Misi pertama yang gagal total

Hari-hari Shin di Akademi berjalan seperti yang bisa diduga—kacau, penuh ledekan, dan tentunya, banyak tawa. Tapi pagi itu, ada sesuatu yang beda. Seorang guru masuk ke kelas dengan ekspresi serius, membawa gulungan kertas yang terlihat penting.

“Baik, siswa-siswa baru. Hari ini, kalian akan menjalani misi pertama kalian di luar Akademi,” kata guru itu, suaranya tegas.

Shin yang lagi asyik ngelukis kumis di foto guru di bukunya langsung ngangkat tangan. “Misi? Maksudnya, kita bakal dikirim ke luar buat main-main?”

Guru itu melotot ke arah Shin. “Ini bukan permainan, Shin. Ini adalah misi nyata untuk menguji kemampuan kalian.”

Shin menyeringai. “Kalau begitu, pas banget. Gue ini ahli dalam ngerjain hal-hal nggak penting.”

Kelas langsung dipenuhi suara tawa, sementara Leo—yang duduk di sebelah Shin—cuma bisa menepuk dahinya. “Tolong, jangan bikin kita kena hukuman sebelum misinya dimulai.”

Beberapa jam kemudian, semua siswa baru sudah berkumpul di lapangan Akademi. Guru tadi berdiri di depan mereka, menjelaskan detail misi.

“Kalian akan pergi ke Hutan Kelam untuk mengumpulkan tanaman sihir bernama Aurum Vinea. Tanaman ini hanya tumbuh di tempat yang berbahaya, jadi kalian harus berhati-hati. Dan ingat, ini misi kelompok. Saling bekerja sama adalah kunci keberhasilan.”

Shin langsung melirik ke Leo, yang otomatis menjadi satu tim dengannya. “Eh, Leo. Lo tau, kan, cara kerja sama itu apa? Jangan sampe lo cuma jadi beban.”

Leo menatap Shin dengan dingin. “Justru aku yang khawatir kamu akan membuat masalah.”

Shin ketawa kecil. “Santai aja, bro. Gue ini jagoan kalau soal ngelewatin masalah.”

Begitu sampai di Hutan Kelam, tim Shin langsung dihadapkan dengan tantangan pertama: medan yang gelap dan penuh jebakan. Suara binatang buas terdengar di kejauhan, sementara angin dingin bertiup membawa aroma tanah basah.

“Baik, fokus. Kita harus tetap bersama dan mencari tanaman itu,” kata Leo dengan nada memimpin.

Shin melirik ke sekeliling dengan santai. “Wah, hutan ini serem juga, ya. Apa mungkin ada monster kayak waktu gue kecil? Kalau ada, gue bakal tanya: ‘Eh, lo mau ngebunuh gue juga, apa gimana?’”

Leo menepuk dahi. “Bisakah kamu serius, setidaknya sekali?”

“Nggak bisa,” jawab Shin dengan santai.

Mereka mulai berjalan lebih dalam ke hutan. Sepanjang jalan, Shin nggak berhenti ngomong, ngeledek, dan bikin suara-suara aneh yang jelas-jelas bikin Leo frustrasi.

“Apa sih yang lo lakuin?!” tanya Leo akhirnya.

“Gue lagi nyoba manggil monster, siapa tau mereka bisa bantu cari tanaman itu. Coba bayangin, kalau monster ngeluarin jurus, kita nggak perlu kerja keras lagi,” jawab Shin sambil tertawa.

Leo menatap Shin dengan tatapan kosong. “Aku mulai merasa ini adalah hukuman Tuhan.”

Setelah beberapa jam mencari, mereka akhirnya menemukan sesuatu yang mirip dengan tanaman Aurum Vinea. Tapi tentu saja, nggak ada yang berjalan mulus. Begitu Shin mendekat, segerombolan serigala sihir muncul dari semak-semak, mata mereka bersinar merah.

“Oh, asik! Ada penonton!” kata Shin sambil mundur pelan.

Leo langsung mengangkat tongkat sihirnya. “Ini bukan waktu bercanda! Kita harus melawan mereka!”

“Melawan? Lo gila, ya? Mereka ada enam, kita cuma dua. Lo punya plan B?” tanya Shin.

“Plan B-nya adalah: bertarung atau mati,” jawab Leo tegas.

Shin mendengus. “Gue lebih suka plan C: kabur.”

Salah satu serigala melompat ke arah mereka, dan Leo langsung melancarkan serangan sihir. Api biru keluar dari tongkatnya, menghantam serigala itu hingga terlempar. Sementara itu, Shin... ya, Shin malah lari ke belakang sambil berteriak.

“Leo, lo ngapain nyerang?! Kita nggak punya backup plan, bro!” teriak Shin.

“Tolong berhenti teriak dan bantu aku!” balas Leo.

Shin menatap sekeliling, mencoba menemukan sesuatu yang bisa digunakan sebagai senjata. Akhirnya, dia menemukan batang kayu besar yang kelihatan cukup kuat. Dia mengangkatnya dengan susah payah, lalu berdiri di belakang Leo.

“Oke, gue siap! Kalau mereka nyerang lo, gue bakal mukul mereka pake ini.”

Leo melotot. “Kamu serius?! Itu bukan bantuan!”

“Eh, lo butuh backup, kan? Ini gue bantu pake senjata darurat!” jawab Shin.

Pertarungan berlangsung kacau. Leo berhasil melawan dua serigala dengan sihirnya, tapi yang lain mulai mengepung mereka. Sementara itu, Shin lebih banyak teriak dan lari-lari sambil mencoba menghindari serangan.

Satu serigala menyerang Shin dari samping, tapi Shin berhasil mengelak dengan lompatan yang kelihatan lebih kayak kecelakaan daripada gerakan terencana. Dia jatuh ke tanah, tapi batang kayu yang dia pegang secara nggak sengaja menghantam kepala serigala itu. Serigala itu terhuyung, lalu pingsan.

“Wah, keren juga gue! Gue bisa jadi pahlawan tanpa sihir,” kata Shin sambil tertawa, padahal dia jelas-jelas cuma beruntung.

Leo menatap Shin dengan frustasi. “Tolong serius, atau kita akan mati di sini!”

“Tenang aja, gue masih hidup, kan?” balas Shin sambil berdiri lagi.

Akhirnya, setelah perjuangan panjang dan kekacauan tanpa akhir, mereka berhasil mengalahkan para serigala. Tapi keadaan mereka berantakan. Leo kelelahan, dan Shin... ya, Shin masih ketawa-tawa seperti biasa.

“Gila, misi ini seru banget! Kita harus sering-sering begini,” kata Shin sambil duduk di tanah.

Leo menatap Shin dengan tatapan lelah. “Aku benci mengakuinya, tapi tanpa keberuntunganmu, kita mungkin sudah mati.”

Shin nyengir. “See? Gue ini jagoan. Meskipun gue nggak bisa sihir, gue tetep berguna.”

Leo menghela napas panjang. “Kau lebih seperti masalah berjalan.”

“Masalah yang bikin lo tetep hidup, bro,” balas Shin dengan santai.

Mereka akhirnya membawa tanaman Aurum Vinea kembali ke Akademi, tapi bukan tanpa banyak pertanyaan dan tatapan aneh dari guru mereka. Shin, seperti biasa, malah sibuk menceritakan betapa heroiknya dia, meskipun jelas-jelas Leo yang melakukan sebagian besar pekerjaan.

Dan begitu hari itu selesai, Shin hanya punya satu komentar: “Akademi ini nggak seserem yang gue pikir. Gue malah suka tantangannya. Tapi... kalau ada yang bisa ngeganti monster sama makanan enak, itu bakal lebih keren.”

Leo cuma bisa menepuk dahinya. “Tolong jangan pernah berubah, Shin. Dunia ini butuh orang aneh seperti kamu... entah kenapa.”

Episodes
1 Sihir Brengsek!
2 Mantra dan tarian gila!
3 Kehidupan baru, Masalah baru
4 Kamar Asrama dan Masalah pertama
5 Misi pertama yang gagal total
6 Duel dilapangan sihir
7 Kejutan dari kepala sekolah
8 Rahasia dibalik hutan terlarang
9 Monster sialan!
10 Luka lama dibalik tawa!
11 Perangkap sihir
12 Kekacauan dalam kelas sihir
13 Bukan hanya Sihir, Tapi juga Hati!
14 Ujian keberanian
15 Ujian tak terduga
16 Kelanjutan dihutan terlarang
17 Ujian sang penjaga hutan!
18 Pintu menuju kegelapan
19 Keajaiban sihir kacau
20 Kebenaran yang tersembunyi
21 Kembali ke Akademi dan Laporan-laporan kocak
22 Dibalik bayangan
23 Jejak ke Hutan Naga Kegelapan
24 Didalam kegelapan naga hutan
25 Menghadapi kegelapan
26 Benturan terakhir
27 Ketegangan yang membara
28 Gelap yang menghantui
29 Perjalanan yang tak terduga
30 Perang bayangan
31 Cahaya dalam Kegelapan
32 Bayang - bayang yang mengintai
33 Kebangkitan yang terburu buru
34 Jejak yang tertinggal
35 Pertarungan Kekuatan dan Kebijaksanaan
36 Bayangan dibalik kemenangan
37 Kebenaran yang tersembunyi
38 Jejak yang hilang
39 Perang di pegunungan
40 Kebangkitan yang menggetarkan
41 Titik balik ditengah kekacauan
42 Akademi Sihir, Ruang Penyembuhan
43 Kebangkitan Dewa Manusia pertama
44 Pertemuan dengan bayangan masa lalu
45 Kemunculan sang penolong
46 Tujuan pertama selesai!
47 Pelatihan dibawah bimbingan Calen
48 Awal dari sebuah Era Baru
49 Persiapan yang tak terduga
50 Perjalanan 1.500 Hari
51 Sosok Dewa Yang Sempurna
52 Dewa Di Bangku Akademi
53 Dewa, Guru atau Murid?
54 Kehidupan baru Shin di Akademi
55 Dunia tanpa sihir
56 Pria tua bijaksana
57 Ketegangan yang Meningkat
58 Perjumpaan dengan presiden
59 Pengumuman presiden
60 Pembelajaran sejati di Dunia tanpa sihir
61 Puncak Kebijaksanaan
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Sihir Brengsek!
2
Mantra dan tarian gila!
3
Kehidupan baru, Masalah baru
4
Kamar Asrama dan Masalah pertama
5
Misi pertama yang gagal total
6
Duel dilapangan sihir
7
Kejutan dari kepala sekolah
8
Rahasia dibalik hutan terlarang
9
Monster sialan!
10
Luka lama dibalik tawa!
11
Perangkap sihir
12
Kekacauan dalam kelas sihir
13
Bukan hanya Sihir, Tapi juga Hati!
14
Ujian keberanian
15
Ujian tak terduga
16
Kelanjutan dihutan terlarang
17
Ujian sang penjaga hutan!
18
Pintu menuju kegelapan
19
Keajaiban sihir kacau
20
Kebenaran yang tersembunyi
21
Kembali ke Akademi dan Laporan-laporan kocak
22
Dibalik bayangan
23
Jejak ke Hutan Naga Kegelapan
24
Didalam kegelapan naga hutan
25
Menghadapi kegelapan
26
Benturan terakhir
27
Ketegangan yang membara
28
Gelap yang menghantui
29
Perjalanan yang tak terduga
30
Perang bayangan
31
Cahaya dalam Kegelapan
32
Bayang - bayang yang mengintai
33
Kebangkitan yang terburu buru
34
Jejak yang tertinggal
35
Pertarungan Kekuatan dan Kebijaksanaan
36
Bayangan dibalik kemenangan
37
Kebenaran yang tersembunyi
38
Jejak yang hilang
39
Perang di pegunungan
40
Kebangkitan yang menggetarkan
41
Titik balik ditengah kekacauan
42
Akademi Sihir, Ruang Penyembuhan
43
Kebangkitan Dewa Manusia pertama
44
Pertemuan dengan bayangan masa lalu
45
Kemunculan sang penolong
46
Tujuan pertama selesai!
47
Pelatihan dibawah bimbingan Calen
48
Awal dari sebuah Era Baru
49
Persiapan yang tak terduga
50
Perjalanan 1.500 Hari
51
Sosok Dewa Yang Sempurna
52
Dewa Di Bangku Akademi
53
Dewa, Guru atau Murid?
54
Kehidupan baru Shin di Akademi
55
Dunia tanpa sihir
56
Pria tua bijaksana
57
Ketegangan yang Meningkat
58
Perjumpaan dengan presiden
59
Pengumuman presiden
60
Pembelajaran sejati di Dunia tanpa sihir
61
Puncak Kebijaksanaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!