Bab 5. Anak Nakal

"CK, menyebalkan sekali" decak Alex saat melihat Sky yang bersandar dengan begitu manjanya pada Starla.

"Hey, kau bintang di langit!" tunjuknya pada Starla yang mengisap puncak kepala Sky dengan begitu lembut penuh kasih sayang.

"Biarkan saja, sayang. Jangan dengarkan mertuamu itu. Dia hanya iri saja dengan kita" ujar Sky yang tidak ingin istrinya menanggapi omongan papanya.

Melihat adik dan juga papanya bertengkar membuat Matheo langsung melerainya. Dia tidak ingin melihat mereka berdua terus berdebat. "Papa..." panggilnya pada orang yang paling berjasa dalam hidupnya.

Jika tidak ada pria bernama Alexander, entah seperti apa hidupnya. Mungkin dia tidak akan bisa seperti ini. Sungguh, rasanya dia benar-benar merasa menjadi manusia paling beruntung di dunia ini. Karena bisa bertemu dengan keluarga ini. Apalagi mereka menganggapnya seperti saudara kandung. Jadi dia merasa sangat di terima dengan baik di keluarga ini. Bahkan saudara-saudaranya begitu menghormatinya.

"Anak hebat ku," ucap Alex sambil melirik ke arah Sky.

Dia sengaja mengatakan hal itu, karena ingin melihat reaksi Sky. Bukannya terpancing, Sky malah asyik sendiri dengan istrinya hingga membuat sang papa merasa kesal. Ya, Alex merasa kesal karena putranya itu tidak tersinggung sama sekali.

Entah bagaimana caranya membuat Sky tersinggung. Atau mengamuk. Satu-satunya yang bisa membuat Sky mengamuk saat istrinya di sakiti.

Di saat mereka sedang makan malam bersama, tiba-tiba saja Alex mendengar suara derap langkah kaki yang sangat di kenalnya. "Aku tidak mengundangmu untuk datang sialan!" umpat Alex saat mengetahui siapa yang datang.

Markus Orlando, asisten sombong yang kaya raya itu. Tapi, mau bagaimanapun dia tetap tidak akan bisa menandingi kekayaannya. Hanya seorang Christian Alexander Guero saja yang memiliki kekayaan di atas rata-rata. Selebihnya mereka hanya serpihan debu bagi Alexander.

"Aku datang ke tempat ini bukan karena undanganmu. Tapi karena aku ingin makan malam di sini!" sahut Markus dengan begitu santainya.

Bahkan dia tidak tertarik sama sekali dengan pembicaraan keluarga Alexander, perhatiannya hanya untuk makan malam bersama sang istri. Tapi, tak lama kemudian datang lagi Steve, dan terkahir Marvin pun datang.

"Hola...Bung, happy birthday to you my best brother," ucap Marvin dengan penuh percaya diri untuk memberikan selamat pada temannya.

Dia tahu bahwa hari ini adalah hari ulang tahun sang penguasa. jadi sesibuk apapun dia akan meninggalkan semua pekerjaannya laki-laki bernama Alexander. Bahkan dia juga membawa wine kesukaan Alex.

Di letakkannya satu botol wine mahal itu hingga membuat Tarisa terlihat kesal saat suaminya di bawakan minuman seperti itu.

"Kenapa membawa itu?" tanya Tarisa ketika melihat apa yang di bawa Marvin.

"Eh, apa kabar nyonya cantik. Aku lihat-"

klak!

Alex menarik pistolnya hingga membuat amunisinya terisi penuh. Dia sengaja melakukan hal itu karena Marvin berani menganggu istrinya. Bahkan pria tidak tau diri itu berani menggoda istri tercintanya.

"Aku rasa dia sudah lama tidak minum darah." gumam Alex yang membuat Marvin menelan ludahnya dengan kasar.

Bagaimana dia bisa melupakan satu hak jika pria bernama Alexander itu begitu sangat mencintai istrinya. Bahkan dia tidak membiarkan orang lain menatap Tarisa lebih dari dua detik. Aneh bukan?

Tidak, itu bukan aneh. Tapi posesif. Jadi tidak heran lagi jika Alex bersikap demikian karena Tarisa memang wanita yang paling dia cintai.

"Sayang, sudah. Aku tidak apa-apa." ujar Tarisa yang berusaha untuk menenangkan suaminya.

"CK, kedatangannya membuat kepala ku sakit saja. Sudahlah, duduk di sana dan jangan berani-berani menatap istriku lagi jika tidak ingin aku mencongkel mata mu itu!" ucap Alex dengan penuh ancaman karena dia memang tidak suka ada orang lain yang menatap istrinya. Sekalipun itu putranya sendiri.

***

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***