CINCIN PERNIKAHAN

"Marsha,"

Bisik Sarah sambil memeluk sahabatnya dari belakang. Seperti biasa jika Marsha belum selesai membacanya ia akan berjalan menuju pustakawan untuk melakukan prosedur peminjaman buku.

"Selagi di perpus, ambil gitu satu buat dibaca Sar."

"Marshaaaaa!" Sarah malah memeluk erat sahabatnya, ia tidak peduli dengan teriakannya maupun nasehat rutin yang selalu ada jika keluar dari perpustakaan.

"Kangeeennn!" Sarah masih memeluknya dan menggoyangkan badan mereka ke kiri dan ke kanan dalam pelukan.

"Iya, gue juga kangen tapi jangan rusuh gini juga dong Sar, seragam gue jadi kusut nih."

"Ups," Sarah melepaskan pelukannya "Gue hampir lupa lagi berpelukan dengan Nona perfeksionis."

"Apa sih," Marsha merapikan seragamnya yang memang sedikit kusut karena pelukan Sarah.

"Balik kelas yuk, ada oleh-oleh kan pasti buat gue."

"Ada dong," Marsha kini menggandeng Sarah untuk mengikuti langkahnya, namun baru beberapa meter berjalan ia menghentikan langkahnya membuat Sarah yang dalam gandengannya hampir saja oleng.

"Kenapa?" tanya Sarah bingung, matanya mengikuti arah pandangan Marsha yang tidak jauh didepan mereka. Teguh, kepala sekolah mereka sedang berbincang serius dengan seseorang pria tampan berpenampilan rapi nan karismatik membuat Sarah tertegun sesaat. Menunjuk-nunjuk seolah sedang memberitahu.

"Ganteng, Sha. Mata lo ya bisa aja cepat lihat yang segar-segar." lirih Sarah yang kini ikut memperhatikannya alias menikmati pemandangan didepannya.

Marsha menoleh kesal kearah Sarah yang memuji Alan terang-terangan.

"Mata lo picek atau gimana sih yang begitu dibilang ganteng," protes Marsha, lalu kembali berjalan. "Ngapain coba disini?" desis Marsha kemudian.

"Kenal?" tanya Sarah yang jelas mendengar desisan Marsha.

"Nggak." jawab Marsha lantang

"Terus kenapa ditanya?"

"Nggak suka aja."

"Nggak suka apa nih? Nggak suka gue muji orang itu, atau apa?"

Kini Marsha melangkah cepat meninggalkan Sarah yang berlari kecil mengejarnya. Pemandangan itu terlihat jelas oleh Alan dari kejauhan. Ia pun tahu dimana kelas Marsha berada.

Kelas Marsha sudah bising, sudah kebiasaan dihari pertama masuk sekolah setelah liburan para murid perempuan lebih banyak menghabiskan waktunya menunggu bel masuk dikelas. Mereka berbagi cerita liburan dan juga oleh-oleh.

"Ganteng banget asli, artis juga kalah."

Ocehan-ocehan selain liburan dan ganteng yang tersebar dikelasnya kini membuat Sarah tidak bisa diam. Ia juga penasaran, pasti laki-laki tadi pagi yang sedang berbicara dengan kepala sekolahnya.

"Tiwi nih, informan kelas mana sih?"

Sarah menoleh celingukan mencari teman kelasnya bernama Tiwi. Marsha tidak peduli ia hanya melanjutkan membaca buku yang ia bawa dari perpustakaan tadi.

"Sha, ciwi-ciwi pada penasaran tahu, lo nggak ikut penasaran apa?"

Marsha berdecak kesal, "Sejak kapan gue ikut penasaran buat hal begituan, Sar." ucap Marsha cuek tanpa menoleh kearah Sarah.

Sebenarnya yang membuat Marsha penasaran bukan Alan tapi keberadaannya yang disekolah dan bercengkerama akrab tapi dimata Marsha sok akrab dengan kepala sekolahnya. Menyebalkan, ya apa saja akan terlihat salah dimata Marsha yang memang dasarnya tidak suka.

"Hai beb, liburan kemana kalian kali ini?" Dina datang menghampiri meja Marsha dan Sarah, ia sedang membagikan oleh-oleh liburannya.

"Nggak kemana-mana, Din. Nih, liburan sendiri tanpa gue." adu Sarah pada Dina, cukup membuat Dina menaikkan alisnya karena kaget karena persahabatan Marsha dan Sarah bagai lem dan kertas yang selalu menempel.

"Gue kaget lho kalian nggak liburan bareng, hal yang langka banget." ucapnya lembut.

"Iya kan," Sarah mengambil susu pisang yang diberikan Dina, lalu membolak-balikkan susu itu melihat kemasannya dengan teliti.

"Thanks Din," ucap Marsha sambil mengambil oleh-oleh pemberian Dina. Ia tidak menggubris percakapan mereka.

"My pleasure." balas Dina santai.

"Lo dari Korea, Din?" tanya Sarah karena sudah membaca produk itu berasal dari Korea. Dina hanya mengangguk mengiyakan. "Ketemu Lee Min Ho nggak?" goda Sarah menahan tawa.

"Please deh, Sar."

Dina mengibaskan tangannya seraya berjalan meninggalkan meja Marsha dan Sarah, melanjutkan pembagian oleh-oleh darinya. Sarah hanya tertawa puas menggoda temannya, ia berhenti begitu melihat Tiwi yang dari tadi dicarinya muncul.

"Tiw! Tiw!" panggil Sarah begitu melihat Tiwi berjalan masuk ke dalam kelas.

Tiwi langsung memutar langkahnya ke meja Sarah, "Nama gue Tiwi, Sar! Please ya nggak enak banget dengar panggilan lo kayak bunyi alarm sumbang."

Sarah terkekeh mendengar protes Tiwi yang terlihat sok serius dimata Sarah, "Lo kan emang alarm kelas, Info dong." ucapnya kemudian.

"Info apa?" tanya Tiwi sambil berjalan ke mejanya yang tidak jauh dibelakang Sarah.

"Ituuu yang tampan rupawan sama kepsek, siapa sih?" Sarah memutar badannya menghadap Tiwi yang dibelakangnya.

"Nggak tahu Sar, ini dari lapangan cari info belum dapat juga." keluh Tiwi tampak kecewa kinerjanya kini tidak membuahkan hasil.

"Ah gimana sih informan kelas," Sarah turut kecewa dan kembali memutar badannya ke depan.

"Tiwi nggak tahu tuh, Sha." lapor Sarah.

Marsha mengernyit, "Apa hubungannya sama gue?" tanyanya heran, padahal ia juga mendengar percakapan Sarah dan Tiwi tadi, tidak perlu Sarah melapor segala.

"Kan lo yang pertama terpesona tadi, sampai berhenti melangkah gitu buat ngeliatnya. Jangan bilang lo nggak mau tahu," sindir Sarah membuat Marsha berekspresi ingin muntah mendengarnya.

"Terpesona, huek!" ucap Marsha penuh kejengkelan.

"Lebay." Sarah mendorong pelan lengan Marsha.

Aneh, itu yang terlintas dipikiran Sarah terhadap penolakan Marsha tentang pria yang belum ia ketahui itu siapa. Sarah tahu betul bagaimana sahabatnya ini menilai orang, jika suka atau pun tidak ia akan menjabarkannya secara logis, yang membuat Sarah berhenti menggodanya atau mencari tahu melaluinya. Bukan langsung berekspresi seperti ini. Marsha ini positif vibes kenapa jadi kayak udah kenal aja.

"Nih, buat lo aja." Marsha mendorong susu cokelat dari Dina tadi pada Sarah dengan tangan kanannya, kebetulan Sarah memang duduk disebelah kanan Marsha.

Sarah melirik susu yang didorong Marsha, "Cokelat ya, gue pikir sama-sama rasa pisang. Mana punya gue udah diminum lagi."

"Nggak apa-apa, nggak usah berniat mau tukaran sama susu yang udah di lambung lo. Nih, ambil." tegas Marsha.

Sarah hendak mengambilnya namun matanya terfokus pada jari manis Marsha. Alih-alih mengambil susu kotak didepannya, ia malah mengangkat jari Marsha berniat melihat secara dekat, "Tumben pakai cincin."

Marsha membeku, napas berhenti sesaat.

***

Episodes
1 Memilih Pergi
2 Sebagai Pengganti
3 Ada Syaratnya
4 Menolak Perjodohan
5 Takdir Tidak Selalu Sesuai Rencana
6 Tidak Berdaya
7 LIBURAN PALSU
8 PERTEMUAN
9 TIDAK SETUJU
10 TIDAK COCOK
11 WANGI YANG DIRINDUKAN
12 Surprise
13 DIPAKSA MERELAKAN
14 BELANJA BARENG OM ATAU ABANG
15 Pernikahan
16 MATA YANG TERNODAI
17 PINDAH RUMAH
18 SETUJU
19 CINCIN PERNIKAHAN
20 DITEMPAT YANG SAMA
21 JANGAN NANGIS
22 Rebutan Ingin Ngobrol
23 BERHENTI MEMBERI HARAPAN
24 V - SECRET ADMIRER
25 BERBAGI RANJANG
26 MEMBANGKITKAN GAIRAH
27 CINTA ITU BELUM TERTANAM
28 KAMU BAHAGIA?
29 MAS! MAS! MAS!
30 UNDANGAN SWEET SEVENTEEN
31 TERNYATA YANG KEDUA
32 GELISAH DAN KHAWATIR
33 HANYA BISA DIAM DAN PATUHI
34 RINGTONE KHUSUS
35 TERNYATA SUDAH MENIKAH
36 RASA PENASARAN SARAH
37 KENAPA RASANYA NYAMAN SEKALI?
38 Surat Kecil
39 DIA SUDAH BERSUAMI
40 KEANEHAN ALAN
41 Masih Cinta Kan?
42 Tidak Ada Affair, Hm!?
43 ALAN DAN RENO
44 TIDAK DAPAT IZIN
45 MANIS DAN PAHIT
46 BUAT DIA SIBUK
47 SEMAKIN BABAK BELUR
48 MARAH
49 Dunia Ajeb-ajeb
50 KECURIGAAN SARAH
51 Kartu Nikah
52 First Kiss
53 TERLALU WANGI
54 Serba Salah
55 BOLOS SEKOLAH
56 CERITA MARSHA
57 JEBAKAN
58 KAMBUH
59 TIDAK JELAS
60 KEHADIRAN RENO
61 DENGAN SADAR
62 Resmi
63 DITERIMA
64 MAYA KEMBALI
65 MEMBERIKAN SEUTUHNYA
66 Sekali Lagi
67 Mata yang Familiar
68 MAU KEMANA?
69 HEALING TIPIS-TIPIS
70 MENCARI PELAKU
71 PATAH HATI
72 BERBAIKAN
73 Hoodie Siapa?
74 V, Vino?
75 Memohon Maaf
76 Masalah Kembali
77 SISA RASA
78 PERGI UNTUK SELAMANYA
79 Love Language
80 Penolakan Hera
81 Harapan Hera
82 Belajar Masak
83 Lo Udah Nikah, Lo Jaga Sikap
84 Hanya Marsha
85 Kerelaan Alan
86 Bertemu Reno
87 Berbohong
88 Kekhawatiran
89 Melupakan Janji
90 Kecurigaan Reno
91 Kecurigaan Reno (2)
92 Masih Ada Cinta
93 Perasaan Marsha yang Mulai Terbagi
94 Belum Mau Menikah
95 Semakin Rumit
96 Maaf dan Kekecewaan Alan
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Memilih Pergi
2
Sebagai Pengganti
3
Ada Syaratnya
4
Menolak Perjodohan
5
Takdir Tidak Selalu Sesuai Rencana
6
Tidak Berdaya
7
LIBURAN PALSU
8
PERTEMUAN
9
TIDAK SETUJU
10
TIDAK COCOK
11
WANGI YANG DIRINDUKAN
12
Surprise
13
DIPAKSA MERELAKAN
14
BELANJA BARENG OM ATAU ABANG
15
Pernikahan
16
MATA YANG TERNODAI
17
PINDAH RUMAH
18
SETUJU
19
CINCIN PERNIKAHAN
20
DITEMPAT YANG SAMA
21
JANGAN NANGIS
22
Rebutan Ingin Ngobrol
23
BERHENTI MEMBERI HARAPAN
24
V - SECRET ADMIRER
25
BERBAGI RANJANG
26
MEMBANGKITKAN GAIRAH
27
CINTA ITU BELUM TERTANAM
28
KAMU BAHAGIA?
29
MAS! MAS! MAS!
30
UNDANGAN SWEET SEVENTEEN
31
TERNYATA YANG KEDUA
32
GELISAH DAN KHAWATIR
33
HANYA BISA DIAM DAN PATUHI
34
RINGTONE KHUSUS
35
TERNYATA SUDAH MENIKAH
36
RASA PENASARAN SARAH
37
KENAPA RASANYA NYAMAN SEKALI?
38
Surat Kecil
39
DIA SUDAH BERSUAMI
40
KEANEHAN ALAN
41
Masih Cinta Kan?
42
Tidak Ada Affair, Hm!?
43
ALAN DAN RENO
44
TIDAK DAPAT IZIN
45
MANIS DAN PAHIT
46
BUAT DIA SIBUK
47
SEMAKIN BABAK BELUR
48
MARAH
49
Dunia Ajeb-ajeb
50
KECURIGAAN SARAH
51
Kartu Nikah
52
First Kiss
53
TERLALU WANGI
54
Serba Salah
55
BOLOS SEKOLAH
56
CERITA MARSHA
57
JEBAKAN
58
KAMBUH
59
TIDAK JELAS
60
KEHADIRAN RENO
61
DENGAN SADAR
62
Resmi
63
DITERIMA
64
MAYA KEMBALI
65
MEMBERIKAN SEUTUHNYA
66
Sekali Lagi
67
Mata yang Familiar
68
MAU KEMANA?
69
HEALING TIPIS-TIPIS
70
MENCARI PELAKU
71
PATAH HATI
72
BERBAIKAN
73
Hoodie Siapa?
74
V, Vino?
75
Memohon Maaf
76
Masalah Kembali
77
SISA RASA
78
PERGI UNTUK SELAMANYA
79
Love Language
80
Penolakan Hera
81
Harapan Hera
82
Belajar Masak
83
Lo Udah Nikah, Lo Jaga Sikap
84
Hanya Marsha
85
Kerelaan Alan
86
Bertemu Reno
87
Berbohong
88
Kekhawatiran
89
Melupakan Janji
90
Kecurigaan Reno
91
Kecurigaan Reno (2)
92
Masih Ada Cinta
93
Perasaan Marsha yang Mulai Terbagi
94
Belum Mau Menikah
95
Semakin Rumit
96
Maaf dan Kekecewaan Alan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!