Mulai Melawan

Aluna pulang ke rumahnya setelah makan malam bersama Rania dan Farel. Setelah melewati perjalanan selama beberapa jam ia sampai di depan rumahnya. Aluna menghentikan laju mobilnya, berhenti di depan gerbang, memerhatikan rumah yang nampak sepi. Di atapnya rumah besar itu, entah apa yang dipikirkan oleh Aluna, yang jelas ia akan memulai perubahan setelah ia masuk nantinya.

"Semangat, Aluna! Kamu pasti bisa menangani masalah ini." Aluna menarik napas panjang lantas membuangnya kembali untuk memberikan semangat pada dirinya sendiri.

TIN TIN

Aluna membunyikan klakson memberi tanda pada penjaga rumahnya untuk segera membukakan pintu gerbang. Sang penjaga berlari ke gerbang saat tahu nyonya rumah itu pulang.

Aluna kembali melajukan mobilnya dan memarkirkannya di garasi rumah. Setelah itu turun dari mobil dengan membawa barang belanjanya.

"Nyonya Aluna," panggil salah satu penjaga.

Aluna pun menoleh dan tersenyum ramah pada pekerja di rumahnya.

"Ini benar, Nyonya Aluna?" Penjaga itu memerhatikan Aluna dari atas hingga bawah.

"Memangnya siapa lagi kalau bukan saya, Pak?" tanya Aluna.

"Maaf, Nyonya jika saya lancang. Nyonya terlihat berbeda, jadi cantik. Saya jadi pangling," pujinya.

"Pak Musli bisa saja," ucap Aluna.

"Sebenarnya saya senang Nyonya akhirnya pulang," aku Sang penjaga.

"Apa saja yang terjadi saat saya tidak ada?" tanya Aluna.

"Kacau, Nyonya. Saya merasa lega nyonya Mona dan Non Sandra pergi. Kami bisa beristirahat dengan lebih tenang," curahnya.

"Apa suami saya dan yang lainnya belum pulang?" tanya Aluna.

"Belum, Nyonya. Sudah hampir dua minggu mereka belum pulang. Bahkan saya berharap mereka tidak pulang," adunya. "Eh maaf, Nyonya. Saya kelepasan."

"Tidak apa-apa, Pak. Saya juga sebenarnya berharap seperti itu," aku Aluna membuat penjaga itu tertawa begitu juga dengan dirinya. "Saya ingin istirahat dan … ini ada makanan untuk kalian." Aluna memberikan paper bag berisi makanan yang dibelinya kepada para penjaga. Tentu saja para merasa sangat senang.

"Terima kasih, Nyonya," ucap penjaga itu.

"Tapi … jangan bilang sama ibu Mona nantinya. Kalian tahu kan bagaimana sifatnya," pesan Aluna.

"Baik, Nyonya. Kami akan ingat. silahkan masuk, Nyonya. Mau saya bantu bawakan barang-barangnya," tawar si penjaga.

"Tidak perlu. Kalian makanlah. Saya masuk dulu." Aluna masuk ke dalam rumah dan berjalan menuju kamarnya. Sayangnya kamarnya ternyata dikunci.

"Keterlaluan mereka. Bisa-bisanya mengunci pintu kamarku," geram Aluna.

Aluna hanya mampu menarik napas dalam-dalam. Ia membuka lemari kabinet di dekat kamarnya dan mengambil kunci cadangan kamarnya.

"Syukurlah mereka tidak tahu aku menyimpan semua kunci cadangan rumah ini di sini," gumam Aluna.

Aluna kembali melangkah ke depan kamarnya. Ia memasukkan kunci ke lubang kunci kemudian memutarnya. Pintu kamar dibuka. Aluna ternganga melihat kamarnya begitu berantakan. Barang belanjaannya ia taruh di atas sofa dan mulai membereskan ruang tidurnya. Selesai dengan itu, Aluna berjalan ke depan cermin menatap pantulan dirinya sendiri.

Aluna menyentuh pipinya, meringis seakan merasakan kembali tamparan yang diberikan oleh suami dan ibu mertuanya

"Aku tidak akan membiarkan mereka melukai tubuhku atau hatiku lagi," tekad Aluna.

****

Keesokan harinya, Aluna dikejutkan dengan suara teriakan yang sama sekali tidak ingin dia dengar. Siapa lagi kalau bukan ibu mertuanya.

"Ck, nenek tua itu benar-benar menyebalkan!" Aluna menutup telinganya menggunakan bantal, tetapi Aluna masih saja bisa mendengarnya.

Aluna menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya, bangun untuk mengambil posisi duduk, lantas mengikat tali kimono tidur yang ia pakai. Aluna membuka kunci kamarnya dan berjalan dengan langkah anggun menuju lantai bawah.

Aluna berjalan menuruni anak tangga, sesekali menguap tidak peduli dengan makian sang ibu mertua. Dengan santainya Aluna berjalan menuruni anak tangga, satu tangannya berpegangan pada birai besi di sampingnya.

"Bagus, sudah siang dan kamu baru bangun?" sindir sang ibu mertua.

"Apa salahnya? Untuk beberapa hari ini aku tidak bisa tidur dan semalam aku baru bisa tidur nyenyak," balas Aluna. "Kalian sudah pulang? Kenapa kalian pulang terlalu cepat? Aku baru saja akan menikmati kebebasanku," imbuhnya.

Mona dan Sandra terperangah mendengar ucapan Aluna dan juga nada bicaranya. Belum lagi cara berpakaiannya yang terlihat berbeda. Mereka seakan tidak percaya jika perempuan di hadapanya adalah Aluna.

"Gayamu sudah seperti nyonya besar ya," sindir Mona.

"Terserah apa kalian. Aku mau kembali ke kamar, aku masih mengantuk." Aluna berbalik dan akan menaiki anak tangga. Akan tetapi ia berbalik lagi. "Dan ... jangan ada yang berani menggangguku."

"Apa kamu bilang?" teriak Mona. "Enak saja kamu mau tidur lagi. Bawa barang -barang ini ke kamarku!" perintahnya.

"Iya, Kak kami lelah." Sandra menjatuhkan tubuhnya di sofa yang ada di dekatnya. "Jadi Kakak bawa tuh barang-barang ke kamar kami," perintahnya.

Aluna yang akan memijakkan kaki di anak tangga pertama pun berbalik menatap ibu mertua dan adik ipar dengan sinis. "Kalian punya tangan dan kaki sendiri, kan? Jadi lakukan saja sendiri! Jangan menggangguku," tolak Aluna.

"Aluna!" panggil Hariz. "Kamu bicara apa pada ibu dan adikku?" ucap Hariz yang baru saja masuk ke rumah dengan menyeret koper.

Aluna mendengkus, melipat kedua tangannya di dada sembari menatap Hariz sinis. "Aku pikir kamu sudah lupa untuk pulang?" sindir Aluna.

"Lupakan itu? Kenapa kamu bicara kasar pada ibu dan adikku?" tanya Hariz tidak suka.

"Bicara kenyataan? Mereka masih sehat. Jadi … harusnya mereka bisa melakukan apapun sendiri," jawab Aluna.

"Mama hanya meminta tolong pada Kak Aluna, sebab mama pasti capek dari perjalanan jauh. Tapi Kak Aluna menolaknya dan justru bicara kasar pada mama," Adu Sandra.

"Heh, akting yang bagus! Harusnya kalian ikut pementasan drama saja. Pasti kalian akan dapat banyak penghargaan!" pungkas Aluna.

"Aluna, jangan keterlaluan!" bentak Hariz.

Jika biasanya Aluna akan menangis dan kecewa saat Hariz bicara kasar padanya kini Aluna berbeda.

"Heh, siapa di sini yang keterlaluan? Aku atau kalian, terutama kamu, Mas," tanya balik Aluna. Nada suara Aluna sudah mulai meninggi.

"Aluna, jangan keterlaluan!" bentak Hariz.

"Kamu yang keterlaluan, Mas! Kedua orang tuaku meninggal dan kamu justru pergi berlibur ke luar negeri dengan keluarga kamu tanpa mengabari aku," teriak Aluna. Pada akhirnya bon waktu dalam diri Aluna meledak.

"Apa? Mama sama papa meninggal? Kenapa kamu tidak memberitahuku?" Nada bicara Hariz mulai lembut.

"Aku sudah mencoba untuk memberitahu kamu, tapi nomor kamu selalu tidak bisa dihubungi. Dan aku juga sudah memberitahu pada ibumu, tapi dia justru tidak peduli," ungkap Aluna. "Dan sekarang kamu bilang aku keterlaluan. Kamu masih waras, 'kan, Mas? Masih bisa bedain mana yang benar dan salah?"

"Itu bohong, Hariz," elak Mona.

"Masih tidak mau mengaku. Dasar perempuan ular!" maki Aluna.

"Aluna! Diam!" bentak Hariz.

"Kamu yang harusnya diam, Mas!" balas Aluna. "Dari pada marah dan membentakku, sebaiknya kamu kasih paham sama ibu dan adikmu bagaimana caranya harus menghargai orang lain. Dan kamu harus ingat, aku ini istrimu, Nyonya di rumah ini bukan pembantu!"

Terpopuler

Comments

Omah Tien

Omah Tien

kenapa ya mau rigal lg samaa orang kaya gitu kan sudah ada apertemen cerai aja

2025-02-27

1

Isabela Devi

Isabela Devi

Aluna harus berani lawan mrk dan jangan mau di tindas trus

2025-02-19

1

Ken L

Ken L

gitu donk bangkit, lawan... cerai pakai pengacara bagi harta gono gini

2025-03-06

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Kehilangan
3 Sesuatu Yang Tak Terduga
4 Mulai Bangkit
5 Mulai Melawan
6 Sebuah Pemberontakan
7 Pembelaan
8 Kenapa Aku Tidak Boleh Egois
9 Perubahan Hariz
10 Hutang 3 Miliyar
11 Kembali Berkuasa
12 Tak Merasakan Kenikmatan
13 Sopir Baru, Elgar
14 Sopir Baru, Elgar part 2
15 Keributan Di Butik
16 Tuan Dan Nyonya Bramantyo
17 Kebohongan Rania
18 Peringatan Untuk Elgar
19 Camelia
20 Perdebatan Pagi Hari
21 Kekesalan Elgar Pada Sandra
22 Saran dari Elgar
23 Makan Siang Bersama
24 Obrolan Bersama Arleta
25 Curhatan Aluna
26 Bertengkar Lagi
27 Kekacauan Aluna
28 Kebenaran Akan Camelia
29 Rencana Gugatan Perceraian
30 Acara Makan Malam
31 Kepergok
32 Ajakan Having S*x
33 Kemarahan Elgar
34 Elgar Alexander Bramantyo
35 Keyakinan Rania
36 Kegilaan Hariz
37 Baikkan
38 Selamat Tinggal Masa Lalu
39 Sebuah Tanda
40 Kebimbangan Aluna
41 Wanita Kesayangan
42 Bertemu Kembali
43 Kejutan Untuk Hariz
44 Drama Keluarga
45 Rencana Penculikan
46 Hukuman Untuk Hariz Part 1
47 Hukuman Untuk Hariz Part 2
48 Liburan Ke Pulau
49 Rumah Masa Depan
50 Obrolan Bersama Elsa
51 Bertemu Sandra dan Mona
52 Singkirkan Yang Menjadi Masalah
53 Makan Malam Bersama
54 Kedatangan Camelia
55 Kemarahan Camelia Pada Clara
56 Will You Marry Me
57 Tawaran Oma Ananta
58 Kebenaran Yang Sesungguhnya
59 Mengganggu Saja
60 Keributan Di Kediaman Bramantyo
61 Satu Lawan Dua
62 Kehancuran Camelia
63 Hadiah Dari Ananta
64 Obat Perangsang
65 Hari Pernikahan
66 Honeymoon
67 Honeymoon 2
68 Rumah Baru
69 Pregnant
70 Calon Pewaris
71 Pelayan Baru
72 Penyusup
73 Penyusup 2
74 Penyusup 3
75 Kematian Hariz Dan Clara
76 Q-time
77 Kebersamaan Keluarga
78 Bibit Pelakor
79 Bibit Pelakor 2
80 Bibit Pelakor 3
81 Lahirnya Sang Pewaris
82 Galen Haidar Bramantyo
83 Delapan puluh tiga
84 Delapan Puluh Empat
85 Delapan Puluh Lima
86 Delapan puluh Enam
87 Delapan Puluh Tujuh
88 Delapan Puluh Delapan
89 Delapan Puluh Sembilan
90 Sembilan puluh
91 Sembilan Puluh Satu
92 Sembilan Puluh Dua
93 Sembilan Puluh Tiga
94 Sembilan Puluh Empat
95 Sembilan Puluh Lima
96 Sembilan Puluh Enam
97 Sembilan Puluh Tujuh
98 Sembilan Puluh Delapan
99 Sembilan Puluh Sembilan
100 Seratus
101 Seratus Satu
102 Seratus Dua
103 Seratus Tiga (End)
104 Extra Part (End) Lamaran Untuk Elsa
105 Extra Part (End) Pesta Pernikahan Elsa dan Zaiyan.
106 Extra Part (End) Sandra Dan Deren
107 Extra Part (End) Kelahiran Arabella Quenza Bramantyo
108 Promosi Karya
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Prolog
2
Kehilangan
3
Sesuatu Yang Tak Terduga
4
Mulai Bangkit
5
Mulai Melawan
6
Sebuah Pemberontakan
7
Pembelaan
8
Kenapa Aku Tidak Boleh Egois
9
Perubahan Hariz
10
Hutang 3 Miliyar
11
Kembali Berkuasa
12
Tak Merasakan Kenikmatan
13
Sopir Baru, Elgar
14
Sopir Baru, Elgar part 2
15
Keributan Di Butik
16
Tuan Dan Nyonya Bramantyo
17
Kebohongan Rania
18
Peringatan Untuk Elgar
19
Camelia
20
Perdebatan Pagi Hari
21
Kekesalan Elgar Pada Sandra
22
Saran dari Elgar
23
Makan Siang Bersama
24
Obrolan Bersama Arleta
25
Curhatan Aluna
26
Bertengkar Lagi
27
Kekacauan Aluna
28
Kebenaran Akan Camelia
29
Rencana Gugatan Perceraian
30
Acara Makan Malam
31
Kepergok
32
Ajakan Having S*x
33
Kemarahan Elgar
34
Elgar Alexander Bramantyo
35
Keyakinan Rania
36
Kegilaan Hariz
37
Baikkan
38
Selamat Tinggal Masa Lalu
39
Sebuah Tanda
40
Kebimbangan Aluna
41
Wanita Kesayangan
42
Bertemu Kembali
43
Kejutan Untuk Hariz
44
Drama Keluarga
45
Rencana Penculikan
46
Hukuman Untuk Hariz Part 1
47
Hukuman Untuk Hariz Part 2
48
Liburan Ke Pulau
49
Rumah Masa Depan
50
Obrolan Bersama Elsa
51
Bertemu Sandra dan Mona
52
Singkirkan Yang Menjadi Masalah
53
Makan Malam Bersama
54
Kedatangan Camelia
55
Kemarahan Camelia Pada Clara
56
Will You Marry Me
57
Tawaran Oma Ananta
58
Kebenaran Yang Sesungguhnya
59
Mengganggu Saja
60
Keributan Di Kediaman Bramantyo
61
Satu Lawan Dua
62
Kehancuran Camelia
63
Hadiah Dari Ananta
64
Obat Perangsang
65
Hari Pernikahan
66
Honeymoon
67
Honeymoon 2
68
Rumah Baru
69
Pregnant
70
Calon Pewaris
71
Pelayan Baru
72
Penyusup
73
Penyusup 2
74
Penyusup 3
75
Kematian Hariz Dan Clara
76
Q-time
77
Kebersamaan Keluarga
78
Bibit Pelakor
79
Bibit Pelakor 2
80
Bibit Pelakor 3
81
Lahirnya Sang Pewaris
82
Galen Haidar Bramantyo
83
Delapan puluh tiga
84
Delapan Puluh Empat
85
Delapan Puluh Lima
86
Delapan puluh Enam
87
Delapan Puluh Tujuh
88
Delapan Puluh Delapan
89
Delapan Puluh Sembilan
90
Sembilan puluh
91
Sembilan Puluh Satu
92
Sembilan Puluh Dua
93
Sembilan Puluh Tiga
94
Sembilan Puluh Empat
95
Sembilan Puluh Lima
96
Sembilan Puluh Enam
97
Sembilan Puluh Tujuh
98
Sembilan Puluh Delapan
99
Sembilan Puluh Sembilan
100
Seratus
101
Seratus Satu
102
Seratus Dua
103
Seratus Tiga (End)
104
Extra Part (End) Lamaran Untuk Elsa
105
Extra Part (End) Pesta Pernikahan Elsa dan Zaiyan.
106
Extra Part (End) Sandra Dan Deren
107
Extra Part (End) Kelahiran Arabella Quenza Bramantyo
108
Promosi Karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!