2
48
Liburan Ke Pulau
49
Rumah Masa Depan
50
Obrolan Bersama Elsa
51
Bertemu Sandra dan Mona
52
Singkirkan Yang Menjadi Masalah
53
Makan Malam Bersama
54
Kedatangan Camelia
55
Kemarahan Camelia Pada Clara
56
Will You Marry Me
57
Tawaran Oma Ananta
58
Kebenaran Yang Sesungguhnya
59
Mengganggu Saja
60
Keributan Di Kediaman Bramantyo
61
Satu Lawan Dua
62
Kehancuran Camelia
63
Hadiah Dari Ananta
64
Obat Perangsang
65
Hari Pernikahan
66
Honeymoon
67
Honeymoon 2
68
Rumah Baru
69
Pregnant
70
Calon Pewaris
71
Pelayan Baru
72
Penyusup
73
Penyusup 2
74
Penyusup 3
75
Kematian Hariz Dan Clara
76
Q-time
77
Kebersamaan Keluarga
78
Bibit Pelakor
79
Bibit Pelakor 2
80
Bibit Pelakor 3
81
Lahirnya Sang Pewaris
82
Galen Haidar Bramantyo
83
Delapan puluh tiga
84
Delapan Puluh Empat
85
Delapan Puluh Lima
86
Delapan puluh Enam
87
Delapan Puluh Tujuh
88
Delapan Puluh Delapan
89
Delapan Puluh Sembilan
90
Sembilan puluh
91
Sembilan Puluh Satu
92
Sembilan Puluh Dua
93
Sembilan Puluh Tiga
94
Sembilan Puluh Empat
95
Sembilan Puluh Lima
96
Sembilan Puluh Enam
97
Sembilan Puluh Tujuh
98
Sembilan Puluh Delapan
99
Sembilan Puluh Sembilan
100
Seratus
101
Seratus Satu
102
Seratus Dua
103
Seratus Tiga (End)
104
Extra Part (End) Lamaran Untuk Elsa
105
Extra Part (End) Pesta Pernikahan Elsa dan Zaiyan.
106
Extra Part (End) Sandra Dan Deren
107
Extra Part (End) Kelahiran Arabella Quenza Bramantyo
108
Promosi Karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!