Imam Punya Pengagum Rahasia

"Cewek yang tadi bersama gadis berkaca mata itu Vini oon!.. ucap rio lagi.

Aku pun merasa heran mendengar penjelasan rio, dia bilang belum pernah lihat fisiknya secara langsung. Kok sekarang malah dia tau kalau cewek tadi itu Vini..

"Udah mam lo jangan kelamaan mikirnya, sekarang mending buruan kejar tuh cewek sambil ajak kenalan.. seru rio.

Dengan cepat aku membuka pintu uks, dan langsung mengejar Vini yang sudah agak jauh berjalan. Aku sedikit berteriak memanggilnya dan panggilanku pun berhasil, menghentikan langkah mereka. dengan nafas ngos_ngosan aku tiba dihadapan mereka.

"Ehh ada yang ketinggalan? tanya cewek berkacamata aku tidak menjawabnya malah mengulurkan tangan memperkenalkan diri.

"Aku Imam Al Fattah anak kelas 11_2 dia terlihat sedikit terkejut dengan aksi spontan aku, dan mukannya tampak memerah.

"Aku sudah tau kok.. sambil menarik lengan temannya lalu beranjak pergi, meninggalkan aku. Terus uluran tanganku gimana ya? masalah sih dia mau menyambut uluran tanganku atau tidak, setidaknya aku sudah tau seperti apa rupannya pengagum rahasiaku.

Dengan hati sedikit berbunga_bunga aku kembali ke UKS, tapi ada satu hal yang bikin aku bingung tadi vini bilang udah tau aku.

Karena insidennya rio tertabrak pintu oleh rio, maka hukumanku dengannya pun dengan terpaksa dibatalkan. mengingat kondisi fisik rio yang tak memungkinkan kami melanjutkan tugas menjadi cleaning servis dadakan. Padahal lukannya cuma dihidung dasar rio lebay.

Tapi aku bersyukur dengan begitu dia berhasil membujuk ibunya, untuk membatalkan hukuman kami. tak mau percaya begitu saja dengan alasan anak bungsunya itu, namun setelah rio mengeluhkan pusing mau tidak mau ibunya luluh dibuatnya.

Bel sekolah berbunyi pertanda waktu kami pulang, kami mulai membereskan buku aku sempet membuka wa dari rendy. katanya hari ini ada pertandingan judo sore ini sementara joni sudah pulang sejak tadi, dia mau membesuk saudaranya dirumah sakit. Yang sedang dirawat karena DBD aku dan rio sudah ada di tempat parkir, aku mengedarkan pandangku tertuju pada gedung sekolah tempat ayu belajar.

"Lu ngapain sih mam dari celingukan.. tanya rio heran.

"Gue lagi nyari ayu sudah pulang atau belum.. kataku.

"Sejak kapan lu punya cewek namanya ayu? tanya rio lagi. gue kesel juga sama ni bocah kenapa dia bisa lupa sama sepupunya sendiri. Terlihat ada anak berseragam putih merah lewat disamping kami, aku pun mendekatinya lalu bertanya.

"Dek kamu lihat ayu gak, anak kelas 4A.. tanyaku.

"Dia sudah pulang kak dengan tantri.. jawab anak itu, aku pun mengucapkan terimakasih. lalu kembali menghampiri motorku dan mulai menyalakan motot, namun secepat kilat rio mematikan motorku dan mengambil kuncinya.

"Kambing lu ya, udah gue tungguin lu nyarii ayu sekarang gue mau ditinggalin nih.. ucap rio kesal.

"Sini lu temenin gue bentar warung pengkolan, mulut gue asem banget nih.. kata rio sambil melirik jok belakang. motor sport yang jok belakangnya sudah di modip menjadi super nungging, aku tau apa yang ada dipikiran rio. pasti dia ingin membuatku malu duduk di belakang supaya bisa memeluknya, dasar sepupu rese.

Rio menoleh dan langsung ku rebut kembali kunci itu dari tangannya, dan langsung menghidupkan motor.

"Gue tunggu di warung pengkolan, teriakku lalu melesat pergi tanpa menunggu lagi.

"Kampret lu mam.. umpatnya kesal, gue ditinggalin kan.

________

"Bu imam keluar bentar ya sama rio... kataku berteriak.

"Pulangnya jangan malem\_malem.. sahutan suara ibu dari arah dapur. Aku langsung berlari menuju ketempat rio menunggu disana, di dekat hutan bambu kulihat dia sedang asik bermain hp. Aku sengaja berjalan mengendap\_endap mengagetkan dia, benar saja rio telonjak kaget dia hampir melompat.

Aku pun segera mengajaknya pergi rio yang masih mukut rio tak hentinya mengumpat, rio mulai menjalankan motornya.

"Loh kok malah masuk kehutan bambu ya? emang mau kemana sih..tanyaku penisirin.

"Lu anter gue kerumah temen SD gue ambil undangan reunian akbar angkatan gua mam.. jawab rio. Setahuku nono itu rumahnya memang ada diujung kampung tapi bisa mengambil jalan lain, selain melewati hutan bambu yang tak tahu kenapa berkesan lain buatku.

Karena malas berdebat hanya karena jalan aku pun diam saja, duduk manis di boncengan sesekali melihat layar hp sekedar menghilangkan rasa bosen. Tiba_tiba motor matic yang kami kendarai berjalan tersendat_sendat, lalu mati persis ditengah_tengah hutan bambu.

Motor kakak lu gak ada bensinya men.. tanyaku sambil turun dari motornya rio, sesekali pandanganku berkeliling menjelajahi area hutan bambu yang gelap. didalam hutan ini memang sama sekali takada peneramgan apapun, pernah sekali ada rw baru mencoba memasang lampu_lampu disini. Namun tiap habis dipasang besoknya mati begitu saja akhirnya sekarang sama sekali gak dikasih lampu.

Rio mencoba menghidupkan motornya dengan cara disela, namun tetap gak mau hidup rio menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Bensin penuh, aki bagus tapi kenapa gak mau hidup juga ya.. tanya rio entah pada siapa, Aku yang sedang asik main game di hp hanya mengangguk.

"Ehh setan bantuin gak lu malah asik main game.. aku yang melihat rio mulai jengkel keluar dari aplikasi game. Saat aku mencoba membantunya mendorong motor, tiba\_tiba ada gelombang angin besar yang menerpa kami berdua. Sesaat pandangan kami tertutup debu dan daun\_daun yang berterbangan aku bahkan menutup hidung dengan kaos, yang aku kenakan.

"Angin dari mana sih? tanya rio heran, aku menaikan bahuku sambil mencoba mendorong lagi motor rio yang mati. Aku mendorong motor dari belakang namun kurasakan motor itu semakin berat, rio sepertinya merasakan hal yang sama dia memandangku selayaknya orang yang sedang kebingungan. rio mencoba menstater motornya lagi..

"Kita istirahat dulu men.. rio mengangguk. dan menstandarkan motornya aku duduk di jok belakang dan rio nangkring diatas motor.

"Ini gak beres men.. kataku sambil masih terus duduk, tiba\_tiba bayangan hitam berkelebat dengan cepat di atas kami. rio langsung melompat dan mencoba menghidupkan kembali motor matic warna pink milik kakak perempuannya itu, tapi hasilnya tetap sama motor sialan tersebut tidak mau hidup ada gurat ketakutan terpancar di wajahnya rio.

Aku langsung berdiri dan mendorong kembali motor itu, aku menyembunyikan rasa takut yang juga menghinggapi diriku. tapi tetap berusaha tenang dan terus mendorong namun yang aku rasakan motor itu bertambah berat, berpuluh kali lipat seperti mendorong sesuatu yang bermuatan besar.

Rio yang mendorong didepan juga sepertinya merasakan hal yang sama, keanehan ini tak satupun dari kami mengeluarkan suara. Saat itu bagi kami sebuah tindakan lebih penting daripada bersuara, tiba_tiba aku mendengar suara jatuh didekatku.

Aku mengedarkan pandang mencari sekiranya apa yang barusan jatuh tadi.

"Mam benda apa tadi jatuh, tuh ada didekat kaki lu.. ucap rio yang tentu saja membuatku terkejut, aku lantas mengambil benda itu lalu berjalan menghampiri rio.

"Pistol mainan men.. ucapku seraya menunjukan benda itu.

"Parno gue lama_lama disini.. kata rio lalu dia segera mendorong motornya lagi.

"Aneh banget sekarang motor gue enteng lagi men.. ujar rio. Aku menyimpan pistol mainan itu kedalam jaketku lalu menggantikan posisi rio, sekarang aku yang akan mencoba menstater motor rio. beberapa kali ku coba gagal rio tersenyum mengejek, sekali lagi kucoba dan akhirnya menyala rio mengacungkan dua jempol.

"Gak sia\_sia gue punya temen anak motor.. selorohnya.

Bersambung...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***